• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Nilai Kepribadian Konselor

Dalam dokumen Buku Ajar Pengembangan Pribadi Konselor. (Halaman 81-86)

BAB VI Pengembangan Nilai-Nilai Kehidupan Pribadi Konselor

3. Kualitas Nilai Kepribadian Konselor

Beberapa penelitian pakar konseling menemukan bahwa keefektifan konselor banyak ditentukan oleh kualitas pribadinya. Secara umum, berangkat dari hasil penelitian tersebut, khususnya untuk konteks Indonesia, beberapa karakteristik kepribadian yang perlu dimiliki seorang konselor adalah sebagai berikut:

1) Beriman dan bertakwa 2) Menyenangi manusia 3) Komunikator yang terampil 4) Bendengar yang baik

5) Memiliki ilmu yang luas, terutama tentang wawasan tentang manusia dan sosial- budaya

7) Fleksibel, tenang, dan sabar

8) Menguasai keterampilan atau teknik 9) Memiliki intuisi

10) Memahami etika profesi

11) Respek, jujur, asli, menghargai, dan tidak menilai 12) Empati, memahami, menerima, hangat, dan bersahabat 13) Fasilitator dan motivator

14) Emosi stabil; pikiran jernih, cepat, dan mampu 15) Objektif, rasioanl, logis, dan konkrit

16) Konsisten dan tanggung jawab.

Sementara itu, ABKIN (Asosiasi Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia)merumuskan bahwa salah satu komponen standar kompetensi yang harus dijiwai dan dimiliki oleh konselor adalah mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi:

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat 3) Memiliki kesadaran diri dan komitmen terhadap etika profesional

4) Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat tugas dan secara eksternal antarprofesi

5) Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.

Apa yang diungkap oleh Willis maupun yang dirumuskan oleh ABKIN di atas, mengisyaratkan bahwa porsi kecerdasan atau kematangan emosi dan spiritual konselor harus lebih ditekankan daripada sisi intelektual dan keterampilan teknis. Persoalannya adalah mampukah lembaga pendidikan menjadi konselor yang dapat memenuhi kriteria tersebut atau pertanyaan besar bagi para ahli bimbingan dan konseling adalah mampukah kita mendidik atau menghasilkan konselor dengan segenap kompetensi di atas. engembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konseling selalu ditegaskan bahwa konselor tidak mempengaruhi pandangan, keyakinan dan tingah laku konselinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi dikarenakan konselor berperan sebagai pihak yang secara personel maupun profesional menyediakan diri untuk sepenuhnya membantu konseli tanpa syarat,

dengan berusaha membantunya. Aspek nilai dalam konseling adalah hal yang sangat fundamental. Pertentangan antara nilai-nilai yang dianut konselor dengan yang dianut konseli akan menyebabkan konseling tidak dapat dilanjutkan, utamanya konseling yang menyangkut pengambilan keputusan berhubungan dengan nilai-nilai dasar kedua belah pihak.

Aktivitas bimbingan dan konseling, pada dasarnya merupakan interaksi timbal- balik, yang di dalamnya terjadi hubungan saling mempengaruhi antara konselor sebagai pihak yang membantu dan konseli sebagai pihak yang dibantu. Seorang konselor yang bekerja dengan diatur oleh kode etik dan memiliki tugas untuk membantu menangani masalah konseli harus memiliki nilai kehidupan dalam melaksanakan profesinya secara profesional. Ketentuan ini dapat dilihat di point pertama pada “Kualifikasi Dan Kegiatan Profesional Konselor” di dalam ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), yang berbunyi sebagai berikut:

Kualifikasi dan kegiatan profesional konselor terdiri dari dua point yaitu:

1. Memiliki nilai, sikap. Ketrampilan, pengetahuan dan wawasan dalam bidang profesi bimbingan dan konseling. Nilai, sikap, ketrampilan, pengetahuan dan wawasan yang harus dimiliki konselor adalah sebagai berikut:

1) Konselor wajib terus-menerus berusaha mengembangkan dan menguasai dirinya 2) Konselor wajib memperlihatkan sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar,

menepati janji, dapat dipercaya, jujur, tertib dan hormat

3) Konselor wajib memeiliki rasa tanggung jawab terhadap saran ataupun peringatan yang diberikan kepadanya, khususnya dari rekan seprofesi yang berhubungan dgn pelaksanaan ketentuan tingkah laku profesional

4) Konselor wajib mengusahakan mutu kerja yang tinggi dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi termasuk material, finansial dan popularitas

5) Konselor wajib trampil dlm menggunakan tekhnik dan prosedur khusus dgn wawasan luas dan kaidah-kaidah ilmiah

2. Memperoleh pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai konselor. 1) Pengakuan Keahlian

2) Kewenangan oleh organisasi profesi atas dasar wewenang yang diberikan kepadanya.

Selanjutnya hubungan nilai kehidupan pribadi dengan tugas seorang konselor dapat dilihat pula di dalam salah satu aspek tujuan bimbingan dan konseling yaitu aspek pribadi-sosial konseli yang terdapat dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal bahwa tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah sebagai berikut: Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

Ringkasan

Nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku. Nilai merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan diperoleh seseorang sejak kecil. Nilai juga dianggap sebagai sesuatu yang baik yang menjadi suatu norma tertentu mengatur ketertiban kehidupan sosial manusia.

Nilai-nilai kehidupan dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena mempunyai kaitan erat. Unsur kebudayaan yang digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan sesuai situaaasi dan kondisinya. Nilai kehidupan menurut maknanya, etika, etiket, hal-hal etis, nilai, dan norma dapat berlaku atau mempunyai kesamaan secara universal.

Yang termasuk nilai-nilai kehidupan adalah: agama atau ajaran-ajaran agama; norma ataupun kebiasaan yang berlaku dalam komunitas; pendidikan formal dan informal, disiplin, latihan, bimbingan orang tua maupun guru; interaksi sosial dan pengalaman serta wawasan

Contoh nilai kehidupan itu antara lain sebagai berikut: kekuasaan, cinta atau kasih sayang, keindahan, keindahan fisik, kesehatan, keterampilan, sejahtera dan aman, pengetahuan, moral, keagamaan atau kepercayaan, keadilan, altruisme, pengakuan atau penghargaan, kesenangan, kebijaksanaan, kejujuran, prestasi, kemandirian atau otonomi, kekayaan, dan kesetiaan

Salah satu kapasiatas yang perlu dimiliki konselor adalah memiliki nilai-nilai pribadi yang menentukan kualitas konselor. Kualitas konselor adalah semua kriteria keunggulan termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dimiliki konselor, yang akan menentukan keberhasilan (efektivitas) proses bimbingan dan konseling.

Beberapa karakteristik kepribadian yang perlu dimiliki seorang konselor adalah beriman dan bertakwa, menyenangi manusia, komunikator yang terampil, pendengar yang baik, memiliki ilmu yang luas, terutama tentang wawasan tentang manusia dan sosial-budaya, menjadi narasumber yang kompeten, fleksibel, tenang, dan sabar, menguasai keterampilan atau teknik, memiliki intuisi, memahami etika profesi, respek, jujur, asli, menghargai, dan tidak menilai, empati, memahami, menerima, hangat, dan bersahabat, fasilitator dan motivator, emosi stabil; pikiran jernih, cepat, dan mampu objektif, rasioanl, logis, dan konkrit, konsisten dan tanggung jawab. Sementara itu, ABKIN merumuskan bahwa salah satu komponen standar kompetensi yang harus dijiwai dan dimiliki oleh konselor adalah mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat, memiliki kesadaran diri dan komitmen terhadap etika professional, mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat tugas dan secara eksternal antarprofesi, dan berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.

Latihan

1. Konsep nilai kehidupan.

a. Jelaskan yang dimaksud nilai-nilai kehidupan itu ?

b. Apa sajakan yang termasuk nilai-nilai pribadi yang perlu dimiliki oleh konselor?

c. Apa sajakah factor-faktor yang mempengaruhi nilai-nilai kehidupa itu? 2. Keyakinan konselor

a. Apa yang dimaksud dengan keyakinan konselor ?

b. Jelaskan nilai-nilai pribadi yang esesnsial dimiliki pribadi konselor? c. Apa yang mempengaruhi nilai-nilai pribadi konselor dalam melaksanakan

profesinya ?

a. Jelaskan perilaku konselor yang menunjukkan pribadi yang nilai pribadinya tinggi

b. Sebutkan dengan contoh perilaku konselor yang nilai pribadinya rendah ?

Dalam dokumen Buku Ajar Pengembangan Pribadi Konselor. (Halaman 81-86)

Dokumen terkait