• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Cicilia Aditya Lupitasari NIM: 161134237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

i

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Cicilia Aditya Lupitasari NIM: 161134237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(3)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh:

Cicilia Aditya Lupitasari NIM: 161134237

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 8 Desember 2021

(4)

iii SKRIPSI

PE

NGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Cicilia Aditya Lupitasari NIM: 161134237

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 15 Desember 2021 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ….………..

Sekretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ….………..

Anggota Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ….………..

Anggota Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. ….………..

Anggota Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. ….………..

Yogyakarta, 15 Desember 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan penyertaan dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Kedua orang tua peneliti, Bapak Ignatius Suendro dan Ibu Christina Tri Pujiyanti yang selalu mendoakan, mendampingi, dan mendukung selama proses pengerjaan skripsi ini.

3. Kedua kakak peneliti, Maria Erlinda Eko Wati Setyo Putri dan Amelia Dian Kurniasari yang selalu mendukung dan menyemangati peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Almamater kebanggaan peneliti, Universitas Sanata Dharma.

(6)

v MOTTO

“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak”

(Mazmur 37:5)

“All our dreams can come true if we have the courage to pursue them”

(Walt Disney)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Desember 2021 Penulis

Cicilia Aditya Lupitasari

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Cicilia Aditya Lupitasari

Nomor Induk Mahasiswa : 161134237

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 15 Desember 2021 Yang menyatakan

Cicilia Aditya Lupitasari

(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Cicilia Aditya Lupitasari

Universitas Sanata Dharma 2021

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan mengenai bahan ajar yang kurang menarik untuk siswa serta adanya kebutuhan akan bahan ajar yang lebih lengkap khususnya terkait materi organ pernapasan makhluk hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar serta untuk mengetahui kualitas dari produk modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu analisis (Analyze), perancangan (Design), pengembangan (Development), implementasi (Implementation), dan evaluasi (Evaluation). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, kuesioner, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas modul pembelajaran berdasarkan hasil validasi oleh 4 validator ahli termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,68. Kualitas modul pembelajaran berdasarkan hasil kuesioner validasi siswa terhadap produk modul termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,85. Hasil uji coba terbatas kepada 4 siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest sebesar 48,12 dan nilai rata-rata posttest sebesar 85 sehingga rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 36,88 dengan persentase sebesar 76,64%.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, modul pembelajaran IPA, organ pernapasan makhluk hidup.

(10)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MODULES FOR LIVING ORGANISMS RESPIRATORY ORGANS FOR FIFTH GRADE

ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Cicilia Aditya Lupitasari Sanata Dharma University

2021

This research is motivated by the existence of problems regarding teaching materials that are less attractive to students and the need for more complete teaching materials, especially related to the material of the respiratory organs of living things. The purpose of this study was to develop a science learning module for living organisms' respiratory organs for fifth grade elementary school students and to determine the quality of the science learning module for living organisms' respiratory organs for fifth grade elementary school students.

This research uses research Research and Development (R&D) with the ADDIE development model which includes five phases: Analyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Data collection techniques in this study used interviews, questionnaires, and tests. Data analysis techniques used are qualitative data analysis techniques and quantitative data.

These results showed that the quality of the learning module based on the results of validation by 4 expert validators was included in the “very good”

category with an average score of 3.68. The quality of the learning module based on the results of the student validation questionnaires on the module product is included in the “very good” category with an average score of 3.85. The results of the limited trial to 4 students showed that the average pretest score was 48.12 and the average posttest score was 85 so that the average students score increased by 36.88 with a percentage of 76.64%.

Keywords: research and development, science learning module, respiratory organs of living things.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Pernapasan Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan terwujud seperti adanya sekarang. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi, memotivasi, dan memberikan bimbingan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah SD N Babarsari, SD Kanisius Sengkan, dan SD Kanisius Kadirojo yang telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan analisis kebutuhan penelitian.

6. Guru kelas V SD N Babarsari, SD Kanisius Sengkan, dan SD Kanisius Kadirojo yang telah bersedia menjadi narasumber dalam kegiatan wawancara dan validator ahli untuk penilaian produk pengembangan.

7. Seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar yang telah membantu peneliti dalam kegiatan analisis kebutuhan dan uji coba produk pengembangan dalam proses penelitian ini.

(12)

xi

8. Bapak dan Ibu Karyawan Sekretariat PGSD dan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan melayani selama proses penelitian.

9. Kedua orang tua peneliti: Bapak Ignatius Suendro dan Ibu Christina Tri Pujiyanti yang selalu mendoakan, mendampingi, dan mendukung peneliti sampai saat ini.

10. Kakak dan kakak ipar peneliti, Maria Erlinda Eko Wati Setyo Putri, Fitrianto, Amelia Dian Kurniasari, dan Age Pinastiko yang selalu mendukung, mendorong, mencukupi, dan membantu peneliti selama ini.

11. Sahabat dan teman-teman peneliti, Repshi Putri Yuliani, Lutfia Dewi, Jeanne Ullendara Gerischariti, Mukti Tri Pamungkas, Oni Alaska Maria Br Tarigan, Agustina Putri Amelia, Veronica Purwindyastuti dan Raymunda Junita Mneka yang selalu memberi penghiburan, semangat, motivasi, dan telah membantu peneliti selama ini.

12. Teman-teman mahasiswa PGSD kelas E angkatan 2016 yang bersama-sama berjuang menempuh gelar sarjana.

13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, namun telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya peneliti mengalami beberapa kendala baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti meminta maaf apabila dalam skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi peneliti sendiri.

Yogyakarta, 15 Desember 2021 Penulis

Cicilia Aditya Lupitasari

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

E. Definisi Operasional ...6

F. Spesifikasi Produk ...6

BAB II LANDASAN TEORI ...9

A. Kajian Pustaka ...9

1. Bahan Ajar ...9

a. Pengertian Bahan Ajar ...9

b. Jenis-jenis Bahan Ajar ...9

(14)

xiii

2. Modul Pembelajaran ... 10

a. Pengertian Modul Pembelajaran ... 10

b. Karakteristik Modul Pembelajaran ... 12

c. Unsur-unsur Modul Pembelajaran ... 14

d. Fungsi Modul Pembelajaran ... 15

e. Langkah-langkah Penyusunan Modul Pembelajaran ... 16

3. Ilmu Pengetahuan Alam ... 16

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 16

b. Tujuan Pembelajaran IPA ... 17

4. Organ Pernapasan Makhluk Hidup ... 18

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

C. Kerangka Berpikir ... 22

D. Pertanyaan Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 28

1. Tempat Penelitian ... 28

2. Subjek Penelitian ... 28

3. Objek Penelitian ... 28

4. Waktu Penelitian ... 28

C. Prosedur Pengembangan ... 29

1. Analisis (Analyze) ... 29

2. Perancangan (Design) ... 30

3. Pengembangan (Development) ... 30

4. Implementasi (Implementation) ... 31

5. Evaluasi (Evaluation) ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Wawancara ... 32

2. Kuesioner ... 32

3. Tes ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 33

(15)

xiv

1. Pedoman Wawancara ... 33

2. Instrumen Kuesioner ... 35

3. InstrumenTes ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 40

1. Data Kualitatif ... 40

2. Data Kuantitatif ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Prosedur Pengembangan Produk dengan Model ADDIE ... 45

a. Analisis (Analyze) ... 45

b. Perancangan (Design) ... 54

c. Pengembangan (Development) ... 55

d. Implementasi (Implementation) ... 67

e. Evaluasi (Evaluation) ... 68

B. Pembahasan ... 80

1. Prosedur Pengembangan Produk ... 80

2. Kualitas Produk Akhir Modul Pembelajaran ... 83

BAB V PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Keterbatasan Penelitian ... 87

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN ... 91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 183

(16)

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 22 Bagan 3.1 Tahapan Model ADDIE menurut Tegeh, Jampel, dan Pudjawan ... 26

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 32

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Guru ... 34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 35

Tabel 3.4 Pedoman Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 35

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk ... 37

Tabel 3.6 Pedoman Kuesioner Validasi Produk Ahli ... 37

Tabel 3.7 Instrumen Kuesioner Validasi Siswa ... 39

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 40

Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 42

Tabel 3.10 Penskoran Skala Likert ... 43

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru Kelas V SD ... 46

Tabel 4.2 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Kuesioner Siswa ... 51

Tabel 4.3 Kompetensi Dasar dan Indikator ... 55

Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk Aspek Desain Produk ... 69

Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk Aspek Isi Modul ... 70

Tabel 4.6 Hasil Validasi Produk Aspek Penggunaan Bahasa Tulis ... 71

Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Validasi Produk ... 72

Tabel 4.8 Rekapitulasi Komentar dan Saran dari Validator Serta Hasil Revisi Produk ... 74

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 77

Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Validasi Produk Modul Siswa ... 79

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Sampul Modul Pembelajaran IPA ...8

Gambar 4.1 Sampul Depan dan Belakang Modul ... 57

Gambar 4.2 Kata Pengantar ... 57

Gambar 4.3 Daftar Isi ... 58

Gambar 4.4 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran ... 59

Gambar 4.5 Petunjuk Buku ... 59

Gambar 4.6 Kegiatan Belajar Modul ... 61

Gambar 4.7 Lembar Percobaan ... 62

Gambar 4.8 Rangkuman ... 62

Gambar 4.9 Kuis ... 63

Gambar 4.10 Latihan Soal ... 64

Gambar 4.11 Refleksi ... 65

Gambar 4.12 Glosarium ... 65

Gambar 4.13 Daftar Pustaka ... 66

Gambar 4.14 Halaman QR Code ... 66

Gambar 4.15 Perhitungan Hasil Rerata Skor Akhir Produk ... 73

(19)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 78 Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 78

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Wawancara ... 92

Lampiran 1.1 Surat Izin Wawancara SD N Babarsari ... 92

Lampiran 1.2 Surat Izin Wawancara SD Kanisius Sengkan ... 93

Lampiran 1.3 Surat Izin Wawancara SD Kanisius Kadirojo ... 94

Lampiran 2 Surat Izin Penyebaran Kuesioner ... 95

Lampiran 2.1 Surat Izin Penyebaran Kuesioner SD N Babarsari ... 95

Lampiran 2.2 Surat Izin Penyebaran Kuesioner SD Kanisius Sengkan ... 96

Lampiran 2.3 Surat Izin Penyebaran Kuesioner SD Kanisius Kadirojo ... 97

Lampiran 3 Surat Izin Validasi Produk ... 98

Lampiran 3.1 Surat Izin Validasi Produk Dosen Ahli ... 98

Lampiran 3.2 Surat Izin Validasi Produk SD N Babarsari ... 99

Lampiran 3.3 Surat Izin Validasi Produk SD Kanisius Sengkan ... 100

Lampiran 3.4 Surat Izin Validasi Produk SD Kanisius Kadirojo ... 101

Lampiran 4 Surat Izin Uji Coba Produk ... 102

Lampiran 4.1 Surat Izin Uji Coba Produk Siswa 1 ... 102

Lampiran 4.2 Surat Izin Uji Coba Produk Siswa 2 ... 103

Lampiran 4.3 Surat Izin Uji Coba Produk Siswa 3 ... 104

Lampiran 4.4 Surat Izin Uji Coba Produk Siswa 4 ... 105

Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru ... 106

Lampiran 5.1 Hasil Wawancara Guru SD N Babarsari ... 106

Lampiran 5.2 Hasil Wawancara Guru SD Kanisius Sengkan ... 108

Lampiran 5.3 Hasil Wawancara Guru SD Kanisius Kadirojo ... 110

Lampiran 6 Hasil Kuesioner Siswa ... 112

Lampiran 6.1 Hasil Kuesioner Siswa SD N Babarsari ... 112

Lampiran 6.2 Hasil Kuesioner Siswa SD Kanisius Sengkan ... 114

Lampiran 6.3 Hasil Kuesioner Siswa SD Kanisius Kadirojo ... 116

Lampiran 7 Instrumen Validasi Produk ... 118

Lampiran 7.1 Instrumen Validasi Produk (Dosen IPA) ... 118

(21)

xx

Lampiran 7.2 Instrumen Validasi Produk (Guru Kelas V SD

N Babarsari) ... 122

Lampiran 7.3 Instrumen Validasi Produk (Guru Kelas V SD Kanisius Sengkan) ... 126

Lampiran 7.4 Instrumen Validasi Produk (Guru Kelas V SD Kanisius Kadirojo) ... 130

Lampiran 8 Hasil Pretest Siswa ... 134

Lampiran 8.1 Hasil Pretest Siswa 1 ... 134

Lampiran 8.2 Hasil Pretest Siswa 2 ... 138

Lampiran 8.3 Hasil Pretest Siswa 3 ... 142

Lampiran 8.4 Hasil Pretest Siswa 4 ... 146

Lampiran 9 Hasil Posttest Siswa ... 150

Lampiran 9.1 Hasil Posttest Siswa 1 ... 150

Lampiran 9.2 Hasil Posttest Siswa 2 ... 154

Lampiran 9.3 Hasil Posttest Siswa 3 ... 158

Lampiran 9.4 Hasil Posttest Siswa 4 ... 162

Lampiran 10 Hasil Kuesioner Validasi Siswa ... 166

Lampiran 10.1 Hasil Kuesioner Validasi Siswa 1 ... 166

Lampiran 10.2 Hasil Kuesioner Validasi Siswa 2 ... 170

Lampiran 10.3 Hasil Kuesioner Validasi Siswa 3 ... 174

Lampiran 10.4 Hasil Kuesioner Validasi Siswa 4 ... 178

Lampiran 11 Dokumentasi Uji Coba Produk ... 182

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk. Bagian-bagian tersebut dijabarkan sebagai berikut.

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang dijalani manusia dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan pola pikir seseorang agar bisa berpikir dewasa, dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal, serta dapat mewujudkan fungsi dirinya di dalam masyarakat (Andriani dkk, 2018: 3). Melalui pendidikan, bangsa Indonesia dapat menuju ke arah yang lebih maju dan dapat menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan kompetitif. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun secara non formal. Pendidikan secara formal dapat diperoleh melalui pembelajaran yang ada di sekolah, salah satunya adalah jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Pendidikan di Sekolah Dasar memuat beberapa muatan pembelajaran untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa agar mampu mengembangkan kemampuannya dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya. Salah satu muatan pembelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih dikenal dengan singkatan IPA merupakan terjemahan dari natural science atau science (Samatowa, 2011: 3).

Menurut Samatowa (2011: 3) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif (Samatowa, 2011: 4). Menurut Badan Nasional Standard Pendidikan (BNSP dalam Samatowa, 2018: 35) salah satu tujuan dari pembelajaran IPA adalah agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat menerapkannya dalam

(23)

kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa yang menemukan kesulitan dalam menemukan pengetahuannya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah bahan ajar yang menarik yang dapat meningkatkan antusias siswa untuk belajar.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 23-30 November 2020 dengan guru kelas V dari SD N Babarsari, SD Kanisius Sengkan, dan SD Kanisius Kadirojo diperoleh informasi bahwa guru menggunakan buku paket dan LKS sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA. Namun menurut guru, bahan ajar tersebut masih memiliki isi yang kurang komprehensif untuk sumber belajar siswa sehingga siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi yang banyak. Salah satunya adalah materi organ pernapasan makhluk hidup. Menurut guru siswa kurang tertarik untuk belajar karena pada bahan ajar yang digunakan masih terdapat istilah yang asing bagi siswa serta kurang tersedianya gambar ilustrasi pada bahan ajar. Dari hasil kuesioner analisis kebutuhan, siswa juga menjelaskan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi dalam pembelajaran IPA yang disebabkan oleh banyaknya materi. Terkadang siswa juga mengalami kesulitan untuk memahami materi yang tersedia di buku karena menurut siswa pembahasan materi tersebut menggunakan banyak bahasa yang sulit dipahami oleh siswa. Dari hasil wawancara dan kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan bahan ajar yang lengkap dan menarik untuk membantu siswa belajar masih terbatas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar yang digunakan saat ini yaitu buku paket dan LKS belum memfasilitasi siswa untuk belajar dengan baik. Siswa masih membutuhkan tambahan bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk melengkapi sumber belajarnya.

Dari hasil wawancara diketahui juga bahwa guru dari ketiga sekolah sudah pernah menggunakan modul pembelajaran sebagai bahan ajar, namun hanya terbatas pada materi tertentu. Untuk materi yang dianggap sulit oleh siswa yaitu materi organ pernapasan makhluk hidup belum tersedia modul

(24)

pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa sebagai panduan dalam belajar.Guru menyebutkan bahwa modul pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Selain itu, menurut guru penggunaan modul sebagai bahan ajar akan sangat berguna bagi siswa terutama pada masa pandemi covid 19 saat ini. Hal tersebut karena pada masa pandemi covid 19 saat ini siswa tidak dapat melakukan pembelajaran tatap muka dengan guru di sekolah sehingga siswa seringkali mengalami kesulitan dalam memahami materi. Siswa membutuhkan sebuah panduan belajar yang bisa memberikan penjelasan materi secara lengkap dan komprehensif yang dapat digunakan oleh siswa untuk melengkapi sumber belajarnya. Selain itu, siswa membutuhkan sebuah panduan belajar yang menarik seperti berwarna, dilengkapi dengan latihan-latihan soal yang beragam dan bervariasi serta memiliki banyak gambar sehingga dapat membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar serta dapat digunakan oleh siswa secara mandiri.

Panduan belajar yang memiliki banyak gambar dapat membantu siswa agar tidak cepat merasa bosan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Prastowo (2014: 220) yang menjelaskan bahwa gambar dapat mendukung dan memperjelas isi materi sehingga dapat menambah daya tarik dan mengurangi kebosanan siswa saat belajar. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk mengembangkan sebuah bahan ajar berupa modul pembelajaran yang berfokus pada materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

Modul pembelajaran merupakan bahan ajar yang sengaja disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain (Sadiman dalam Warsita, 2011: 110). Menurut Sukiman (2012: 133-135) modul pembelajaran yang baik harus mencakup beberapa karakteristik antara lain self instruction yang berarti modul memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri, self contained yang berarti modul mencakup materi secara utuh atau lengkap, stand alone yang berarti modul tidak bergantung pada media lain, adaptif yang berarti modul disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi,

(25)

serta karakteristik yang terakhir adalah user friendly yang berarti modul mudah digunakan oleh siswa. Modul pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan ajar yang telah digunakan di ketiga sekolah tempat peneliti melakukan analisis kebutuhan. Adapun kelebihan dari modul pembelajaran menurut Lasmiyati dan Harta (2014: 164) adalah sebagai berikut (1) modul dapat memberikan umpan balik sehingga pembelajar mengetahui kekurangan mereka dan segera melakukan perbaikan, (2) dalam modul ditetapkan tujuan pembelajaran yang jelas sehingga kinerja siswa belajar terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran, (3) modul yang didesain menarik, mudah untuk dipelajari, dan dapat menjawab kebutuhan tentu akan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar, (4) modul bersifat fleksibel karena materi modul dapat dipelajari oleh siswa dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda, (5) kerja sama dapat terjalin karena dengan modul persaingan dapat diminimalisir antara pembelajar, (6) remidi dapat dilakukan karena modul memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk dapat menemukan sendiri kelemahannya berdasarkan evaluasi yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba untuk mengembangkan sebuah bahan ajar berupa modul pembelajaran IPA untuk siswa kelas V Sekolah Dasar yang berfokus pada materi organ pernapasan makhluk hidup. Di dalam modul tersebut peneliti juga menambahkan QR code sehingga memungkinkan siswa untuk dapat mengakses modul pembelajaran secara online dimanapun dan kapanpun. Modul pembelajaran diharapkan dapat digunakan oleh siswa sebagai bahan ajar tambahan dalam memahami materi pembelajaran IPA. Maka dari itu, peneliti mengambil judul

“Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Pernapasan Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(26)

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Untuk mengetahui kualitas modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa memperoleh pengalaman baru dalam belajar dengan menggunakan modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup yang dapat digunakan siswa untuk belajar secara mandiri dan membantunya dalam memahami materi.

2. Bagi Guru

Guru memperoleh referensi baru berupa modul pembelajaran materi organ pernapasan makhluk hidup yang dapat digunakan sebagai bahan ajar tambahan dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA kepada siswa.

3. Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan referensi baru berupa modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup sebagai bahan ajar tambahan bagi siswa kelas V Sekolah Dasar yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran.

(27)

4. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan baru mengenai jenis penelitian Research and Development (R&D) dan pengalaman baru dalam merancang serta mengembangkan modul pembelajaran IPA sebagai sumber belajar bagi siswa kelas V Sekolah Dasar.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Modul pembelajaran merupakan bahan ajar berupa buku yang disusun secara sistematis dan terurai secara lengkap yang di dalamnya memuat serangkaian kegiatan belajar yang didesain dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara mandiri dengan bimbingan yang minimal dari guru.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara atau metode yang digunakan oleh manusia untuk mengamati dan memahami alam semesta yang kemudian dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

3. Organ pernapasan makhluk hidup adalah salah satu materi dalam pembelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar yang mempelajari tentang organ yang digunakan oleh hewan dan manusia untuk bernapas.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Modul pembelajaran IPA yang disusun oleh peneliti memiliki spesifikasi sebagai berikut.

1. Modul pembelajaran IPA dikembangkan berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu KD 3.2 menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia.

(28)

Dalam penelitian pengembangan ini, kompetensi dasar dijabarkan menjadi dua indikator. Indikator yang pertama adalah menguraikan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia. Sedangkan indikator yang kedua adalah menguraikan gangguan dan cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia. Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan memiliki karakteristik yaitu mengarahkan siswa untuk belajar secara mandiri, berwarna serta bergambar.

2. Isi keseluruhan dari modul pembelajaran yang dikembangkan berjumlah 66 halaman yang terdiri dari (1) sampul modul atau cover, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4) kompetensi dasar, (5) indikator pembelajaran, (6) tujuan pembelajaran, (7) petunjuk buku, (8) materi pembelajaran (kegiatan belajar 1 membahas tentang organ pernapasan pada hewan, kegiatan belajar 2 membahas tentang organ pernapasan pada manusia, dan kegiatan belajar 3 membahas tentang gangguan dan cara memelihara organ pernapasan pada manusia), (9) kuis, (10) lembar percobaan, (11) rangkuman materi, (12) latihan soal di setiap akhir bagian materi, (13) lembar refleksi kegiatan belajar, (14) glosarium, (15) daftar pustaka, dan (16) lembar QR code modul pembelajaran agar modul juga dapat diakses oleh siswa secara online.

3. Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan oleh peneliti dibuat dalam ukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) dengan format portrait. Modul pembelajaran dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe InDesign CS5 untuk menata layout dan aplikasi Adobe Illustrator CS5 untuk membuat sampul dan ilustrasi yang dibutuhkan dalam modul pembelajaran. Huruf yang digunakan dalam modul pembelajaran IPA ini adalah Comic Sans MS, Georgia, dan Chaparral Pro. Sampul pada modul dicetak dengan menggunakan kertas ivory 230 yang dilaminasi glossy, sedangkan untuk isi modul dicetak dengan menggunakan kertas HVS 80 gram. Desain dari sampul atau cover pada modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar yang dikembangkan oleh peneliti dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini.

(29)

Gambar 1.1 Sampul Modul Pembelajaran IPA 21 cm

29,7 cm

(30)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini peneliti membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. Bagian-bagian tersebut dijabarkan sebagai berikut.

A. Kajian Pustaka 1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar menurut Fitria dan Idriyeni (2017: 100) merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Menurut Murfiah (2017: 71) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Ratumanan & Rosmiati (dalam Anggraini dkk, 2021: 25) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah seperangkat bahan atau materi yang disusun secara sistematis untuk mendukung terselenggaranya pembelajaran yang efektif. Sedangkan menurut Prastowo (2014: 138) bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif.

b. Jenis-Jenis Bahan Ajar

Majid (dalam Murfiah, 2017: 71) menjelaskan bahwa terdapat lima jenis bahan ajar. Berikut ini lima jenis bahan ajar menurut Majid.

(31)

1) Bahan cetak (printed): handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.

2) Bahan ajar dengar (audio): kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual): video compact disk, film.

4) Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material):

Computer Assisted Instruction (CAI), Compact Disk (CD), dan multimedia pembelajaran interaktif.

5) Bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Akbar, dkk (2016: 32-38) mengelompokkan bahan ajar ke dalam tiga kelompok besar yaitu sebagai berikut:

1) Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang menggunakan kertas dan berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contoh bahan ajar cetak yaitu modul, buku teks, lembar kerja siswa, dan handout.

2) Bahan ajar non cetak adalah bahan ajar yang membutuhkan alat khusus untuk mengoperasikannya yang berkaitan dengan media teknologi. Contoh bahan ajar non cetak yaitu audio, video, dan computer based material.

3) Bahan ajar display adalah bahan ajar yang umumnya digunakan oleh guru pada saat menyampaikan informasi kepada siswa di depan kelas.

Contoh bahan ajar display yaitu chart, poster, peta, foto, dan realita.

Berdasarkan uraian jenis-jenis bahan ajar menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa jenis bahan ajar dibedakan menjadi dua yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non cetak. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah bahan ajar yang termasuk dalam jenis bahan ajar cetak yaitu berupa modul pembelajaran.

2. Modul Pembelajaran

a. Pengertian Modul Pembelajaran

(32)

Modul pembelajaran menurut Akbar, dkk (2016: 33) merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Menurut Daryanto (2013: 9) modul pembelajaran merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, yang didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang spesifik. Adapun pengertian dari modul pembelajaran menurut Sukiman (2012: 131) merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana dan dirancang untuk membantu siswa secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya.

Modul pembelajaran menurut Majid (dalam Prastowo, 2014: 207) merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Menurut Nasution (1982: 205) modul pembelajaran adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri dari suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Menurut Utaminingsih (2017:

411) modul pembelajaran merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang bersifat self-instructional yang memuat suatu konsep yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri.

Sedangkan menurut Prastowo (2014: 209) modul pembelajaran merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari guru.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa modul pembelajaran merupakan bahan ajar berupa buku yang disusun secara sistematis dan terurai secara lengkap yang di dalamnya memuat serangkaian kegiatan belajar yang didesain dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk membantu siswa

(33)

mencapai tujuan pembelajaran secara mandiri dengan bimbingan yang minimal dari guru.

b. Karakteristik Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran yang baik adalah modul pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi penggunanya, maka sebaiknya modul pembelajaran mencakup beberapa karakteristik tertentu. Karakteristik untuk pengembangan modul pembelajaran menurut Sukiman (2012:

133-135) antara lain sebagai berikut:

1) Self Instruction

Karakteristik pertama, self instruction yang berarti modul memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Self instruction dapat terpenuhi apabila modul tersebut memuat tujuan pembelajaran dengan jelas, mengemas materi pembelajaran ke dalam unit-unit kecil, menyediakan contoh atau ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran, menyajikan soal-soal latihan, tugas atau sejenisnya, kontekstual, menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif, menyediakan rangkuman materi pembelajaran, menyajikan instrumen penilaian (self assessment), menyajikan umpan balik atas penilaian peserta didik, dan menyediakan informasi tentang rujukan (referensi).

2) Self Contained

Karakteristik kedua, self contained yang berarti seluruh materi pembelajaran dari satu unit standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran karena materi dikemas dalam satu kesatuan yang utuh.

3) Stand Alone

Karakteristik ketiga, stand alone yang berarti modul yang dikembangkan tidak bergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Dengan kata lain, saat

(34)

siswa menggunakan modul maka siswa tidak harus menggunakan media lain untuk mempelajari materi. Jika siswa masih harus menggunakan media lain dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka modul tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri (stand alone).

4) Adaptif

Karakteristik keempat, adaptif yang berarti modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan memperhatikan perkembangan ilmu dan teknologi, pengembangan modul hendaknya tetap up to date.

5) User Friendly

Karakteristik kelima, user friendly yang berarti modul mudah digunakan oleh siswa. Setiap instruksi dan informasi yang diberikan dalam modul bersifat mempermudah siswa. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti siswa dan penggunaan istilah yang umum merupakan salah satu bentuk dari user friendly.

Modul memiliki beberapa karakteristik yang dapat dijadikan sebagai acuan khusus dalam penggunaan modul. Menurut Akbar, dkk (2016: 33) karakteristik dari sebuah modul yaitu sebagai berikut:

1) Digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu secara efektif dan efisien.

2) Modul yang dikembangkan tidak bergantung pada media lain (stand alone).

3) Bersahabat dengan pemakai, membantu kemudahan pemakai untuk direspons.

4) Tujuan modul dirumuskan secara jelas.

5) Materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas.

6) Tersedia latihan-latihan soal dan tugas.

7) Materi up to date dan kontekstual.

8) Bahasa sederhana, lugas, dan komunikatif.

9) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

(35)

10) Tersedia instrumen penilaian yang memungkinkan siswa untuk melakukan self assessment.

Berdasarkan kedua pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik modul antara lain modul memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (self instruction), modul mencakup materi secara utuh atau lengkap (self contained), modul tidak bergantung pada media lain (stand alone), sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (adaptif) serta mudah digunakan oleh siswa (user friendly).

c. Unsur-Unsur Modul Pembelajaran

Prastowo (2014: 214) menjelaskan bahwa setidaknya ada tujuh unsur atau komponen yang harus terdapat di dalam sebuah modul pembelajaran.

Ketujuh unsur tersebut yaitu (1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang akan dicapai, (4) informasi pendukung, (5) latihan, (6) lembar kerja, dan (7) evaluasi. Sementara itu, secara teknis modul tersusun dalam empat unsur yaitu sebagai berikut:

1) Judul modul, berisi identitas modul atau nama modul.

2) Petunjuk umum, memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pembelajaran seperti kompetensi dasar, pokok bahasan, indikator pencapaian, petunjuk bagi siswa untuk memahami langkah-langkah dan materi pembelajaran.

3) Materi modul, berisi penjelasan secara perinci mengenai materi yang dipelajari.

4) Evaluasi, yang bertujuan untuk mengukur kompetensi siswa sesuai materi yang diberikan.

Menurut Sukiman (2012: 138), unsur modul mencakup lima bagian yaitu bagian pendahuluan (kompetensi dasar, peta konsep, dan petunjuk penggunaan modul), kegiatan belajar berisi tentang pembahasan materi modul (uraian materi berupa penjelasan, contoh, dan ilustrasi-ilustrasi, rangkuman, dan latihan/tugas), evaluasi, glosarium, dan daftar pustaka.

Berdasarkan pendapat dari kedua ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa unsur-unsur dalam sebuah modul pembelajaran

(36)

yaitu 1) judul modul, 2) petunjuk umum yang berisi kompetensi dasar, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan petunjuk buku, 3) materi modul yang berisi uraian materi berupa penjelasan, ilustrasi-ilustrasi, rangkuman, dan latihan soal, 4) lembar evaluasi, 5) glosarium serta 6) daftar pustaka.

d. Fungsi Modul Pembelajaran

Menurut Prastowo (2014: 210-211) fungsi dari modul dibedakan menjadi empat. Keempat fungsi dari modul pembelajaran menurut Prastowo adalah sebagai berikut.

1) Bahan ajar mandiri

Maksud dari bahan ajar mandiri yaitu penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri atau mandiri tanpa tergantung pada kehadiran pendidik atau guru.

2) Pengganti fungsi pendidik

Maksud dari pengganti fungsi pendidik yaitu modul adalah sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya. Maka dari itu, penggunaan modul ini bisa berfungsi sebagai pengganti fungsi atau peran fasilitator atau pendidik.

3) Alat evaluasi

Maksud dari alat evaluasi yaitu dengan menggunakan modul siswa dituntut dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang dipelajari.

4) Bahan rujukan bagi siswa

Maksud dari fungsi sebagai bahan rujukan bagi siswa yaitu karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi siswa.

(37)

e. Langkah-Langkah Penyusunan Modul Pembelajaran

Langkah-langkah penyusunan modul pembelajaran menurut Prastowo (2014: 217-221) dibedakan menjadi empat tahapan yaitu analisis kurikulum tematik, penentuan judul modul, pemberian kode modul, dan penulisan modul. Berikut ini merupakan penjelasan dari langkah-langkah penyusunan modul menurut Prastowo.

1) Analisis kurikulum tematik

Langkah pertama ini dimaksudkan untuk menentukan materi mana yang memerlukan modul sebagai bahan ajar jika dilihat dari hasil pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta jaringan tema.

2) Menentukan judul modul

Untuk menentukan judul modul maka dapat mengacu pada kompetensi dasar atau materi pokok yang ada dalam kurikulum.

Dalam pembelajaran tematik, judul dapat diambil dari tema atau topik pemersatu atau sub tema; tergantung luas sempitnya tema tersebut.

3) Pemberian kode modul

Pada umumnya, kode modul adalah angka-angka yang diberi makna.

Untuk kode modul tematik lebih difungsikan sebagai penanda tema dan kelas, tidak sama dengan kode modul pada kurikulum konvensional.

4) Penulisan modul

Dalam penulisan modul terdapat lima hal penting yang hendaknya digunakan sebagai acuan yaitu perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai, menentukan alat evaluasi atau penilaian, penyusunan materi, urutan pengajaran, dan struktur bahan ajar (modul).

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA menurut Nash (dalam Samatowa, 2011: 3) merupakan suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Menurut Susanto (2013: 167) IPA

(38)

merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

Menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2018: 27) IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta. Sedangkan menurut Sumanto (dalam Putra, 2013: 40) IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara atau metode yang digunakan oleh manusia untuk mengamati dan memahami alam semesta yang kemudian dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran IPA menurut Badan Nasional Standard Pendidikan (dalam Samatowa, 2018: 35) adalah sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, penyelesaian masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

(39)

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke sekolah menengah.

4. Organ Pernapasan Makhluk Hidup

Materi pembelajaran dalam produk pengembangan memuat Kompetensi Dasar IPA Kelas V Sekolah Dasar yaitu pada KD 3.2 menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia. Berikut ini adalah materi organ pernapasan makhluk hidup dalam pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar (Kemendikbud, 2017: 1-100).

a. Pernapasan Pada Hewan

Seperti manusia, hewan bernapas untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Alat pernapasan pada hewan berbeda-beda tergantung jenisnya. Berikut ini sistem pernapasan pada beberapa jenis hewan.

Alat dan sistem pernapasan pada cacing tanah (vermes). Cacing tidak mempunyai alat pernapasan khusus, cacing bernapas melalui permukaan kulit. Alat dan sistem pernapasan pada serangga (insekta). Serangga bernapas menggunakan sistem tabung yang memiliki banyak percabangan di dalam tubuh yang disebut dengan trakea. Alat dan sistem pernapasan pada ikan. Ikan bernapas dengan menggunakan organ khusus mirip saringan yang disebut dengan insang. Insang berbentuk lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Alat dan sistem pernapasan pada hewan amfibi. Katak termasuk hewan amfibi yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air. Ketika masih berupa kecebong, katak hidup di dalam air dan bernapas menggunakan insang. Sedangkan setelah menjadi dewasa, katak dapat hidup di darat maupun di air sehingga katak yang telah dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit. Alat dan sistem pernapasan pada burung. Burung bernapas menggunakan paru-paru.

(40)

Burung menghirup udara sebanyak-banyaknya saat tidak terbang.

Sebaliknya, saat terbang burung tidak menghirup udara tetapi udara dihembuskan dari kantong udara ke paru-paru. Alat dan sistem pernapasan pada reptil. Hewan yang termasuk jenis reptil antara lain ular, kadal, cicak, buaya, kura-kura, dan biawak. Reptil bernapas menggunakan paru-paru.

Alat dan sistem pernapasan pada mamalia. Mamalia adalah jenis hewan yang menyusui anaknya. Mamalia terbagi menjadi dua jenis yaitu mamalia darat dan air. Contoh dari mamalia darat antara lain kambing, sapi, kerbau, kuda, macan, dan kucing. Sedangkan contoh dari mamalia air antara lain lumba-lumba, paus, duyung, dan anjing laut. Hewan mamalia bernapas menggunakan paru-paru. Saat menyelam mamalia air bernapas dengan menggunakan udara yang tersimpan di paru-paru. Mamalia akan muncul ke permukaan pada saat oksigen yang terdapat pada paru-paru telah menipis.

b. Sistem Pernapasan Pada Manusia

Manusia bernapas untuk memasukkan udara yang mengandung oksigen ke dalam tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida dari dalam tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh tubuh untuk mengubah sari-sari makanan menjadi energi. Energi yang dihasilkan akan digunakan oleh manusia untuk tumbuh dan beraktivitas. Organ pernapasan pada manusia terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru (alveolus). Selain organ pernapasan di atas, proses bernapas pada manusia juga membutuhkan kekuatan dari otot. Otot utama yang berperan dalam proses pernapasan pada manusia adalah diafragma.

c. Gangguan dan Cara Memelihara Organ Pernapasan Pada Manusia

Organ pernapasan pada manusia dapat mengalami gangguan akibat kuman penyakit yang berasal dari lingkungan atau kebiasaan hidup yang tidak sehat. Apabila organ pernapasan mengalami gangguan, maka proses bernapas dapat terganggu. Beberapa gangguan yang dapat menyerang organ pernapasan manusia antara lain influenza, asma, kanker paru-paru, emfisema, tuberkulosis, bronkitis, dan pneumonia. Untuk itu terdapat

(41)

beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memelihara organ pernapasan pada manusia supaya organ pernapasan tetap dapat bekerja dengan baik.

Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain olahraga teratur, makan makanan bergizi, istirahat cukup, hindari menjadi perokok aktif atau pasif, menggunakan masker, melakukan penghijauan, menjaga kebersihan lingkungan, dan membuat banyak ventilasi di dalam rumah.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang pengembangan modul pembelajaran IPA telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Rusmiati, dkk (2013) yang berjudul “Pengembangan Modul IPA Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Kelas V SD Negeri 2 Semarapura Tengah”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul IPA dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas V semester genap di SD Negeri 2 Semarapura Tengah yang teruji kelayakan dan keunggulannya untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dengan desain pengembangan menggunakan model pengembangan modul Santyasa.

Hasil review dari ahli isi, ahli media, dan ahli desain menyatakan bahwa modul IPA dengan pendekatan kontekstual yang dikembangkan termasuk dalam kategori valid. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t memberikan hasil t hitung (13,3718) lebih besar dari nilai t tabel (1,899). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest peserta didik. Nilai rata-rata posttest (81,67) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest (52,33). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan telah berhasil.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Arum dan Wahyudi (2016) yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Tematik Integratif Subtema

(42)

Hubungan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Pendekatan Saintifik Untuk Kelas 5 SD”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development) dengan desain penelitian yang digunakan adalah model desain pembelajaran ADDIE. Hasil dari penelitian ini berupa modul pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik subtema hubungan makhluk hidup dalam ekosistem untuk kelas 5 SD. Berdasarkan uji pakar yang dilakukan didapatkan hasil bahwa modul terbukti valid. Penilaian validator aspek materi diperoleh rata-rata 3,96 dengan persentase 79,17% dan validator aspek media mendapatkan rata-rata 4 dengan persentase 80%.

Sedangkan keefektifan dari modul pembelajaran dapat dilihat dari perbedaan hasil pretest dan posttest pada taraf signifikansi 0,000. Rata-rata pretest sebesar 62,34 sedangkan rata-rata posttest sebesar 74,05. Keefektifan dari modul pembelajaran dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM yaitu sebanyak 75,6% siswa dinyatakan tuntas pada saat posttest sedangkan pada saat pretest jumlah siswa yang tuntas hanya sebesar 34,15%.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Gita, dkk (2018) yang berjudul

“Pengembangan Modul IPA Materi Hubungan Makhluk Hidup dan Lingkungannya Berbasis Pendekatan Kontekstual”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul IPA materi makhluk hidup dan lingkungannya berbasis pendekatan kontekstual yang berkualitas ditinjau dari validasi ahli dan uji coba kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas modul IPA materi hubungan makhluk hidup dan lingkungannya termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil validasi materi 98% (sangat valid), validasi desain 87,5%

(sangat valid), validasi bahasa 97% (sangat valid), validasi konstruk 100%

(sangat valid), dan validasi praktis 88% (sangat valid) dengan rata-rata hasil validasi memperoleh persentase sebesar 94% (sangat valid). Sedangkan angket respon siswa diperoleh hasil sebesar 93% (sangat baik). Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa modul IPA berbasis pendekatan kontekstual yang telah dikembangkan berkualitas.

(43)

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, maka dapat ditemukan relevansi dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan ketiga penelitian di atas adalah mengembangkan modul pembelajaran IPA. Sedangkan perbedaan dari ketiga penelitian sebelumnya dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah materi yang disampaikan. Dari ketiga penelitian di atas, tidak ditemukan penelitian yang mengangkat mengenai materi organ pernapasan makhluk hidup. Maka dari itu, pada penelitian ini peneliti mencoba untuk mengembangkan keterbaruan modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Kerangka relevansi penelitian dapat dilihat pada literature map yang dijabarkan pada bagan 2.1 berikut ini.

Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu muatan pembelajaran yang terdapat dalam jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Pengembangan Modul Pembelajaran

Tematik Integratif Subtema Hubungan

Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Pendekatan Saintifik

Untuk Kelas 5 SD (Arum & Wahyudi,

2016) Pengembangan

Modul IPA Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Kelas V SD Negeri 2

Semarapura Tengah (Rusmiati dkk, 2013)

Pengembangan Modul IPA Materi Hubungan Makhluk

Hidup Dan Lingkungannya Berbasis Pendekatan

Kontekstual (Gita dkk, 2018)

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Pernapasan Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar

(Lupitasari, 2021)

(44)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Secara umum, tujuan dari pembelajaran IPA adalah agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran IPA siswa dituntut untuk lebih aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa yang menemukan kesulitan dalam menemukan pengetahuannya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah bahan ajar yang menarik yang dapat meningkatkan antusias siswa untuk belajar.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, peneliti memperoleh informasi bahwa guru menggunakan buku paket dan LKS sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA. Namun, bahan ajar yang digunakan oleh guru tersebut masih memiliki isi yang kurang lengkap untuk sumber belajar siswa sehingga siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selain itu, dalam pembahasan materi terdapat istilah asing yang sulit untuk dipahami oleh siswa serta tampilan dari bahan ajar kurang menarik. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan bahan ajar yang lengkap dan menarik untuk membantu siswa dalam belajar masih terbatas. Siswa masih membutuhkan tambahan bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk melengkapi sumber belajarnya terutama pada masa pandemi covid 19 saat ini.

Dari hasil analisis kebutuhan diketahui juga bahwa guru sudah pernah menggunakan modul sebagai bahan ajar, namun hanya terbatas pada materi tertentu. Untuk materi yang dianggap sulit oleh siswa yaitu materi organ pernapasan makhluk hidup belum tersedia modul pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa sebagai panduan dalam belajar. Menurut guru penggunaan modul sebagai bahan ajar akan sangat berguna bagi siswa terutama pada masa pandemi covid 19 saat ini. Hal tersebut karena pada masa pandemi covid 19 saat ini siswa tidak dapat melakukan pembelajaran tatap muka dengan guru di sekolah sehingga siswa seringkali mengalami kesulitan dalam memahami materi. Siswa membutuhkan sebuah panduan belajar yang

(45)

berwarna, bergambar, bisa memberikan penjelasan materi secara lengkap dan komprehensif, dilengkapi dengan latihan-latihan soal yang beragam dan bervariasi, serta dapat digunakan oleh siswa secara mandiri sehingga dapat digunakan untuk melengkapi sumber belajarnya terutama pada pembelajaran daring saat ini.

Oleh karena itu, peneliti berinisiatif untuk mengembangkan sebuah bahan ajar tambahan yaitu berupa modul pembelajaran. Modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti berfokus pada materi organ pernapasan makhluk hidup sesuai dengan kesulitan yang dialami oleh siswa. Di dalam modul akan terdapat banyak gambar, latihan-latihan soal yang beragam dan bervariasi serta berwarna. Modul didesain menarik sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan antusias siswa untuk belajar. Modul pembelajaran materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V yang dikembangkan oleh peneliti ini diharapkan dapat digunakan oleh siswa sebagai bahan ajar tambahan serta dapat membantu siswa dalam memahami materi.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar menurut ahli IPA?

3. Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar menurut guru kelas V?

4. Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar menurut siswa kelas V?

(46)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini peneliti membahas mengenai jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bagian-bagian tersebut dijabarkan sebagai berikut.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D) atau apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2017: 30) metode penelitian dan pengembangan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi, dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Sedangkan menurut Sukmadinata (2011: 164) metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengadaptasi model pengembangan ADDIE. Menurut Tegeh, dkk (2014: 41) model ADDIE merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pembelajar. Model ADDIE memiliki lima langkah atau tahapan yang mudah dipahami dan diimplementasikan untuk mengembangkan produk pengembangan seperti buku ajar dan modul pembelajaran. Lima langkah tersebut antara lain analisis (Analyze), perancangan (Design), pengembangan (Development), implementasi (Implementation), dan evaluasi (Evaluation).

Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan suatu produk berupa modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

(47)

Langkah-langkah proses pengembangan produk dengan menggunakan model ADDIE dapat dilihat pada bagan 3.1 berikut ini.

Bagan 3.1 Tahapan Model ADDIE menurut Tegeh, Jampel, dan Pudjawan (2014: 42)

Berikut penjelasan mengenai tahapan penelitian dan pengembangan model ADDIE menurut Tegeh, dkk (2014: 42).

1. Analisis (Analyze)

Tahap pertama yang dilakukan saat menerapkan model ADDIE adalah analisis (analyze). Tahap analisis meliputi (a) melakukan analisis kompetensi, misalnya kompetensi apa saja yang harus dikuasai peserta didik setelah menggunakan produk pengembangan, (b) melakukan analisis karakteristik peserta didik, dan (c) melakukan analisis materi sesuai dengan tuntutan kompetensi. Hasil dari analisis menggambarkan masalah-masalah yang perlu dicari solusinya. Setelah memastikan masalah dapat diatasi melalui penelitian, maka peneliti perlu merumuskan tujuan.

2. Perancangan (Design)

Tahap kedua adalah perancangan (design) yang dimulai dengan mengidentifikasi hasil dari analisis yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan pemilihan materi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tuntutan kompetensi. Setelah pemilihan materi, ditetapkan strategi pembelajaran yang akan diterapkan, bentuk serta metode asesmen, dan evaluasi yang digunakan dalam penelitian pengembangan.

Gambar

Gambar 1.1 Sampul Modul Pembelajaran IPA 21 cm
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Guru
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah terikat dengan kompleks factor Va serta Xa pada membrane trombosit, protrombin dipecah oleh factor Xa pada dua tapak aktif untuk menghasilkan molekul thrombin dua

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh upah, jenis lapangan pekerjaan, jenis kelamin, lama studi, keterampilan dan umur dari para lulusan Fakultas

Sementara itu pasal lain 19 menyebutkan bahwa lembaga pendaftaran nama domain adalah berbentuk masyarakat atau badan hukum sehingga hal tersebut memperlihatkan bahwa

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penerapan seluruh prosedur universal precautions memiliki peluang 6 kali untuk mencegah terjadinya tanda dan gejala

PENERAPAN SCAFFOLDINGUNTUK PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahapan dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan perencanaan yang meliputi perencanaan ke- giatan penelitian, kemudian pelaksanaan tindakan, melakukan observasi,

Pati jagung dan Corn Gluten Meal (CGM), air, CMC, garam, baking powder (formulasi terbaik atau optimum dengan substitusi maizena Pencampuran, pengukusan,

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif adalah dengan menggunakan perangkap Persegi dengan ketinggian 10 cm (P1T1) pada pengamatan 7