• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Jalan Rabat Beton di Desa Matio Tahun 2020

BAB III.................................................................................................................. 31

D. Pembangunan Jalan Rabat Beton di Desa Matio Tahun 2020

Jalan menjadi penting keberadaannya karena jalan yang memiliki penerangan yang baik dan akses yang mudah dijangkau akan membuat masyarakat menjadi lebih mudah untuk melakukan segala aktivitas perpindahan terutama untuk arus pertukaran ekonomi dari satu tempat ke tempat lain.

Pengertian infrastruktur sendiri merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan fasilitas umum dan menjadi kepentingan bersama yang disediakan oleh pemerintah pusat maupun daerah dan bertujuan untuk menunjang aktivitas ekonomi maupun sosial masyarakat menjadi lebih baik. Pembangunan yang terjadi tidak hanya pada industri pabrik saja namun perbaikan dan pembuatan infrastrukur jalan juga dapat dikatakan sebagai sebuah pembangunan karena akses jalan diperlukan untuk melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat

52

lain guna kepentingan masyarakat daerah yang berada di sekitarnya43. Dimana disini jenis jalan yang dibangun adalah rabat beton.

Dahulu, jalan di Desa Matio pada umumnya belum layak (rusak) untuk digunakan masyarakat sebagai sarana transportasi umum terlebih di dusun 1 dan dusun 3. Oleh karena itu banyak masyarakat desa yang meminta dan mengusulkan kepada Pemerintah Desa melalui Rapat Dusun dan disahkan pada rapat musyawarah desa (MusDes) untuk perbaikan Jalan. Kemudian pemerintah Desa Matio menanggapi keluhan masyarakat melalui musyawarah dengan pemerintah desa, BPD, Lembaga dan tokoh masyarakat. Pada akhirnya Pemerintah Desa Matio melaksanakan pembangunan Jalan Rabat Beton pada bulan Agustus di dusun 3, dan Bulan September di dusun 1. Total Panjang Jalan Rabat Beton yang dibangun adalah 925 meter, dan lebarnya 3meter. Biaya Anggaran Dana Desa yang digunakan untuk membangun Jalan Rabat Beton tersebut adalah sebesar Rp. 414.969.950,00.

Pada saat melakukan wawancara dengan Bapak Rabin Panjaitan, beliau juga menuturkan kendala yang dihadapi pada saat pembangunan Jalan Rabat Beton, yaitu:44

“Tetapi pada saat proses pembangunan Rabat Beton, ada kendala yang kami hadapi yaitu proses pengerjaan nya cukup lama dikarenakan tenaga kerja sedikit, hal itu diakibatkan pengerjaannya dalam masa pandemi Covid-19.

Tetapi kami tetap mengusahakan agar pembangunannya selesai sesuai dengan target waktu yang telah kami tentukan.”

43 Vina Maria Ompusunggu, S. Sos., MSP, Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Di Desa Semangat Gunung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jurnal FE Universitas Quality Medan.

44 Rabin Panjaitan, wawancara (Riset) dengan Kepala Desa Matio Kamis, 25 Mei 2021

53

Pembangunan Rabat Beton di Dusun 1 dan Dusun 3.

54

Hasil pembangunan Jalan Rabat Beton ini juga berdampak pada masyarakat sesuai dengan wawancara yang saya lakukan dengan masyarakat di desa Matio:45

“Saya sangat senang atas program pembangunan Rabat Beton yang sudah cukup lama kami tunggu-tunggu. Karena sebelumnya, akses transportasi di Desa ini sangat sulit untuk dilewati, padahal kami warga Desa yang Sebagian besar bekerja sebagai Petani sering mengantar hasil panen kami kepada pengepul dengan menggunakan kendaraan. Akan tetapi kami sangat sulit untuk mengantar hasil panen kami dikarenakan jalan yang kami lewati tidak layak atau sudah sangat rusak. Setelah dilakukan pembangunan Jalan Rabat Beton ini, kami lebih mudah mengakses jalan sebagai sarana transportasi untuk mengantar hasil panen kami kepada pengepul.”

Hal tersebut juga berdampak kepada masyarakat lainnya sesuai dengan wawancara yang saya lakukan:46

“Pembangunan Rabat Beton ini sangat berpengaruh kepada saya sendiri, karena sebelum dibangunnya Jalan Rabat Beton ini, saya sangat kesulitan untuk mengantar hasil ternak saya ke pusat kota dikarenakan akses jalan menuju pusat kota sangat rusak dan sulit untuk dilalui dikendaraan. Oleh karena itu, setelah di bangunnya Jalan Rabat Beton ini, hal ini sangat memudahkan saya untuk mengantar hasil ternak saya ke pusat kota sebagaimana biasa nya saya mengantarkan hasil ternak dengan menggunakan Sepeda Motor saya sendiri”

Dari hasil wawancara tersebut dapat saya simpulkan bahwa warga masyarakat desa Matio sangat senang atas dibangunnya Jalan Rabat Beton di Desa Matio. Pembangunan Jalan Rabat Beton ini juga dapat membantu kelancaran kegiatan masyarakat untuk mengantarkan hasil panen dan hasil ternak mereka baik kepada pengepul atau juga ke pusat kota.

45 Demak Panjaitan, wawancara (Riset) dengan Masyarakat Desa Matio Kamis, 25 Mei 2021

46 Jaiman Panjaitan, wawancara (Riset) dengan Masyarakat Desa Matio Kamis, 25 Mei 2021

55

E. Pembangunan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di dusun 2 Desa Matio Tahun 2020.

Mandi Cuci Kakus (MCK) adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah. Mandi Cuci Umum (MCK) komunal/umum adalah sarana umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk mandi, mencuci dan buang air di lokasi pemukiman yang berpenduduk dengan kepadatan sedang sampai tinggi (300-500 orang/Ha).47

Masyarakat di dusun 2 sebelumnya belum mempunyai Air Bersih untuk digunakan masyarakat sebagai kebutuhan hidup sehari-hari, contohnya air minum, mencuci, dan mandi. Sebelumnya mereka menggunakan air sungai yang bisa dikatakan kurang layak untuk kebutuhan hidup sehari-hari, mereka sering mengalami berbagai penyakit seperti gatal-gatal dan sebagainya. Oleh karena itu, masyarakat yang ada di dusun 2 tersebut memohon dan mengusulkan kepada pemerintah desa untuk membangun MCK seogianya layak untuk dipakai masyarakat di dusun 2 tersebut. Maka pemerintah desa Matio menanggapi permintaan masyarakat melalui musyawarah dusun dan ditetapkan di musyawarah desa dengan pemerintah desa, BPD, Lembaga dan tokoh masyarakat. Selanjutnya Pemerintah Desa melaksanakan pembangunan MCK tersebut. Biaya Anggaran Dana Desa yang digunakan adalah sebesar Rp.

67.558.300,00.

Pada saat melakukan wawancara dengan Bapak Rabin Panjaitan, beliau menuturkan ada kendala yang dihadapi pada saat pembangunan MCK, yaitu:48

“Pada saat ingin melakukan pembangunan MCK (air bersih) ada kendala yang kami hadapi, yaitu dalam menentukan lokasi dibangunnya MCK (air bersih) tersebut. Ada sebagian masyarakat yang tidak setuju atas lokasi

47 Bagas Bramanta, and Siti Hani Istiqomah, and Choirul Amri, (2018) Kajian Sanitasi Mck Umum Di Kelurahan Bener Tegalrejo Yogyakarta. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

48 Rabin Panjaitan, wawancara (Riset) dengan Kepala Desa Matio Kamis, 25 Mei 2021

56

pembangunan yang kami tentukan, karena bagi masyarakat tersebut lokasi nya terlalu jauh untuk diakses dari tempat tinggal mereka”

Hasil pembangunan MCK ini juga berdampak pada masyarakat sesuai dengan wawancara yang saya lakukan dengan masyarakat di desa Matio:49

“Sebagai masyarakat Desa yang tidak mempunyai kamar mandi sendiri, saya sangat senang atas pembangunan MCK (air bersih) ini. Karena kita tahu bahwa air bersih merupakan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Sebelum MCK di bangun, saya beserta dengan keluarga saya menggunakan air dam atau yang sering disebut dengan air sungai. Padahal air tersebut sangat tidak layak untuk digunakan karena kami sering diserang penyakit setelah kami mandi atau mencuci di air dam tersebut. Kami sering merasa gatal-gatal sesudah kami mandi atau mencuci disitu. Setelah MCK ini di bangun, kami sangat senang karena ini merupakan permintaan kami yang sudah cukup lama kami inginkan.

Akhirnya kami bisa menggunakan air bersih untuk mandi dan mencuci pakaian kami.”

Hal tersebut juga berdampak kepada masyarakat lainnya sesuai dengan wawancara yang saya lakukan:50

“Untuk pembangunan MCK ini, tidak terlalu berdampak kepada saya dan keluarga saya. Karena kami sudah punya kamar mandi sendiri dirumah untuk kami gunakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya mandi dan mencuci. Tetapi jika saya amati, banyak warga yang belum mempunyai kamar mandi sendiri dan mereka sangat senang atas pembangunan MCK ini, karena sebelumnya mereka biasanya pergi ke air dam atau sungai untuk mandi, mencuci dan melengkapi kehidupan mereka sehari-hari.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat saya simpulkan bahwa warga masyarakat desa Matio sangat senang atas dibangunnya MCK (air bersih) di Desa Matio. Karena sebelumnya mereka menggunakan air dam (air sungai) untuk mencukupi kebutuhan kehidupan sehari-hari mereka, padahal kita tahu

49 Demak Panjaitan, wawancara (Riset) dengan Masyarakat Desa Matio Kamis, 25 Mei 2021

50 Jaiman Panjaitan, wawancara (Riset) dengan Masyarakat Desa Matio Kamis, 25 Mei 2021

57

bahwa air sungai tidak layak untuk dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan karena lebih rentan terkena penyakit. Pembangunan MCK ini juga dapat membantu kelancaran kegiatan masyarakat di desa Matio.

Pembangunan MCK di Dusun II.

58 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Desa Matio melakukan mekanisme politik nya dalam rangka menyusun anggaran dilihat dari tiga tahap, yakni: pertama, yang merupakan tahap perencanaan anggaran. Sektretaris bersama-sama kepala desa menyusun anggaran berdasarkan kebutuhan desa dan berdasarkan visi misi kepala desa dalam melakukan penyelenggaraan pemerintahan di desa dan pembangunan yang akan di dilakukan dalam 1 tahun. Hasil rancangan tersebut di rapatkan bersama BPD (Badan Permusyawaratan Desa), kesepakatan bersama antara BPD dan kepala desa akan membawa rancangan anggaran ke tingkat pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah akan mempertimbangkan rencana anggaran desa berdasarkan Undang- Undang pemerintah dimana diberi waktu 7 hari untuk menyetujui ataupun membatalkan rancangan anggaran tersebut.

Beberapa hal yang telah diatur dalam UU terkait proses penyusunan anggaran tidak begitu mirip, hanya saja persoalan waktu penetapannya. Pada masa penelitian bulan Mei 2021 berdasarkan penuturan Bapak Rabin Panjaitan sebagai Kepala Desa Matio bahwa mereka telah menerima dana anggaran tahun 2020 sebesar Rp. 1.188.177.690-.

Tahap kedua adalah pelaksanaan, anggaran yang diterima desa digunakan untuk pembangunan fisik desa, pelaksanaan pemerintahan di desa, sebagian gaji para aparatur desa diambil dari anggaran yang diterima oleh desa.

Biaya operasional desa juga diambil dari anggaran desa. Karena infrastruktur di desa Matio kurang memadai. Dana sebesar Rp. 315.291.900 digunakan untuk pembangunan infrastruktur berupa irigasi di lahan pertanian desa. Kemudian dana sebesar Rp. 414.969.950 digunakan untuk membangun infrastruktur desa berupa Jalan berjenis Rabat Beton. Dan yang terakhir, dana sebesar Rp.

67.558.300 juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur berupa MCK (Mandi Cuci Kakus).

59

Tahap ketiga adalah pertanggung jawaban pelaksanaan APBDesa, sekretaris melakukan pembukuan terhadap hasil penggunaan anggaran selama1 tahun bersama kepala desa dan kepala desa akan membahas bersama BPD. Dan selanjutnya proyek mulai dikerjakan setelah semua perangkat desa yang hadir dalam musyawarah desa menyetujui jumlah anggaran yang digunakan untuk membangun berbagai infrastruktur desa pada tahun anggaran 2020.

Dilihat dari partisipasi masyarakat, pemerintahan yang baik (good governance) menjelasakan masyarakat dan pemerintah bersama-sama melakukan pembangunan. Keadaan ini bisa dilihat dari BPD sebagai wakil masyarakat desa. Desa Matio dengan BPD nya selalu mendukung apa kegiatan yang di rancangkan oleh kepala desa. Dilihat dari partisipasi penduduk Desa Matio sangat antusias atas direalisasikannya pembangunan infrastruktur di Desa Matio. Sehingga perhatian mereka tentang masalah-masalah di pemerintahan desa bertambah. Berdasarkan penuturan Bapak Rabin Panjaitan selaku kepala desa Matio, ketika ia berupaya untuk membebaskan lahan guna pembangunan irigasi di lahan masyarakat, ia mengalami kesulitan. Ada beberapa penduduk desa yang memiliki lahan, tidak mau melepaskan tanah nya. Akan tetapi setelah mereka mengadakan musyawarah bersama kepala desa dan perangkat desa, akhirnya mereka memberikan lahannya untuk digunakan dalam pembangunan irigasi tersebut.

Selanjutnya, pada pembangunan Jalan berjenis Rabat Beton ada kendala yang dihadapi pemerintahan desa Matio, yaitu proses pengerjaan nya cukup lama dikarenakan tenaga kerja sedikit, hal itu diakibatkan pengerjaannya dalam masa pandemi COVID-19. Tetapi perangkat desa Matio tetap mengusahakan agar pembangunannya selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan oleh mereka didalam musyawarah bersama dengan masyarakat desa.

Dan yang terakhir, pada saat ingin melakukan pembangunan MCK (air bersih) ada kendala yang dihadapi pemerintah desa Matio, yaitu dalam menentukan lokasi dibangunnya MCK (air bersih) tersebut. Ada sebagian masyarakat yang tidak setuju atas lokasi pembangunan yang telah ditentukan, karena bagi masyarakat tersebut lokasi nya terlalu jauh untuk diakses dari

60

tempat tinggal mereka. Tetapi pada akhirnya kendala tersebut dapat diselesaikan di dalam musyawarah desa bersama dengan masyarakat desa Matio.

B. KRITIK DAN SARAN

Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan desa, dengan kekuasaan tersebut harusnya dapat bersama-sama dengan Badan Permusyawaratan Desa melakukan Politik Anggaran. Upaya lobi merupakan usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintahan desa dalam mendapat dukungan dari pemerintahan kabupatennya. Harusnya dapat fokus kepada masalah anggaran dengan pokok masalah pengadaan irigasi, rabat beton, dan MCK sehingga dengan demikian, persoalan ini menjadi bahan pertimbangan yang perlu diselesaikan dengan cepat dan tepat. Terhadap kondisi masyarakat, kepala desa bersama-sama dengan Badan Permusyawaratan Desa melakukan sosialisasi terkait masalah pembangunan.

Hendaknya pemerintahan desa melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun pengetahuan masyarakat desa terkait dengan masalah yang sedang dihadapi oleh pemerintahan desa tentunya. Berdasarkan hasil wawancara, kepala desa akan melakukan pendekatan dengan masyarakat yang memiliki tanah untuk melakukan lobi terkait kesediaan masyarakat tersebut untuk memberi ataupun menjual tanahnya untuk kepentingan pemerintah dan kepentingan bersama masyarakat desa.

61

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Chabib, Sholeh dan Heru Rochmansjah. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah: Sebuah Pendekatan Struktural Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang baik. Fokusmedia. Bandung.

Chalid, Pheni. 2005. Keuangan Daerah: Investasi dan Desentralisasi.

Kemitraan. Jakarta. hlm 37

DR. Yahya Muhaimin, DR. Colin MacAndrews. 1988. Masalah-Masalah Pembangunan Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hanif Nurcholis. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Heru Cahyono, dkk. 2005. Konflik Elit Politik di Pedesaan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Hal. 345-347.

Lisa, Harison. 2007. Metodologi Penelitian Politik Perdana. Media Group.Jakarta.

Muh.Nazir Ph.D. 1988.Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nanda Hapsari A.R. 2011. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi dan Locus of Control Sebagai Variabel Moderating”. Pasal 6 ayat 1 UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Rudi Salam Sinaga, S.Sos. M.Si. 2013. Pengantar Ilmu Politik Kerangka Berpikir Dalam Dimensi Arts, Praxis Dan Policy. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial.PT Remaja Rosdakarya.

Bandung

Sony Yuwono, dkk. 2005. Penganggaran Sektor Publik. Malang: Bayumedia Publishing

Thamrin, Husni M. Agus Gunawan dan Beka Ulang Hapsara. 2007. Desaku yang Kucinta: Toolkits Pengembangan Kapasitas Kepala Desa. PT Mitra Alembana Grafika. Jakarta.

62 JURNAL:

Agus Riyanto. 2012. “Politik Anggaran Provinsi Jawa Tengah: Analisis Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2008 2010”.

Dalam SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional”. Vol.

12 Nomor 2, Juli 2012.

Fathur Rahman, 2011, “Politik Anggaran Pendidikan Yang Minus Keberpihakan”, dalam Jurnal Studi Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, Februari 2011. Hal 4-5

Subari, Marasi Deon Joubertdan Joko Triyono, “Pengaruh Perlakuan Pemberian Air Irigasi Pada Budidaya Sri, Ptt Dan Konvensional Terhadap Produktivitas Air”, Jurnal Irigasi – Vol.7, No.1, Mei 2012.

Vina Maria Ompusunggu, S. Sos., MSP, “Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Di Desa Semangat Gunung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara”, Jurnal FE Universitas Quality Medan.

Bagas Bramanta, and Siti Hani Istiqomah, and Choirul Amri, (2018) “Kajian Sanitasi Mck Umum Di Kelurahan Bener Tegalrejo Yogyakarta”.

Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

PERUNDANG-UNDANGAN:

Pasal 6 ayat 1 UU No.33 Tahun 2004 “Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah”.

Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

63 SITUS INTERNET:

http://www.sinarpagibaru.id/berita/detail/Terungkap_Selisih_Pendataan_Jumlah_

Penduduk_Antara_BPS_Tobasa__Dengan_Kantor_Dinas_Catatatan_Sipil_Kabup aten_Toba_Samosir diakses tanggal 23 November 2020. Pukul: 12:23 WIB.

Pemerintahan Kabupaten Toba melalui situs resmi www.tobakab.go.id diakses pada 23 Mei 2021 Pukul 13:17 WIB.

SUMBER LAIN:

Wawancara dengan Kepala Desa Matio.

Wawancara dengan Masyarakat Desa Matio.

LAMPIRAN

Hasil Wawancara Bersama Kepala Desa Matio.

Nama : Rabin Panjaitan Pekerjaan : Kepala Desa Umur : 52 Tahun

1. Apa saja program bapak dalam melakukan pembangunan di desa matio pada tahun anggaran 2020?

Ketika masa pemerintahan saya memimpin di Tahun 2020, desa menerima anggaran dari Kecamatan Balige sebanyak Rp. 1.188.177.690 (satu miliar seratus delapan puluh delapan juta seratus tujuh puluh tujuh ribu enam ratus sembilan puluh rupiah). Anggaran tersebut saya gunakan dalam pembangunan fisik desa, pelaksanaan pemerintahan di desa, sebagian gaji para aparatur desa diambil dari anggaran yang diterima oleh desa. Biaya operasional desa juga diambil dari anggaran desa.

2. Adakah kendala yang menghambat program pembangunan di Desa Matio?

Kalau keluhan tentunya pasti ada, dalam pembangunan irigasi di ladang mengalami berbagai kendala karena sebagian masyarakat yang mempunyai lahan kurang setuju tanahnya digunakan untuk pembangunan irigasi terlebih tanahnya tersebut masih mereka gunakan untuk Bertani. Tetapi kami mengajak masyarakat tersebut untuk mengadakan musyawarah dalam mengatasi kendala tersebut. Pada akhirnya, hasil dari musyawarah tersebut mereka setuju agar lahannya digunakan untuk pembangunan Irigasi. Selain itu, dalam pembangunan MCK (air bersih) ada kendala yang kami hadapi, yaitu dalam menentukan lokasi dibangunnya MCK (air bersih) tersebut. Ada sebagian masyarakat yang tidak setuju atas lokasi pembangunan yang kami tentukan, karena bagi masyarakat tersebut lokasi nya terlalu jauh untuk diakses dari tempat tinggal mereka. Dan yang terakhir, dalam pembangunan Rabat Beton, kendala yang kami hadapi

adalah proses pengerjaan nya cukup lama dikarenakan tenaga kerja sedikit, hal itu diakibatkan pengerjaannya dalam masa pandemi Covid-19. Tetapi kami tetap mengusahakan agar pembangunannya selesai sesuai dengan target waktu yang telah kami tentukan.

3. Apa saja pekerjaan masyarakat desa matio pada umumnya.

Masyarakat yang tinggal di desa kami pada umumnya banyak yang bekerja sebagai petani, mereka mempunyai lahan sendiri yang digunakan untuk bertani dan bercocok tanam di kawasan Desa Matio. Sebagian masyarakat ada yang menanam padi, jagung, kacang, kopi, dan bawang. Ada juga pada musim panen seperti buah mangga dan buah durian. Masyarakat tersebut kemudian menjual hasil panen mereka kepada pengepul yang sudah siap menampung hasil panen mereka. Hasil terebut yang digunakan masyarakat tersebut untuk memenuhi kebutuhan kehidupan mereka sehari-hari terlebih mereka yang sudah berkeluarga.

4. Adakah keluhan dari masyarakat desa matio yang sebagian besar bekerja sebagai petani?

Tentunya pasti ada, banyak masyarakat petani yang menginginkan dan meminta kepada pemerintah desa agar dibangun Irigasi untuk memperlancar aliran air ke lahan mereka agar lahan mereka tidak kering dan tanaman mereka tidak mati.

5. Selain Petani, apakah masih ada Pekerjaan lain yang dijalankan oleh masyarakat desa Matio?

Ada. Selain masyarakat bertani, ada juga beberapa dari masyarakat desa Matio yang bekerja sebagai Peternak. Ada beberapa masyarakat yang beternak hewan Kerbau, Babi, Bebek, dan Ayam. Masyarakat yang beternak membuat kendang sendiri untuk tempat tinggal hewan ternak mereka. Mereka merawat hewan ternak tersebut dari kecil, kemudian setelah hewan ternak sudah besar, mereka menjual hewan ternaknya untuk mendapatkan biaya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dan menambah pendapatannya.

Hasil Wawancara Bersama Masyarakat Desa (2) Nama : Demak Panjaitan

Pekerjaan : Petani Umur : 63 Tahun

1. Bagaimana pengaruh pembangunan irigasi bagi masyarakat di desa matio.

Kalau untuk saya pribadi, Pembangunan Irigasi sangat berdampak dan sangat penting untuk kelancaran pengairan di sawah saya. Karena sebelum di bangunnya Irigasi ini, sawah yang saya gunakan untuk bertani belum sepenuhnya terawat dikarenakan aliran irigasi belum baik sehingga tanaman yang saya tanam sering layu atau kering dan hasil panennya tidak maksimal.

Sesudah dibangunnya Irigasi ini, saya sangat senang karena tanaman saya tidak kering lagi dan hasil panen yang saya tanam pun bisa dibilang sudah memuaskan.

2. Bagaimana pengaruh pembangunan rabat beton bagi masyarakat di desa matio.

Saya sangat senang atas program pembangunan Rabat Beton yang sudah cukup lama kami tunggu-tunggu. Karena sebelumnya, akses transportasi di Desa ini sangat sulit untuk dilewati, padahal kami warga Desa yang Sebagian besar bekerja sebagai Petani sering mengantar hasil panen kami kepada pengepul dengan menggunakan kendaraan. Akan tetapi kami sangat sulit untuk mengantar hasil panen kami dikarenakan jalan yang kami lewati tidak layak atau sudah sangat rusak. Setelah dilakukan pembangunan Jalan Rabat Beton ini, kami lebih mudah mengakses jalan sebagai sarana transportasi untuk mengantar hasil panen kami kepada pengepul.

3. Bagaimana pengaruh pembangunan MCK (air bersih) bagi masyarakat di desa matio.

Sebagai masyarakat Desa yang tidak mempunyai kamar mandi sendiri, saya sangat senang atas pembangunan MCK (air bersih) ini. Karena kita tahu bahwa air bersih merupakan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Sebelum MCK di bangun, saya beserta dengan keluarga saya menggunakan air dam atau yang sering disebut dengan air sungai. Padahal air tersebut sangat tidak layak untuk digunakan karena kami sering diserang penyakit setelah kami mandi atau mencuci di air dam tersebut. Kami sering merasa gatal-gatal sesudah kami mandi atau mencuci disitu. Setelah MCK ini di bangun, kami sangat senang karena ini merupakan permintaan kami yang sudah cukup lama kami inginkan.

Sebagai masyarakat Desa yang tidak mempunyai kamar mandi sendiri, saya sangat senang atas pembangunan MCK (air bersih) ini. Karena kita tahu bahwa air bersih merupakan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Sebelum MCK di bangun, saya beserta dengan keluarga saya menggunakan air dam atau yang sering disebut dengan air sungai. Padahal air tersebut sangat tidak layak untuk digunakan karena kami sering diserang penyakit setelah kami mandi atau mencuci di air dam tersebut. Kami sering merasa gatal-gatal sesudah kami mandi atau mencuci disitu. Setelah MCK ini di bangun, kami sangat senang karena ini merupakan permintaan kami yang sudah cukup lama kami inginkan.

Dokumen terkait