• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Kurikulum 2013

Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah kurukulum pada zaman Romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus di tempus oleh pelari dari garis start

5 Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2014, hlm 36

sampai garis finish.6 Konsep kurikulum terus berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan serta bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang di anutnya.

Kurikulum menurut pandangan lama, Kamus Webster’s Internasional Dictionary (1953) “a specified fixsed course of study, as in a school or

college, as one leading to a degree” (pergertian tersebut memandang bahwa

Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat pendidikan.) Sedangkan Oemar Hamalik mengungkapkan “Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah”.

Kurikulum menurut pandangan baru Kurikulum dibataskan sebagai segala hal yang berhubungan sebagai upaya pendidikan. Peserta didik Kurikulim hendaknya mempertimbangkan masalah belajar mengajar, kedudukan dan peranan sekolah di masyarakat, tuntutan masyarakat terhadap sekolah, kebijaksanaan politik ,kemajuan teknologi dan pengetahuan, jelahlah bahwa Kurikulum itu bukan sekedar perangkat mata pelajaran, tetapi menjadi ajang kehedak politik, tuntutan dan aspirasi masyarakat , upaya personal pendidikan untuk disampaikan pada generasi muda sebagai bekal kehidupannya.7

Pengertian Kurikulum terus berkembang seirama dengan perkembangan berbagai hal yang harus diemban dan menjadi tugas sekolah atau madrasah. Berikut ini dikutip pendapat para ahli lain sebagai perbandingan, seperti yang

6 Hidayat Sholeh, op.cit., hlm 19

7 Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulya, perkembangan Kurukulum, Jakarta : bina aksara, 1988 hlm 2-4.

dikemukakan Romine, pandagan ini dapat digolongkan senbagai pendapat yang baru yang dirumuskan sebagai berikut: “curriculum is interpreted to

mean all of the organized courses, activites, and experience which pupile have under direction of the school, whether in the classroom organisatoris not”.

Selanjutnya Saylor dan Alexsander merumuskan Kurukulum sebagai ”the

total effort of the school to going about desired outcomes in school and out-of school situations”.8

Kurikulum terdapat tiga konsep yakni; Kurikulum sebagai Substansi, Kurikulum sebagai sistem dan kurikulum sebagai bidang studi.

a. Kurikulum sebagai sebagai substansi. Suatu Kurikulum di pandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi siswa disekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu Kurikulum juga dapat di arti suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jabwal dan evaluasi.

b. Kurukulum sebagai sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan. Suatu system kurikulum mencakup suatu system personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara agar dapat menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya satu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memilihara kurikulum agar tetap dinamis.

c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.9

Pengembangan kurikulum 2013 diorientasi terjadinya peningkatan dan keseimbangan kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuia dengan standar nasional yang telah di sepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.10

Pelaksanaan atau implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan, rancangan kurikulum dan impelementasi kurikulum adalah sebuah system membentuk garis lurus dalam arti implementasi mencerminkan rancangan. Fullan mengemukakan bahwa implementasi: suatu proses peletakan dalam praktik tentang suatu ide, program atau seperangkat aktivitas baru bagi orang lain dalam mencapai atau mengharapkan suatu perubahan.11 Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang

9 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, Bandung, Interes, 2014 hlm 3

10 Ibid, hlm 37

berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.12

a. Karakteristik Kurikulum 2013

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah halaman 3 dijelaskan karakteristik kurikulum 2013

sebagai berikut :

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). b. Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan perkembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dijelaskan

bahwa ada beberapa faktor yang mendasari dikembangkannya Kurikulum 2013.13 Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan

13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 1-3.

perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast

Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation

(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in

International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga

menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

3) Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut :

a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. 4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

b) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

5) Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik

c. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.14 Kurikulum 2013 bertujuan untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan masa depan yang semakin lama semakin rumit dan kompleks. Berbagai tantangan masa depan tersebut antara lain berkaitan dengan globalisasi dan pasar bebas, masalah lingkungan hidup, pesatnya kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industry kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan, serta materi TIMSS dan PISA yang harus dimiliki oleh peserta didik.15

Perlu adanya perubahan maupun pergantian kurikulum di Indonesia tentu tidak lepas dari persoalan perubahan zaman. Sebab, hakikat penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menjadi solusi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui pendidikan bangsa dan negara ini akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu,

14Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 4.

pendidikan diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sesuai standar nasional yang disepakati.16

Pada dasarnya Kurikulum ditentukan oleh guru (tenaga kependidikan). Guru (pelatih/widyaiswara) turut serta menyusun kurikulum, duduk dalam suatu panitia pengembang kurikulum, atau memberikan masukan kepada panitia pengembang kurikulum.Prosedur apapun yang ditempuh dalam pengembangan kurikulum, guru tetap memegang peran yang penting, karena guru merupakan unsure penting yang menentukan berhasil atau gagalnya pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan (sekolah). guru terlibat langsung secara aktif dalam pelaksanaan kurikulum bersama para siswa. Guru yang menentuka topic pengajaran, bahan-bahan yang akan diajarkan, metode yang digunakan, alat yang dipilih dan dipergunakan, serta mengevaluasi hasil pelaksanaan kurikulum. Guru memegang peran penting dalam penyusunan dan pelakasanaan kurikulum, dan oleh karenanya guru harus memahmi dengan baik masalah kurikulum.17

Melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman

16 M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2014, hlm 17.

terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karekter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.18

d. Landasan Pengembangan Kuriklum 2013

Pada hakikatnya penegembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana mencari rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman peyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosifis, dan landasan empiris. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembagan kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manuasia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan teoritis memberikan dasar-dasar teoritis pengembangan kurikulum sebagai

dokumen dan proses. Landasan empiris memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Landasan-landasan tersebut di jelaskan sebagai berikut.

1) Landasan Yuridis

Landasan yuridis kurikulum adalah pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Lebih lanjut, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif, dan Pendidikan kewirausahaan.

2) Landasan Filosofis

Secara singkat, Kurikulum adalah untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa yang akan datang, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudia diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa (masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang) menjadi landasa filosofis pemgembangan kurikulum.

Pada perkembangannya Kurikulum 2013, Pancasila sebagai falsafah bangsa dan Negara menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan dicapai dalam kurikulum. Berdasarkan pancasila, kurikulum yang dikembangkan atas dasar filosofi adalah sebagai berikut.

a) Kurikulum berakar pada budaya dan Bangsa Indonesia. Berdasarkan filosofi ini, kurikulum memberikan kesempatan pada peserta untuk belajara dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai yang penting dan memberikan kesmpatan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai budaya setempat dan nasional menjadi nilai budaya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Kurikulum dikembangkan berdasarkan filosofis eksperimentalisme yang mengatan bahwa proses pendidikan adalah upaya untuk mendekatkan apa yang dipelajari di sekolah dengan apa yang terjadi dimasyarakat.

c) Filosofis rekonstrusi sosial yang memberikan dasar bagi pengembangan kurikulum untuk menempatkan peserta didik sebagai subjek yang peduli pada lingkungan sosial, alam, dan lingkungan budaya.

d) Filosofis esensialisme dan perenialisme yang menempatkan kemampuan intelektual dan berpikir rasional sebagai aspek penting yang harus menjadi kepedulian kurikulum untuk dikembangkan. Manusia yang cerdas dan intelektual adalah manusia yang terdidik dan sekolah harus menjadi centre for excellence, di mana kurikulum

mempunyai tugas untuk mengembangkan potensi manusia dan aspek intelektual dan rasional.

e) Filosofis eksistensialis dan romantic naturalism, yaitu aliran filosofi yang memandang proses pendidikan adalah untuk mengembangkan rasa kemanusiaan yang tinggi, kemampuan berinteraksi dengan sesame dalam mengangkat harkat kemanusiaan dan kebebasan berinteraksi dan berkreasi.

3) Landasan Empiris

Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for

International Student Assessment), studi yang memfokuskan pada literasi

bacaan, matematika, dan IPA menunjukan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends

in International Mathematics and Science Study) menunjukan siswa

Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan. a) Memahami informasi yang konfleks

b) Teori, analisis, dan pemecahan masalah

c) Pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah d) Melakukan investigasi

Hasil-hasil ini menunjukan perlunya adanya perubahan orientasi kurikulum, yang tidak membebani peserta didik dengan konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga Negara untuk berperan serta dalam membangun negaranya pada abad 21.

4) Landasan Teoretis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori ”pendidikan berdasarkan standar” (standar-based seducation), dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai dinyatakan sebagai Standar kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalamn belajar tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL. Empat landasan tersebut merupakan landasan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan utama dalam pengembangan Kurikulum 2013.19

Dokumen terkait