• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

2. Kualitas Produk Akhir Modul Pembelajaran

Kualitas dari produk modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dapat dilihat dari hasil penilaian validator ahli yang terdiri dari 1 dosen ahli IPA dan 3 guru kelas V SD, hasil dari kuesioner validasi siswa serta nilai dari hasil pengerjaan soal pretest dan posttest siswa. Kualitas produk modul pembelajaran menurut dosen ahli IPA dilihat dari hasil validasi produk mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,58. Dilihat dari tabel klasifikasi hasil penilaian menurut Widoyoko (2014: 144) skor rata-rata tersebut termasuk dalam rentang 3,25 sampai dengan 4,00 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” menurut dosen ahli IPA. Kualitas produk modul pembelajaran menurut ketiga guru dilihat dari hasil validasi produk mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,71. Dilihat dari tabel klasifikasi hasil penilaian menurut Widoyoko (2014: 144) skor rata-rata tersebut termasuk dalam rentang 3,25 sampai dengan 4,00 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” menurut guru kelas V SD. Secara keseluruhan kualitas modul pembelajaran menurut keempat validator ahli yaitu 1 dosen ahli IPA dan 3 guru kelas V SD diperoleh skor rata-rata sebesar 3,68. Berdasarkan tabel klasifikasi hasil penilaian menurut Widoyoko (2014: 144) skor rata-rata tersebut termasuk dalam rentang 3,25 sampai dengan 4,00 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Hal tersebut diperoleh karena modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan unsur-unsur dari modul pembelajaran yaitu judul modul pada halaman sampul, petunjuk umum yang terdapat pada halaman v-vii, materi organ pernapasan makhluk hidup yang terdapat pada halaman 1 sampai dengan 34 dengan sisipan kuis serta soal evaluasi yang terdiri dari latihan soal yang terdapat pada setiap akhir bagian materi yaitu halaman

10-11, 21-23, dan 35-37. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Prastowo (2014: 214) yang menyatakan bahwa modul tersusun dalam beberapa unsur yaitu judul modul, petunjuk modul, materi modul, dan evaluasi. Selain itu modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori sangat baik menurut validator ahli karena dalam pengembangannya peneliti memperhatikan karakteristik modul yang baik yaitu modul dapat membantu penggunanya untuk belajar secara mandiri, mencakup materi secara utuh atau lengkap, mudah digunakan, tidak bergantung pada media lain, serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Sukiman (2012: 133-135) yang menyatakan bahwa modul yang baik harus mencakup beberapa karakteristik yaitu self instruction yang berarti modul memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain, self contained yang berarti modul mencakup seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi dasar secara utuh, stand alone yang berarti modul yang dikembangkan tidak bergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain, adaptif yang berarti modul hendaknya memiliki daya adaptasi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi serta user friendly yang berarti modul mudah untuk digunakan oleh siswa.

Selanjutnya, kualitas produk modul pembelajaran menurut siswa kelas V Sekolah Dasar dilihat dari hasil kuesioner validasi siswa mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,85. Dilihat dari tabel klasifikasi hasil penilaian menurut Widoyoko (2014: 144) skor rata-rata tersebut termasuk dalam rentang 3,25 sampai dengan 4,00 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Selain dari hasil kuesioner validasi siswa, kualitas produk modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup juga dapat dilihat melalui perubahan nilai hasil pretest dan posttest siswa. Hasil dari analisis nilai pretest dan posttest 4 siswa yang menggunakan modul pembelajaran IPA mendapatkan hasil sebagai berikut: siswa pertama mendapatkan nilai 30 pada saat pretest dan mendapatkan nilai 80 pada saat posttest. Siswa kedua mendapatkan nilai 52,5 pada saat pretest dan mendapatkan nilai 97,5 pada saat posttest. Siswa

ketiga mendapatkan nilai 62,5 pada saat pretest dan mendapatkan nilai 87,5 pada saat pottest. Siswa keempat mendapatkan nilai 47,5 pada saat pretest dan mendapatkan nilai 75 pada saat posttest. Rata-rata nilai pretest dari keempat siswa tersebut sebesar 48,12 sedangkan rata-rata nilai posttest sebesar 85.

Dari hasil rata-rata nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa tersebut, maka dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan yaitu sebesar 36,88. Peneliti kemudian menghitung persentase peningkatan dari nilai pretest dan posttest siswa tersebut dan didapatkan hasil yaitu sebesar 76,64%.

Hasil pretest dan posttest pada setiap siswa mengalami peningkatan yang berbeda-beda. Perbedaan peningkatan hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Sudjana (dalam Susanto, 2013: 15) yang menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa salah satunya dipengaruhi oleh faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.

Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar pada siswa. Dengan perbedaan kemampuan pada masing-masing siswa tersebut maka tidak dapat dipastikan bahwa semua siswa dapat mengalami peningkatan nilai yang sama.

86 BAB V PENUTUP

Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran. Bagian-bagian tersebut dijabarkan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

1. Modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dikembangkan dengan menggunakan prosedur pengembangan model ADDIE. Prosedur pengembangan model ADDIE terdiri dari lima tahapan yaitu 1) Analisis (analyze) yang dilakukan dengan analisis kebutuhan, 2) Perancangan (design) yang dilakukan dengan merancang modul pembelajaran, 3) Pengembangan (development) yang dilakukan dengan mengembangkan desain dengan membuat rancangan modul menjadi bentuk nyata yang kemudian divalidasikan kepada validator ahli, 4) Implementasi (implementation) dilakukan dengan mengujicobakan produk pengembangan berupa modul pembelajaran IPA secara terbatas kepada empat siswa kelas V Sekolah Dasar, dan 5) Evaluasi (evaluation) yang dilakukan dengan evaluasi formatif serta evaluasi sumatif.

2. Modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar memiliki kualitas “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,68. Rata-rata skor tersebut dapat dilihat dari hasil validasi produk oleh validator ahli yaitu 3 guru kelas V SD dan 1 dosen ahli IPA. Kualitas modul pembelajaran menurut siswa termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,85. Rata-rata skor tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner validasi siswa terhadap produk modul pembelajaran. Selain itu, hasil pretest dan posttest yang digunakan sebagai data pendukung menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi daripada nilai yang diperoleh siswa pada

saat pretest. Rata-rata nilai pretest yang diperoleh siswa sebesar 48,12 dan rata-rata nilai posttest sebesar 85. Dari hasil rata-rata nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 36,88 dengan persentase sebesar 76,64%.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian Research and Development (R&D) yang dilakukan oleh peneliti memiliki keterbatasan dalam pelaksanaannya yaitu pada tahap implementasi peneliti hanya bisa melakukannya secara terbatas kepada empat siswa kelas V SD. Hal tersebut dipengaruhi oleh situasi dan kondisi saat ini yaitu karena adanya wabah virus covid 19 sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan implementasi di sekolah.

C. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu jika kondisi memungkinkan sebisa mungkin pada tahap implementasi peneliti melakukannya kepada lebih banyak siswa supaya hasil dari penelitian yang telah dilakukan menjadi lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S., A’yun, I. Q., Satriyani, F. Y., Widodo, W., Paranimmita, R., & Ferisa, D. (2016). Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Andriani, R., Tandililing, E., & Mursyid, S. (2018). Pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis masalah pada materi hukum newton di MTS Islamiyah Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa,

7(7). Diakses dari

https://jurnal.untan.ac.id/id/index.php/jpdpb/article/view/26511/75676577 238

Anggraini, D., Madyan, S., & Wiyono, D. F. (2021). Model pembelajaran blended learning (daring dan luring) dalam mata pelajaran ski kelas XI di MA Almaarif Singosari. Jurnal Pendidikan Islam, 6(4), 18-29. Diakses dari https://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/11731

Arum, T. S., & Wahyudi. (2016). Pengembangan modul pembelajaran tematik integratif subtema hubungan makhluk hidup dalam ekosistem pendekatan saintifik untuk kelas 5 SD. Jurnal Scholaria, 6(3), 239-250. Diakses dari https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/549

Darmadi, H. (2014). Metode penelitian pendidikan dan sosial: teori konsep dasar dan implementasi. Bandung. Alfabeta.

Daryanto. (2013). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Fitria, Y., & Idriyeni. (2017). Development of problem-based teaching materials for the fifth graders of primary school. Jurnal Ta’dib, 20(2), 99-106.

Diakses dari

https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/takdib/article/view/747 Gita, S. D., Annisa, M., & Nanna, W. I. (2018). Pengembangan modul IPA materi

hubungan makhluk hidup dan lingkungannya berbasis pendekatan kontekstual. LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, 8(1), 28-37.

Diakses dari https://jurnallensa.web.id/index.php/lensa/article/view/28 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Udara bersih bagi kesehatan

buku tematik terpadu kurikulum 2013 tema 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lasmiyati., & Harta, I. (2014). Pengembangan modul pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep dan minat SMP. Jurnal Pendidikan

Matematika, 9(2), 161-174. Diakses dari https://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/view/9077

Murfiah, U. (2017). Pembelajaran terpadu: teori & praktik terbaik di sekolah.

Bandung: Refika Aditama.

Nasution, S. (1982). Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar.

Bandung: Bina Aksara

Prastowo, A. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik: tinjauan teoretis dan praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Putra, S. R. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta:

Diva Press.

Rusmiati, I. G., Santyasa, I. W., & Warpala, I. W. (2013). Pengembangan modul IPA dengan pendekatan kontekstual untuk kelas V SD Negeri 2 Semarapura Tengah. Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia, 3(1).

Diakses dari

https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_tp/article/view/899 Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: Indeks.

Samatowa, U. (2018). Model inovasi pembelajaran herbarium. Tangerang: Tira Smart.

Sudaryono., Margono, G., & Rahayu, W. (2013) Pengembangan instrumen penelitian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian dan pengembangan: Research and development/R and D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian & pengembangan (Research and development/ R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. (2014). Model penelitian pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Utaminingsih, C. D., & Wasitohadi. (2017). Pengembangan modul pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam materi

pecahan untuk kelas 5 SD. Jurnal Mitra Pendidikan, 1(4). Diakses dari https://e-jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-jmp/article/download/84 /39/

Warsita, B. (2011). Pendidikan jarak jauh: perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi diklat. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Wawancara

Lampiran 1.1 Surat Izin Wawancara SD N Babarsari

Lampiran 1.2 Surat Izin Wawancara SD Kanisius Sengkan

Lampiran 1.3 Surat Izin Wawancara SD Kanisius Kadirojo

Lampiran 2 Surat Izin Penyebaran Kuesioner

Lampiran 2.1 Surat Izin Penyebaran Kuesioner SD N Babarsari

Lampiran 2.2 Surat Izin Penyebaran Kuesioner SD Kanisius Sengkan

Lampiran 2.3 Surat Izin Penyebaran Kuesioner SD Kanisius Kadirojo

Lampiran 3 Surat Izin Validasi Produk

Lampiran 3.1 Surat Izin Validasi Produk Dosen Ahli

Lampiran 3.2 Surat Izin Validasi Produk SD N Babarsari

Lampiran 3.3 Surat Izin Validasi Produk SD Kanisius Sengkan

Lampiran 3.4 Surat Izin Validasi Produk SD Kanisius Kadirojo

Lampiran 4 Surat Izin Uji Coba Produk

Lampiran 4.1 Surat Izin Uji Coba Produk Siswa 1

Lampiran 4.2 Surat Izin Uji Coba Produk Siswa 2

Lampiran 4.3 Surat Izin Uji Coba Produk Siswa 3

Lampiran 4.4 Surat Izin Uji Coba Produk Siswa 4

Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru

Lampiran 5.1 Hasil Wawancara Guru SD N Babarsari

Lampiran 5.2 Hasil Wawancara Guru SD Kanisius Sengkan

Lampiran 5.3 Hasil Wawancara Guru SD Kanisius Kadirojo

Lampiran 6 Hasil Kuesioner Siswa

Lampiran 6.1 Hasil Kuesioner Siswa SD N Babarsari

Lampiran 6.2 Hasil Kuesioner Siswa SD Kanisius Sengkan

Lampiran 6.3 Hasil Kuesioner Siswa SD Kanisius Kadirojo

Lampiran 7 Instrumen Validasi Produk

Lampiran 7.1 Instrumen Validasi Produk (Dosen IPA)

Lampiran 7.2 Instrumen Validasi Produk (Guru Kelas V SD N Babarsari)

Lampiran 7.3 Instrumen Validasi Produk (Guru Kelas V SD Kanisius Sengkan)

Lampiran 7.4 Instrumen Validasi Produk (Guru Kelas V SD Kanisius Kadirojo)

Lampiran 8 Hasil Pretest Siswa

Lampiran 8.1 Hasil Pretest Siswa 1

Lampiran 8.2 Hasil Pretest Siswa 2

Lampiran 8.3 Hasil Pretest Siswa 3

Lampiran 8.4 Hasil Pretest Siswa 4

Lampiran 9 Hasil Posttest Siswa

Lampiran 9.1 Hasil Posttest Siswa 1

Lampiran 9.2 Hasil Posttest Siswa 2

Lampiran 9.3 Hasil Posttest Siswa 3

Lampiran 9.4 Hasil Posttest Siswa 4

Lampiran 10 Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa

Lampiran 10.1 Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa 1

Lampiran 10.2 Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa 2

Dokumen terkait