• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LAMA MENCARI KERJA LULUSAN FAKULTAS EKONOMI STRATA PERTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LAMA MENCARI KERJA LULUSAN FAKULTAS EKONOMI STRATA PERTAMA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI

LAMA MENCARI KERJA LULUSAN FAKULTAS

EKONOMI STRATA PERTAMA

(Studi Kasus pada Lulusan Universitas Brawijaya,

Universitas Negeri Malang dan Universitas

Muhammadiyah Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Ajeng Sekar Krisanti

115020107111008

(2)

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(3)
(4)

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LAMA MENCARI KERJA LULUSAN FAKULTAS EKONOMI STRATA PERTAMA

(Studi Kasus pada Lulusan Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang)

Ajeng Sekar Krisanti Dr.Sasongko , SE.,MS

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh upah, jenis lapangan pekerjaan, jenis kelamin, lama studi, keterampilan dan umur dari para lulusan Fakultas Ekonomi yang berasal dari tiga universitas yakni Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang terhadap lama mencari kerja lulusan, Untuk mengetahui lama mencari kerja ketiga lulusan perguruan tinggi, dan mengetahui apakah terdapat perbedaan lama mencari kerja dari tiga lulusan perguruan tinggi tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan mengguanakan data primer, yakni berupa kuisioner melalui bantuan media jasa internet yakni e-mail. Metode Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif dan regresi linear berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Pengujian secara parsial digunakan uji t-statistik dan pengujian secara serempak digunakan uji F-statistik. Selain itu dilakukan uji beda untuk mengetahui perbedaan lama mencari kerja dari ketiga lulusan, dan juga menggunakan uji asumsi klasik, dimana seluruh pengujian menggunakan alat bantu berupa program SPSS 13.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan lama mencari kerja dari ketiga lulusan perguruan tinggi, Variabel upah memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap lama mencari kerja, variable jenis lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap lama mencari kerja, variable jenis kelamin memiliki pengaruh yang negative dan tidak signifikan terhadap lama mencari kerja, variable keterampilan memiliki pengaruh yang negative dan signifikan terhadap lama mencari kerja, variable lama studi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap lama mencari kerja dan variable umur memiliki pengaruh yang negative dan tidak signifikan terhadap lama mencari kerja lulusan.

Kata kunci : pengangguran terdidik, lama mencari kerja lulusan, upah, jenis lapangan pekerjaan, jenis kelamin, lama studi, keterampilan, umur.

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the effect of wages, type of employment, sex, time to finishing study, skill, and age of fresh graduate economic faculty from Brawijaya University, State of University Malang and Muhammadiyah University to job seeking time of graduate , to analyze job seeking time for fresh graduate from Brawijaya university, State of University Malang and Muhammadiyah University Malang, and to analyze difference job seeking time for fresh graduate from Brawijaya university, State of University Malang and Muhammadiyah University Malang. The research method used is a quantitative descriptive method used to primary data from questionnaire from internet service by e-mail. Analyze descriptive and multiple linear regression analysis method with the method ordinary least square (OLS). Used partial test and t-test statistics used simultaneously testing the F-test statistic. Besides the one way Anova T-test to compare the job seeking time for fresh graduate from Brawijaya university, State of University Malang and Muhammadiyah University Malang and classical assumption test, where all the testing tools used to SPSS 13.

(5)

Result this study are the job seeking time for fresh graduate from three university is significant different, wage is positive and not significant effect to job seeking of graduate, type of employment is positive and not significant effect to job seeking of graduates, sex is negative and not significant to job seeking of graduates, skill is negative and significant to job seeking of graduates, time to finishing study is positive and significant to job seeking of graduate and age is negative and not significant to job seeking of graduate.

Keyword : educated unemployment, job seeking time, wages, type of employment, sex, skill, time to finishing study, age.

(6)

PENDAHULUAN

Negara berkembang, seperti Indonesia memiliki pertumbuhan angkatan kerja yang lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja (Ratih Pratiwi, 2013). Ketidakseimbangan antara tingginya angkatan kerja dan kesempatan kerja yang masih terbatas berdampak pada munculnya permasalahan pengangguran. Pada sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk dari ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia. Salah satu faktor penyebab terjadinya pengangguran adalah proses mencari kerja. Adanya proses pencarian kerja yang dilakukan oleh angkatan kerja merupakan ukuran dari lama menganggur para pencari kerja tersebut, sehingga semakin lama rata-rata mencari kerja mengakibatkan pengangguran yang semakin meningkat ( Chris Kusyono, 2014).

Beberapa tahun belakangan ini munculnya fenomena pengangguran di kalangan terdidik merupakan permasalahan yang cukup sulit untuk diselesaikan oleh pemerintah. Munculnya pengangguran di kalangan terdidik atau yang biasa disebut pengangguran terdidik merupakan rasio jumlah pencari kerja yang berpendidikan SMA ke atas ( sebagai kelompok terdidik ) terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut (BPS,2003). Negara berkembang seperti Indonesia memiliki kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar kemungkinan menganggur, salah satu penyebab mereka yang tidak terdidik tidak akan hidup jika tidak bekerja, sehingga mereka akan melakukan apa saja demi hidup dan lebih memilih bekerja pada sektor informal. Sedangkan mereka yang memiliki pendidikan yang tinggi hingga jenjang universitas hanya akan bekerja jika hal tersebut menghasilkan uang, status dan kepuasan yang relatif tinggi ( Todaro, 2000).

Provinsi Jawa Timur, tepatnya kota Malang merupakan kota yang memiliki predikat sebagai kota Pendidikan dan kota pelajar, sebab banyaknya fasilitas pendidikan yang memadai serta di dukung dengan suasana kota yang tenang, serta memiliki pendidikan yang berkualitas dengan biaya hidup yang minim menjadikan kota Malang ini memiliki predikat sebagai kota pendidikan. Malang memiliki jumlah lembaga perguruan tinggi yang cukup banyak, terdapat lima Universitas Negeri yang ada yakni Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Malang, Politeknik negeri Malang, Politeknik Negeri kesehatan Malang, serta puluhan universitas Swasta, salah satunya yakni Universitas Muhamadiyah Malang. Dengan semakin banyaknya jumlah perguruan tinggi yang ada di kota Malang, akan semakin meningkatkan jumlah penduduk yang ada di Kota Malang, yang berasal dari kalangan mahasiswa dari berbagai daerah. Sehingga, menyebabkan tingginya angka pengangguran yang terjadi di kota Malang.Banyaknya jumlah perguruan tinggi yang ada di Malang, juga akan menghasilkan lulusan yang cukup banyak setiap tahunnya,dengan jumlah lapangan pekerjaan yang terbatas dan masih banyaknya mahasiswa dari luar daerah yang mencari pekerjaan di kota Malang juga turut menimbulkan jumlah pengangguran terdidik yang terus meningkat.

Secara teoritis kesempatan kerja pada lulusan pendidikan yang lebih tinggi lebih besar dari pendidikan yang lebih rendah. Namun, kesempatan kerja tersebut semakin kecil, disebabkan adanya peningkatan jumlah lulusan pendidikan yang lebih tinggi.Selain semakin meningkatnya jumlah lulusan setiap tahunnya, pengangguran di kalangan terdidik ini juga disebabkan oleh proses pencarian kerja, cepat lambatnya lulusan memperoleh pekerjaan inilah yang direfleksikan dalam lama mencari kerja lulusan.

Berdasarkan “rangking web of universities” ditemukan bahwa terdapat 3 perguruan tinggi yang ada di kota Malang yang menjadi 25 besar universitas terbaik di Indonesia yakni universitas Brawijaya yang menduduki peringkat enam, universitas negeri malang yang menduduki peringkat lima belas, dan universitas Muhamadiyah Malang yang menduduki peringkat dua puluh empat. Ketiga universitas tersebut terakreditasi dan memiliki kualifikasi A dengan menawarkan beragam jurusan maupun program studi yang bervariasi. Salah satu jurusan yang memiliki peminat yang cukup tinggi dan dibutuhkan dalam dunia kerja

Lulusan sarjana strata pertama yang berasal dari perguruan tinggi dan jurusan terbaik bukan merupakan jaminan bagi lulusan tersebut untuk mudah terserap dalam pasar kerja. Adanya persaingan yang ketat antara lulusan yang serupa untuk memasuki pasar kerja yang terbatas juga akan semakin meningkat. Sehingga pihak perguruan tinggi maupun jurusan harus mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.

Beberapa universitas memiliki alat pelacakan alumni yang bertujuan untuk memudahkan pihak perguruan tinggi mengetahui kondisi lulusan dan kondisi dunia kerja saat ini, yang disebut

(7)

sebagai Tracer study. Berdasarkan data tracer study jurusan Ilmu ekonomi Universitas Brawijaya didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 1.1. Lama Mencari kerja lulusan jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang 2013

Lama mencari kerja (bulan) Responden 100 alumni (%) 0-1 bulan 10 % 2-3 bulan 37 % 4-5 bulan 28 % 6-7 bulan 10 % 8-9 bulan 5 % 10-11 bulan 7 % 11-12 bulan 3 %

Sumber : Hasil analisis tracer study alumni dan pengguna lulusan

jurusan ilmu ekonomi Universitas Brawijaya Malang 2013 (diolah)

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui distribusi frekuensi didapat masa tunggu rata-rata alumni selama 4,4 bulan. Proses mencari kerja alumni untuk memperoleh pekerjaan merupakan salah satu penyebab terjadinya pengangguran terdidik. Sehingga sangat perlu untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan perilaku pencarian kerja di kalangan terdidik agar mampu mengurangi jumlah pengangguran khususnya di kalangan terdidik. Sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana lama mencari kerja lulusan pada tiga perguruan tinggi tersebut ? 2. Adakah perbedaan yang signifikan lama mencari kerja pada tiga perguruan

tinggi tersebut?

3. Bagaimana pengaruh variabel upah, jenis lapangan kerja, umur, jenis kelamin, keterampilan dan lama studi terhadap lama mencari kerja lulusan pada tiga perguruan tinggi tersebut ?

Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian diatas tujuan penelitian adalah :

1. Mengetahui lama mencari kerja pada tiga perguruan tinggi tersebut..

2. Mengetahui pengaruh variabel upah, jenis lapangan kerja, umur, jenis kelamin, keterampilan dan lama studi terhadap lama mencari kerja lulusan pada tiga perguruan tinggi tersebut

3. Mengetahui adakah perbedaan yang signifikan terhadap lama mencari kerja pada tiga perguruan tinggi tersebut

Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan kepada pihak perguruan tinggi maupun jurusan untuk mengevaluasi kualitas lulusan terkait kesiapan memasuki dunia kerja.

2. Sebagai bahan informasi bagi para lulusan mengenai variabel apakah yang akan mempengaruhi lama mencari kerja bagi para lulusan

TINJAUAN PUSTAKA

Pengangguran Terdidik

Tingkat pengangguran terdidik (Educated Unemployment rate) merupakan rasio jumlah pencari kerja yang berpendidikan SMA ke atas (sebagai kelompok terdidik) terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut (BPS, 2003).Meningkatnya pengangguran tenaga terdidik yaitu disebabkan (1) ketidakcocokan antara karakteristik lulusan baru yang memasuki dunia kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia, (2) semakin terdidik seseorang, semakin besar harapannya pada jenis pekerjaan yang aman, dengan demikian angkatan kerja terdidik lebih suka memilih menganggur daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, (3)

(8)

terbatasnya daya serap tenaga kerja sektor formal sementara angkatan kerja terdidik cenderung memasuki sector formal yang kurang beresiko, (4) belum efisiensinya fungsi pasar tenaga kerja (Elwin Tobing dalam Sudarwan Danim, 2003).

Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Apabila tingkat upah naik maka jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun (payaman j. simanjuntak, 2001). Ada tiga jenis atau tipe dari Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja. Yang pertama yaitu Keseimbangan antara Permintaan dan Penawaran tenaga kerja. Menurut Ehrenberg et al (1994 : 44), tingkat upah dimana permintaan seimbang nilainya dengan penawaran disebut upah keseimbangan pasar. Pada posisi ini pemilik usaha dapat mengisi sejumlah posisi pekerjaan yang lowong dan semua karyawan yang menginginkan pekerjaan pada pasar ini dapat memperolehnya. Jenis yang berikutnya adalah ketidakseimbangan antara Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja atau yang disebut dengan “excess supply of labor”. Pada tingkat upah

yang berlaku penawaran tenaga kerja lebih besar daripada permintaan tenaga kerja. Jenis yang terakhir adalah ketidak seimbangan antara Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja “excess demand of labor”. Pada tingkat upah yang berlaku permintaan akan tenaga kerja lebih besar daripada penawaran tenaga kerja.

Teori Mencari Kerja

Search Theory menghipotesiskan bahwa penentuan tingkat pengangguran adalah biaya mencari kerja dan reservation wage. Diasumsikan segala sesuatu yang dapat meningkatkan biaya mencari kerja akan menurunkan reservation wage. Dengan meningkatnya permintaan tenaga kerja, pencari kerja akan lebih mudah memperoleh pekerjaan dan berarti turunnya biaya mencari kerja serta meningkatkan reservation wage (Mauled Moelyono dalam Sutomo et al, 1999).

Teori Human Capital

Asumsi dasar teori human capital adalah seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah, berarti di satu pihak ia meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilannya, namun di sisi lain ia harus mengorbankan menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun selama mengikuti sekolah tersebut (Payaman J. Simanjuntak, 2001).

Hubungan Antara Upah terhadap Lama Mencari Kerja Lulusan

Asumsi dasar dari teori human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Hal ini juga berkaitan seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, cenderung untuk menetapkan upah yang tinggi, sehingga waktu menganggur akan lebih lama.

Hubungan Antara Jenis Lapangan Pekerjaan terhadap Lama Mencari Kerja Lulusan

Hubungan jenis lapangan pekerjaan dengan lama mencari kerja tidak terlepas dari pengaruh tingkat pendidikan, untuk pekerja di sektor formal biasanya seseorang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi sehingga waktu mencari kerja lebih lama, begitu juga sebaliknya pekerja di sektor non formal biasanya seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga waktu mencari kerja lebih singkat (azhar putera kurniawan dan Herniwati retno handayani, 2013).

(9)

Hubungan Antara Jenis Kelamin terhadap Lama Mencari Kerja Lulusan

Berdasarkan teori menyebutkan bahwa wanita yang memiliki pendidikan tinggi akan cenderung terserap di dalam pasar kerja, dikarenakan waktu yang dimilikinya akan lebih mahal sehingga akan mengganti waktu senggangnya dengan bekerja (Payaman J simanjuntak, 2001).Berdasarkan penelitian Ratih Pratiwi,2013 menyebutkan bahwa jenis kelamin laki-laki akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibandingkan jenis kelamin wanita. Disebabkan adanya faktor pertimbangan tertentu, yakni alasan fleksibilitas, dimana pekerja laki-laki akan bersedia ditempatkan dimanapun dan bersedia bekerja dalam shift.

Hubungan Antara Keterampilan terhadap Lama Mencari Kerja Lulusan

Secara teori, individu yang memiliki keterampilan akan lebih cepat dibandingkan individu yang kurang memiliki keterampilan, sebab keterampilan adalah indicator mutu produktivitas tenaga kerja Sedangkan dari sisi permintaan tenaga kerja, pemberi kerja cenderung memilih tenaga kerja yang terdidik dan sudah terlatih untuk memperkecil biaya pelatihan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam melatih karyawan baru (Ratih Pratiwi,2012). Sehingga lulusan pencari kerja yang memiliki keterampilan yang lebih akan semakin menurunkan lama mencari kerja lulusan tersebut (Moh rofik,2007).

Hubungan Antara Lama Studi terhadap Lama Mencari Kerja Lulusan

Umumnya, seseorang yang mengalami keterlambatan atau kegagalam dalam pendidikan pada tingkat universitas akan menyulitkan dirinya dalam memeproleh pekerjaan karena perusahaan akan lebih memilih seseorang yang menyelesaikan pendidikan tepat waktu atau lebih cepat dari masa studi yang telah ditentukan. Umunya masa studi, direfleksikan sebagai kemampuan para mahasiswa untuk menyelesaikan kewajiban selama perkuliahan.

Hubungan Antara Umur terhadap Lama Mencari Kerja Lulusan

Kondisi persaingan kerja yang semakin besar, pemberi kerja akan berperan aktif dalam menyeleksi tenaga kerja yang akan dipekerjakannya. Salah satu pertimbangan perusahaan adalah mengenai umur pencari kerja. Bukti empiris ini mendukung teori yang membenarkan bahwa umur berpengaruh positif terhadap lama mencari kerja. Hal ini dapat berkaitan dengan produktifitas baik secara fisik maupun potensi keahlian dan pengetahuan pekerja. Umur responden yang lebih tua dapat diasosiasikan dengan jeda waktu yang lebih lama sejak responden menamatkan pendidikan terakhirnya. Semakin lama responden meninggalkan dunia pendidikan maka pengetahuan mereka pun semakin kurang mutakhir dan keahliannya makin tidak terasah. Kondisi ini tentunya kurang menguntungkan bagi responden lulusan baru yang tidak belum memiliki pengalaman kerja sebelumnya.( Ratih Pratiwi, 2013).

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pendekatan ini diharapkan dapat memaparkan tentang kondisi obyek yang diteliti dengan melihat upah, jenis lapangan pekerjaan,umur, jenis kelamin, keterampilan dan lama studi terhadap lama mencari kerja lulusan fakultas ekonomi strata pertama.Metode analisis yang digunakan adalah mengestimasi metode analisis regresi berganda metode deskriptif, pengujian hipotesis, pengujian asumsi klasik dan uji beda agar hasil estimasi regresi tersebut menjadi lebih valid. Penelitian ini dilakukan pada 3 universitas yang menduduki peringkat 25 terbaik di Indonesia yang berasal dari kota Malang. Kota Malang dipilih sebagai lokasi penelitian sebab merupakan kota yang memiliki predikat kota pendidikan dan kota pelajar, sedangkan ketiga universitas tersebut dipilih karena tiga universitas tersebut merupakan 25 universitas terbaik di Indonesia, dan memiliki akreditasi terbaik yakni

(10)

akreditasi A. Populasi dalam penelitian ini adalah lulusan fakultas ekonomi strata pertama yang telah bekerja dan merupakan lulusan dari 3 universitas terbaik di Malang, yakni Universitas Brawijaya, universitas Muhammadiyah Malang serta Universitas negeri Malang.Pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah model Non-Probabilitas dengan metode Sampling Kebetulan (Accidental Sampling) dengan jumlah sampel lulusan sebanyak 100 orang. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder, dimana data primer didapatkan melalui pembagian kuisioner melalui media internet yaitu email, sedangkan data sekunder didapatkan melalui data Indicator Ketenagakerjaan Jawa Timur tahun 2011-2013, data Pengangguran berdasarkan Pendidikan tahun 2009-2011, data Analisis Tracer Study jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya tahun 2013. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis deskriptif, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis, uji asumsi klasik dan uji beda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap variabel yang mempengaruhi lama mencari kerja pada lulusan fakultas ekonomi Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang. Analisis pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan metode OLS dengan menggunakan alat analisis SPSS 13. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Hasil regresi

Sumber : Output SPSS 13 yang telah diolah, 2015

Berdasarkan output yang dihasilkan SPSS 13, dapat dirumuskan persamaan regresi dengan model sebagai berikut :

Y= a + bx1 + bx2 + bx3 + bx4 + bx5 + bx6 + e

Y= 2,223+ 0,10 X1 + 0,283 X2 -0,240X3+0,846X4-0,100X5-0,103 X6 +e

Uji t

Uji t pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial yang berpengaruh signifikan (nyata) atau tidak terhadap variabel dependen, derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari derajat kepercayaan maka hipotesis alternatif diterima dan menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen secara nyata dan konsisten.

Coeffi ci entsa 2.223 1.827 1.217 .227 .010 .008 .089 1.221 .225 .283 .347 .061 .815 .417 -.240 .140 -.123 -1.711 .090 .846 .082 .739 10.300 .000 -.100 .046 -.149 -2.158 .033 -.103 .085 -.091 -1.217 .227 (Constant) upah jenispekerjaan kelamin lamastudi keterampilan umur Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: lamamencarikerja a.

(11)

Tabel 4.2 Hasil Uji t

Sumber : Output SPSS 13 yang telah diolah, 2015

Berdasarkan output pada hasil SPSS 13 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Bahwa variable upah (X1) memiliki nilai upah 0,225 >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh yang tidak signifikan upah terhadap lama mencari pekerjaan dengan taraf kebenaran 95%.Selanjutnya variabel jenis lapangan pekerjaan (X2) memiliki nilai probabilitas 0,417 >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan atau nyata jenis lapangan pekerjaan terhadap lama mencari kerja dengan taraf kebenaran 95%.Selanjutnya variabel jenis kelamin (X3) memiliki nilai probabilitas 0,090 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh yang tidak signifikan atau nyata terhadap lama mencari pekerjaan dengan taraf kebenaran 95%.Selanjutnya variabel lama studi (X4) memiliki nilai lama studi 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh signifikan lama studi terhadap lama mencari kerja dengan taraf kebenaran 95%.Selanjutnya variabel ketrampilan (X5) memiliki nilai probabilitas 0,033<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh yang negatif signifikan ketrampilan terhadap lama mencari kerja dengan taraf kebenaran 95%.Selanjutnya variabel umur (X6) memiliki nilai probabilitas 0,227>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh yang tidak signifikan umur terhadap lama mencari kerja dengan taraf kebenaran 95%.

UJI F

Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apabila semua variabel independen atau bebas yang dimaksukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2005:84).

Tabel 4.3 Hasil Uji F Anova

Sumber : Output SPSS 13 yang telah diolah, 2015

Berdasarkan output SPSS 13 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Berdasarkan tabel di atas maka didapatkan hasil dari uji statistik f didapatkan nilai signifikan 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak yang mana dapat disimpulkan bahwa upah, jenis lapangan

Coeffi ci entsa 2.223 1.827 1.217 .227 .010 .008 .089 1.221 .225 .283 .347 .061 .815 .417 -.240 .140 -.123 -1.711 .090 .846 .082 .739 10.300 .000 -.100 .046 -.149 -2.158 .033 -.103 .085 -.091 -1.217 .227 (Constant) upah jenispekerjaan kelamin lamastudi keterampilan umur Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: lamamencarikerja a. ANOVAb 47.411 6 7.902 20.470 .000a 35.899 93 .386 83.310 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), umur, keterampilan, kelamin, upah, lamast udi, jenispekerjaan

a.

Dependent Variable: lamamencarikerja b.

(12)

pekerjaan, jenis kelamin, lama studi, ketrampilan yang dimiliki, dan umur secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap lamanya mencari kerja .

UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Koefisien determinasi pada regresi berganda sering diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelasakan besarnya pengaruh dan variabel terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan menguadratkan koefisien korelasi (R) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangankan atau dipengaruhi oleh variabel X.

Tabel 4.4. Hasil Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .754(a) .569 .541 .621 1.534

a Predictors: (Constant), umur, keterampilan, kelamin, upah, lamastudi, jenispekerjaan b Dependent Variable: lamamencarikerja

Sumber : Output SPSS 13 yang telah diolah, 2015

Berdasarkan Output SPSS 13 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Nilai Adjusted R Square = 0,541 menunjukkan bahwa variabel lama mencari kerja (Y) dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh upah, jenis lapangan pekerjaan, jenis kelamin, lama studi, ketrampilan yang dimiliki, umur dan lamanya menyelesaikan studi (X1,2,3,4,5,6) mempengaruhi lamanya mencari pekerjaan sebesar 54,1%, dan sisanya 45,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dihitung dalam penelitian ini.

UJI ASUMSI KLASIK

ASUMSI MULTIKOLINEARITAS

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas. Pada asumsi ini diharapkan dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinier. Berikut ini adalah nilai VIF hasil pengujian asumsi multiko-linieritas yang telah dirangkum dari semua model yang dihasilkan. Tabel 4.5. Hasil Asumsi Multikolinearitas

Sumber : Output SPSS 13 yang telah diolah, 2015

Coeffici entsa 2.223 1.827 1.217 .227 .010 .008 .089 1.221 .225 .865 1.156 .283 .347 .061 .815 .417 .835 1.197 -.240 .140 -.123 -1.711 .090 .890 1.124 .846 .082 .739 10.300 .000 .899 1.112 -.100 .046 -.149 -2.158 .033 .977 1.023 -.103 .085 -.091 -1.217 .227 .835 1.197 (Constant) upah jenispekerjaan kelamin lamastudi keterampilan umur Model 1 B Std. Error Unstandardized Coef f icients Beta Standardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: lamamencarikerja a.

(13)

Berdasarkan output SPSS 13 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pengujian multikolinieritas dapat diketahui dengan melihat VIF dan nilai toleransi yang diperoleh. Jika nilai toleransi lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tiddak terjadi multikolinieritas. Berdasarkan output di atas, terlihat bahwa semua variabel mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari 10, sehingga model regresi yang terbentuk tidak mengandung gejala multikolinier. Masing-masing variabel didapatkan nilai VIF upah 1,156, jenis lapangan pekerjaan 1,197, jenis kelamin 1,124, lama studi 1,112, ketrampilan 1,023, dan umur 1,197.

ASUMSI NORMALITAS

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model penelitian variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan pengujian grafik normal PP Plot dan One-Sample Kolmogorov Smirnov test yang terdapat dalam program SPSS 13 for Windows. Data dikatakan terdistribusi dengan normal apabila residual terdistribusi dengan normal yaitu memiliki tingkat signifikansi di atas 5% (Ghozali, 2005).

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Normalitas Dengan Uji OneSample Kolmogorov-Smirnov

Unstandardize d Residual N 100 Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation .60217876 Most Extreme Differences Absolute .110 Positive .067 Negative -.110 Kolmogorov-Smirnov Z 1.098

Asymp. Sig. (2-tailed) .180

a Test distribution is Normal. b Calculated from data

Sumber : Output SPSS 13 yang telah diolah, 2015

Berdasarkan tabel , besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 1,098 dan nilai signifikansi sebesar 0,180 > Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan distribusi residual dengan distribusi normal, atau dapat dikatakan residual berdistribusi normal.

ASUMSI HETEROSKEDASTISITAS

Asumsi heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residual memiliki ragam yang homogen (konstan) atau tidak. Pengujian asumsi heteroskedastisitas diharapkan residual memiliki ragam yang homogen. Pengujian asumsi heterokedastisitas dapat dilihat melalui scatter plot. Residual dikatakan memiliki ragam yang homogen apabila titik-titik residual pada scatter plot menyebar secara acak.

(14)

Tabel 4.7. Uji Scaterplot Heterokedastisitas

Sumber : Output SPSS 13 yang telah diolah, 2015

Berdasarkan gambar di atas, titik-titik residual residual pada scatter plot menyebar secara acak di atas dan di bawah garis 0 sehingga menolak Ho. Maka demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas dalam artian data homogen dan layak diuji secara regresi.

UJI BEDA

Uji beda one way ANOVA digunakan untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya (Ghozali, 2009

).

Tabel 4.8. Hasil Uji Beda One Way Anova

ANOVA Lama_mencariKerja

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 6.531 2 3.265 4.125 .019

Within Groups 76.779 97 .792

Total 83.310 99

Sumber : Output SPSS 13 yang telah diolah, 2015

Berdasarkan Output SPSS 13 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Dari hasil uji beda one way Anova diketahui kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,019. Dengan demikian pada taraf nyata = 0,05 kita menolak Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah ada perbedaan yang bermakna (signifikan) lama mencari kerja berdasarkan ketiga kelompok universitas.

PEMBAHASAN

Analisis kondisi lama mencari kerja pada ketiga lulusan

Lama mencari kerja di kalangan lulusan pendidikan tinggi merupakan ukuran menganggur dari para lulusan hingga mendapatkan pekerjaan pertamanya. Ketiga lulusan

4 3 2 1 0 -1 -2

Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 0 -1 -2 -3 Regression Studentized R esidual

Dependent Variable: lamamencarikerja Scatterplot

(15)

pendidikan tinggi yang menjadi obyek penelitian ini merupakan lulusan yang berasal dari pendidikan tinggi yang memiliki kualitas dan menjadi 25 universitas terbaik di Indonesia, serta berasal dari fakultas terbaik. Prestasi yang dimiliki oleh pendidikan tinggi ini tentunya akan mempermudah para lulusannya untuk terjun di pasar kerja, dan dianggap memiliki daya saing yang tinggi. Namun, faktanya lulusan strata pertama yang berasal dari pendidikan tinggi dan jurusan terbaik bukan merupakan jaminan bagi para lulusannya untuk terserap dalam pasar kerja. Tingginya persaingan antar lulusan, keahlian para lulusan yang masih terbatas, keinginan para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan aspirasi, serta masih terbatasnya kesempatan kerja khususnya di sektor formal yang menjadi kendala utama dari proses pencarian kerja lulusan. Hal ini dibuktikan dengan tingkat lama mencari kerja pada tiga perguruan tinggi yang masih cukup tinggi yang berada pada kisaran 6.63 bulan.

Jika, dibandingkan antara tiga perguruan tinggi tersebut jelas terdapat perbedaan yang signifikan dalam lama mencari kerja. perbedaan tersebut terlihat dari rata-rata lama mencari kerja yang berbeda diantara 3 perguruan tinggi tersebut, dimana Universitas Brawijaya memiliki lama mencari kerja yang lebih singkat yakni 6,38 bulan, kemudian diikuti oleh Universitas Negeri Malang yakni 6,58 bulan dan Universitas Muhammadiyah Malang yakni 7 bulan. Adanya perbedaan lama mencari kerja antar 3 universitas terbaik tersebut diduga disebabkan oleh adanya perbedaan waktu yang dibutuhkan lulusan untuk memperoleh pekerjaan.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa universitas Brawijaya merupakan universitas yang menghasilkan lulusan yang paling singkat proses pencarian kerjanya, dibandingkan dengan lulusan Universitas negeri Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang. sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia menduduki peringkat ke enam, dan memiliki fakultas terbaik yakni fakultas Ekonomi dengan akreditasi terbaik, membuktikan bahwa Universitas Brawijaya memiliki reputasi tersendiri dalam pasar kerja serta para lulusan fakultas ekonomi Brawijaya mampu bersaing dengan lulusan pendidikan tinggi lainnya. Kualitas lulusan juga dapat terlihat dari proses pencarian kerja yang singkat dan besarnya gaji yang di dapat saat memulai pekerjaan.

Pengaruh variabel upah terhadap lama mencari kerja lulusan

Variable upah (X1) memiliki nilai probabilitas upah 0,225>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh yang positif dan tidak signifikan dari variabel upah terhadap lama mencari pekerjaan. Hal ini berarti upah yang didapatkan responden tidak berpengaruh terhadap lama mencari kerja lulusan. Dimana umumnya kisaran upah yang ditawarkan oleh pasar kerja bagi para lulusan yang baru saja menyelesaikan studi strata pertama nya, dan belum berpengalaman hanya berada pada kisaran UMR daerah tersebut.

Dewasa ini, upah sudah bukan merupakan faktor yang berpengaruh lagi pada proses pencarian kerja, dikarenakan lulusan yang baru saja menyelesaikan pendidikan strata pertamanya lebih membutuhkan pengalaman dalam bekerja dibandingkan dengan menuntut mendapatkan upah yang terlalu tinggi. Dikarenakan para lulusan telah memiliki informasi yang lebih, dan mengetahui bahwa mengharapkan tingkat upah yang tinggi dengan pengalaman dan kemampuan yang terbatas hanya akan memperlama proses pencarian kerja lulusan tersebut. Penelitian ini bertolak belakang dengan teori modal manusia yang menyebutkan bahwa pendidikan merupakan investasi modal manusia sehingga para lulusan meninginkan return dari investasi tersebut dengan upah yang tinggi. Perbedaan ini diduga karena para lulusan telah memiliki informasi yang cukup baik dalam sisi teori maupun informasi dari pasar kerja, sehingga lulusan sudah tidak menuntut upah yang tinggi sesuai dengan tingkat pendidikan mereka, dan lebih mengutamakan mencari pengalaman dalam memilih pekerjaan. Dikarenakan umumnya lulusan yang baru saja menyelesaikan studi strata pertama sangat sulit untuk mendapatkan upah yang tinggi, disebabkan masih belum berpengalaman dan hanya memiliki keterampilan yang masih terbatas.

Pengaruh jenis lapangan pekerjaan terhadap lama mencari kerja Lulusan

variabel jenis lapangan pekerjaan (X2) memiliki nilai probabilitas 0,417 >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan jenis lapangan pekerjaan terhadap lama mencari kerja. Hal ini berarti lulusan sudah tidak memperhitungkan jenis pekerjaan

(16)

dalam proses pencarian kerja.Di saat perekonomian yang masih lesu, kesempatan kerja yang ada menjadi semakin terbatas, dengan pertumbuhan angkatan kerja yang semakin meningkat, menyebabkan tingginya jumlah pengangguran yang ada. Dengan kondisi seperti ini banyak angkatan kerja yang sudah tidak memperhatikan jenis pekerjaan yang ada, dan berupaya untuk mempertahankan hidupnya dengan bekerja. Sehingga, Pemilihan jenis lapangan pekerjaan, tidak berpengaruh pada lamanya proses pencarian kerja. Hal ini juga terjadi pada para lulusan yang memiliki pendidikan tinggi, dimana umumnya para lulusan pendidikan tinggi lebih tertarik pada sektor formal yang lebih memberikan ketertarikan secara finansial dan jaminan sosial bagi para karyawannya dibandingkan sektor informal, namun dengan kondisi perekonomian yang seperti ini, dan tingkat kebutuhan yang semakin meningkat, menyebabkan para lulusan tidak berorientasi pada jenis lapangan pekerjaan yang ada, dan menerima tawaran pekerjaan yang ada.

Hal tersebut bertolak belakang dengan pendapat Ridho tri putranto dan Muhamad Mashuri, 2012 yang menyatakan bahwa proporsi alumni untuk memperoleh jenis pekerjaan yang bergerak di bidang informal yakni wirausaha akan lebih cepat bekerja dibandingkan dengan yang memilih jenis lapangan pekerjaan formal atau jenis pekerjaan negeri. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan proporsi alumni yang memiliki jenis pekerjaan formal atau negeri jauh lebih besar dibandingkan dengan yang memilih jenis pekerjaan informal atau wirausaha. Perbedaan ini bisa terjadi karena pada lulusan pendidikan tinggi saat ini kurang memiliki kemandirian dalam bidang kewirausahaan dan masih berorientasi sebagai pencari kerja bukan pencipta lapangan pekerjaan, dan berdasarkan responden penelitian yang baru saja menamatkan studi strata pertamanya para lulusan lebih menginginkan memperoleh pengalaman agar mampu meningkatkan produktivitas kerjanya.

Pengaruh jenis kelamin terhadap lama mencari kerja lulusan

Selanjutnya variabel jenis kelamin (X3) memiliki nilai probabilitas 0,90 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap lama mencari pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin dari lulusan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja.

Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Ratih Pratiwi,2013 menyebutkan bahwa Jenis kelamin wanita akan lebih lama mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan laki-laki dan hampir semua laki-laki yang telah memasuki usia kerja akan terlibat dalam kegiatan ekonomi. Hal ini disebabkan karena laki-laki diidentifikasi sebagai pencari nafkah utama. Perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh Perusahaan sudah tidak melihat lagi jenis kelamin sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perekrutan tenaga kerja, diduga kesetaraan gender saat ini sudah diterapkan, sehingga pihak perusahaan tidak melihat jenis kelamin sebagai salah satu faktor yang berpengaruh. Perusahaan hanya melihat dari kemampuan dan Keterampilan yang dimiliki oleh para lulusan.

Pengaruh lama studi terhadap lama mencari kerja pada ketiga lulusan pendidikan tinggi

variabel lama studi (X4) memiliki probabilitas 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh signifikan lama studi terhadap lama mencari kerja dan pengaruh tersebut bersifat positif yang artinya para lulusan yang menyelesaikan pendidikan lebih lama akan lebih lama juga dalam memperoleh pekerjaan. Lama studi juga bisa dikategorikan sebagai kemampuan yang dimiliki lulusan untuk menyelesaikan studinya, walaupun tidak bisa dijadikan acuan sebagai kemampuan lulusan.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan seseorang yang memiliki keterlambatan dalam menyelesaikan pendidikan pada tingkat pendidikan tinggi akan menyulitkan dirinya dalam mendapatkan pekerjaan. Karena para pencari kerja akan lebih tertarik dalam memilih tenaga kerja yang berhasil menyelesaikan studinya dengan cepat maupun tepat waktu.

Pengaruh keterampilan terhadap lama mencari kerja pada ketiga lulusan pendidikan tinggi

Selanjutnya variabel ketrampilan (X5) memiliki nilai probabilitas 0,033<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berpengaruh yang negatif signifikan ketrampilan terhadap lama

(17)

mencari kerja. Hal ini dapat diartikan bahwa responden yang memiliki jumlah sertifikat yang Semakin banyak akan semakin mempermudah mencari pekerjaan. Semakin banyaknya jumlah sertifikat yang dimiliki oleh para lulusan, dapat mencerminkan seberapa besar keinginan para lulusan untuk meningkatkan kemampuan atau softskill yang dimilikinya. Dimana semakin banyak keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para lulusan, akan menjadi nilai tambah bagi para perusahaan untuk merekrut lulusan tersebut. Umumnya, keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah berupa kemampuan berkomunikasi, kemampuan berbahasa asing serta kemampuan para lulusan dalam memahami pekerjaan yang akan mereka pilih. Hal tersebut sesuai dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa tenaga kerja yang memiliki keterampilan kerja didukung tingkat pendidikan yang tinggi, maka tenaga kerja akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan (Sutomo, et al, 1999). sehingga diharapkan dengan adanya keterampilan kerja yang memadai tersebut akan menurunkan lama mencari kerja lulusan tersebut (Moh.rofik,2007).

Kesesuaian antara penelitian terdahulu dan fakta yang terjadi pada 3 pendidikan tinggi ini dibuktikan dengan proses pencarian kerja rata-rata lulusan yakni 6,63 bulan, dan variabel keterampilan dari ketiga lulusan rata-rata yang memiliki jumlah sertifikat sebanyak 5 buah. Jika diperinci pada 3 pendidikan tinggi tersebut Universitas Muhammadiyah Malang memiliki rata-rata jumlah sertifikat terbanyak yakni 6,23 buah, Universitas Brawijaya sebesar 5,94 buah dan Universitas Negeri Malang sebanyak 5,59 buah. Dari ketiga Universitas tersebut telah membekali lulusannya dengan softskill yang dibutuhkan untuk terjun di pasar kerja. Khususnya keahlian di bidang bahasa asing. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan jenis keterampilan yang sangat dibutuhkan pada suatu pasar kerja adalah kemampuan berkomunikasi dan kemampuan dalam berbahasa asing.

Pengaruh variabel umur terhadap lama mencari kerja ketiga lulusan

variabel umur (X6) memiliki nilai probabilitas 0,227>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan pada variabel umur terhadap lama mencari kerja. Umur tidak berpengaruh signifikan tetapi umur produktif biasanya banyak dibutuhkan dibanding yang terlalu tua. Namun, usia tua sekalipun juga dibutuhkan ketika dia memiliki pengalaman kerja yang cukup baik. Umur responden yang lebih tua dapat diasosiasikan dengan jeda waktu yang lebih lama sejak responden menamatkan pendidikan terakhirnya. Hal tersebut juga bertolak belakang dengan beberapa penelitian sebelumnya yang memberikan hasil yang positif dan signifikan yang menyatakan bahwa usia yang muda kurang menguntungkan bagi responden lulusan baru yang belum memiliki pengalaman kerja sebelumnya.( Ratih Pratiwi, 2013).

Hasil yang tidak signifikan tersebut bertolak belakang dengan teori yang mengatakan umur berpengaruh signifikan terhadap lama mencari kerja. Hal ini dapat berkaitan dengan lowongan pekerjaan yang disediakan oleh para pencari kerja, dimana ada kalanya perusahaan lebih memilih usia yang lebih muda dan memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Namun, ada kalanya perusahaan akan mencari usia yang lebih tua dikarenakan lebih memiliki pengalaman kerja yang cukup baik, dan lebih efisien dikarenakan perusahaan tidak perlu untuk melakukan pelatihan kerja pada tenaga kerja tersebut. Sehingga, proses pencarian kerja akan berbeda antar kelompok usia dalam angkatan kerja. Berdasarkan penelitian diduga seseorang yang memiliki rentang usia yang sama, akan cenderung memiliki kestabilan emosi dan kemampuan fisik yang hampir sama (Hurlock, 2004). Penelitian ini, lulusan memiliki rentang usia yang hampir sama yakni 21-24 tahun, dimana mereka memiliki kestabilan emosi dan produktifitas fisik yang hampir sama, sehingga perusahaan akan mengabaikan variabel umur pada para pencari kerja yang memiliki rentang usia yang sama.

KESIMPULAN

Berdasakan penelitian yang sudah dilakukan, berikut kesimpulan yang diperoleh yaitu:

1. Bahwa terdapat perbedaan lama mencari kerja yang signifikan antara lulusan yang berasal dari Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang. Hal ini diduga berkaitan dengan adanya perbedaan selisih waktu yang dibutuhkan dalam proses pencarian kerja ketiga Universitas.

(18)

2. Variable upah (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap lama mencari pekerjaan. Hal ini berarti berapapun perubahan tingkat upah yang ada tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja lulusan.

3. Variabel jenis lapangan pekerjaan (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan jenis lapangan pekerjaan terhadap lama mencari kerja. Hal ini berarti lulusan tidak memperhitungkan jenis pekerjaan terhadap lama mencari kerja.

4. Variabel jenis kelamin (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap lama mencari pekerjaan. Hal ini berarti jenis kelamin lulusan tidak memiliki pengaruh terhadap lama mencari kerja.

5. Variabel lama studi (X4), berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama mencari kerja. Sehingga darpat disimpulkan semakin lama studi yang ditempuh seseorang maka akan semakin lama pula dalam memperoleh pekerjaan.

6. Variabel ketrampilan (X5) berpengaruh negatif dan signifikan ketrampilan terhadap lama mencari kerja. Hal ini berarti Semakin banyak sertifikat ketrampilan yang dimiliki akan semakin mempermudah mencari pekerjaan.

7. Variabel umur (X6) berpengaruh tidak signifikan umur terhadap lama mencari kerja. Usia tidak berpengaruh signifikan tetapi usia produktif biasanya banyak dibutuhkan dibanding yang terlalu tua. Namun, usia tua sekalipun juga dibutuhkan ketika dia memiliki pengalaman kerja yang cukup baik.

SARAN

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran untuk membantu mengatasi masalah ketenagakerjaan khususnya Lama mencari kerja di tingkat Perguruan Tinggi di Kota Malang sebagai berikut

1. Pihak Perguruan Tinggi harus lebih membekali lulusannya dengan kemampuan yaitu berupa softskill yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing lulusannya serta memperbanyak informasi mengenai dunia kerja.

2. Para lulusan harus membekali diri dengan meningkatkan keterampilan dengan mengikuti kursus singkat atau mengikuti seminar dibidang wirausaha atau bidang yang mendukung pekerjaan untuk meningkatkan softskill. Karena terbukti bahwa seseorang yang memiliki keterampilan yang banyak akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan.

3. Disarankan bagi para mahasiswa yang masih menempuh perkuliahan untuk menyelesaikan studi sesuai dengan standar waktu yang ditentukan atau bahkan lebih cepat supaya lebih cepat dalam memperoleh pekerjaan, serta tidak menuntut tingkat upah yang terlalu tinggi, dikarenakan akan semakin memperlama pencarian kerja lulusan.

DAFTAR PUSTAKA

A, Ihsan, Tripuntrajaya.2011. preferensi pekerja dalam memilih pekerjaan sektor formal. ILTEK, Volume 6, nomor 12, oktober 2012.

Ali, Muhson., Daru, Wahyuni., Supriyanto & Endang, Mulyani. 2012. Analisis relevansi

lulusan perguruan tinggi dengan dunia kerja. Jurnal economica. Vol. 8 No. 1. April. 2012.

Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar, Putera, Kurniawan., Herniwati, Retno, Handayani. 2013. Analisis lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kabupaten purworejo. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1.ISSN (Online): 2337-3814.

Badan Pusat statistic. 2014. Berita resmi statistic Provinsi Jawa Timur No. 34/05/35/Th. XII, 5 Mei 2014.

(19)

pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan 2004-2014.

Dia, Cahyawati, S., Susi, Yohana., Putera, B, J, Bangun. 2013. APLIKASI METODE

CHAID DALAM MENGANALISIS KETERKAITAN FAKTOR RISIKO LAMA PENYELESAIAN SKRIPSI MAHASISWA (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya), prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

Matematika FMIPA UNY 9 November 2013, jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya.

Ehrenberg, R. G dan Smith, R. S, 2003. Modern Labor Economics: Theory and Public Policy, Eight Edition. New York City: Pearson Education, Inc.

Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Indonesia, cetakan Pertama.Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Frijters, P., Shields, M. A and Price, S. W. 2005. Job Search Methods and Their Success: A Comparison of Immigrants and Natives in the UK. The Economic Journal, Vol. 115, No. 507, Features (Nov., 2005), pp. F359-F376, Royal Economic Society. UK: Wiley.

Ghozali.H.I. 2009. Ekonometrika. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Jakarta : PT. Erlangga. Hasan. 2003. strategi pembangunan dan perencanaan kesempatan kerja. Yogyakarta : BPFE : UGM

http://ban-pt-universitas.blogspot.com/2015/02/universitas-terbaik-di-indonesia-dan-provinsi.html telah diakses pada tanggal 4 Januari 2015

Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya 2013. Hasil Analisis Tracer Study alumni dan pengguna lulusan jurusan Ilmu ekonomi. Fakultas Ekonomi : Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya.

Kaufman, E. Bruce et al. 1999. The Economics Of Labor Market, The Dyrden Press.

Khusyono, Chris. 2014. “Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Lama mencari Kerja

bagi PNS di Kota Makasar. Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanudin Makasar.

Prasaja, Hadi Mukti. 2013. Pengaruh Investasi Asing, Jumlah Penduduk dan Inflasi

terhadap pengangguran terdidik di Jawa Tengah periode tahun 1980-2011. Economics development analysis journal, Agustus 2013. ISSN 2252-6889.

Putranto, R dan Mashuri, M. 2012. Analisis Statistik Tentang Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Kerja Fresh Graduate di Jurusan Statistika Institut Sepuluh Nopember Dengan Metode Logistik Ordinal. Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol. 1, No. 1, Sept 2012. ISSN 2301-928X.

Rahmawati, F dan Hadwiyono,V. 2004. Analisis Waktu Tunggu Tenaga Kerja Terdidik di Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 2003. Jurnal Ekonomi Pembangunan,

Ratih, pratiwi. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja lulusan

sekolah menengah dan pendidikan tinggi di Indonesia pada tahun 2012 Fakultas ekonomi, Universitas Padjajaran. Melalui http://pustaka.unpad.ac.id

(20)

Kerja Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Skripsi. Jurusan Ilmu ekonomi, Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.

Simanjuntak, payaman J. 2001. Pengantar ekonomi sumber daya Manusia. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Subri, mulyadi. 2003. Ekonomi sumber daya Manusia. Jakarta : PT. Raja Grafindo persada.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : PT. Alfabeta.

Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta.

Sutomo, Susilo, A.M dan Susanti, L. 1999. Analisis Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik di Kotamadya Surakarta Tahun 1996. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen,

dan Akuntansi. Perspektif : No.2 th 1999. Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret.

Sopianti, Ni komang dan A.A Ketut Ayuningsasi. 2010. Pengaruh pertumbuhan ekonomi,

tingkat inflasi dan upah minimum terhadap jumlah pengangguran di Bali. E-jurnal EP Unud, 2 [4] :216-225. ISSN 2303-0178

Tobing, Erwin. 2003. Pengangguran tenaga kerja terdidik. Jakarta : Rineka cipta.

Gambar

Tabel 1.1.  Lama Mencari kerja lulusan jurusan Ilmu Ekonomi        Universitas Brawijaya Malang 2013
Tabel  4.1. Hasil regresi
Tabel 4.3 Hasil Uji F Anova
Tabel 4.4. Hasil Koefisien Determinasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

&#34;Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dan Tingkat Kemandirian Daerah Di Era Otonomi Daerah: Studi Kasus Kota Malang &#34;2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa untuk mencapai ketuntasan aspek kognitif pada materi Getaran Harmonis Sederhana dengan penerapan

Salah satu faktor peningkatan hasil belajar dapat digunakan model pembelajaran PBL (Problem Basis Learning), model PBL ini dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa

UN IVHR$ ITAS NEGERI YOGYAKARTA. NOI .../PanLKTP/HIMA

Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten

[r]

Rata-rata diameter pangkal batang tanaman tomat pada berbagai varietas dan kosentrasi pupuk cair D I.GROW umur 30 HST (mm) .... Analisis ragam diameter pangkal batang

Pengabdian masyarakat yang dilakukan di RA dan SDIT Darussalam Selokerto memberikan beberapa hasil menggemberikan, diantaranya adalah : terwujudnya website sekolah dengan tampilan