• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuantitas persembahan materi didalam PB

Dalam dokumen BISAKAH KITA KAYA.pdf (Halaman 74-76)

Jika persembahan wajib didalam PL hampir mencapai 30% dari pendapatan kotor bangsa Yahudi, maka berapa persenkah persembahan wajib didalam PB? Jawabannya adalah 0% dan 100%, bahkan lebih. Nol persen, karena PB tidak mewajibkan persembahan materi seperti halnya PL. Persembahan materi dalam PB tidak didasarkan kepada perintah “HARUS” seperti didalam PL, tetapi didasarkan kepada kemampuan dan kerelaan hati seseorang. Seratus persen bahkan lebih (seperti jemaat-jemaat di Makedonia- 2Kor. 8:3), karena kita tidak memiliki sedikitpun dari apa yang ada pada kita (Rom. 11:36). Jadi semuanya adalah milik Tuhan dan harus dipakai sesuai dengan kehendak Tuhan.

Namun ada beberapa saudara yang sangat ingin mengetahui berapa banyak sebenarnya pengajaran persembahan materi didalam PB. Sekali lagi, cara berpikir seperti ini adalah cara berpikir orang-orang dizaman PL karena mereka harus tahu peraturannya secara tepat agar tidak dihukum Tuhan. Namun jika mereka ingin mengetahui contoh69 dari pemberian materi yang dilakukan orang- orang percaya zaman gereja mula-mula,70 maka berikut adalah jumlah yang mereka beri:

69

Sangat besar atau seluruh harta mereka

“… dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.” (Kis. 2:45)

“Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa

dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.” (Kis. 4:34-35)

“Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.

Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.” (Kis. 4:36-37)

Ayat-ayat diatas memberikan contoh bagaimana murid-murid Tuhan memberi. Pemberian mereka bukanlah persepuluhan dari miliknya sebagaimana banyak dipercayai dan dipraktekkan orang percaya zaman ini,71 tetapi lebih signifikan dari itu. Diantara mereka yang disebut didalam ayat-ayat tersebut kemungkinan telah memberikan semua kepunyaannya untuk dibagi untuk kehidupan mereka bersama. Jikalaupun bukan semua, tetapi mereka pasti memberikan yang termahal karena mereka memberikan juga tanah atau rumah yang merupakan aset terpenting dan termahal dari seseorang, apalagi untuk zaman itu. Kata menjual “harta miliknya” didalam ayat diatas diterjemahkan dari kata “possessions and goods.” Possessions diambil dari kata “ktema” yang berarti kepemilikan (possessions) yang lebih mengarah kepada arti kepemilikan tanah atau fixed assets (estate). Goods diambil dari kata “huparxis” yang artinya lebih kepada kepemilikan barang-barang. Jadi mereka bukan hanya menjual fixed assets mereka, namun juga barang-barang berharga mereka. Contoh persembahan disini sangat besar dan signifikan dibanding persembahan persepuluhan. Namun mereka dapat memberikannya dengan sukarela dan sukacita karena ada kasih diantara mereka.

Seluruh nafkahnya

“Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.

Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (Mark. 12:43-44)

Contoh diatas sudah tidak asing lagi. Janda tersebut telah memberikan seluruh nafkahnya. Artinya dia tidak memiliki tabungan apapun setelah memberikan persembahan itu. Tentu berbeda dengan sikap kita selama ini bukan?

Sesuai kemampuan atau melebihi kemampuan

“Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.” (2Kor. 8:3)

Ayat diatas menjelaskan mengenai persembahan jemaat-jemaat di Makedonia. Mereka memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Menurut

Tuhan, bukan hanya uang tetapi keseluruhan hidup kita. Namun contoh disini dapat memberi gambaran akan apa yang murid-murid pertama dulu lakukan didalam memberi.

70

Atau prinsip memberi yang diajarkan oleh Tuhan, seperti janda yang miskin tersebut.

71

Praktek persepuluhan yang diajarkan dan diamalkan zaman kini bahkan banyak yang tidak sesuai dengan persepuluhan yang dimaksud pada PL. Persepuluhan didalam PL adalah persepuluhan dari semua hasil dan semua milik, bukan persepuluhan dari keuntungan usaha seperti yang dipercayai dan dilaksanakan oleh mereka yang mempercayai persepuluhan dizaman anugerah ini.

kemampuan mereka berarti mempersembahkan apa yang ada pada mereka. Melebihi kemampuan mereka berarti disamping apa yang ada pada mereka, mereka juga berusaha untuk mencari lagi untuk dipersembahkan. Artinya, bukan hanya uang yang ada pada mereka, tetapi ditambah usaha-usaha mereka untuk mengumpulkan lebih lagi. Inilah contoh dari suatu tindakan kasih, sehingga mereka disebut sebagai orang-orang kaya yang sesungguhnya (ay. 2 dan 7).

Sesuai dengan kerelaan dan kemampuan

“Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan

kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.

Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.” (2Kor. 8:11-12) “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena

paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. “ (2Kor. 9:7)

Alangkah besarnya anugerah Tuhan kepada kita pada zaman ini. Tuhan tidak membebankan suatupun yang dapat menjadi beban kita. Tuhan tahu ada diantara kita yang belum dewasa dalam hal memberi sehingga Tuhan menerima persembahan kita sebatas pengertian, kerelaan dan apa yang ada pada kita.

Itulah contoh-contoh dari besarnya pemberian materi didalam PB. Ada murid-murid yang sudah dewasa didalam hal memberi sehingga dapat memberikan tanah dan rumahnya, ada yang memberikan seluruh nafkahnya, ada yang memberi melebihi kemampuannya, tetapi Tuhan juga menerima pemberian sesuai dengan kemampuan mereka. Intinya adalah: Allah tidak mementingkan kuantitas pemberiannya seolah-olah Dia memerlukan uang kita, tetapi Tuhan mementingkan kualitas pemberian kita. Pemberian yang berkualitas hanya dapat keluar dari motivasi yang digerakkan oleh kasih kepada Tuhan yang dimanifestasikan dengan mengasihi sesamanya yang kekurangan (1 Yoh. 4:20-21; Yak. 2:15-17).

Dalam dokumen BISAKAH KITA KAYA.pdf (Halaman 74-76)