• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kritik Sosial Masalah Moral

Durasi: 00:06:36-00:08:06 Denotasi

78 Aji: "Inget. Kita cuma boleh takut sama Allah"

Yabes: "Lha tapikan aku bukan Islam ji"

Aji: "Terserah Tuhanmu siapa, mau Yesus, Dewi Kwan In, Sun GoKong,

Pat Kai, atau siapapun ndak ada masalah. Intinya cuma satu, kita cuma boleh takut sama Tuhan, kita ndak boleh takut sama tikus yang melobangi jalan"

Visual: Dalam scene ini, Aji berusaha meyakinkan teman-temannya untuk tidak

takut dengan apa yang sudah mereka lakukan. Aji berpesan pada temannya untuk hanya boleh takut kepada Allah, namun Yabes menyela dengan wajah polos bahwa dia bukan Islam. Aji berusaha tetap meyakinkan Yabes untuk tidak takut pada apa yang mereka lakukan.

Pengambilan gambar: medium close up.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Aji mengenakan flanel kotak-kotak berwarna merah yang didalamnya

ada kaos berwarna coklat dan celana berwarna hitam pudar. Yabes mengenakan kaos berwarna silver dengan mengenakan celana berwarna coklat muda.

Konotasi

Dalam scene ini Aji yang tadinya mencoba meyakinkan teman-temannya dengan apa yang mereka perbuat untuk memperjuangkan hak banyak orang. Dengan berbagai macam latar belakang yang dimilki oleh teman Aji. Aji mencoba untuk menjelaskan kepada teman-temannya bahwasannya dengan latar belakang apapun dan dari agama apapun harus memikirkan bahwasannya pemberantasan korupsi harus selalu dilakukan. Dalam perkataan Aji "Terserah Tuhanmu siapa, mau Yesus, Dewi Kwan In, Sun GoKong, Pat Kai, atau siapapun ndak ada masalah. Intinya cuma satu, kita cuma boleh takut sama Tuhan, kita ndak boleh takut sama tikus yang melobangi jalan". Aji mencoba mengingatkan bahwa setiap warga yang memiliki Tuhan atau menyembah Tuhan pasti bermoral namun jika mereka tetap membiarkan para koruptor yang disini digambarkan dalam perkatan ”tikus yang melobangi jalan” kita sama saja membiarkan tindakan yang tidak bermoral untuk terus ada.

79

Korupsi sendiri adalah tindakan yang sama halnya mencuri namun ini dalam konteks merugikan banyak orang. Hal tersebut tentunya tidak bermoral sama sekali. Merugikan dari berbagai aspek, mulai dari terhambatnya pembangunan, ketimpangan ekonomi dan juga memperkaya diri sendiri tanpamemikirkan orang lain. Untuk itu aji mencoba mengingatkan penonton bukan hanya untuk orang Islam namun segala agama untuk harus memerangi apa yang namanya korupsi.

Mitos

Mitos korupsi berasal dari mitos aji mumpung. Mitos ini umumnya berlaku bagi siapa pun yang sedang menggenggam kekuasaan, terutama pejabat. Mitos ini didorong oleh kekhawatiran berlebihan akan hilangnya kekuasaan yang digenggamnya. Karena itu, jabatan adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperkaya diri, sebab tak selamanya bisa jadi pejabat. Ibarat pepatah Jawa, sekarang adalah zaman edan (gila), jika tidak ikut-ikutan edan tidak keduman (kebagian).Selain itu kejujuran sudah menjadi barang aneh sekaligus langka. Orang yang hidup jujur tak ubahnya seperti menggenggam bara api. Hanya ada dua kemungkinan; terbakar atau selamat tetapi membuangnya. Orang yang bertahan dengan kejujuran akan tergilas oleh sistem yang korup. Mampu bertahan hidup dengan kejujuran sudah merupakan prestasi luar biasa. Tetapi jangan berharap orang semacam ini bisa mengubah sistem korup. Alih-alih bisa mengubah sistem, tidak hanyut oleh sistem yang korup saja sudah hebat.29

Durasi: 00:58:45-00:59:20 Denotasi

Audio: Percakapan antara Aji dan Pak Lurah

Pak Lurah: "heh Ji, bapak ini sudah hidup lebih lama dari kamu, aku ini

80

sudah melewati apa-apa yang belom pernah kamu lewati. Memang sekarang ini jamannya internet, jamannya sosial media, semua orang punya panggung untuk jadi tukang kritik, orang sekolah SD gak lulus aja bisa nyinyirin Profesor atau caci maki Kyai. Mereka ndak butuh wakil buat marah-marah Ji. Jadi apa yang kamu lakukan ini, cuma menambah kuota orang nyinyir di NKRI. Catet itu ji, catet itu."

Visual: Pak Lurah yang sudah menanti Aji diruang tamu memasang mimik wajah

marah karena status yang ada di facebook milik Aji. Ketika Aji akan berjalan keluar Pak Lurah meminta untuk Aji duduk sebentar dan mencoba berbicara baik-baik namun perkataan Aji tentang Pak Lurah yang anti kritik membuat Pak Lurah marah dengan Aji. Kata-kata yang dikeluarkan oleh Pak Lurah hanya membuat Aji terdiam dan mencoba menangkap perkataan tersebut.

Pengambilan gambar: long shot, dan medium shot.

Lighting: Accent Light Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk

menciptakan kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditujukan pada background dalam gambar. Cahaya yang dihasilkan dari lampu rumah yang dijadikan tempat penggambaran asli dari keadaan tersebut.

Wardrobe: Pak Lurah mengenakan kaos berkerah berwarna hujau dan peci yang

hitam sedangkan Aji mengenakan kaos berwarna biru.

Konotasi

Pada scene ini, Pak Lurah selaku orang tua Aji berusaha memberihatu Aji bawasannya Aji harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Dalam kata-katanya, Pak Lurah berusaha menyadarkan Aji mengenai tingkah laku masyarakat sekarang dalam menggunakan media sosial. Banyak khasus yang terjadi dalam beberapa Tahun terakhir tentang kurangnya rasa saling menghormati yang ada dalam penggunaan media sosial. Ambil contoh beberapa waktu lalu banyak ditemukan orang orang yang merasa diri mereka paling benar sehingga mereka mampu menjelekkan seseorang tokoh agama atau bahkan Presiden sekalipun.

Beberapa contoh kasus mengenai status yag di unggah kemedia sosial hingga berbuntut panjang sampai ke ranah hukum. Seperti contoh kasus Ahmad Dhani yang saat

81

ini sedang mendekam di penjara akibat perataannya di media sosial twitter.

Gambar 5.11 (Sumber: Film Google)

Ahmad Dhani, musisi ibukota ini dilaporkan oleh sebuah kelompok pendukung Ahok-Djarot, yaitu BTP Network terkait dengan penyebaran informasi yang menimbulkan kebencian. Dhani membuat kicauan di akun Twitter pribadinya,

@AHMADDHANIPRAST. Ia dilaporkan pada 9 Maret 2017. Dhani dilaporkan

melanggar Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45 ayat (2) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.30

Perkataan Pak Lurah memang mencoba mengkritik atau menyadarkan bawasannya kita harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai kita menjadi orang yang suka mengkritik namun tidak mampu mempertanggung jawabkannya. Kritikan dalam perkataan Pak Lurah diperuntukan pada orang-orang yang suka tidak menghargai orang lain dan menggunkan media sosial sevara tidak bijak. Karena pada dasarnya kita sekarang sangat krisis terhadap bagaiamana cara kita menghargai orang lain dalam menggunakan media sosial.

Mitos

Perkembangan digital di era sekarang ini memang mampu menjadikan kita lebih mudah untuk mendapat informasi dariberbagai macam sumber. Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan tindakan kita didalamnya. Banyak kasus yang terjadi berawal dari media sosial yang membuat kita terjerat masalah. Masyarakat Indonesia yang dulunya mempunya pengalaman bahwa yang mampu memiliki teknologi digital hanya kalangan

30 https://regional.kompas.com/read/2018/05/21/16462171/7-kasus-status-di-media-sosial-yang-pernah-dibawa-ke-jalur-hukum?page=all Diakses pada 1 Desember 2019, Pukul 17.00 WIB

82

tertentu. Namun diera sekarang seiring berkembangnya teknologi, harga barang guna mendukung perkembangan dijual murah. Dulu banyak orag yang tidak mampu membeli

smartphone namun sekarang, masyarakat kelas bawah sampai masyarakat kelas atas

sudah mampu mempunyai hal tersebut. Sehingga berdampak pada pemakai teknologi khususnya media sosial sudah bercampur aduk penggunanya dari kelas bawah sampai atas.

Peneliti dalam hal ini melakukan uji keabsahan dengan mendatangi ahli yang berkecimpung dalam bidangnya. Kritik Sosial masalah Budaya dan Moral, menurutnya memang saat ini sudah terkikis, hal itu dikarenakan perubahan nilai dan etika. Banyak terbuktik bahwa perkembangan masyarakat memang selamanya tidak positif namun ada juga yang negatif dampaknya. Peranan media sosial mampu menjadi acuan yang dimana dapat membuktikan bagaimana keadaan masyarakat yang mulai berubah.

Dokumen terkait