A.1. Nama :
A.2. Umur : A.3. Jenis Kelamin : A.4. Alamat/No HP : A.5. Jabatan : A.6. Pendidikan formal?
□ SMU □ STPP □ SNAKMA □ SPP
□ Lain-lain, sebutkan……….
A.7. Lama menjabat sebagai paramedik pada instansi karantina?
□ < 1 tahun □ 1-2 tahun
□ 3-5 tahun
□ diatas 5 tahun
A.8. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan/seminar mengenai penilaian IKH?
□ Ya □ Tidak
A.9. Apakah anda pernah menjadi anggota tim penilai studi kelayakan IKH?
□ Ya □ Tidak
A.10.Apakah anda pernah mengikuti pelatihan/seminar tentang biosekuriti? □ Ya
□ Tidak
A.11. Apakah anda pernah ditugaskan untuk melakukan tindakan karantina sapi impor di IKH?
□ Ya
A.12. Dalam satu bulan, berapa kali anda ditugaskan untuk melakukan tindakan karantina di IKH?
□ Setiap hari
□ 1-2 kali □ 3-4 kali
□ Lain-lain, sebutkan………
B.BIOSEKURITI
B.1 Apakah anda selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menangani hewan yang sakit?
□ Ya
□ Tidak (langsung ke pertanyaan B.4)
B.2 Jika “Ya” apakah anda menggunakan disinfektan? □ Ya
□ Tidak (langsung ke pertanyaan B.4)
□ Lain-lain, sebutkan………. B.3 Jenis disinfektan apa yang anda sering gunakan? □ Phenol
□ Chlorin
□ Quaternary Amonium
□ Alkohol
□ Lain-lain, sebutkan…..……….
B.4 Apakah anda pada saat masuk ke IKH menggunakan sepatu khusus/boot? □ Ya
□ Tidak (langsung ke pertanyaan B.6)
B.5 Pada saat memasuki kandang pengamatan, apakah sepatu boot yang anda gunakan selalu dilakukan dipping dalam disinfektan?
□ Ya
□ Tidak
B.6 Apakah anda pada saat melakukan tindakan karantina di IKH menggunakan pakaian khusus (cattle pack, masker dan sarung tangan)?
□ Ya
□ Tidak
B.7 Apakah peralatan medis sebelum digunakan dalam keadaan steril? □ Ya
B.8 Untuk menjaga kebersihan peralatan medis di IKH apa yang anda lakukan? □ Mencuci setiap habis dipakai dengan disinfektan
□ Mensterilkan menggunakan alat sterilisasi
□ Menggunakan peralatan steril sekali pakai □ Tidak pernah
□ Lain-lain, sebutkan……….
B.9.Apakah anda selalu melakukan pengawasan terhadap kebersihan kandang IKH pada masa karantina?
□ Ya
□ Tidak, sebutkan alasan nya………..
□ Lain-lain, sebutkan……….
B.10.Apa yang anda lakukan untuk menjaga agar kandang IKH tetap terjaga kebersihannya?
□ Menyuruh petugas kandang untuk menyapu kandang setiap hari
□ Menyuruh petugas kandang untuk mencuci kandang dengan disinfektan
□ Turun langsung dalam membersihkan kandang di IKH
□ Lain-lain, sebutkan………
B.11.Apakah anda senantiasa melakukan pengawasan terhadap kebersihan tempat pakan?
□ Ya
□ Tidak, sebutkan alasan nya………..
B.12.Untuk menjaga kebersihan tempat pakan di IKH apa yang anda dilakukan?
□ Kontrol terhadap petugas agar membersihkan dan mencuci tempat
pakan jika telah kotor selama masa karantina
□ Membersihkan dan mencuci sendiri tempat pakan selama masa
karantina
□ Kontrol terhadap petugas agar mencuci tempat pakan sebelum dan
setelah masa karantina
□ Tidak pernah
□ Lain-lain, sebutkan………
B.13. Apakah anda senantiasa menggunakan disinfektan untuk menjaga kebersihan tempat pakan?
□ Ya
B.14. Jika “Ya” jenis disinfektan apa yang digunakan? □ Formalin
□ Cresols, Phenol, Iodophors
□ Air detergen □ Vircon
□ Lain-lain, sebutkan……….
B.15.Bagaimana cara anda menggunakan disinfektan tersebut?
□ Sesuai petunjuk dokter hewan penanggung jawab IKH
□ Sesuai petunjuk yang terdapat pada kemasan
□ Hanya menggunakan perkiraan sesuai keinginan □ Lain-lain, sebutkan……….
B.16. Apakah anda senantiasa melakukan pengawasan terhadap kebersihan tempat minum di IKH?
□ Ya
□ Tidak (langsung ke pertanyaan B.20)
B.17.Untuk menjaga kebersihan tempat minum di IKH apa yang anda lakukan?
□ Kontrol terhadap petugas agar membersihkan dan mencuci tempat minum jika telah kotor selama masa karantina
□ Membersihkan dan mencuci sendiri tempat minum selama masa
karantina
□ Kontrol terhadap petugas agar mencuci tempat minum sebelum dan
setelah masa karantina
□ Tidak pernah
□ Lain-lain, sebutkan………
B.18.Apakah anda senantiasa menggunakan disinfektan untuk membersihkan tempat minum?
□ Ya
□ Tidak (langsung ke pertanyaan B.20) B.19.Jika “Ya” jenis disinfektan apa yang digunakan? □ Formalin
□ Cresols, Phenol, Iodophors
□ Air detergen
□ Quaternary Amonium
B.20. Apakah anda senantiasa melakukan pengawasan untuk menjaga kebersihan peralatan di IKH?
□ Ya
□ Tidak (langsung ke pertanyaan B.24)
B.21.Untuk menjaga kebersihan peralatan di IKH apa yang anda lakukan?
□ Kontrol terhadap petugas agar mencuci peralatan jika telah kotor
selama masa karantina
□ Mencuci sendiri peralatan selama masa karantina
□ Kontrol terhadap petugas agar mencuci peralatan sebelum dan setelah masa karantina
□ Tidak pernah
□ Lain-lain, sebutkan………
B.22.Pada saat membersihkan peralatan apakah menggunakan disinfektan? □ Ya
□ Tidak (langsung ke pertanyaan B.24)
B.23.Jika “Ya” jenis disinfektan apa yang digunakan? □ Formalin
□ Cresols, Phenol, Iodophors
□ Air detergen
□ Quaternary Amonium
□ Lain-lain, sebutkan……….
B.24.Apakah anda senantiasa melakukan pengawasan terhadap kebersihan tempat penyimpanan/gudang pakan di IKH?
□ Ya
□ Tidak (langsung ke pertanyaan B.26)
B.25. Apa yang anda lakukan untuk menjaga kebersihan tempat penyimpanan pakan/gudang pakan di IKH?
□ Menyuruh petugas membersihkan dua kali sebulan
□ Menyuruh petugas membersihkan satu kali sebulan
□ Membersihkan sendiri setiap akan dilakukan tindakan karantina □ Tidak pernah
□ Lain-lain, sebutkan………
B.26.Apakah kotoran ternak di IKH senantiasa dilakukan penanganan? □ Ya
B.27.Apa yang anda sarankan untuk menangani kotoran ternak (feses) di IKH?
□ Dikumpulkan kemudian dimasukkan ke karung dijadikan pupuk □ Ditimbun di atas tanah dibelakang kandang
□ Dikumpulkan dan ditimbun di atas tanah di luar kandang
□ Dibuang ke lingkungan perkebunan sekitar agar tanah menjadi
subur
□ Lain-lain, sebutkan………..
B.28.Apa yang anda lakukan terhadap ternak pada saat pertama kali masuk IKH? □ Diistirahatkan dan ditempatkan pada kandang pengamatan
□ Ditimbang kemudian diistirahatkan
□ Pemeriksaan klinis dilakukan 3 hari kemudian
□ Tidak pernah dilakukan pemeriksaan klinis
□ Lain-lain, sebutkan……….
B.29.Apakah pernah terlihat gejala hewan sakit pada masa karantina? □ Ya
□ Tidak
B.30.Apa yang anda lakukan terhadap ternak yang sakit pada masa karantina? □ Tidak melakukan apa-apa
□ Dipisahkan dari hewan sehat dan diobati
□ Melapor/memberitahu kepada dokter hewan penanggung jawab IKH
□ Lain-lain, sebutkan……….
B.31. Apakah dalam pengamatan ternak dilakukan urutan atau prioritas antara hewan sehat dan sakit?
□ Ya
□ Tidak
B.32.Bagaimana urutan atau prioritas pengamatan ternak selama masa karantina? □ Yang sakit dulu, baru yang sehat
□ Yang sehat dulu, baru yang sakit
□ Lain-lain, sebutkan………. B.33.Apa yang anda lakukan jika terdapat tikus di dalam IKH?
□ Tidak melakukan apa-apa
□ Dibuat perangkap tikus
□ Digunakan racun tikus
B.34.Apa yang anda lakukan jika di IKH terdapat banyak lalat/kecoa/serangga? □ Tidak melakukan apa-apa
□ Dikendalikan dengan perangkap
□ Dikendalikan dengan racun (insektisida)
□ Lain-lain, sebutkan………
B.35.Apa yang anda lakukan jika terdapat burung liar di dalam IKH? □ Tidak melakukan apa-apa
□ Meningkatkan sanitasi IKH
□ Menyuruh petugas untuk mengusir burung liar
□ Lain-lain, sebutkan……….………
B.36. Apa yang anda lakukan jika di IKH terdapat hewan lain (anjing, kucing, ayam, kambing, domba dll)?
□ Tidak melakukan apa-apa
□ Menyuruh petugas menangkap dan mengusir hewan tersebut □ Menangkap sendiri hewan tersebut dan mengusir keluar IKH
□ Lain-lain, sebutkan………
B.37. Jika “ada” ternak yang mati, apa yang dilakukan untuk menangani bangkai hewan tersebut?
□ Dikubur
□ Dibakar
□ Lain-lain, sebutkan………..
B.38. Apakah anda pernah dalam sehari mengunjungi peternakan lain atau dua IKH yang berbeda?
□ Pernah
□ Tidak pernah
B.39. Persiapan apa yang anda lakukan sebelum memasuki IKH untuk melakukan tindakan karantina?
□ Mengganti pakaian dan alas kaki
□ Hanya mengganti pakaian
□ Hanya mengganti alas kaki
□ Lain-lain, sebutkan………..…………..
B.40.Apakah peralatan yang digunakan pernah meminjam dari IKH atau peternakan lain?
□ Pernah
□ Tidak pernah, sebutkan alasannya………
B.41.Jika “pernah” apakah yang dilakukan sebelum mengunakan peralatan tersebut? □ Membersihkan dengan disinfektan lalu menggunakannya
□ Membersihkan tanpa disinfektan lalu menggunakannya □ Langsung menggunakan
□ Lain-lain, sebutkan……….
B.42.Apa yang anda lakukan terhadap lalu lintas pakan di IKH? □ Menyuruh petugas menjaga ketat di pintu masuk IKH
□ Pakan yang berasal dari luar IKH boleh dicampur dengan pakan yang sudah ada di IKH
□ Pakan yang berasal dari luar IKH dapat masuk di area kandang IKH
C. KUESIONER PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) PARAMEDIK TERHADAP BIOSEKURITI
Untuk mengetahui pengetahuan anda mengenai biosekuriti IKH, anda dimohon untuk membaca pernyataan-pernyataan berikut secara hati-hati. Setelah membaca pernyataan, anda dapat memberikan tanggapan yang paling sesuai menurut pendapat anda pada kolom yang tersedia disebelah kanan setiap pernyataan. Cara penilaian dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom “BENAR”, “SALAH” atau TIDAK TAHU
NO PERNYATAAN BENAR SALAH TIDAK
TAHU 1. Biosekuriti adalah tindakan untuk
mencegah tertularnya penyakit diantara hewan yang merupakan bagian dari manajemen suatu peternakan. 2. Feses merupakan media yang dapat
digunakan untuk dijadikan pupuk sebagai penyubur pertumbuhan tanaman di IKH.
3. Untuk mencegah masuknya penyakit ke dalam IKH perlu dilakukan disinfeksi terhadap kandang, peralatan, kendaraan dan pekerja yang ada di dalam maupun yang keluar masuk IKH.
4. Pembersihan (cleaning) dan disinfeksi kandang, peralatan dapat dilakukan secara rutin dengan cara pertama yaitu membersihkan dan mencuci
menggunakan detergen untuk menghilangkan zat non organik dan kemudian menggunakan dengan disinfektan.
5. Menciptakan suatu lingkungan yang terlindungi dari suatu penyakit yang berasal dari manusia, hewan lain, fomites, hewan yang terinfeksi, udara, dan air merupakan tindakan sanitasi.
NO PERNYATAAN BENAR SALAH TIDAK TAHU 6. Cara lain dalam pengelolaan limbah
adalah membuat saluran pembuangan limbah yang langsung di alirkan ke sungai/parit/kebun di sekitar IKH yang dapat menurunkan risiko terhadap penularan penyakit bagi ternak. 7. Menjaga jarak lokasi IKH dengan
peternakan sejenis, pemukiman
penduduk, lalu lintas sekitar merupakan tindakan kontrol lalu lintas dalam rangka mencegah penyebaran penyakit. 8. Cara lain untuk mengontrol lalu lintas
agar pergerakan manusia dan hewan lain dapat di minimalkan adalah pembuatan pagar keliling setinggi 2 meter yang terbuat dari bahan kuat dan tidak mudah rusak.
9 Memisahkan hewan berdasarkan berat, umur dan memisahkan hewan yang sakit adalah tindakan untuk kontrol lalu lintas pada saat pengamatan dan
pemeriksaan hewan selama masa karantina.
10. Mengendalikan/kontrol pergerakan terhadap manusia, hewan, peralatan dan kendaraan yang keluar masuk adalah tindakan isolasi yang dilakukan untuk mencegah penyakit masuk dan menyebar di IKH.
11. Tindakan Isolasi dapat dilakukan dengan tidak mengijinkan pengunjung dan kendaraan yang tidak
berkepentingan masuk ke dalam area IKH sehingga dapat meminimalkan risiko penularan penyakit.
NO PERNYATAAN BENAR SALAH TIDAK TAHU 12. Kontrol lalu lintas untuk mencegah
tertularnya penyakit pada ternak dapat dilakukan dengan melakukan
pengamatan dan pemeriksaan dari hewan yang sehat kemudian yang sakit dan juga dari hewan yang berumur tua ke hewan yang masih muda.
13. Tanda peringatan dan pintu gerbang yang dijaga dengan pengawasan ketat adalah salah satu tindakan biosekuriti untuk mengontrol lalu lintas keluar masuknya manusia dan hewan. 14. Rodensia merupakan agen pembawa
penyakit infeksius seperti salmonella yang dapat megkontaminasi pakan dan lingkungan yang akan mengakibatkan kasus diare pada ternak.
15. Pakan tidak dapat menularkan
salmonella akan tetapi memungkinkan perkembangan jamur dan kapang seperti aspergillus yang dapat mnyebabkan pneumonia pada ternak dan mikotoksin yang mengandung racun berbahaya.
16. Cleaning dan Disinfeksi merupakan
istilah yang mempunyai pengertian sama yaitu suatu usaha bertujuan untuk menghilangkan debu, tanah, dan bahan organik seperti darah, sekresi dan mikroorganisme.
17. Sumber dan jenis air yang digunakan untuk keperluan IKH dapat
mempengaruhi daya kerja beberapa zat disinfektan sehingga akan mengurangi kemampuan untuk membunuh
mikroorganisme yang merugikan. 18. Daya kerja disinfektan akan lebih baik
pada suhu dingin dibanding pada suhu hangat yang dapat menyebabkan kerusakan zat aktif yang terkandung dalam disinfektan tersebut.
NO PERNYATAAN BENAR SALAH TIDAK TAHU
19. Composting merupakan suatu metode
pengelolaan limbah peternakan yang aman, mengurangi bau tidak sedap dan mencegah polusi air.
20. Pergerakan hewan perlu dibatasi di area IKH agar meminimalkan risiko
penyebaran penyakit.
D. SIKAP (ATTITUDE) PARAMEDIK TERHADAP BIOSEKURITI
Untuk mengetahui sikap anda mengenai biosekuriti IKH, anda dimohon untuk membaca pernyataan-pernyataan berikut secara hati-hati. Setelah membaca pernyataan, anda dapat memberikan tanggapan yang paling sesuai menurut pendapat anda pada kolom yang tersedia disebelah kanan setiap pernyataan. Cara penilaian dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom “SETUJU”, “RAGU-RAGU” atau “TIDAK SETUJU”.
NO PERNYATAAN SETUJU RAGU-
RAGU
TDK STJ 1. Menurut pendapat saya, biosekuriti
adalah tindakan untuk mencegah tertularnya penyakit diantara hewan yang merupakan bagian dari
manajemen suatu peternakan. 2. Saya yakin bahwa feses merupakan
media yang dapat digunakan untuk dijadikan pupuk sebagai penyubur pertumbuhan tanaman di IKH. 3. Saya setuju untuk mencegah
masuknya penyakit ke dalam IKH perlu dilakukan disinfeksi terhadap kandang, peralatan, kendaraan dan pekerja yang ada di dalam maupun yang keluar masuk IKH.
NO PERNYATAAN SETUJ U RAGU - RAGU TDK STJ 4. Menurut pendapat saya pembersihan
(cleaning) dan disinfeksi kandang,
peralatan dapat dilakukan secara rutin dengan cara pertama yaitu membersihkan dan mencuci menggunakan detergen untuk menghilangkan zat non organik dan kemudian menggunakan dengan disinfektan.
5. Saya setuju menciptakan suatu
lingkungan yang terlindungi dari suatu penyakit yang berasal dari manusia, hewan lain, fomites, hewan yang terinfeksi, udara, dan air merupakan tindakan sanitasi.
6. Menurut pendapat saya cara lain dalam pengelolaan limbah adalah membuat saluran pembuangan limbah yang
langsung di alirkan ke sungai/parit/kebun di sekitar IKH yang dapat menurunkan risiko terhadap penularan penyakit bagi ternak.
7. Saya yakin menjaga jarak lokasi IKH dengan peternakan sejenis, pemukiman penduduk, lalu lintas sekitar merupakan tindakan kontrol lalu lintas dalam rangka mencegah penyebaran penyakit.
8. Menurut pendapat saya cara lain untuk mengontrol lalu lintas agar pergerakan manusia dan hewan lain dapat di minimalkan adalah pembuatan pagar keliling setinggi 2 meter yang terbuat dari bahan kuat dan tidak mudah rusak. 9 Saya setuju memisahkan hewan
berdasarkan berat, umur dan memisahkan hewan yang sakit adalah tindakan untuk kontrol lalu lintas pada saat pengamatan dan pemeriksaan hewan selama masa karantina.
NO PERNYATAAN SETUJU RAGU- RAGU
TDK STJ 10. Menurut pendapat saya
mengendalikan/kontrol pergerakan terhadap manusia, hewan, peralatan dan kendaraan yang keluar masuk adalah tindakan isolasi yang dilakukan untuk mencegah penyakit masuk dan menyebar di IKH.
11. Menurut pendapat saya tindakan isolasi dapat dilakukan dengan tidak mengijinkan pengunjung dan
kendaraan yang tidak berkepentingan masuk ke dalam area IKH sehingga dapat meminimalkan risiko penularan penyakit.
12. Saya yakin kontrol lalu lintas
dilakukan untuk mencegah tertularnya penyakit pada ternak dengan
melakukan pengamatan dan
pemeriksaan dari hewan yang sehat kemudian yang sakit dan juga dari hewan yang berumur tua ke hewan yang masih muda.
13. Saya setuju bahwa tanda peringatan dan pintu gerbang yang dijaga dengan pengawasan ketat adalah salah satu tindakan biosekuriti untuk mengontrol lalu lintas keluar masuknya manusia dan hewan.
14. Menurut saya rodensia merupakan agen pembawa penyakit infeksius seperti salmonella yang dapat megkontaminasi pakan dan
lingkungan yang akan mengakibatkan kasus diare pada ternak.
NO PERNYATAAN SETUJU RAGU- RAGU
TDK STJ 15. Menurut saya, pakan tidak dapat
menularkan salmonella akan tetapi memungkinkan perkembangan jamur dan kapang seperti aspergillus yang dapat mnyebabkan pneumonia pada ternak dan mikotoksin yang
mengandung racun berbahaya. 16. Menurut saya ,Cleaning dan
Disinfeksi merupakan istilah yang mempunyai pengertian sama yaitu suatu usaha bertujuan untuk
menghilangkan debu, tanah, dan bahan organik seperti darah, sekresi dan mikroorganisme.
17. Saya yakin sumber dan jenis air yang digunakan untuk keperluan IKH dapat mempengaruhi daya kerja beberapa zat disinfektan sehingga akan mengurangi kemampuan untuk membunuh mikroorganisme yang merugikan.
19. Saya percaya bahwa Composting
merupakan suatu metode pengelolaan limbah peternakan yang aman, mengurangi bau tidak sedap dan mencegah polusi air.
20. Menurut saya pergerakan hewan perlu dibatasi di area IKH agar
meminimalkan risiko penyebaran penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ali M. 2003. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu bekerja dan ibu tidak bekerja tentang imunisasi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan: Universitas Sumatra Utara.
Barantan [Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia]. 2006. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 348 /kpts /PD.670.210/L/12/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Instalasi Karantina Hewan Untuk Ruminansia Besar. Jakarta: Barantan RI.
Barantan [Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia]. 2011. Tempat pemasukan sapi dari luar negeri. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani. Jakarta: Barantan RI.
Barrington GM, Allen AJ, Parish SM, Tibary A. 2006. Biosecurity and biocontainment in alpaca operations. J Small Ruminant Res 6:217–225. Bas M, Ersun AS, Kivanc G. 2006. The evaluation of food hygiene knowledge,
attitude and practices of food handlers in food bussiness in Turkey. J Food Control 17:317-322.
Benjamin et al. 2010. Attitude toward biosecurity practices relevant to Johne’s disease control on beef cattle farm. J Prev Vet Med 94:222-230.
Billaud J, Lesslie T. 2007. Avian influenza knowledge, attitude and practices (KAP) survey. Kabul: Sayara Media.
Bonanno R. 2011. New disease treathen australian cattle. http://www. farmbiosecurity.com.au/ 2011/ new-diseases- threaten- australian- cattle/ [22 Desember 2011].
Bowman GL, Shulaw WP. 2001. On-farm biosecurity: traffic control and sanitation. J Prev Vet Med 6:01-03.
Brennan ML, Kemp R, Christley RM. 2008. Direct and indirect contacts between cattle farms in north-west England. J Prev Vet Med 84:24-260.
Budisuari MA, Oktorina, Hanafi F. 2009. Hubungan antara karakteristik responden, keadaan wilayah, dengan pengetahuan, sikap terhadap HIV/AIDS pada masyarakat Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 12:362-369.
Buhman M, Dewell G, Griffin D. 2007. Biosecurity basic for cattle operations and good management practices (GMP) for controlling infectious diseases. http :// www. ianrpubs. unl. edu / pages / publication D.jsp? publicationId=433 [18 Desember 2011].
Casal J, Manuel AD, Mateu E, Martın M. 2007. Biosecurity measures on swine farms in spain: Perceptions by farmers and their relationship to current on- farm measures. J Prev Vet Med 82:138-150.
Cockram MS. 2007. Criteria and potential reasons for maximum journey times for farm animals destined for slaughter. J Anim Behav Sci 106:234- 243.
CDC [Centre for disease control]. 2003. A guide to selection and use of disinfectants. US: Department of Health and Human Services US.
Deptan [Departemen Pertanian Republik Indonesia]. 2006. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34 Tahun 2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Instalasi Karantina Hewan. Jakarta: Deptan RI.
Ditjenak [Direktorat Jenderal Peternakan Republik Indonesia]. 2007. Peraturan Direktur Jenderal Peternkan Tentang Petunjuk Teknis Kesehatan Hewan dan Biosekuriti Pada Unit Pelaksana Teknis Perbibitan.. Jakarta: Ditjenak RI.
Ditjenak [Direktorat Jenderal Peternakan Republik Indonesia]. 2010. Biosekuriti. Jakarta: Ditjenak RI.
EFSA [European Food Safety Authority]. 2004. The welfare of animal during transport. Scientific report of the scientific panel on animal helth and welfare on a request from the commission related to the welfare of animals during transport. United Kingdom.
Fisher AD, Colditz IG, Lee C, Ferguson DM. 2009. The influence of land transport on animal welfare in extensive farming systems. J Vet Behav 4:151-162.
Gunn GJ, Heffernan C, Hall M, McLeod A, Hovi M. 2008. Measuring and comparing constraints to improved biosecurity amongst GB farmers, veterinarians and auxiliary industries. J Prev Vet Med 84:310-323.
Handayani DS. 2008. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri di kelurahan Kalangan kecamatan Pedan Klaten. [skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.
Hart MB, Cathy MS, Meumann M, Veltri AT. 2007. Hand injury prevention training: assessing knowledge, attitude, and behaviour. J SH&E Research 3:1-23.
Kidwell B. 2008. Bovine leukosis virus (Here’s how you can dodge the bullet). J Angus September 2008:76-77.
Kristensen E, Jakobsen EB. 2011. Danish dairy farmer’s perception of biosecurity. J Prev Vet Med 99:122-129.
Larson RL. 2008. Epidemiology and disease control in everyday beef practice. J Theriogen 70:565-568.
Li H, Karney G, O’Toole D, Crawford TB. 2008. Long distance spread of malignant cattarhal fever virus from feedlot lambs to ranch bison. J Can Vet 49:183-185.
Manggarsari Y. 2011. Epistomologi. [Makalah Filsafat Ilmu]. Palembang: Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
NASDA [National Association of State Departments of Agriculture]. 2001. The Animal Health Safeguarding Review Result and Recommendation. NASDA: Washington DC.
Negrón MN, Raizman EA, Pogranichniy R, Hilton WM, Léy M. 2011. Survey on management practices related to the prevention and control of bovine viral diarrhea virus on dairy farm in Indiana, United States. J Prev Vet Med 99: 130-135.
Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
OIE [Office Internasional et Epizootica]. 2009. Animal welfare and beef cattle production systems. www.oie.int.
Palaian S et al. 2006. Knowledge, attitude and practices outcomes: evaluating the impact of counseling in hospitalized diabetic patient in India. J Pharmacol 7:383-396.
Parish JA, Rhinehart JD. 2008. Beef cattle water requirements and source management. Publication 2490. Mississippi State University and U.S. Department of Agriculture.
Randusari P. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung (studi terhadap pemilik unggas perumahan di kecamatan Bogor Utara). [tesis]. Jakarta. Program Pascasarjana Manajemen Pembangunan Sosial, Universitas Indonesia.
Salam DS. 2005. Peranan pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia aparatur. Jurnal Administrasi Publik 1: 01-11.
SEERAD [The Scotish Executive Environment Rural Affairs Department. 2006. Biosecurity : What is it?. http: // www. scotland. gov. uk/Topic s/Agriculture / animal-welfare/ Disease/ GenControls.15721. [18 Desember 2011]
Siahaan SJ. 2007. Pengaruh tingkat biosekuriti terhadap pemaparan avian influenza pada unggas air (studi kasus kontrol di Kabupaten Bogor dan Sukabumi). [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Steenwinkel SV, Ribbens S, Ducheyne E, Goossens E, Dewulf J. 2011. Assessing
biosecurity practices, movements and densities of poultry sites across Belgium, resulting in different farm risk-groups for infectious disease introduction and spread. J Prev Vet Med 98:259-270.
Wagner B, Traub-Dargatz J, Kopral C. 2011. Relationship of biosecurity practices with the use of antibiotics for the treatment of infectious diseases on U.S. eguine operations. J Prev Vet Med 10:130-136.
Troxel T. 2002. Cattle Biosecurity. University of Arkansas United States Department of Agriculture and County Governments Cooperating.