• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 54 DAN 55/PHP.BUP-XV/2017: BADRUL MUNIR

Baik, Yang Mulia. Nanti mungkin ada yang sedikit berbeda.

74. KETUA: SUHARTOYO

Ya.

75. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 54 DAN 55/PHP.BUP-XV/2017: BADRUL MUNIR

Jadi, kami ingin sampaikan yang perkara (…)

76. KETUA: SUHARTOYO

Yang sama dulu, ya, supaya bisa dirangkum. Kemudian yang berbeda nanti diberi prolog supaya bahwa ini perbedaannya, ya.

77. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 54 DAN 55/PHP.BUP-XV/2017: BADRUL MUNIR

Baik, Yang Mulia. Keterangan Pihak Terkait dalam Perkara Nomor 54 yang dalam hal ini Prinsipalnya adalah Bapak Yulius Yapugau dan Bapak Yunus Kalabetme, dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya Badrul Munir dan kawan-kawan dari Badan Bantuan Hukum Advokad Pusat PDI Perjuangan dan Ibu Relika Tambunan, S.H., dan kawan-kawan dari Kantor Advokad ARM dan Partner.

Langsung pada bagian eksepsi. Menurut Pihak Terkait, Mahkamah tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo karena objek sengketa Nomor 5 ... dalam Perkara Nomor 54 ini adalah mandatory object atau bagian dari proses sengketa dalam Perkara Nomor 50. Dan Perkara Nomor 50 tersebut sampai saat ini belum sampai pada tahap putusan. Oleh karena itu, Mahkamah tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo.

Kemudian terkait kedudukan hukum atau legal standing Pemohon. Bahwa berdasarkan Pasal 6 Peraturan MK Nomor 4 Tahun 2016, Pasal 6, “Kedudukan hukum legal standing Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b angka 2 paling kurang memuat, yang pertama:

a. Mengenai Pemohon sebagai pasangan calon peserta pemilihan berdasarkan keputusan Termohon.

b. Uraian mengenai penetapan nomor urut pasangan calon berdasarkan keputusan Termohon.”

Nah, dalam permohonan Pemohon Perkara Nomor 54, Pemohon tidak dengan tegas dan jelas menguraikan pasangan calon ini berdasarkan SK Termohon nomor berapa, dan tanggal, dan tahun berapa? Juga Pemohon tidak menguraiakan dan menegaskan merupakan pasangan nomor urut berapa berdasarkan keputusan Termohon nomor, tanggal, dan tahun berapa? Sehingga bertentangan atau tidak memenuhi syarat sebagaimana PMK Nomor 4 Tahun 2016 Pasal 6.

Kemudian, Yang Mulia. Bahwa tidak setiap pasangan calon dapat menjadi pihak dalam perkara di Mahkamah Konstitusi RI, sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 158 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang pembatasan selisih antar-Pemohon dan Pihak Terkait. Kemudian ketentuan tersebut sudah di perkuat oleh Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 51/PUU-XIII/2015.

Kemudian bahkan yang terbaru bahwa Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat, Tahun 2017, dalam Nomor Perkara 10/PHP.BUB-XV/2017 dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 248 huruf b, telah dengan sangat tegas menyatakan ... kami mohon izin membacakan, “B. Bahwa dalam hubungannya dengan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Mahkamah tidak mungkin mengesampingkan keberlakuan Pasal 158 UU 10/2016 sama halnya dengan menentang keputusan dan pendiriannya sendiri sebagaimana ditegaskan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 58/PUU-XIII/2015 bertanggal 9 Juli 2015 dan PMK 1 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dengan PMK 1 Tahun 2017.

Demikian pula Mahkamah tidak mungkin mengesampingkan keberlakuan Pasal 158 UU Nomor 10 Tahun 2016 tanpa mencampuradukkan kedudukan Mahkamah sebagai pelaksana (sementara) undang-undang (incasu UU Nomor 10 tahun 2016) dan kedudukan Mahkamah sebagai pengganti undang-undang atau kedudukan Mahkamah dalam melaksanakan kewenangan lainnya yang diturunkan dari pasal 24C Undang-Undang Tahun 1945. Pengesampingan keberlakuan suatu norma undang-undang hanya dapat dilakukan oleh Mahkamah tak kala Mahkamah yang melaksanakan kewenangan yang diberikan kepadanya oleh konstitusi incasu Pasal 24C ayat (1) UUD Tahun 1945 bukan tatkala Mahkamah sedang menjadi pelaksana ketentuan undang-undang sebagaimana halnya dalam perkara a quo.” Dan selanjutnya mohon dianggap dibacakan.

Kemudian, Yang Mulia. Bahwa jumlah penduduk Kabupaten Intan Jaya itu kurang dari 250.000. Oleh karena itu, perselisihan dapat diaju ... PHPU hanya dapat diajukan apabila terdapat perbedaan paling banyak sebesar 2% antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara oleh

Termohon. Yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo yang dalam perkara a quo adalah nomor ... SK Termohon Nomor 16/Kpts/KPU.IJ/IV/2017 tentang penetapan pembatalan surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Intan Jaya Nomor 14/Kpts/KPU.IJ/IV/2017 Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Intan Jaya Tahun 2017.

Bahwa perolehan suara masing-masing peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Intan Jaya Tahun 2017 sebagaimana objek sengketa adalah Pasangan Nomor Urut 1 Bartolomius Mirip dan Deny Miagoni dengan jumlah suara 8.636 atau dengan persentase 11,36%. Pasangan Nomor Urut 2 Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme, jumlah suara 33.958 dalam persentase 44,68%. Pasangan Nomor Urut 3, Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogeyau. Jumlah suara 31.476 atau dalam persentase 41,42%. Dan Pasangan Nomor Urut 4, Thobias Zonggonau dan Hermanus Miagoni dengan jumlah suara 1.928 atau dalam persentase 2,54%.

Berdasarkan data tersebut, Pemohon, yaitu Nomor Urut 3 memperoleh suara 41,42%, sedangkan Pihak Terkait 44,68%. Dengan demikian, selisih suara antara Pemohon dengan calon yang memperoleh suara terbanyak atau Pihak Terkait adalah 3,26%, dalam hal ini melebihi ketentuan 2% sebagaimana ketentuan Pasal 158.

Kemudian, Yang Mulia, berdasarkan hal tersebut, secara nyata Pemohon tidak mempunyai kedudukan hukum/legal standing untuk mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil perhitungan perolehan suara yang ditetapkan oleh Termohon di Mahkamah Konstitusi dan oleh karenanya, permohonan Pemohon haruslah ditolak.

Kemudian dalam pokok permohonan, kami mohon sebagian dianggap dibacakan. Kami hanya ingin membacakan beberapa hal saja.

Yang pertama bahwa pelaksanaan penghitungan suara lanjutan. Selain sudah kami sampaikan laporan pelaksanaannya pada Perkara Nomor 50, juga kami cantumkan pada halaman 11 huruf f, proses yang telah terjadi pada … sebagaimana perintah atau amar putusan dalam Perkara Nomor 50.

Akan tetapi, ingin kami sampaikan bahwa pada halaman 12 angka 4, kami ingin memberikan penekanan bahwa … kami tulis bahwa berkenaan dengan persoalan … dalam pertimbangan hukum Perkara Nomor 50 disebut bahwa berkenaan dengan persoalan angka 3 di atas, dalam persidangan di Mahkamah pada hari Rabu, tanggal 22 Maret 2017, menurut keterangan KPU Kabupaten Intan Jaya terungkap bahwa terdapat surat suara dari 7 TPS yang belum dilakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara yang telah berada di Jakarta dalam keadaan aman dan tersegel serta tidak ada yang berubah.

Akan tetapi, ternyata bahwa keterangan Ketua KPU Kabupaten Intan Jaya tersebut di atas, nyatanya tidak sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi pada saat pleno karena ketika Ketua KPU Kabupaten Intan

Jaya, Linus Tabuni menyerahkan dokumen Berita Acara 7 TPS tersebut, terjadi perdebatan, dimana Saksi Paslon Nomor Urut 2 mengajukan keberatan dan mempertanyakan tentang keamanan dokumen Berita Acara 7 TPS.

Bahwa dokumen tersebut ternyata dikeluarkan atau diambil dari dalam tas yang ditenteng oleh operator komputer KPU Kabupaten Intan Jaya. Masing-masing dokumen tersebut sudah di dalam map yang berjumlah 7 map.

Bahwa kemudian dilakukan pengecekan keamanan dokumen 7 TPS tersebut, di depan dan disaksikan semua peserta rapat pleno, ditemukan pada saat dilakukan pengecekan itu kejanggalan sebagai berikut.

Berita Acara 7 TPS tersebut di dalam map yang terbuka, bukan dalam kotak suara … bukan dalam kotak suara tersegel. Dalam map tersebut, hanya ada Berita Acara C1-KWK berhologram tanpa adanya Berita Acara atau dukungan pendukung lainnya, dan lainnya kami mohon dianggap dibacakan.

Kemudian bahwa KPU Provinsi Papua tetap melaksanakan rekapitulasi penghitungan suara lanjutan, sekalipun Berita Acara penerimaan dokumen tidak ditandatangani oleh Bawaslu Provinsi Papua, sehingga KPU tetap menerbitkan SK KPU Kabupaten Intan Jaya Nomor 14/Kpts/KPU-IJ-IV/2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Intan Jaya.

Bahwa atas penolakan penandatanganan Berita Acara penerimaan dokumen C1-KWK dan pelaksanaan rekapitulasi lanjutan sebagaimana SK KPU Nomor 14 dan selanjutnya tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Intan Jaya Tahun 2017, maka Bawaslu Provinsi Papua menerbitkan rekomendasi Nomor 011K/Bawaslu Prov/PA PM/0601-/2017 tanggal 20 April 2017 yang pada pokoknya menyatakan perolehan suara hasil rekapitulasi susulan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya 2017 pada 7 TPS dinyatakan 0 atau nihil. Hal ini didasarkan pada kejanggalan-kejanggalan sebagaimana kami telah uraikan di atas.

Bahwa berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi Papua Nomor 011 dan selanjutnya tersebut, maka KPU Kabupaten Intan Jaya mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 16/Kpts/KPU-IJ/IV/2017 tentang Penetapan Pembatalan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Intan Jaya Nomor 14 dan seterusnya penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya.

Bahwa berdasarkan Keputusan KPU Kabupaten Intan Jaya Nomor 16 dan selanjutnya, kemudian ditetapkan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Intan Jaya Tahun 2017 adalah Pasangan Nomor Urut 1, Bartolomius Mirip dan Deny Miagoni, jumlah suara 8.636. Pasangan

Nomor Urut 2, Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme, jumlah suara 33.958. Pasangan Nomor Urut 3, Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyau, jumlah suara 31.476. Dan Nomor Urut 4, Thobiaz Zonggonau dan Hermanus Miagoni, dengan jumlah suara 1.928.

Kemudian, Yang Mulia. Menaggapi dalil Pemohon, pada halaman

7, Permohonannya, Angka 3, mengenai rekapitulasi dengan dasar C1-KWK berhologram, yang di-upload di portal KPU Republik Indonesia, menurut Pihak Terkait, sebagai berikut.

Bahwa pindai atau scan formulir C1-KWK ke website, atau portal, atau pangkalan data KPU Republik Indonesia tidak bisa dijadikan rujukan dan bukti utama dalam penghitungan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya Tahun 2017, dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah manapun di Indonesia. Pindai atau scan formulir C-1 hanya jadi data atau bukti pembanding saja. Bahwa yang menjadi bahan dasar penghitungan resmi dan rujukan utama, dalam penghitungan perolehan suara masing-masing pasangan calon adalah formulir Model C1-KWK berhologram, yang ditandatangani oleh penyelenggara pemilihan dan tersimpan dalam kotak atau tempat bersegel resmi dan hanya dapat dibuka berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Kemudian, Yang Mulia. Terhadap dalil Pemohon, pada halaman 7, Angka 4 dan Sub Angka 1, serta halaman 8, Angka 5, yang menyatakan, “KPU Kabupaten Intan Jaya telah menetapkan sertifikat rekapitulasi, hasil, dan rincian perolehan suara pasangan calon dari setiap kecamatan di Kabupaten Intan Jaya dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2017, formulir Model DB1-KWK, tanpa menyertakan hasil penghitungan suara di tujuh TPS pada dua distrik,” adalah dalil yang sangat tidak beralasan.

Karena apa? Yang pertama bahwa secara tegas, Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 50/PHP.BUP-XV/2017, amar putusannya, pada Angka 1 menyatakan, “Belum ada keputusan KPU Kabupaten Intan Jaya mengenai penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara dan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya tahun 2017, yang bersifat definitif.”

Bahwa berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa dalil Pemohon yang mengutip bagian uraian persidangan dalam Perkara Nomor 50/PHP.BUP-XV/2017 tersebut, tidaklah dapat dijadikan dasar hukum dan tidak beralasan menurut hukum.

Kemudian, kami masuk ke tanggapan terhadap dalil Pemohon pada halaman 8, Permohonannya, Angka 7. Dalil Pemohon bertentangan dengan bukti yang diajukan Pemohon sendiri. Di mana dalil Pemohon menguraikan tentang rekapitulasi distrik. Kami ulangi, ini pada Permohonannya, halaman 8, Angka 7. Dalil Permohonan menguraikan tentang rekapitulasi per distrik. Sedangkan bukti yang

diajukan Pemohon, terhadap dalilnya adalah tentang penghitungan di tingkat TPS dan Hanya berdasarkan form C1-KWK di tujuh TPS saja.

Kemudian, Yang Mulia. Bahwa terhadap dalil Pemohon pada

halaman 16, Permohonannya, Angka 15 tentang SK Rekapitulasi Nomor 14 dan seterusnya, di mana dengan adanya SK Rekapitulasi Nomor 16 dan seterusnya, maka secara hukum telah membatalkan SK Nomor 14/Kpts/KPU.IJ/IV/2017. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya SK. Kami ulangi, hal ini dibuktikan dengan dijadikannya SK Nomor 16/Kpts/KPU.IJ/IV/2017, yang diajukan sebagai objek sengketa dalam Perkara Mahkamah Konstitusi Nomor 54 dan Nomor 55 yang sedang kita jalani saat ini.

Kemudian, terkait dengan tujuh TPS pada persidangan Perkara Nomor 50/PHP.BUP-XV/2017, Panwas Kabupaten Intan Jaya telah menyampaikan keterangan tidak validnya dokumen perolehan suara pada tujuh TPS tersebut.

Kemudian, kami ingin menyampaikan juga bahwa Pihak Terkait juga ingin menguraikan sebab awal permasalahan di tujuh TPS, yang kemudian terkait adanya rekomendasi Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Intan Jaya Nomor 10 dan seterusnya, tanggal 22 ... maaf, Nomor 10 dan Nomor 9, tanggal 22 Februari 2017, terhadap tujuh TPS di dua distrik bermasalah, yaitu Distrik Agisiga, Distrik Sugapa, permasalahannya adalah sebagai berikut.

Pada Distrik Agisiga ... langsung kami pada kesimpulannya. Pada Distrik Agisiga, di mana ketiga kampung atau PPS tersebut tidak menyampaikan hasil pleno dari tingkat TPS oleh KPPS kepada PPD Distrik Agisiga.

Kemudian peristiwa yang terjadi Distrik Sugapa itu adalah pada empat TPS terjadi masalah yang dilakukan oleh KPPS tidak menyampaikan hasil pleno di tingkat TPS kepada PPD. Oleh karena itulah, akhirnya tujuh TPS ini kemudian bermasalah dari Perkara Nomor 50 hingga Perkara 54 dan 55.

Kemudian petitum untuk Perkara Nomor 54. Berdasarkan sebagaimana tersebut di atas, Pihak Terkait memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut.

Dalam Eksepsi, mengabulkan eksepsi Pihak Terkait. Dalam Pokok Perkara, menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya. Menyatakan benar dan tetap berlaku keputusan KPU Kabupaten Intan Jaya Nomor 16/Kpts-KPU/IJ/IV/2017 tentang Penetapan Pembatalan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Intan Jaya Nomor 14/Kpts-KPU/IJ/IV/2017 Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Intan Jaya Tahun 2017, tanggal 20 April 2017, pukul 23.35 WIT.

Atau apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang adil dan layak menurut hukum.

78. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 54 DAN

Dokumen terkait