• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN Kritik Sosial Masalah Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PEMBAHASAN Kritik Sosial Masalah Politik"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang sudah dicantumkan diatas oleh peneliti, yaitu : “Bagaimana representasi kritik sosial didalam film Lubang Tikus?” yang akan dikaji menggunakan kajian semiotika dari Roland Barthes. Dalam penelitian ini Kritik Sosial akan dibagi menjadi 6 yaitu:

1. Kritik Sosial masalah Politik

2. Kritik Sosial masalah Ekonomi dan Pembangunan 3. Kritik Sosial masalah Budaya

4. Kritik Sosial masalah Moral 5. Kritik Sosial masalah Keluarga 6. Kritik Sosial masalah Agama

5.1 Analisis Semiotika Roland Barthes Kritik Sosial Dalam Film “Lubang Tikus”

Analisis akan dibagi menjadi 6 sesuai golongan Kritik Sosial yang sudah tercantum. Berikut adalah analisis dalam film “Lubang Tikus”:

(2)

32 Durasi: 00:06:36-00:08:06

Denotasi

Audio: Percakapan antara Romi dan Aji

Romi: "Yang jadi masalah kalau kita dituduh memprovokasi warga ji" Aji: "Ya itu tujuanku"

Romi: "Kita itu mencari-cari kesalahan pemerintah. Kalo dituduh makar

piye?"

Aji: "ndak usah geer rom, kita ini siapa, kita gak punya kekuatan apa apa

untuk makar. Lagian siapa yang tahan? 10 tahun jalan yang nglewatin 3 kecamatan dibiarkan rusak, siapa yg tahan?"

Visual: Pada scene ini pada saat Aji selesai membersihkan miniatur Garuda

Pancasila didepan rumah yang kotor lalu akan di jemur sedangkan Romi dan Yabes sibuk memperhatikan layar gawai milik Romi sambil memperlihatkan wajah khawatir. Ketika Aji hendak menjemur miniatur Garuda Pancasila, Romi mulai melakukan pembicaraan dengan Aji dengan mimik wajah khawatir, berbeda dengan ekspresi yang di perlihatkan Aji yang awalnya tenang terlihat mulai kesal dengan kekhawatiran Romi.

Pengambilan gambar: Medium Shoot dan close up

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Aji mengenakan flanel kotak-kotak berwarna merah yang didalamnya

ada kaos berwarna coklat dan celana berwarna hitam pudar. Romi mengenakan kaos berwarna merah dan celana hitam sedangkan Yabes mengenakan kaos

(3)

33

berwarna silver dengan mengenakan celana berwarna coklat muda.

Konotasi

Diawal scene ini diperlihatkan, Aji sedang membersihkan burung Garuda Pancasila yang kotor, ini adalah ungkapan rasa cintanya terhadap Indonesia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Pasal 1 Ayat 3 tertulis Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.1 Simbol negara yang tampak kotor dibersihkan oleh Aji lalu dijemur. Dibalik kecintaannya dengan Indonesia ternyata Aji dengan teman-temannya membuat video tentang jalan berlubang, dengan ekspresi khawatir teman Aji yaitu Romi yang mencoba mengingatkan.

Makar adalah tema atau topik yang hangat untuk perbincangan pada beberapa tahun ini. Dalam scene ini, dialog yang dikeluarkan oleh Romi "Kita itu mencari-cari kesalahan pemerintah. Kalo dituduh makar piye?" dengan wajah khawatir Romi megeluarkan kalimat tersebut. Namun perkataan Romi seketika di tanggapi oleh Aji dengan mimik muka marah. Ekspresi yang diperlihatkan keduanya cukup berbeda. Ekspresi wajah adalah salah satu cara, yang disebut komunikasi nonverbal, untuk mengungkapkan segala macam emosi baik yang negatif maupun yang positif. Biasanya orang akan mengenal dengan tepat apakah ekspresi wajah menunjukkan emosi marah, sedih, senang, dan takut (Prawitasari, 1990). Romi terlihat cemas namun ekspresi yang diperlihatkan Aji adalah ekspresi kaget dengan kedua alis ditarik kedalam dan hidung terlihat mengembang, diamana hal ini menunjukan ekspresi kemarahan (Cohen, 2009 : 141).

Tuduhan makar pada tahun 2019 cukup gencar. Admin grup Jokowi Mania, Yeni Marlina, mengaku melaporkan terdakwa Hermawan Susanto karena merasa dirugikan atas perbuatannya yang mengancam memenggal kepala Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya tindakan tersebut merupakan tindakan makar karena mengancam kepala negara. Hermawan Susanto sendiri mengutarakan perkataan tersebut pada saat aksi berdemo didepan Bawaslu beberapa waktu silam.

Makar sendiri menurut KBBI Menurut KBBI V versi daring, makar memiliki arti: 1. akal busuk; tipu muslihat; 2. perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang

1http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/UU_2009_24.pdf Diakses pada 20 November 2019, Pukul 15.00 WIB

(4)

34

(membunuh) orang dan sebagainya; 3. perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintah yang sah. Dari tiga pengertian berdasarkan KBBI, kita bisa membuat kesimpulan kalau makar adalah sebuah tindakan yang dilakukan untuk menjatuhkan pemerintahan yang dilakukan baik dengan akal busuk atau dengan melakukan penyerangan. Sedangkan menurut pasal 107 KUHP, makar bisa diartikan sebagai tindakan melanggar hukum dengan melawan pemerintah, makar terhadap ideologi, dan makar terhadap presiden yang sedang aktif memimpin. Siapa saja yang melakukan aksi ini akan dijerat oleh hukum dan bisa dihukum berat jika kadar makarnya sangat tinggi.2

Jadi tidak semua tindakan yang provokatif adalah makar, sudah di atur dalam KUHP yaitu berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah, sedangkan apa yang dilakukan Aji bukan termasuk makar atau melawan pemerintah, Aji hanya menyampaikan aspirasinya yang tak kunjung didengar oleh pemerintah. Romi sendiri menggambaran bahwasannya masyarakat desa yang cukup khawatir tentang hal yang berbau negatif seperti itu. Pasalnya edukasi mengenai hukum pada masyarakat desa cukup kurang mereka tidak mengerti istilah makar itu sendiri sehingga mereka takut tentang perbuatan mereka yang di anggap apakah itu makar atau tidak, yang mereka tau jika itu tidak sesuai dengan kehendak pemerintah dan membuat gaduh suatu daerah yang akan berdampak negatif, pasti akan dianggap itu sebuah makar.

Mitos

Mitos makar sendiri di Indonesia adalah perbuatan yang menantang kedaulatan negara Indonesia untuk menghancurkanya. Berawal dari kasus makar pertama dilakukan oleh seorang Daniel Maukar. Saat Bung Karno masih menjabat presiden NKRI, dia melakukan serangan mengerikan ke istana negara. Dengan pesawat tempur yang dikendalikannya, pilot hebat Indonesia ini melakukan penyerangan yang mematikan. Kasus makar selanjutnya dilakukan oleh GAM. Semua orang sudah paham kalau GAM melakukan cukup banyak serangan di Aceh. Mereka ingin merdeka dan lepas dari NKRI. Dalam aksi yang dilakukan selama bertahun-tahun itu, GAM kerap mengibarkan benderanya dan melawan pasukan TNI yang melakukan penjagaan. Hampir sama dengan GAM, RMS atau Republik Maluku Selatan dan juga OPM atau Organisasi Papua Merdeka juga dianggap sebagai organisasi yang melakukan tindakan makar dan melawan kedaulatan NKRI. Terakhir, PKI yang dipercaya melakukan penyerangan dan membuat

2https://news.detik.com/berita/d-4542290/apa-sih-itu-makar-yuk-baca-sejarahnya Diakses pada 20 November 2019, Pukul 15.00 WIB

(5)

35

Indonesia jadi mencekam juga ditetapkan pemerintah sebagai tindakan makar yang besar dan terorganisir dengan baik. 3

Durasi: 00:06:36-00:08:06 Denotasi

Audio: Percakapan antara Romi dan Aji

Romi: "Kalo gitu, kita sampaikan kritikan ini ke Pak Camat. Ngomong

baik-baik biar kita ndak tiduh nyebar hoax"

Aji: "Bapakku sudah sering bilang ke camat, tapi memang ndak ada

action dari atasannya. Lagian jalan berlobang itu bukan hoax tapi fakta.

Ndak usah takut, camat aja ngurusin KTP mu ndak selesai-selesai apalagi ngurusin aspal"

Visual: Scene ini adalah satu scene dengan pembahasan sebelumnya, yang dimana

Aji dan Romi masih berbincang dengan wajah Aji yang kesal atau jengkel sedangkan si Romi mencoba menenagkan situasi dengan wajah yang khawatir. Pengambilan gambar: medium shoot dan close up.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Aji mengenakan flanel kotak-kotak berwarna merah yang didalamnya

ada kaos berwarna coklat dan celana berwarna hitam pudar. Romi mengenakan kaos berwarna merah dan celana hitam.

3https://www.boombastis.com/contoh-kasus-makar/83013 Diakses pada 20 November 2019, Pukul 15.00 WIB

(6)

36 Konotasi

Dalam scene ini, Aji dan Romi yang masih sibuk berdebat mengenai video provokatif yang di upload oleh Aji. Aji langsung mengerutkan dahinya dan tatapannya fokus ke satu titik. Secara psikologi menurut Paul Ekman dan Wallace dalam bukunya orang-orang yang memberikan ekpresi seperti itu adalah orang-orang yang tidak terima dengan apa yang mereka lihat maupun yang mereka dengar, salah satu perkataan Aji yang membuat Romi terdiam adalah “Bapakku sudah sering bilang ke camat, tapi memang ndak ada action dari atasannya. Lagian jalan berlobang itu bukan hoax tapi fakta. Ndak usah takut, camat aja ngurusin KTP mu ndak selesai-selesai apalagi ngurusin aspal". Romi seketika terdiam. Hal ini dikarenakan apa yang dikatakan oleh Aji adalah fakta, melihat dari ekspresi wajah Romi yang kaget karena apa yang dikatakan Aji adalah fakta yang terjadi dalam proses pembuatan KTP.

Pada awal tahun 2019 masyarakat cukup dibikin kesal dengan lamanya proses pembuatan E-KTP. Menurut Kompas dalam beritanya ada warga dari Jakarta Timur yaang sudah 3bulan masih dalam proses tunggu.4 Apa yang dikatakan Aji adalah kritikan terkait pelayanan pemerintah tentang Kartu Tanda Penduduk yang cukup lama. Meskipun hanya tersirat sedikit, dialog yang diucapkan Aji adalah realita yang sebenarnya.

Pasal 63 Undang-Undang ini menegaskan, penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawain wajib memiliki KTP Elektronik (KTP-el). KTP sebagaimana dimaksud berlaku secara nasional.5 Selanjutnya dalam Tirto.id Jokowi selaku Presiden terpilih pernah merespon terkait kritikan atau keluhan warga saat membuka rapat kabinet terbatas tentang penataan administrasi kependudukan, Jokowi melalui Kemendagri (Kementrian Dalam Negri) mengeluarkan PermendagriPasal 3 ayat (2) Permendagri No. 19/2018. Berdasarkan aturan ini, penerbitan dokumen kependudukan diselesaikan paling sedikit dalam waktu 1 (satu) jam dan paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak persyaratan dinyatakan lengkap oleh petugas pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.6

4

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/24/06470001/-sudah-hampir-3-bulan-urus-e-ktp-masih-masuk-daftar-tunggu--?page=all Diakses pada 20 November 2019, Pukul 15.00 WIB

5

https://kominfo.go.id/content/detail/3728/presiden-teken-uu-adminduk-kini-pelayanan-ktp-kk-dan-akta-kelahiran-semua-gratis/0/berita Diakses pada 20 November 2019, Pukul 15.00 WIB

6https://tirto.id/pembuatan-e-ktp-cukup-satu-jam-bagaimana-fakta-di-lapangan-cHyw Diakses pada 20 November 2019, Pukul 15.00 WIB

(7)

37

Secara garis besar adalah dalam scene ini mencoba mengkritik tentang pemerintahan yang tidak bisa menyelesaikan hal kecil yang menjadi kebutuhan masyarakat. KTP adalah kebutuhan yang telah ada dalam peraturan undang-undang, namun pemerintahan selaku pimpinan dan aperatur negara sudah tidak mampu menyelesaikan hal kecil seperti pembuatan E-KTP. Perlu proses panjang untuk menyelesaikan hal yang sudah wajib dimiliki oleh setiap warga negara. Jika pemerintahan saja tidak bisa menyelesaikan hal kecil lalu bagaimana ketika kita menghadapi masalah yang besar.

Mitos

Fakta dilapangan adalah pihak yang menerbitkan E-KTP belum mampu menerbitkan E-KTP dalam waktu 1 jam seperti yang diminta kementrian dalam negri. Masalah yang utama adalah tahap uji ketunggalan data melalui daring ke Kemendagri sendiri. Untuk urusan blanko yang kurang atau habis ternyata supply dari Dukcapil yang sering terlambat masuk ke kecamatan atau kelurahan hal itu disampaikan dalam Kompas.com. hal tersebut membuat banyak masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintahan. Karena banyak masyarakat yang berfikir bahwa memiliki KTP adalah hal yang penting.

Peneliti dalam hal ini melakukan uji keabsahan dengan mendatangi ahli yang berkecimpung dalam bidangnya. Menurutnya dalam hal kritik sosial masalah pemerintah, disini pemerintah tidak mampu menyelesaikan masalah kecil seperti KTP, permasalahan KTP terletak pada permasalahan korupsi dan sistemnya yang lama, namun ada hal yang lebih penting seperti pelayanan publik yang kurang. Dari penjelasan tersebut dapat di artikan bahwa apa yang disampaikan oleh penulis sesuai dengan yang disampaikan oleh ahli.

(8)

38 Durasi: 00:14:22-00:14:56

Denotasi

Audio: Percakapan antara Bagus dan Brilian Brilian: "Deloken iki gus, gawat iki gus" Bagus: "Biasa aja"

Brilian: "Iki ki gawat" Bagus: "Gawat apanya?"

Brilian: "Kalau sampai protes relawan lubang tikus itu didengar, dan

jalanan ini di benerin, bisnis kita bakal terancam"

Bagus: "Ndak mungkin, pemerintah itu sudah kebal sama protes kayak

gini komen komen di internet itu ndak ngaruh apa-apa, tenang saja. Bisnis kita itu masih panjang"

Visual: Bagus, Brilian dan beberapa anak buahnya sedang santai dan menanti

panggilan bantuan mobil macet karena jalanan berlubang. Mereka sedang menunggu panggilan diwarung, ditengah-tengah mereka santai dan menikmati kopi. Brilian yang awalnya sibuk dengan gawainya mulai mendatangi Bagus dengan sedikit gugup namun berbeda dengan harapan Brilian justru Bagus menanggapi berita yang diberikan oleh Brilian dengan Santainya.

(9)

39

Pengambilan Gambar: Long shot, medium shot dan close up.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Bagus mengenakan kaos berkerah berwarna biru serta mengenakan

topi dan celana hitam pudar. Sedangkan Brillian mengenakan kaos merah dan ikat kepala serta jeans berwarna biru muda yang bagian lututnya sobek.

Konotasi

Dengan wajah yang santai Bagus mencoba menenangkan Brilian dari kekhawatirannya. Brilian yang khawatir dengan apa yang dilakuka oleh relawan lubang tikus dengan mengupload video mengenai jalanan berlubang. Bagus dan Brilian sendiri digambarkan adalah masyarakat kecil dan masyarakat asli desa dilatar yang ada dalam film yang menggantungkan hidupnya pada jalanan berlubang. Pekerjaan mereka adalah kuli pembantu mobil yang terjebak di jalanan berlubang. Bisa dilihat lewat pakaian yang mereka kenakan yaitu kaos oblong yang usang dan celana yang apa adanya, Brilian sendiri mengenakan celana sobek. Begitu juga beberapa anggota lainnya. Bagus sendiri yang berperan menjadi mandor mereka mengenakan kaos polo biru dan topi sambil menunggu telfon daripelanggan, seakan-akan dia yang mengatur semuanya.

Sambil menyeruput kopi diwarung dengan wajah yang santai Bagus berusaha menjelaskan kepada Brilian bahwa apa yg dilakukan oleh relawan lubang tikus akan berjalan sia-sia "Ndak mungkin, pemerintah itu sudah kebal sama protes kayak gini komen komen di internet itu ndak ngaruh apa-apa, tenang saja. Bisnis kita itu masih panjang" dengan perkataan itu, Bagus seakan sudah mengerti tentang pemerintah yang tidak pernah mendengarkan aspirasi dari rakyatnya. Dengan penekanan kalimat “ndak mungkin” semakin menguatkan bahwa pemerintah tidak akan mendengarkan aspirasi masyarakat.

Sistem yang ada di Indonesia sendiri, setiap aspirasi masyarakat akan ditampung ke DPR melalui politisi yang dipilihnya saat pemilu. Menurut web LIPI apabila para politisi benarbenar memiliki niat mulia dan tulus memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat maka cara yang paling tepat adalah merumuskan kebijakan politik, ekonomi, dan hukum yang benar-benar berpihak pada rakyat kita. Persoalannya adalah bahwa selama ini para wakil rakyat di DPR belum pernah benar-benar berjuang

(10)

40

merumuskan kebijakan yang berpihak pada rakyat. Ambil contoh tentang merosotnya daya saing produk pertanian para petani sebagai akibat serbuan dahsyat produk impor yang harganya lebih murah.Sejauh ini hampir tidak ada yang dilakukan DPR untuk membela petani dan melindungi produk pertanian domestik sebagai dampak berlakunya perdagangan bebas.7 DPR sendiri mempunyai fungsi sebagai penyambung lidah rakyat kepada pemerintah. Pada tahun 2017 DPR mengeluarkan pernyataan melalui web nya Dewan Perwakilan Rakyat RI sampai dengan tanggal 10 Agustus 2017 telah menerima 4.173 surat pengaduan yang ditujukan dan ditembuskan kepada Pimpinan DPR maupun Komisi serta diteruskan ke bagian Pengaduan Masyarakat. Berbagai pengaduan atau aspirasi masyarakat tersebut telah ditindaklanjuti melalui pembentukan Panja Pengawasan, dengan kegiatan antara lain RDP, RDPU, dan kunjungan kerja.8

Harapan masyarakat dalam narasi itu adalah untuk para pemerintah guna mendengarkan setiap aspirasi. Karena sistem yang dianut Indonesia adalah demokrasi maka setiap warga mempunyai hak untuk menyampaikan aspirasinya. Selain itu dalam scene ini diperlihatkan ketenangan Bagus yang menggambarkan bawasannya, kita negara yang akan selalu diam terhadap permasalahan yang telah masyarakat rasakan. Pemerintah di gambarkan sebagai kelompok yang acuh dan tidak memperdulikan bagaimana keadaan yang terjadi dalam masyarakat. Hal tersebut ternyata mampu dimanfaatkan beberapa oknum untuk mengambil keuntungan dari hal semacam itu.

Mitos

Di Indonesia sendiri, sistem pemerintahannya menganut sistem demokrasi Secara etimologis “Demokrasi” berasal dari bahasa yunani,“terdiri dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan cratein/cratos yang berarti pemerintah, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau sering di kenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.9 Sedangkan menurut Mac Iver, negara adalah organisasi politik yang ada didalam masyarakat. Sedangkan Logeman menyatakan bahwa negara adalah suatu organisasi yang bertujuan mengatur serta menyelenggarakan suatu masyarakat. Organisasi itu adalah perbuatan jabatan-jabatan atau lapangan kerja tetap. Dari dua pengertian itu terdapat unsur-unsur pokok dalam suatu negara, yaitu organisasi (politik),

7http://lipi.go.id/berita/dpr-dan-aspirasi-rakyat/4901 Diakses pada 20 November 2019, Pukul 15.00 WIB 8http://dpr.go.id/berita/detail/id/17425/t/DPR+Masih+Dipercaya+Untuk+Salurkan+Aspirasi Diakses pada 20 November 2019, Pukul 15.00 WIB

(11)

41

kekuasaan penyelenggaraan kepentingan bersama atau masyarakat, dan pencapaian tujuan bersama.10

Durasi: 00:16:38-00:17:35 Denotasi

Audio: Percakapan antara Burhan dan Lutfi

Burhan: "Renovasi dulu jalanan yang dilewati rakyat pemilihmu itu.

Kamu itu kan wakil rakyat dari Kabupaten ini, harusnya kamu bekerja untuk mereka. 4 tahun kamu menjabat, ndak ada perubahan apa-apa

10 Dwiyatmi, Sri Harini. 2013. Pengantar Hukum Indonesia, Cet. 2 Ed. 2. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Hlm 131

(12)

42

disini"

Lutfi: "Aku kan udah jelasin to pak, aku itu.."

Burhan: "Lutfi. Kamu itu mewakili rakyat atau mewakili siapa haa?

Petantang petenteng baju rapi dandanan klimis. Yang gaji kamu itu rakyat, dan termasuk mereka itu"

Visual: Percakapan antara Burhan dan Lutfi dari balik jendela luar rumah.

Penggambaran mimik wajah antara Burhan Dan Lutfi terlihat jelas. Lutfi yang berusaha meyakinkan Burhan dengan mimik wajah yang memelas sedangkan Burhan dengan wajah yang kesal dan marah karena merasa kecewa. Di akhir scene burhan menunjuk kearah luar rumah yang dimana ada dua petani wanita yang sedang berjalan melewati rumah Burhan.

Pengambilan gambar: medium shot dan long shot.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari yang dibantu pencahayaan model Pictorial Light/Arificial Light dimana cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood sebuah adegan atau scene.

Wardrobe: Burhan mengenakan baju khas masyarakat Jawa yaitu Lurik dengan

dalaman kaos berwarna abu-abu tua. Lutfi sendiri mengenakan kemeja biru rapi dan celana hitam. Ibu-ibu petani mengenakan baju seadanya layaknya orang desa yang pergi kesawah.

Konotasi

Dalam adegan ini Burhan dan Lutfi berbincang mengenai rencana Lutfi untuk merenovasi rumah Burhan yaitu orang tua Lutfi sendiri. Namun dengan wajah kesal Burhan menjawab "Renovasi dulu jalanan yang dilewati rakyat pemilihmu itu. Kamu itu kan wakil rakyat dari Kabupaten ini, harusnya kamu bekerja untuk mereka. 4 tahun kamu menjabat, ndak ada perubahan apa-apa disini". Hal itu di ungkapkan Burhan dengan nada yang sedikit kecewa. Lutfi sendiri adalah DPR yang sudah 4tahun berjalan semasa jabatannya. Lutfi mencoba menjelaskan namun Burhan langsung menyela tentang apa yang akan dikatakan oleh Lutfi. Burhan sendiri tampak seperti sudah muak dengan kinerja yang dilakukan oleh anaknya, yang dimna anaknya bekerja sebagai DPR yang

(13)

43

fungsinya menyampaikan aspirasi namun dia sebagai putra daerah tidak membawa perubahan apapun pada daerahnya. Burhan sebagai masyarakat merasa mewakii suara masyarakat yang tidak sabar dengan apa yang dilakukan para anggota DPR.

Burhan pun berkata bahwa “Kamu itu mewakili rakyat atau mewakili siapa haa? Petantang petenteng baju rapi dandanan klimis. Yang gaji kamu itu rakyat, dan termasuk mereka itu" dengan perkataan yang penuh dengan marah dan nada tinggi dia mencoba menjelaskan untuk mengedepankankepentngan masyarakat yang memilihnya. Dengan alasan “Yang gaji kamu itu rakyat, dan termasuk mereka itu" dengan menunjuk kearah keluar yaitu dua ibu-ibu petani

Gambar 5.1 (Sumber: Film Lubang Tikus)

Hal itu dilakukan untuk mengingatkan bahwa masyarakat sampai kalangan terkecil yaitu di gambarkan melalui buruh tani juga membayar pajak untuk anggota DPR guna bekerja sesuai harapan rakyat

Banyak msyarakat yang menganggap bahwa para anggota DPR merupakan pemangku kebijakan yang sama sekali tidak mewakili suara mereka. Mereka menganggap bahwa anggota DPR hanya tentang orang yang berkuasa untuk mewakili dirinya sendiri dan partainya, tujuannya hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Orang kalangan bawah menganggap biasa jika DPR selalu bekerja tidak sesuai dengan kehendak masyarakat atau bisa dibilang mereka bekerja seenaknya sehingga orang-orang seperti Burhan yang mewakili suara masyarakat desa mampu berkata Kamu itu mewakili rakyat atau mewakili siapa haa?

Mitos

Gaji anggota DPR di ambil dari pajak yang dibayar oleh semua kalangan masyarakat. Dari Kompas.com pada periode 2019-2024, total ada 575 anggota DPR RI yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pebisnis hingga kalangan artis.

(14)

44

Besaran gaji dan tunjangan anggota DPR mengacu pada Surat Menteri Keuangan No S-520/MK.02/2015. Berdasarkan rincian yang disarikan Seknas FITRA pada 2017, gaji seorang anggota DPR sekitar Rp 60 juta per bulan.11 Hal itu sangat disayangkan jika anggota DPR tidak mendengarkan aspirasi dari masyarakat. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa anggota DPR mampu menjalankan fungsinya sebagai wakil masyarakat yang bekerja untuk masyarakat.

Durasi: 00:21:11-00:21:42 Denotasi

Audio: Percakapan antara Bagus, Brilian dan Lutfi Lutfi: “Edan! 200ribu? Mahal banget” Brilian: “Kalau ngga mau ya ngga masalah”

Lutfi: “Ini namanya pemerasan. Orang kena musibah kalian jadiin bisnis” Bagus: “He bung memang orang kaya saja yang boleh bisnis? Kita orang

kecil juga boleh bisnis, ini negara merdeka siapapun boleh bisnis. Orang asing saja boleh bisnis disini, kita ini pribumi lebih berhak”

11

(15)

45 Lithfi: “Yowes cepet”

Visual: Dalam scene ini Lutfi mengalami masalah dengan mobilnya yang macet

kedalam lubang jalan dan tidak mampu berjalan sehingga Lutfi meminta bantuan kepada Bagus dan Brilian untuk mengeluarkan mobilnya dari lubang jalan. Namun sontak Lutfi kaget karena harga yang diberikan oleh Bagus cukup mahal sehingga membuat Lutfi kaget. Namun tanggapan Bagus dengan ekspresi kesal membuat Lutfi akhirnya mengabulkan pembayaran yang diminta oleh Bagus.

Pengambilan gambar: long shot dan medium shot.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Lutfi masih mengenakan setelan baju rapi dengan atasan berwarna

biru dan mengenakan celana jeans. Bagus mengenakan kaos berkerah berwarna biru serta mengenakan topi dan celana hitam pudar. Sedangkan Brillian mengenakan kaos merah dan ikat kepala serta jeans berwarna biru muda yang bagian lututnya sobek.

Konotasi

Pada scene ini penggambaran visualisasi diawali melalu pengambilan gambar

wide shoot yang dimana menampilkan Lutfi yang sedang bingung dengan mobilnya yang

terjebak dalam kubangan jalan dan Bagus, Brilian yang mencoba membantu seperti biasanya dengan memasang tarif yang cukup tinggi yaitu 200ribu. Ketika negosiasi Lutfi sempat menolak karena di anggap itu adalah tindak pemerasan. Namun Brilian dengan santai menanggapi “Kalau ngga mau ya ngga masalah”. Bagus pun membalas perkataan Lutfi yang di anggap tidak sesuai kenyataan “He bung memang orang kaya saja yang boleh bisnis? Kita orang kecil juga boleh bisnis, ini negara merdeka siapapun boleh bisnis. Orang asing saja boleh bisnis disini, kita ini pribumi lebih berhak” tanpa pikir panjang dan tidak ada bantuanlainnyaLutfi akhirnya menyetujui hal itu.

Berbicara tentang bisnis seperti yang dikatakan Bagus ” He bung memang orang kaya saja yang boleh bisnis? Kita orang kecil juga boleh bisnis,“ menurut KBBI Bisnis adalah usaha komersial dalam dunia perdagangan; bidang usaha; usaha dagang. Tidak ada kaitannya bisnis dengan orang kaya namun Bisnis adalah bentuk aksi atau usaha

(16)

46

seseorang dalam menjalankan perdagangan atau jasa. Bagi kalangan masyarakat bawah mungkin bisnis di anggap sebagai hal yang eksklusif dan erat kaitannya dengan orang kaya, karena yang mereka tau bisnis memerlukanmodal yang cukup untuk melakukannya, sedangkan mereka untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah cukup susah.

Perkataan Bagus mengenai perbedaan antara pribumi dan asing pada tahun ini ketika menjelang pemilu memang menjadi hal yang cukup membuat beberapa kalangan kebakaran jenggot. Pasalnya tersebar isu bahwa banyak orang asing yang masuk entah itu investasi atau tenaga kerja yang mulai merambah sampai ke Indonesia, ungkapan kekecewaan Bagus “ini negara merdeka siapapun boleh bisnis. Orang asing saja boleh bisnis disini, kita ini pribumi lebih berhak”. Dalam artikel yang dimuat cnbcindonesia.com Sejak 2014-2018, jumlah tenaga kerja asing di Indonesia telah tumbuh sebesar 38,6%. Tercatat sebanyak lebih dari 95 ribu tenaga kerja asing bekerja di Indonesia. Apabila dilihat berdasarkan negara asalnya, jumlah tenaga kerja asing terbanyak adalah Cina pada tahun 2017. Jumlahnya mencapai 24.804 tenaga kerja asing atau setara dengan hampir 3% dari total tenaga kerja asing di Indonesia pada 2018. Kebanyakan tenaga kerja asing bekerja sebagai tenaga profesional hampir 24 ribu orang, sebagai manajer sebanyak 20 ribu orang dan direksi di suatu perusahaan sekitar 15 ribu orang. Sisanya bekerja sebagai komisaris, supervisor, konsultan dan teknisi.12

Mitos

Dalam semasa jabatan presiden Jokowi, memang banyak investor dari luar negri yang mulai berbisnis di dalam negri. Dalam pidatonya yang dimuat di tempo.com Jokowi mempunyai alasan bahwa meminta seluruh pihak untuk tidak alergi terhadap adanya investasi, termasuk investasi asing. Sebab, invetasi asing berguna terutama bagi Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.13 Perbandingan antara tenaga kerja asing dan lokal menurut kompasiana.com tidak adil. Ketidakadilan yang cukup mencolok misalnya terjadi di sebuah industri di Konawe Sulteng yang memperkerjakan buruh Cina 500 org sebagai juru masak, sopir, OB, sampai buruh bangunan. Sedangkan buruh lokal hanya 246 org. Belum lagi di sebuah pabrik semen di

12

https://www.cnbcindonesia.com/news/20190908075511-4-97843/tenaga-kerja-asing-di-ri-meroket-38-terbanyak-dari-china Diakses pada 23 November 2019, Pukul 20.00 WIB

13

(17)

47

Serang Banten, dimana perbandingan upah yang sangat tidak adil, buruh Cina dibayar 15 jt/ bln, sedangkan buruh lokal hnya 2 jt/ bln.14 Peraturan mengenai TKA diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018. Hal tersebut yang membuat banyak masyarakat berfikir bahwa tidak adanya keseimbangan yang diatur oleh pemerintah terkait lapangan kerja antara asing dan lokal. Masyarakat berharap bahwa mereka dapat bekerja dan dapat hidup makmur di negaranya sendiri.

Durasi: 00:22:44-00:23:38 Denotasi

Audio: Percakapan antara Ibu-ibu dan Dalimun

Ibu 1: “Lha kalau ngga ada diskon lek, ngapain tiba-tiba bahas

kemerdekaan”

Dalimun: “Nah jadi gini lo, agar benar-benar menjadi manusia yang

merdeka silahkan ibu-ibu yang belom terbebas dari hutang, segera melunasi, ayo merdekakan diri kita dari jeratan hutang, jangan sampai kemerdekaan Indonesia ini, kita peringati dalam keadaan terjajah oleh

14

(18)

48

hutang”

Ibu 2: “Lek Dalimun tak bilangi to, Indonesia sama hutang itu, ngga bisa

dipisahkan. Lha wong sudah jadi budaya kita kok lek lek”

Dalimun: “Lha terus sampean-sampean iki yang banyak hutangnya

budayawan ngono?”

Ibu 2: “yaya dong (tertawa) aduh lek lek” Ibu 1: “Indonesia bagikan lampu 5 watt” Ibu 2: “Indonesia kayak bola pingpong” Ibu 1 dan 2: “Remang-remang, kriyip-kriyip”

Visual: Dalam scene ini, Dalimun yang berjualan peralatan dapur menjajakan

dagangannya ke dua ibu-ibu yang sudah menjadi langganannya. Ketika ibu-ibu memilih barang dagangan Dalimun, Dalimun mencoba untuk menagih hutang yang dimiliki oleh ibu-ibu itu kepada Dalimun dengan membuat pemisalan kemerdekaan Indonesia. Ibu-ibu yang diharapkan Dalimun memberikan respon yang positif justru memberikan respon yang seolah mengejek apa yang dikatakan oleh Dalimun sambil tertawa satu sama lain. Disitu dalimun merasa marah dan meninggalkan mereka berdua.

Pengambilan gambar: high angle, long shot, dan medium shot.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Dalimun mengenakan baju berwarna dominan putih dengan corak

hitam dan dilamnya mengenakan kaos berwarna biru dongker lalu menenteng handuk di lehernya serta mengenakan topi coklat. Kedua ibu-ibu itu mengenakan daster berwarna coklat dan biru muda dengan corak dominan ungu.

Konotasi

Scene ini adalah ketika Dalimun yang sedang menjajakan dagangannya kepada dua ibu-ibu yang sudah menjadi langganan Dalimun. Wideshoot menampilkan Dalimun, dagangan, dan kedua ibu-ibu menampilkan latar bahwa mereka sedang berada didesa yang dimana jauh dari pusat penjualan. Dalimun sendiri menjajakan dagangannya menggunakan motor roda tiga dengan bak terbuka dibelakangnya, ia berkeliling desa

(19)

49

menggunakan itu. Ketika Dalimun mencoba untuk mengingatkan hutang ibu-ibu kamera di arahkan medium shoot kearah dalimun sambil membawa buku catatan hutang. Dengan membawa kemerdekaan Indonesia yang dikaitkan ke kemerdekaan diri sendiri dalimun mencoba menjelaskan maksutnya, “Nah jadi gini lo, agar benar-benar menjadi manusia yang merdeka silahkan ibu-ibu yang belom terbebas dari hutang, segera melunasi, ayo merdekakan diri kita dari jeratan hutang, jangan sampai kemerdekaan Indonesia ini, kita peringati dalam keadaan terjajah oleh hutang”. Dalimun mencoba mengedukasi bahwasannya hutang akan membuat hidup kita semakin susah. Beberapa kalangan masyarakat dengan kelas ekonomi menengah kebawah apalagi ibu-ibu desa sangat mudah untuk melakukan peminjaman uang atau hutang. Menurut artikel yang ditulis kompasiana.com yang berjudul Bank Keliling, Solusi Keuangan Masyarakat Kecil tertulis bahwa Dengan kemudahan yag diberikan oleh bank keliling untuk meminjam uang menyebabkan ibu-ibu ketagihan meminjam uang dengan banyak alasan.15

Namun berbeda dari apa yang diharapkan oleh Dalimun, salah satu ibu-ibu dengan ekspresi ejekan atau mengaggap sesuatu hal biasa saja dengan berkata “Lek Dalimun tak bilangi to, Indonesia sama hutang itu, ngga bisa dipisahkan. Lha wong sudah jadi budaya kita kok lek lek”. Ekspresi yang dilihatkan ibu lainnya adalah tertawa dan membenarkan perkataan tersebut. Memang pada tahun ini isu tentang meroketnya hutang Indonesia terhadap luar negeri dinilai meroket cukup tinggi.

Hutang baik itu yang dimiliki negara atau perseorangan dalam kalangan masyarakat cukup sangat dimaklumi disini. Terlepas dari itu melalui perkataan Dalimun setidaknya dapat membuat stigma tentang hutang berubah “agar benar-benar menjadi manusia yang merdeka silahkan ibu-ibu yang belom terbebas dari hutang, segera melunasi, ayo merdekakan diri kita dari jeratan hutang, jangan sampai kemerdekaan Indonesia ini, kita peringati dalam keadaan terjajah oleh hutang”. Hutang yang di anggap biasa tetap mampu menjerat kita, karena kita mempunyai kewajiban untuk mengembalikan apa yang sudah kita pinjam. Sebaiknya pemikiran seperti itu dapat berubah bahwa kita bukan orang yang berhutang namun kita menjadi orang yang memeberikan hutang agar kita mampu hidup sejahtera dari hasil kita sendiri. Itu baru yang dinamakan merdeka secara keseluruhan, baik negara maupun masyarakatnya.

15

(20)

50 Mitos

Hal seperti hutang dalam kehidupan Indonesia sendiri memang sudah di anggap hal yang biasa,beberapa alasan baik pemerintah yang memimpin atau kalangan masyarakat menganggap hutang adalah jalan terakir untuk memenuhi kebutuhan yang kurang. Negara beranggapan bahwa hutang itu di anggap perlu menurut situs kemenkeu.com Ketertinggalan infrastruktur dan masalah konektivitas menimbulkan tingginya biaya ekonomi yang harus ditanggung oleh masyarakat hingga rendahnya daya saing nasional. Inilah yang menjadi dasar pemerintah mengakselerasi pembangunan infrastruktur demi mengejar ketertinggalan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.16 Negara melalui Kemenkeu mencoba menajabarkan kegunaan utang Indonesia adalah untuk pembangunan infrastruktur guna meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan ekonomi yang meningkat. Sedangkan masyarakat berhutang juga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan juga papan untuk menunjang kehidupan mereka kedepannya.

(21)

51 Durasi: 00:26:26-00:27:00

Denotasi

Audio: Percakapan antara Bagus, Brilian dan Lutfi

Bagus: "Mohon maaf pak, sebelom evakuasi diteruskan, saya mau tanya.

Apa benar bapak ini anggota dewan, wakil rakyat yang terhormat"

Lutfi: "Benar, kenapa?"

Bagus: "Oo, Sodri, semua berenti, evakuasi di cancel. Ternyata bapak ini

anggota dewan yang terhormat"

Brilian: "Woo bekicot, kenapa ndak ngomong dari tadi?" Lutfi: "Loh loh loh ada apa ini?"

Bagus: "Anda itu wakil rakyat to? Harusnya anda bekerja untuk kita

bukan sebaliknya. Sorry kita sibuk"

Visual: Lutfi yang bertemu kawan lamanya yaitu Dalimun tiba-tiba Bagus

menyela pembicaraan mereka untuk menanyakan sesuatu. Ketika Bagus selesai menanyakan pertanyaannya kepada Lutfi, Bagus meminta teman-temannya untuk menghentikan proses evakuasi. Sontak ketika Bagus memberikan alasan keanggotanya agar berhenti, Brilian dengan nada tinggi membentak Lutfi. Lutfi dengan mimik muka bingung mencoba mendengarkan penjelasan dari Bagus. Tanpa pikir panjang, setelah Bagus menjelaskan alasannya, Bagus dan anggotanya termasuk Brilian meninggalkan Lutfi dan Dalimun dengan keadaan mobil Lutfi masih terjebak dalam lubangan jalan.

Pengambilan gambar: high angle, wide angle, long shot, dan medium shot.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

(22)

52 Wardrobe: Lutfi masih mengenakan setelan baju rapi dengan atasan berwarna

biru dan mengenakan celana jeans. Dalimun mengenakan baju berwarna dominan putih dengan corak hitam dan dilamnya mengenakan kaos berwarna biru dongker lalu menenteng handuk di lehernya serta mengenakan topi coklat. Bagus mengenakan kaos berkerah berwarna biru serta mengenakan topi dan celana hitam pudar. Sedangkan Brillian mengenakan kaos merah dan ikat kepala serta jeans berwarna biru muda yang bagian lututnya sobek.

Konotasi

Terlihat bahwa Bagus yang mencoba bertanya dan memastikan kepada Lutfi apakah dia anggota dewan (DPR) lantas ketika mendapat jawaban respon dari Brilian yang seakan marah dengan kata umpatan yang keluar dari mulutnya membuat gambaran bahwa banyak masyarakat yang sadar bahwa peranan tentang anggota DPR yang melayani atau bekerja untuk masyarakat sudah berkurang sehingga masyarakat sudah mulai muak dan marah dengan apa yang dilakukan oleh DPR.

Menurut buku yang ditulis Sri Harini mengenai DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang anggotanya diusulkan partai politik peserta pemilu dan dipilih oleh rakyat dalam pemilu.17 Kata dipilih oleh rakyat disini memberi anggapan kepada rakyat bahwa mereka telah diberi kepercayaan untuk bekerja kepada masyarakat guna melayani masyarakat sendiri. Kini masyarakat kalangan bawah yang hampir setiap 5 tahun sekali melakukan pemilu untuk memilih wakil mereka yang dimana setiap wakil menjajikan visi dan misi mereka yang berbeda, dan hampir setiap orang yang dipilih oleh masyarakat banyak yang dianggap tidak sesuai dengan harapan masyarakat, yang awalnya masyarakat anggap bahwa itu mewakili mereka namun setelah terpilih mereka lupa akan janji dari visi misi yang telah mereka berikan.

Mitos

Ketidak percayaan mereka terhadap anggota kinerja DPR bukan hanya karena mereka merasa terhianati dari janji ketika mereka kampanye. Berita-berita bahwa anggota DPR adalah sarang dari para koruptor juga membuat mereka tidak percaya bahwa anggota DPR memang bekerja untuk masyarakat. Mereka berfikir bahwa anggota DPR hanya bekerja untuk kepentingannya sendiri. Seharusnya anggota DPR harus

17 Dwiyatmi, Sri Harini. 2013. Pengantar Hukum Indonesia, Cet. 2 Ed. 2. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Hlm 134

(23)

53

belajar dariapa yang dikatakan oleh SBY sebagai presiden ke-6. Seperti yang dikutip dalam web Kementrian Kesekretariatan Negara dalam sambutannya, Presiden Yudhoyono, menegaskan bahwa tugas pemerintah memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat. Bukan meminta pelayanan dari rakyat.18 Mungkin perkataan SBY mampu menggambarkan bagaimana harapan yang ada dalam scene ini.

Durasi: 00:28:44-00:29:00 Denotasi

Audio: Percakapan antara Lasti dan Istri Lutfi

Lasti: "Sudah hampir 10 tahun jalanan di biarkan begitu, dulu pas baru

diperbaiki, ngga sampe setengah tahun rusak lagi. Ngga tau anggarannya kurang atau malah di korupsi”

Visual: Lasti dan Sarah sedang berbincang didapur sembari memasak ditengah

perbincangan mengenai hubungan Lutfi dan Burhan. Lasti yang sudah lama tinggal didesa yang dimana jalananya berlubang mencoba berbicara hal tersebut kepada Sarah. Seketika mimik wajah Sarah takut bercampur khawatir dari apa yang

18https://www.setneg.go.id/baca/index/tugas_pemerintah_memastikan_keselamatan_dan_kenyamanan_pe

(24)

54

dikatakan Lasti.

Pengambilan gambar: high angle, medium shot.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari yang dibantu pencahayaan model Pictorial Light/Arificial Light dimana cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood sebuah adegan atau scene.

Wardrobe: Lasti mengenakan kebaya Lurik berwarna biru dongker dan

menggunakan penutup kepala berwarna coklat. Sarah sendiri mengenakan dress berwarna biru muda.

Konotasi

Dalam scene ini penggambaran latar tempatnya yaitu didapur yang masih menggunakan kayu bakar dengan penerangan yang minim hanya mengandalkan sinar matahari dapat diartikan keadaan dapur orang desa. Didukung dengan baju yang dikenakan oleh Lasti yaitu baju lurik, jarik dan penutup kepala dari kain yang sangat khas digunakan oleh ibu-ibu desa. Masuk pada perkataan yang diutarakan oleh Lasti "Sudah hampir 10 tahun jalanan di biarkan begitu, dulu pas baru diperbaiki, ngga sampe setengah tahun rusak lagi. Ngga tau anggarannya kurang atau malah di korupsi”. Hal itu diutarakan dihadapan Sarah istri Lutfi yang menjabat sebagai anggota DPR. Sarah pun menanggapi dengan ekspresi wajah yang khawatir dan takut karena dia memikirkan tuduhan tersebut untuk suaminya atau tidak, karena secara langsung pernyataan Lasti berbicara tentang bagaimana kecurigaan masyarakat terhadap pemerintah. Pernyataan atau perkataan yang diucapkan Lasti sendiri memang menjadi hal yang lumrah untuk kalangan masyrakat desa. Dimana masyarakat desa memikirkan bahwa setiap pembangunan yang tidak jalan atau tidak bertahan lama pasti ada korupsi didalamnya.

Jika masyarakat desa selama ini kurang puas dengan kemajuan yang diterima karena kemajuan infrastruktur tidak bertahan lama layaknya jalan. Pemikiran seperti Lasti akan terus bermunculan. Masyarakat desa kini lebih jeli terhadap korupsi atau aliran dana yang tidak sesua dengan perencanaan anggaran yang diberikan kepada masyarakat. Banyak masyarakat desa yang kini lebih teliti terhadap pembangunan seperti itu. Kritikan semacam Lasti mungkin bukan hanya untuk pemerintahan pusat yang tidak mampu menyeimbangkan pembangunan, namun ada oknum tertentu bisa jadi camat atau

(25)

55

bahkan lurah dan kepala desa yang masuk dalam kritikan Lasti. Masyarakat desa yang sekarang sudah berbeda dengan masyarakat desa yang sekarang, mereka lebih teliti dan menuntuk transparansi anggaran terhadap pembangunan infrastruktur semacam itu. Desa kini sudah di sokong dana desa semenjak 2015-2019 dengan nominal tiap tahunnyayang selalu naik. Total anggaran dana desa sebesar Rp 257 triliun selama 5 tahun tidak pernah mengalami penurunan setiap tahunnya. Rinciannya, Rp 20,67 triliun (2015), Rp 46,98 triliun (2016), Rp 60 triliun (2017), Rp 60 triliun (2018), dan Rp 70 triliun (2019).19 Bahkan untuk tahun 2019-2014 akan naikmenjadi 400 Triliun. Hal semacam ini yang diharapkan dari pemerintah adalah kemajuan infrastruktur baik jalan, jembatan dan lainnya guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Bagaimana itu harus dijalankan dengan baik, baik pemerintah desa, kecamatan bahkan kabupaten. Jangan sampai pemikiran seperti Lasti keluar lagi.

Dengan pemanfaatan dana desa yang baik, pertumbuhan ekonomi atau jangkauan pemerintah ke dearah menjadi lebih mudah. Akses dari desa satu ke desa lainnya tidak terhambat, dari satu kecamatan ke kecamatan lain tidak ada hambatan juga. Pemerintah dari pusat sampai desa diharapka bekerjasama dengan baik, opini Lasti keluar jika penggunaan dana atau anggaran telah terjadi penyelewengan dari pihak manapun.

Mitos

Masyarakat desa tentunya berpikir seperti itu karena ada beberapa contoh khasus yang sudah menelan banyak anggaran namun hasilnya tidak sesuai harapan. Seperti yang dikutip dalam suara.com ada beberapa kasus yang dinilai korupsi yang cukup tinggi dan merugikan masyarakat banyak, seperti khasus E-KTP dan juga pembangunan Hambalang yang dinilai merugikan negara mencapai triliunan.20 Hal seperti itu yang memebuat krisis kepercayaan pada masyarakat kecil terhadap pemerintah semakin besar. Untuk pembangunan desa sendiri pemerintah sudah menunjang dengan dikeluarkannya UU DESA yang didalam nya mengatur mengenai Dana Desa. Dana Desa sendiri sudah berjalan mulai tahun 2015-2019. Dana Desa sendiri diambil dari APBN negara guna menunjang pembangunan infrastruktur masyarakat desa. Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas

19

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/26/17333511/total-dana-desa-2019-2024-rp-400-triliun?page=all Diakses pada 25 November 2019, Pukul 16.00 WIB

20

(26)

56

hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan dan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa.21 Penggunaan Dana Desa sendiri harus sesuai dengan program kerja pemerintah desa yang memiliki pedoman teknis dari Kabupaten/Walikota. Menurut pemerintah Dana Desa adalah salah satu solusi untuk meningkatkan infrastruktur yang memadai dalam membangun desa.

Peneliti dalam hal ini melakukan uji keabsahan dengan mendatangi ahli yang berkecimpung dalam bidangnya. Dana desa sendiri menurutnya menjadi salah satu hal yang positif untuk meningkatkan pembangunan yang ada didesa guna meningkatkan kesejahteraan desa, tinggal bagaiamana desa atau perangkat desa bisa memanfaatkannya secara baik atau tidak.

Durasi: 00:30:14-00:32:11 Denotasi

Audio: Percakapan antara Pak Lurah dan Bu Lurah

Pak Lurah: "Bu, seharusnya ibu itu memahami posisi bapak sekarang ini,

bapak ini kan ada yang mensponsori untuk maju menjadi Bupati bu. Terus nanti gara-gara Aji, gak ada partai yang mau meminang bapak piye? Ibukan ngerti tujuan bapak menjadi Bupati"

Bu Lurah: "Iya pak, tapi apa yang dilakukan Aji itu bener. Diakan cuman

protes tentang jalanan yang berlubang bukan makar, bukan jadi teroris"

Visual: Pak Lurah yang masih marah dengan perlakuan Aji mencoba membela diri

yang dimana Pak Lurah mencoba mengingatkan Bu Lurah jika Pak Lurah akan

21http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=bagaimana-penggunaan-dana-desa Diakses pada 25 November 2019, Pukul 16.00 WIB

(27)

57

menjadi calon Bupati untuk periode depan, namun tanggapan Bu Lurah masih membela Aji dan menganggap apa yang dilakukan oleh Aji itu benar.

Pengambilan gambar: medium close up.

Lighting: Accent Light Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk

menciptakan kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditujukan pada background dalam gambar. Cahaya yang dihasilkan dari lampu rumah yang dijadikan tempat penggambaran asli dari keadaan tersebut.

Wardrobe: Pak Lurah yang baru pulang dari rapat mengenakan seragam dinas

PNS berwarna coklat. Bu Lurah mengenakan kebaya hijau tua.

Konotasi

Dalam scene ini, Pak Lurah yang baru saja pulang dari rapat di kecamatan, sedang berbincang dengan Bu Lurah. Dalam perbincangan tersebut mereka membahas tentang Aji yang menguggah video mengenai protes untuk jalan berlubang. Pak Lurah yang ketika rapat ditegur oleh camat karena perbuatan Aji. Disela pembicaraan ternyata Pak Lurah telah mempunyai rencana untuk dicalonkan menjadi bupati pada pemilihan kedepannya. Pak Lurah khawatir dengan apa yang dilakukan Aji dapat menghambat pencalonannya. "Bu, seharusnya ibu itu memahami posisi bapak sekarang ini, bapak ini kan ada yang mensponsori untuk maju menjadi Bupati bu. Terus nanti gara-gara Aji, gak ada partai yang mau meminang bapak piye? Ibukan ngerti tujuan bapak menjadi Bupati" Pak Lurah khawatir jika tidak ada partai yang mau menjadikannya sebagai calon bupati.

Kekhawatiran Pak Lurah mengenai tidak adanya dukungan partai memang wajar, pasalnya beberapa kali pencalonan kepala daerah yang independen atau perseorangan dinilai kurang kuat dan terlalu beratnya syarat untuk maju perseorangan. Bukan hanya maju perseorangan atau independen. Seseorang yang ingin masuk menjadi calon Bupati atau pimpinan daerah tentunya juga membutuhkan dukungan dana yang cukup besar. Bukan menjadi rahasia umum bahwasannya mencalonkan menjadi kepala suatu daerah tidak menghabiskan banyak biaya. Ketika seseorang ingin mengikuti pencalonan tentunya sudah harus mempersiapkan dana kampanye, dana uang sogokan atau biasa di sebut serangan fajar dan dana lainnya guna mengumpulkan dukungan. Selain itu jika maju perseorangan, untuk mendapat suara dari pengikut suatu partai pasti akan susah. Masalahnya di Indonesia sendiri basis atau kekuatan partai sudah sangat besar sehingga

(28)

58

untuk menarik suara juga mudah tanpa harus mondar-mandir sendirian. Bukanhanya itu pembentukan tim sukses untuk menunjang calon selama berkampanye juga pasti membutuhkan banyak biaya, namun jika masuk partai, setidaknya sudah dapat bantuan dari orang-orang partai yang diutus untuk menjadi tim sukses calon. Tidak sampai disitu, partai pendukung atau partai penyokong calon sebagai bakal pimpinan daerah juga mempunyai pengaruh yang besar pada masyarakat, setidaknyakehidupan politik di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari partai-partai politik, meskipun banyak beranggapan bahwa partaipolitik mempunyai kepentngannya masing-masing, mereka masih mampu mengumpulkan basis pendukung untuk calon tersebut.

Beberapa hal yang menjadikan Pak Lurah kawatir memang lumrah dengan keadaan yang ada sekarang. Dengan beberapa bukti dan fakta yang ada, hal tersebut dapat membuat pola pikir masyarakat menjadi politik adalah hal yang eksklusif, mahal dan berbelit. Tidak sembarang orang mampu masuk keduania politik. Kekawatiran semacam Pak Lurah tentu dapat menyadarkan bahwasanya politik melulu soal uang dan kekuatan yang dimana mampu mengantarkan mimpi menjadi seorang kepala daerah.

Mitos

Menurut kompas.com, berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, syarat dukungan calon perseorangan yang maju pada pilkada, yaitu 6,5 persen hingga 10 persen dari jumlah pemilih (DPT pilkada terakhir). Rinciannya, yaitu 10 persen untuk jumlah DPT 2 juta; 8,5 persen untuk jumlah DPT antara 2 juta-6 juta; 7,5 persen untuk jumlah DPT 6 juta-12 juta; dan 6,5 persen untuk jumlah DPT lebih dari 12 juta. Sedangkan syarat minimal dukungan calon perseorangan yang maju tingkat bupati/wali kota yaitu 10 persen untuk jumlah DPT hingga 250.000; 8,5 persen untuk jumlah DPT antara 250.000-500.000; 7,5 persen untuk jumlah DPT antara 500.000-1 juta; dan 6,5 persen untuk jumlah DPT di atas 1 juta22. Hal itu juga tertuang dalam Pasal 42 UU nomor 8 tahun 2015 tentang Pilkada, meskipun banyak menciptakan polemik UU tersebut masih digunakan. Dari Pilkada serentak yang dilakukan 2018 lalu dinyatakan ada 8 kandidat yang maju perseorangan dinyatakan gugur. Ambil contoh ketika Pilkada Gubernur Jakarta banyak isu bahwa bakal calon Ahok akan maju sebagai independen namun pada akhirnya dia maju dengan didukung beberapa partai. Hingga sekarang untuk maju menjadi calon independen atau perseorangan dinilai masih cukup susah.

22

(29)

59 5.1.2 Kritik Sosial Masalah Ekonomi dan Pembangunan

Durasi: 00:01:15-00:03:21 Denotasi

Audio: Instrumen musik dan Narasi

“...para pemangku kebijakan sibuk memperkaya diri sendiri. Setiap orang yang keluar rumah membawa persoalan hidup dan mimpi, tetapi dijalan yang tidak kunjung diperbaiki beban hidup semakin berat. Mau sampai kapan jalan kemerdekaan ditanah ini dibiarkan berlubang, mau sampai kapan?”

(30)

60

berlubang dan dilalui oleh warga yang lalu lalang dengan kendaraannya. Mulai dari remaja sampai orang dewasa lalu-lalang dijalanan berlubang yang mereka lalui setiap hari. Ada yang pergi kekantor dengan seragam mereka yang rapi,ada anak sekolah yang menggunakan sepeda motor serta roda mobil yang berusaha melewati lubang jalan. Diakhir scene ini ada terdapat gambar yang dimana ada patok kayu di pinggir jalan yang bertuliskan “Hati-hati Jalan Berlobang KM 4”

Pengambilan gambar: high angle, long shot.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Aji menggunakan kaos biru serta flanel kotak-kotak berwarna kuning

dan biro dongker. Sedangkan warga mengenakan pakaian biasa.

Konotasi

Pemaknaan Konotasi dari hasil pengamatan adalah narasi yang dibangun dengan latar jalanan yang rusak dan berlubang membuat perbedaan kasta antara pemangku kebijakan dan masyarakat. Pemangku kebijakan adalah Pemerintah yang mempunyai kewajiban untuk mensejahterakan rakyatnya. Narasi tersebut membangun atau mengisyaratkan bahwa para pemangku kebijakan terlalu banyak memperkaya diri mereka sendiri tanpa memperhatikan nasib rakyat “para pemangku kebijakan sibuk memperkaya diri sendiri.”

Dalam narasi yang digambarkan seakan-akan pemerintah tidak memperdulikan bagaimana keadaan masyarakat yang sama-sama memiliki kepentingan dan mimpi masing-masing rakyat, “Setiap orang yang keluar rumah membawa persoalan hidup dan mimpi, tetapi dijalan yang tidak kunjung diperbaiki beban hidup semakin berat.“ dalam penggambaran film diperlihatkan mulai dari anak-anak yang berangkat sekolah, para pekerja pasar dan juga kuli bangunan. Mereka adalah rakyat yang seharusnya diberi pelayanan terbaik oleh Pemerintah.

Hidup masyarakat digambarkan sebagai jalanan yang sulit dilalui. Banyak masyarakat di pinggiran yang harus berjuang untuk menjalankan hidupnya. Dalam scene ini, film mencoba untuk mengkritik bagaimana pelaku pemerintah yang masih mementingkan jalan atau hidupnya sendiri tanpa memperdulikan masyarakat yang ada dalam kalangan bawah. Latar film sendiri di ambil disebuah kabupaten kecil di Jawa

(31)

61

Tengah yang dimana penulis memaknainya mereka adalah kelas masyarakat bawah. Kemerdekaan yang diharapkan masyarakat adalah bagaimana mereka mampu hidup dengan layak, tanpa harus terpinggirkan dengan pembangunan yang tidak merata. Masyarakat merasa mereka belum merdeka sepenuhnya.angka kemiskinan masih tinggi.

Mitos

Di Blora sendiri mencapai 11,9% dari jumlah penduduknya.23 Pemerintah harusnya mendukung guna menekan angka kemiskinan agar masyarakat mendapatkan kehidupan yang layak untuk kedepannya. Kemajuan infrastruktur dan pembangunan yang merata menjadikan salah satu jalan keluar yang diharapkan masyarakat guna mendukung mobilitas mereka dalam menjalankan kehidupan. Kesejahteraan adalah mimpi dari setiap masyarakat yang tinggal di setiap daerah.

Durasi: 00:00:15-00:00:35 Denotasi

Audio: Instrumen musik dan Narasi

Narasi: "Halo selamat sore semuanya, apa kabar? Semoga baik baik saja.

23http://blorakab.go.id/index.php/public/berita/detail/884/angka-kemiskinan-di-blora-diharapkan-turun Diakses pada 4 Desember 2019, Pukul 16.00 WIB

(32)

62

Dalam memperingati hari kemerdekaan Bangsa Indonesia, gua akan mengajak kalian semua keliling-keliling ketempat wisata baru. Nama tempat wisatanya adalah jeglongan sewu. Oke gak usah berlama-lama lagi, cekidot"

Visual: Ini merupakan scene pembuka dalam film ini. Penggambaran atau latar

yang disajikan berupa, Aji yang sibuk membuat vlog atau biasa disebut video blog menggunakan gawainya di samping para warga desa yang sedang bermain dikubangan jalan yang berlubang. Setelah memperlihatkan Aji kamera diarahkan secara wide angle dengan memperlihatkan panjangnya jalan berlubang yang kanan kirinya dipenuhi oleh warga.

Pengambilan gambar: medium close up, long shot, drone footage.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Aji menggunakan kaos biru serta flanel kotak-kotak berwarna kuning

dan biro dongker. Sedangkan warga mengenakan pakaian biasa.

Konotasi

Dalam pembukaan film ini kita disuguhkan Aji yang sedang melakukan vlog ditengah jalanan yang berlubang, diantara warga yang memadati jalanan berlubang tersebut. Dalam pembukaan vlognya Aji berkata "Halo selamat sore semuanya, apa kabar? Semoga baik baik saja. Dalam memperingati hari kemerdekaan Bangsa Indonesia, gua akan mengajak kalian semua keliling-keliling ketempat wisata baru. Nama tempat wisatanya adalah jeglongan sewu. Oke gak usah berlama-lama lagi, cekidot". Selesai Aji berkata seperti itu kemudian Aji berjalan kearah kerumunan warga yang ada disekitaran jalan. Pemaknaan konotasi dalam scene ini sebenarnya ada beberapa makna yang maknai oleh penulis.

Pertama Aji dan warga tampak senang ketika mereka masih bisa menikmati kemerdekaan yang ada di Indonesia meskipun dalam kondisi yang kurang mengenakan atau malah dirugikan.

(33)

63

Gambar 5.2 (Sumber: Film Lubang Tikus)

Dalam perkataan Aji ada perkataan kritik yang dimana itu yang menjadi perhatian khusus bagi penulis, “gua akan mengajak kalian semua keliling-keliling ketempat wisata baru. Nama tempat wisatanya adalah jeglongan sewu”. Perkataan ini mungkin terkesan menggambarkan hal yang senang atau menghibur namun dalam gambaran dalam film, penonton akan diperlihatkan kumpulanseseorang yang berada diantara jalanan berlubang yang kondisinya sangat memperihatinkan. Jalanan berlubang itu menggambarkan bahwa masyarakat masih menikmati bagaiamana pembangunan yang tidak merata, masyarakat berusaha memaklumi bawasannya kondisi seperti itu sudah lumrah terjadi disekitar mereka. Dengan keadaan semacam itu masyarakat dibuat tidak heran dengan pembangunan yang dapat dibilang tidak merata. Pembangunan yang tidak merata sebenarnya sangat berdampak besar terhadap perkembangan ekonomi dan manusia sendiri.

Pemaknaan yang dilakukan penulis antara pemaknaan satu dan dua dapat digabungkan dengan pembangunan Indonesia yang tidak merata meskipun kita sudah dikatakan merdekan dan menjadi bangsa yang bebas. Selama 74 tahun bangsa kita merdeka, 7 kali Indonesia sudah berganti pemimpin dari masa Soekarno sampai Jokowi masyarakat masih belum mampu menikmati kebebasan dalam hal pembangunan yang merata. Hal itu bahkan terjadi dipulau jawa yang dimana Indonesia yang katanya Jawasentris namun tetap pemerataan pembangunan dipelosok Jawa kurang diperhatikan. Kemerdekaan yang sebenarnya ternyata belum dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Sehingga hal-hal semaca ini sudah dianggap biasa dan mau tidak mau masyarakat harus dan dipaksa menikmatinya. Tidak meratanya pembangunan ternyata sangat berdampak terhadap perkembangan manusia memang benar terjadi, dalam akhir film “Lubang Tikus” ini kita diperlihatkan bagaiamana perjuangan seorang ibu yang

(34)

64

akan melahirkan harus menunggu bidan yang ternyata terjebak dijalanan yang jelek, lalu warga yang berbondong bondong mengeluarkan truk yang terjebak kubangan meskipun dibelakangnya sudah ada warga yang hampir mati.

Gambar 5.3 (Sumber: Film Lubang Tikus)

Gambar 5.4 (Sumber: Film Lubang Tikus)

(35)

65

Gambar 5.6 (Sumber: Film Lubang Tikus)

Hal-hal yang ada diakhir film merupakan dampak yang akan terjadi jika memang permasalahan ketidak merataan infrastruktur atau pembangunan tidak merata. Banyak warga masyarakat yang akan dirugikan akibat tidak meratanya pembangunan ini. Warga menjadi korban sehingga mereka tidak bisa merasakan apa yang namanya merdeka, apa yang namanya kebebasan, apa yang namanya kebahagiaan, mereka akan terus merasa terjajah oleh bangsanya sendiri.

Mitos

Pemaknaan kemerdekaan sendiri karena mereka sudah merasa tidak terjajah oleh bangsa lain, mereka sudah mampu hidup bebas tanpa beban dengan bersenang-senang dijalanan yang berlubang. Penggambaran semacam ini tentunya harus diperhatikan tiap masyarakat yang ada di Indonesia. Kemerdekaan sendiri harus dirayakan tanpa ada beban sama sekali. Menurut KBBI, Kemerdekaan adalah keadaan dimana kita bisa berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya) atau kebebasan karena itu adalah hak segala bangsa.24 Maka dari itu kita harus merayakannya dengan bahagia.

(36)

66 Durasi: 00:01:15-00:02:21

Denotasi

Audio: Instrumen musik dan Narasi

Narasi: "Tanah ini mengalirkan minyak dan menumbuhkan kayu jati

terbaik dunia, tapi kami terbiasa dibodohi, terbiasa dimiskinkan, biasa diabaikan, biasa terusir dari tanah kelahiran. Bosan jadi penonton perampokan sumber daya alam ditanah kelahirannyanya. Anak-anak muda pergi jadi buruh dikota lain. Ditanah yang kaya-raya ini roda perekonomian seret. Pendidikam jalan di tempat karena terperosok lubang jalan..”

Visual: Dalam scene ini visualisasi yang digambarkan adalah tambang minyak

yang berada ditengah persawahan yang luas. Selanjutnya adalah gambaran hutan jati yang luas. Gambar beralih lagi dengan lalu-lalangnya anak sekolah, pegawai pasar, kuli bangunan serta pegawai kantoran menggunakan sepeda motornya melalui jalanan yang berlubang. Kemudian gambar beralih lagi pada anak-anak muda yang pergi merantau keluar kota menggunakan kendaraan mini bus semacam

Elf dengan pakaian rapi menyingsing tas seperti hendak pergi meninggalkan kota.

(37)

67

mereka bersekolah terlihat terperosok atau terjatuh kekubangan jalanan yang berlubang.

Pengambilan gambar: drone footage, medium shot dan long shot.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Wardrobe: Pakaian yang digunakan oleh anak sekolah adalah seragam putih biru

dan putih abu-abu. Pegawai kantoran menggunakan jaket dan tas serta bawahan celanan kain dan mengenakan sepatu hitam. Untuk pegawai pasar dan kuli bangunan mengenakan pakaian sehari-hari seperti kaos dan celana.

Konotasi

Dalam scene ini, penggunaan narasi dan juga stock shoot area disekitar Kab.Blora sangat kuat. Kabupaten Blora sendiri menjadi background dari film ini. Pada narasi pertama "Tanah ini mengalirkan minyak dan menumbuhkan kayu jati terbaik dunia,” ketika narasi ini dibunyikan penonton diajak melihat situs pengeboran minyak diantara persawahan yang hijau diarea Kabupaten Blora, selanjutanya penonton diajak melihat hamparan hutan jati yang kering kala musim kemarau.

(38)

68

Gambar 5.8 (Sumber: Film Lubang Tikus)

Jika kita mendengar Blora atau Cepu pasti kita akan berfikir bahwa disana ada yang namanya Blok Cepu sebagai pengeboran minyak yang sudah terkenal sejak lama. Blora sendiri dengan minyak sudah menjadi kawan lama. Sejak dulu pengeboran minyak sudah dilakukan, bahkan saat ini kita masih bisa menemukan bekas-bekas sumur tua yang masih berfungsi dan menghasilkan minyak. Pengeboran minyak diarea Blora terus ditingkatkan guna menanggulangi impor minyak Indonesia. Meskipun begitu baru-baru ini ada sekelompok warga yang mencoba untuk melakukan judicial review terhadap undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Menurut mereka Kabupaten Blora tidak mendapatkan hasil yang sama dibanding kabupaten yang sama-sama dipegang oleh Blok Cepu seperti Kabupaten Bojonegoro dan Tuban yang masing-masing berada di Jawa Timur. Menurut undang-undang pembagian hasil akan dilihat dari provinsi yang daerahnya menyumbangkan banyak minyak. Kabupaten Bojonegoro sendiri menyumbang 200 ribu barel perharinya. Menurut mereka hal tersebut tidak adil bahwasannya Kabupaten Blora yang memepunyai ladang minyak yang besar juga menuntut pembagian hasil yang sama atau lebih besar.

Hal tersebut memang menjadi pusat perhatian bagi warga Blora dan sekitarnya. Bagaimana tidak, jika kita mengunjungi Blora atau kita sekedar lewat daerah Blora. Kabuaten itu sangat tidak terlihat seperti Kabupaten yang kaya akan hasil buminya dengan pemanfaatannya untuk membangun Blora. Blora sendiri terlihat seperti Kabupaten kecil yang berada dipinggiran dengan infrastruktur yang kurang. Bahkan pusat kabupaten Blora juga sangat kurang untuk menunjukan bahwa mereka adalah penghasil minyak terbanyak di Indonesia. Narasi yang dieluarkan dalam film mengenai penduduk, “kami terbiasa dibodohi, terbiasa dimiskinkan, biasa diabaikan, biasa terusir

(39)

69

dari tanah kelahiran. Bosan jadi penonton perampokan sumber daya alam ditanah kelahirannyanya. Anak-anak muda pergi jadi buruh dikota lain. Ditanah yang kaya-raya ini roda perekonomian seret. Pendidikam jalan di tempat karena terperosok lubang jalan.” Narasi tersebut mewakili bagaimana rasa iri masyarakat Blora dengan keadaan infrastrukturnya yang kurang. Bahkan untuk jalan raya yang dimana menjadi jantung atau pusat berjalannya roda perekonomian dinilai sangat kurang, jalanan disana benar-benar rusak. Mereka iri dengan pagar-pagar tinggi yang mengelilingi pekerja tambang atau pengeboran minyak. Banyak pekerja minyak yang berasal dari luar negri, bahkan kali ini Exxon yang sebagian meguasai tambang minyak mereka. Mereka merasa bahwa tidak ada dampak apapun kepada mereka meskipun mereka adalah penduduk asli Blora. Bahkan pemuda asli Blora banyak yang meninggalkan kotanya untuk keluar daerah guna mencari lapangan pekerjaan untuk menyambung kehidupan keluarganya. Banyak yang keluar menjadi kuli bangunan dan pekerja kasar diluar Blora sendiri. Untuk pendidikan di Blora sendiri mungkin bisa dijawab dengan adanya SMK Migas yang ada diarea Cepu namun bagaimana dengan pendidikan lainnya, SD, SMP, SMA. Banyak gedung sekolah diarea Blora yang kurang cukup untuk menunjang pendidikan yang layak.

Mitos

Kabupaten Blora merupakan kabupaten kecil yang terletak di Jawa Tengah dengan bentang pegunungan kapur yang tandus. Kabupaten Blora khususnya Cepu memang dikenal sebagai penghasil minyak yang besar. Tataletak Kabupaten Blora sendiri dikelilingi oleh hutan kayu jati yang merupakan produk terbaik Indonesia. Sudah sejak lama bahkan sebelum indonesia merdeka, Blora sudah dikenal sebagai penghasil minyak bumi mentah. Di kota ini, sejarah mencatat kekayaan alam berupa Minyak dan Gas bumi (Migas), bahkan tentang minyak bumi Blora tersimpan dengan baik dalam dokumen peninggalan Bupati Blora tempo dulu era kepemimpinan pada tahun 1886-1912, dokumen Pertamina. Bahkan, terarsip dan terdokumentasi di Tropenmuseum, yang beralamat di Linnaeusstraat 2, 1092 CK Amsterdam, Belanda.25

Peneliti dalam hal ini melakukan uji keabsahan dengan mendatangi ahli yang berkecimpung dalam bidangnya. Masalah mengenai pemanfaatan SDA adalah kritik terhadap negara tentang bagamana negara mengelola SDA untuk mensejahterakan sesuai

25https://www.liputan6.com/regional/read/4035438/menyusuri-sejarah-industri-minyak-bumi-di-blora Diakses pada 30 November 2019, Pukul 16.00 WIB

(40)

70

dengan UUD. Negara dinilai belum mampu atau belum punya kemampuan bahkan belum punya kemauan untuk mensejahterakan rakyatnya. Pemerintah tidak mencerminkan pengelolaan yang baik hal itu harus diubah dan menjadi lebih baik untuk memanfaatkan SDA.

Durasi: 00:10:36-00:11:00 Denotasi

Audio: Percakapan antara Purnomo dan Cucunya

Purnomo: "Sekolah yang pinter ya le, biar ndak jadi petani kecil seperti

eyang kakung"

Cucu Purnomo: "Lha ngopo to yang?"

Purnomo: "Berat, kamu ndak akan kuat. Dari kecil eyang kakung ini

sudah jadi petani kecil. Sampai tua, masih miskin. Belajar yang pinter ya"

Visual: Didepan rumah, Pak Purnomo berusaha menasehati cucunya untuk sekolah

yang pintar sehingga dapat di banggakan. Pak Purnomo sendiri mempunyai harapan yang disampaikan ke cucunya agar kelak menjadi orang yang sukses dan tidak memilih menjadi petani. Karena menurut Pak Purnomo, menjadi petani itu susah untuk kaya.

Pengambilan gambar: medium shot.

Lighting: Dalam scene ini, pencahayaan yang digunakan adalah cahaya natural

yaitu matahari.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

Konsep nilai waktu dari uang (time value of money) pada dasarnya menjelaskan bahwa uang dalam jumlah yang sama yang diterima hari ini nilainya lebih besar dari nilainya di masa

Di antara „illah (kausa atau motif hukum) dari terlarangnya memelihara anjing selain untuk kebutuhan yang disebutkan di atas adalah penegasan dan peringatan dari Rasulullah saw, bahwa

Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik kelas IX SMP materi peluang,

Selanjutnya tahap pengujian alat, seperti yang terlihat pada desain, saat menghubungkan arus listrik arduino akan memberikan perintah sesuai dengan fungsi program yang

Terkait dengan kendala pemasaran produk perikanan yang lebih spesifik adalah: (1) Cek point export belum dapat dilakukan secara langsung dari Ternate; (2) Revitalisasi pelaku

Pemeliharaan Jalan Paket II (Pemeliharaan Jalan Mangga, Jalan Tanjung Manis, Jalan Imam Bonjol, Jalan Sri Rejeki, Jalan Kelun, Jalan Sarana Mulya, Jalan Pilang AMD dan Jalan

Pensinyalan Out of band Dalam pensinyalan ini, sinyal suara tidak menggunakan sepenuhnya bandwidth 4kHz dan yang tidak terpakai akan digunakan untuk mengontrol