•Kultur •Sub Kultur •Kelas Sosial
Sosial
•Kelompok Referensi •Keluarga •Peran dan Status Pribadi •Usia dan Tahap Daur Hidup •Jabatan •Keadaan ekonomi •Gaya Hidup •Kepribadian dan Konsep Diri Psikologis •Motivasi •Persepsi •Belajar • Keperca-yaan dan Sikap Pembeli12
X. Bauran Pemasaran 1.Kualitas Produk 2.Harga yang ditawarkan 3.Lokasi penjualan
Kualitas Produk
Kualitas produk akan dianalisis berdasarkan tujuh dimensi yang dijelaskan oleh produk (Montgomery 2009) yaitu:
1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik utama suatu produk yang tercermin dari kemampuan produk dalam menjalankan fungsi
2. Keistimewaan (feature), adalah karakteristik pelengkap yang membedakan suatu produk dengan produk lainnya dan bias memberikan kesan yang berbeda
3. Keandalan (reliability), yaitu keandalan suatu produk jika digunakan selama waktu tertentu
4. Kesesuaian spesifikasi (conformance), merupakan kesesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan
5. Daya tahan (durability), adalah tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan ukuran ekonomi produk atau seberapa lama produk memberikan manfaat ekonomis.
6. Pelayanan (service ability), adalah nilai keindahan atau daya tarik produk, dan bagaimana daya tarik produk tersebut
7. Kualitas yang dipersepsikan (preceived quality), yaitu reputasi produk atau citra produk
Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penentuan variabel dan latar belakang yang menjadi dasar penelitian ini, terdapat suatu kerangka berpikir sebagai landasan pengujian hipotesis. Gambar 4 ini merupakan kerangka pemikiran sebagai acuan peneliti menentukan hipotesis.
Gambar 4 Kerangka Pikir Keterangan:
: Berhubungan : Variabel X : Variabel Y
Y. Keputusan Pembelian 1. Membeli Teh Walini 2. Tidak membeli Teh Walini 4. Promosi penjualan
a.Iklan
b.Hubungan Masyarakat c.Word of Mouth
13 Hipotesis Penelitian
Kerangka berpikir menjadi dasar arahan penelitian yang didukung berbagai teori dan metode yang digunakan pada penelitian ini. Hipotesis penelitian ini diajukan sebagai dasar dugaan kemungkinan terdapatnya berbagai hubungan, baik positif maupun negatif hingga signifikasi hubungan yang dianalisis menggunakan data kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Berbagai kemungkinan yang diajukan sebagai hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga terdapat hubungan antara produk dengan keputusan pembelian. 2. Diduga terdapat hubungan antara harga yang ditawarkan dengan
keputusan pembelian.
3. Diduga terdapat hubungan antara lokasi penjualan dengan keputusan pembelian.
4. Diduga terdapat hubungan antara bauran promosi iklan dengan keputusan pembelian.
5. Diduga terdapat hubungan antara bauran promosi hubungan masyarakat dengan keputusan pembelian.
6. Diduga terdapat hubungan antara bauran promosi word of mouth
dengan keputusan pembelian.
Keenam hipotesis diatas diuji dengan menggunakan data kuantitatif melalui tabulasi silang dan analisis range spearman yang kemudian akan dilihat kembali berdasarkan hasil data kualitatif.
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan untuk mengukur variabel yang terlibat di dalam penelitian. Masing-masing definisi operasional menggunakan indikator sebagai alat ukur variabel yang bersumber dari berbagai rujukan.
Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis Data Sumber Rujukan Kualitas Produk Kualitas produk adalah salah satu alat utama dalam
positioning atau menetapkan posisi sebagai pasar kualitas produk yang mempunyai dua dimensi kualitas tingkat konsistensi dalam pengembangan suatu produk. -Kurang baik: 1 -Cukup baik: 2 -Baik: 3 -Sangat baik: 4 Interva l Zulfadly (2013) Tabel 3 Definisi Operasional
14
Lanjutan Tabel 3
Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis Data Sumber Rujukan Harga yang ditawarkan Harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa -Mahal: 1 -Sedang: 2 -Terjangkau:3 Interva l Sukotjo dan Radix (2010) Lokasi Penjualan
Dapat diartikan sebagai saluran distribusi, yaitu keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri. -Tidak strategis: 1 -Kurang strategis: 2 -Cukup Strategis: 3 -Sangat Strategis: 4 Interva l Kotler (2000)
Iklan Adalah promosi berbayar dari ide–ide, barang–barang, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu, biasanya mewakili perusahaan. Dalam penelitian ini, variabel iklan akan dianalisis seberapa besar iklan
memberikan daya tarik kepada individu agar lebih memilih produk Teh Walini dibandingkan dengan produk lain.
-Sering (lebih dari 3x): 3 -Jarang (1-3x): 2 -Tidak Pernah: 1 Interval Gasperz (2007) Hubungan Masyarakat Hubungan masyarakat adalah upaya menjaga hubungan antara produsen dengan konsumen yang dalam penelitian ini adalah tim public relation Teh Walini dengan masyarakat, seperti halnya kegiatan atau event sponsorship.
-Sering (lebih dari 3x): 3
-Jarang (1-3x): 2
- Tidak Pernah: 1
Interval Keller (1998)
15 Lanjutan Tabel 3
Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis Data Sumber Rujukan Word of Mouth Adalah upaya penyebaran informasi melalui satu orang ke satu orang lainnya, dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, tidak memakan biaya besar dan memiliki
kredibilitas yang cukup tinggi dalam memberikan pengaruh kepada konsumen. Interval Gasperz (2007) Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian adalah variabel yang menjadi arahan pilihan konsumen untuk menentukan pilihannya
berdasarkan berbagai faktor yang telah dialami dan dimiliki, mulai dari faktor internal dan eksternal atau dipengaruhi oleh kultural, sosial, pribadi dan psikologis. Membeli Teh Walini: 2 Tidak Membeli: 1 Interval Sumarwan (2010), Kotler dan Amstrong (1992)
17
PENDEKATAN LAPANG
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini meliputi beberapa lokasi. Pengumpulan data sekunder, wawancara dan observasi produk dilakukan di Industri Hilir Teh Walini, Jl. Raya Panyileukan no 1 Cipadung Cibiru, Bandung. Sedangkan pengumpulan data primer berupa wawancara dan pengisian kuisioner kepada responden dilakukan di pusat pertokoan dan perbelanjaan Jalan Riau, Bandung. Lokasi ini dipilih karena Jl. Riau merupakan lokasi penjualan Teh Walini, yaitu terdapat pusat gerai minum teh dengan nama Teras Walini. Teras Walini menjual berbagai produk teh walini mulai dari produk teh seduh siap minum ditempat atau produk dalam kemasan yang dengan mudah dibawa pulang. Selain menjadi pusat penjualan berbagai produk Teh Walini, Teras Walini juga menjadi media informasi produk bagi masyarakat.
Pengumpulan data primer dan sekunder pada penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan September hingga Desember 2014. Kemudian proses pengambilan data sekunder terus berlanjut hingga bulan Januari 2015. Wawancara yang dilakukan kepada responden berlangsung selama tujuh hari berturut turut di bulan Desember.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing variabel, yaitu wawancara terstruktur, pengamatan dan data sekunder. Detail penggunaan metode penelitian pada masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Jenis dan metode pengolahan data Variabel (Data kualitatif dan Kuantitatif) Metode Wawancara terstruktur Pengamatan Data Sekunder Identitas dan karakteristik individu Kuisioner dan Wawancara Mendalam kepada Responden - - Struktur Organisasi dan Pola Distribusi - - Data dari kantor IHT PTPN VIII
Statistik Penjualan Data dari
kantor IHT PTPN VIII Kualitas Produk Kuisioner dan
Wawancara Mendalam kepada Responden Uji penyeduhan dibandingkan dengan tiga produk lain
18 Lanjutan Tabel 4 Variabel (Data kualitatif dan Kuantitatif) Metode Wawancara Terstruktur Pengamatan Data Sekunder
Lokasi Penjualan Kuisioner dan Wawancara Mendalam kepada Responden - Informasi dari IHT PTPN VIII
Iklan Kuisioner dan
Wawancara Mendalam kepada Responden - Data media iklan Hubungan Masyarakat Kuisioner dan Wawancara Mendalam kepada Responden - -
Word of Mouth Kuisioner dan Wawancara Mendalam kepada
Responden
- -
Teknik Pengambilan Responden dan Informan
Teknik pengambilan responden responden pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Teknik sampling yaitu adalah teknik dimana peneliti memilih sampel secara spontan atau siapa saja yang dianggap dapat mewakili populasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkannya. Pemilihan teknik ini dilakukan karena tidak ada data jumlah populasi sehingga peneliti tidak dapat menentukan sampling frame. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Jalan Riau. Jumlah responden yang diambil adalah 30 orang, berdasarkan pada jumlah minimum pengambilan responden dalam penelitian sosial yaitu 30 orang (Walpole 1992). Peneliti mengambil sampel dari pengunjung berbagai pusat perbelanjaan di Jalan Riau dengan batasan 500 meter dari lokasi Teras Walini. Peneliti mengambil sampel dari pengunjung Jalan Riau yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bila dipandang cocok dengan karakteristik responden yang ditetapkan oleh peneliti. Hal tersebut dilakukan karena tidak terdapat data terperinci mengenai jumlah pengunjung yang datang ke pusat perbelanjaan di daerah Jalan Riau Bandung setiap harinya. Rianse dan Abdi (2009) mengatakan bahwa sampling accidental.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu. Pihak IHT PTPN VIII, pengelola pusat perbelanjaan dan pemerintah Kota Bandung tidak memiliki data terperinci mengenai jumlah pengunjung yang datang setiap hari, karena itu kerangka sampling pada penelitian ini adalah pengunjung yang datang ke lokasi pusat perbelanjaan dan rekreasi Jalan Riau Bandung yang menjadi responden yaitu sebanyak 30 responden yang dipilih sesuai dengan kriteria pada penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah
19 individu pengunjung yang pernah mendengar, mengetahui atau melihat informasi tentang Teh Walini dan berusia diatas 15 tahun.
Subjek dalam penelitian ini adalah responden dan informan. Responden dalam penelitian ini adalah individu yang berkunjung di pusat perbelanjaan sekitar Jalan Riau Bandung dan mengetahui tentang Teh Walini. Responden tersebut mengisi kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai persepsi konsumen terhadap produk Teh Walini dan keputusan pembelian yang dipilih terhadap Teh Walini. Informan dalam penelitian ini adalah pihak IHT PTPN VIII yang mengelola sistem pemasaran Teh Walini.
Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara baik berupa data kuantitatif ataupun kualitatif dari responden dan IHT PTPN VIII. Sementara, data sekunder didapatkan dari IHT PTPN VIII dan pustaka yang berasal dari berbagai sumber yang berhubungan dengan tujuan penelitian seperti perkembangan volume dan nilai ekspor komoditas primer perkebunan, pertumbuhan jumlah minuman teh siap minum, sistem distribusi dan pemasaran Teh Walini, profil perusahaan PTPN VIII, dan jenis-jenis produk Teh Walini.
Data primer dalam penelitian ini merupakan elemen–elemen yang diteliti, yaitu peubah X dan peubah Y
Peubah X:
X1. Produk yang ditawarkan X2. Harga yang ditawarkan X3. Lokasi penjualan X4. Promosi
X4.1. Keterdedahan masyarakat dengan iklan
X4.2 Keterdedahan masyarakat dengan kegiatan hubungan Masyarakat
X4.3. Keterdedahan Masyarakat dengan Word of Mouth
Peubah Y: Keputusan Pembelian
Y1. Keputusan pembelian konsumen atau calon konsumen Y1. 1 Keputusan untuk akan membeli produk Teh Walini Y1. 2 Keputusan untuk tidak membeli produk Teh Walini
Metode penelitian yang digunakan untuk menggali fakta, data dan informasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan dan responden. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan melakukan pengisian kuisioner kepada responden.
Teknik pengambilan data dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama dilakukan pengumpulan data sekunder yaitu melakukan pengumpulan berbagai informasi berupa studi pustaka, yang dalam hal ini dipelajari data
20
kuantitatif maupun kualitatif yang berkaitan dengan masalah penelitian, laporan, dan hasil penelitian. Selain itu juga diperoleh data–data berupa sejarah dan informasi lokasi penjualan resmi dari PTPN VIII. Data yang telah dikumpulkan tersebut berguna dalam memperjelas serta memerlengkap teori. Langkah kedua adalah pengumpulan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuisioner dan wawancara mendalam.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data kuisioner yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif kemudian dilakukan pengkodean data yang bertujuan agar data menjadi seragam. Setelah pengkodean data, selanjutnya jawaban responden dihitung persentasenya dalam bentuk tabel tabulasi silang.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial berupa korelasi Rank Spearman. Analisis deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul. Analisis data deskriptif dilakukan dengan menyajikan data melalui tabulasi silang. Teknik analisis inferensial dilakukan dengan menyajikan data melalui tabulasi silang. Teknik analisis inferensial dilakukan dengan statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Analisis statistik inferensial menggunakan korelasi Rank Spearman untuk mengorelasikan dua data yang mempunyai gejala ordinal ordinal. Pengolahan data menggunakan bantuan piranti lunak (software) SPSS 16.0
dan Microsoft Excel 2013. Penyimpulan hasil penelitian dilakukan dengan mengambil hasil analisis antar variabelyang konsisten.
21
GAMBARAN KOMUNINKASI PEMASARAN TEH
WALINI
Teh Walini merupakan salah satu merek dagang yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII dan memiliki produk dagang berupa teh yang siap untuk dikonsumsi. PT. Atri Distribusindo dan Puskopkar PTPN VIII merupakan perusahaan yang menangani distribusi Teh Walini.
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada saat mengunjungi lokasi pengolahan indistri hilir Teh Walini yang bertempat di Jl. Panyileukan no 1 Cipadung Cibiru, Bandung Jawa Barat, Teh Walini memiliki beberapa jenis Teh yang dijual dipasaran, mulai dari teh seduh hingga siap minum dalam kemasan botol.
Produk Industri Hilir Teh PT Perkebunan Nusantara VIII
PT. Perkebunan Nusantara VIII telah meluncurkan merek dagang “Teh Walini” sejak Tahun 2003 dan mulai diperkenalkan di Jawa Barat. Berbagai jenis dan produk yang dipasarkan oleh IHT PTPN VIII adalah sebagai berikut:
1) Teh Celup
Teh celup yang dipasarkan dengan merek dagang Teh Walini dikemas dalam kemasan tea bag yang menggunakan teknologi
osmofilter. Teh Celup biasa dikonsumsi untuk keperluan penyeduhan volume kecil. Satu tea bag dapat digunakan untuk menyeduh hingga 500cc air dan paling baik diseduh pada suhu 70-85derajat Celcius.
Jenis teh celup memiliki paling banyak varian, yaitu teh hitam, teh hitam wangi, jahe, lemon, kayu manis, leci, apel, blackkurant, mint, dan teh hijau. Satu kotak teh celup berisi 25 tea bag. Harga yang ditawarkan yaitu Rp 11.500 untuk jenis teh hitam dan teh hitam wangi (original) dan Rp 14.500 untuk varian lain.
2) Teh Seduh
Teh seduh biasa digunakan untuk keperluan penyeduhan yang lebih banyak dan lebih besar. Sesuai kebutuhan konsumen, teh seduh dikemas dalam kemasan composite can dengan berat 100gr kemasan kaleng, 60gr kemasan kotak dan 30gr kemasan sachet. Konsumen dapat memilih banyaknya teh sesuai kebutuhan dan penggunaan penyeduhan.
Jenis teh seduh juga memiliki beberapa varian, yaitu teh hitam, teh hijau, teh hitam BP 1, teh hitam rasa jahe, teh hitam rasa lemon, dan teh putih. Pada umumnya, jenis teh seduh memang memiliki cita rasa yang lebih pekat dan kualitas bahan baku yang digunakan pun lebih tinggi levelnya, sehingga harga yang ditawarkan juga sedikit lebih tinggi. Jenis teh hitam 60gr dijual dengan harga Rp 16.500, sedangkan untuk BP 1, teh hitam rasa jahe, teh rasa lemon dan teh hijau dijual dengan harga Rp18.000. Sementara teh putih atau white tea merupakan jenis teh ekslusif. Teh putih dipetik dalam keadaan kuncup atau daun teh yang belum mekar. Teh putih dinilai memiliki khasiat yang sangat baik bagi kesehatan, apabila dikonsumsi secara teratur dapat mengobati penyakit
22
batu ginjal. Teh putih dijual dalam kemasan kayu berisi dua kemasan
composite can yang masing masing bervolume 150gr. Harga untuk setiap kotak teh putih ini dijual seharga Rp 350.000 dan hanya dijual melalui jalur khusus seperti pre order atau pameran eksklusif.
3) Teh Siap Minum (Ready to Drink)
Selain teh seduh dan teh celup yang sudah dikemas, Teh Walini juga memiliki produk ready to drink yang biasa dijual dalam botol berukuran 300ml dan 150ml. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 7.200 untuk botol ukuran kecil dan Rp. 11.500 untuk botol ukuran besar. Terdapat tiga varian yang dapat dinikmati, mulai dari black tea peko, lemon tea peko, atau green tea peko.
Struktur Organisasi IHT PTPN VIII
PT. Perkebunan Nusantara memiliki beberapa kantor yang terfokus pada lininya masing-masing dan yang berpusat di daerah Karangsetra merupakan kantor pusat PTPN VIII yang mengembangkan berbagai industri perkebunan untuk wilayah Jawa Barat dan Banten. Kantor pusat mengelola berbagai kegiatan hulu, mulai dari produksi, kerjasama internal, pengembangan produk hingga riset dan kerjasama pengelolaan lahan. Sementara kantor yang khusus mengelola sektor hilir bertempat di Jl. Panyileukan, Cibiru. Kantor ini disebut sebagai Industri Hilir Teh (IHT) dan fokus pada produk Teh Walini untuk dikelola mulai dari pengepakan, distribusi, pemasaran hingga branding dan penjualan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu sistem tugas atau tanggung jawab dan wewenang dari setiap fungsi yang terdapat dalam sebuah organisasi perusahaan (Putrianti 2014). Teh Walini sebagai merek yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VIII tumbuh seiring dengan berkembangnya organisasi pengelolanya. Struktur organisasi IHT PTPN VIII dapat dilihat pada Gambar 5.
Sumber: IHT PT. Perkebunan Nusantara VIII
Gambar 5 Struktur organisasi IHT PT Perkebunan Nusantara VIII Manajer IHT PTPN VIII Wakil manajer bagian produksi Wakil manajer bagian pemasaran Wakil manajer bagian umum Kepala Produksi
Kepala teknik dan pemeliharaan Kepala pengembangan produk Kepala Promosi Kepala Penjualan Kepala keuangan dan Kepala Kepegawaian dan pengadaan
23 Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa pemasaran, produksi dan pekerjaan umum dikepalai oleh masing masing wakil manajer. Meskipun disebut sebagai Industri Hilir Teh, IHT PTPN VIII juga memiliki bagian yang menangani kegiatan produksi.
Divisi pemasaran memiliki empat sub divisi utama, yaitu pengembangan produk, promosi, penjualan dan distribusi. Kegiatan pemasaran dilakukan secara mendetail dengan membebankan tanggung jawab yang spesifik pada satu sub divisi. Sedangkan bagian umum menangani persoalan keuangan, akutansi dan kepegawaian serta pengadaan. Pemasaran produk Teh Walini pada IHT PTPN VIII memiliki saluran distribusi tersendiri yang membantu proses distribusi Teh Walini. Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyalurkan produk sehingga dapat diperoleh oleh konsumen (Putrianti 2014). Kegiatan distribusi Teh Walini dilakukan oleh sub divisi distribusi bersama beberapa perusahaan distributor, yaitu PUSKOPKAR dan PT ATRI Distribusindo. PUSKOPKAR menjangkau berbagai jaringan koperasi perkebunan PT Perkebunan Nusantara VIII. Sedangkan PT. ATRI Distribusindo menjangkau berbagai gerai ritel modern di seluruh Indonesia, seperti Giant departement store dan berbagai gerai ritel yang tersebar di Indonesia. Skema pendistribusian produk Teh Walini tercantum pada Gambar 6.
Sumber: IHT PT. Perkebunan Nusantara VIII.
Gambar 6 Skema Distribusi Produk Teh Walini
Tim Spreading ditugaskan untuk melakukan distribusi di seluruh lokasi yang memiliki potensi penjualan di wilayah kota Bandung, Jawa Barat. Wilayah Bandung menjadi fokus utama pemasaran karena ditangani langsung oleh tim dari IHT PTPN VIII. Pada umumnya, tim spreading
terdiri dari 11 orang. Satu orang bertugas sebagai petugas gudang yang berfungsi untuk mengatur barang yang keluar masuk oleh tim spreading
lainnya. Satu orang bertugas sebagai koordinator salesman dan satu orang lagi berperan sebagai admin yang mengatur perbendaharaan, pengiriman, penjualan dan penerimaan dari hasil penjualan Teh Walini. Sedangkan delapan orang yang lain bertugas sebagai salesman untuk mendistribusikan Teh Walini dan menawarkan Teh Walini kepada berbagai outlet yang belum menjual Teh Walini.
Menurut Kotler dan Keller (2009), bauran pemasaran terdiri dari beberapa jenis mulai dari iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman,
IHT PTPN VIII
PUSKOPKAR
Tim Spreading PT. ATRI
Distribusindo Wilayah Bandung
dan Jawa Barat
Koperasi Perkebunan
PTPN VIII Gerai Ritel
Modern di Indonesia
24
hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut hingga penjualan personal. Mengacu pada teori Kotler dan Keller (2009), IHT PTPN VIII memilih beberapa saluran distribusi yang paling efektif dan telah disesuikan dengan kemampuan serta keterbatasan IHT PTPN VIII, yaitu:
1) Iklan, yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas. Dalam hal ini, Teh Walini memanfaatkan media massa seperti televisi, radio dan surat kabar sebagai media periklanannya. Pada Tahun 2011, IHT PTPN VIII memilih media cetak Kompas, Pikiran Rakyat, Monitor, Total, INTAN, Bandung Food Gallery, Tribun Jabar dan SINDO sebagai media periklanan cetak. Sedangkan pada ranah audio visual, IHT PTPN VIII memasang iklan pada Raise FM, Ardan FM, B FM, KLCBS FM, Trijaya FM, Mara FM, PR FM, OZ FM, C & R Raka FM, dan Galamedia Urban FM untuk iklan radio, lalu ANTV, TVRI dan Trans 7 untuk iklan televisi. 2) Kegiatan yang melibatkan publik, yaitu berbagai acara atau kegiatan
yang mengikutsertakan Teh Walini baik sebagai penyelenggara acara atau sebagai pihak sponsor dan memiliki massa dalam kegiatan atau acara tersebut. Saluran ini dianggap cukup efektif bagi pihak IHT PTPN VIII dalam memromosikan dan menjual produk Teh Walini secara langsung. Dalam saluran ini juga dapat dirangkap beberapa saluran lain seperti penjualan secara langsung atau direct selling dan penjualan dengan menggunakan sales promotion girl. Disamping itu, IHT PTPN VIII juga memberikan berbagai potongan harga atau keuntungan bagi konsumen yang membeli langsung pada kegiatan tersebut untuk meningkatkan minat dan memerkenalkan pengunjung produk–produk Teh Walini.
3) Word of Mouth atau promosi melalui mulut ke mulut. Saluran ini dipilih karena memiliki kredibilitas yang cukup baik dalam proses penyampaian pesannya. Meskipun informasi yang didapatkan oleh masyarakat hanya