• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2013:105) Kurikulum merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan, bahkan sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Fadlillah (2014:16) mengatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan sebuah pengembangan dari KTSP 2006 dimana kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan serta menyeimbangakan antara kemampuan soft

skill dan hard skill seperti kecakapan sikap, kecakapan keterampilan

dan pengetahuan siswa. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kurikulum adalah bagian dari program pendidikan dengan berbagi bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncankan serta dirancang sesuai norma yang berlaku yang nantinya dijadikan pedoman bagi tenaga pendidik dalam proses pembelajaran agar tercapai nya tujuan dari pendidikan.

Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang teradapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Munculnya kurikulum 2013, satuan pendidikan

mengharapkan setiap peserta didik mampu mencapai kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang berkembang.

2. Landasan pengembangan kurikulum 2013

Menurut Fadlillah (2014:29), Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis dan konseptual sebagai berikut.

a. Landasan filosofis

1) Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam upaya pembangunan pengembangan pendidikan. 2) Filososfi pendidikan yang mengandung nilai luhur, nilai

akademik, kebutuhan yang diperlukan pesarta didik atau sarana dan prasaran serta masyarakat.

b. Landasan Yuridis

1) RPJMM 2010 sektor pendidikan, tentang perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum

2) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

3) INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, Penyempunaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

c. Landasan Konseptual

2) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter

3) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learnng) 4) Pembelajaran aktif (student active learning)

5) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh 3. Tujuan pengembengan kurikulum 2013

Fadlillah (2014:24-26), menyebutkan bahwa tujuan kurikulum 2013 yaitu:

a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard

skills dan soft skill melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif.

c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan adminitrasi mengajar.

d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang.

e. Menigkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Tujuan-tujuan kurikulum 2013 tersebut dapat dipahami bahwa secara umum tujuan tersebut hampir sama dengan tujuan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan. Pada kurikulum 2013, pemerintah telah menyiapkan buku teks

pembelajaran, serta berusaha meningkatkan hard skills dan soft skills peserta didik secara seimbang dan berkelanjutan.

4. Kekuatan dan Kelemahan kurikulum 2013 a. Kekuatan (Strength)

Mulyasa (2018, 49-52) mengatakan bahwa ada beberapa kekuatan

(strength) dari pengimplementasiaan Kurikulum 3013 revisi yaitu

sebagai berikut: 1) Yuridis formal

Sedikitnya ada delapan dasar yuridis formal yang melandasi implementasi Kurikulum 2013 Revisi yaitu;

a) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b) Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

c) Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

d) Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

e) Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

f) Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

g) Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

h) Rencana Stratejik Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Tahun 2015-2019.

2) Sosialisasi yang telah dilaksanakan

Kurikulum 2013 Revisi merupakan perubahan dan penataan dari kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berisikan tentang kompetensi dasar dan pembentukan karakter.

3) Gotong royong dan Kerja sama

Budaya gotong royong dan kerja sama bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di sekolah.

4) Potensi SDM

Potensi SDM yang berkualitas dapat menentukan setiap lembaga dan organisasi agar lebih eksis.

5) Bonus demografi

Ketika dalam beberapa tahun kedepan usia produktif melimpah, hal tersebut dapat didayagunakan secara optimal dalam mengolah sumber daya alam yang ada di Indonesia. Pendayagunaan ini diharapkan mampu mengeluarkan bangsa Indonesia dari garis kemiskinan.

6) Adanya organisasi formal dan informal

Organisasi formal maupun informal memiliki peran yang sangat vital dalam melakukan perubahan kurikulum melalui berbagai pembinaan dan pelatihan.

b. Kelemahan (Weakness)

Mulyasa (2018,52-56) juga menyebutkan beberapa kelemahan (weakness) dalam pengimplentasian Kurikulum 3013 revisi yaitu sebagai berikut:

1) Kultur birokrasi

Dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolah cenderung kurang terbuka dan kurang demokratis. Hal menimbulkan kurang percaya nya terhadap etos kerja kepala sekolah.

2) Produktivitas sekolah masih rendah

Rendahnya etos kerja guru dan semangat guru dalam mengajar serta tenaga kependidikan akan menimbulkan rendahnya produktivitas sekolah.

3) Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah

Saat ini masyarakat sudah tidak sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap sekolah. Dengan demikian tentu tidak heran jika ada orang tua yang mempermasalahkan tindakan sekolah terhadap anak mereka.

4) Lulusan sekolah kurang mampu bersaing

Sering ganti orang ganti kebijakan dan kurang berhasilnya program inovatif dalam dunia pendidikan, seperti link and

match, broad based dan competency based curriculum tentu

menyebabkan daya saing lulusan sekolah. 5) Kurangnya sarana, prasarana dan sumber belajar

Kurangnya perhatian pemerintah ke seluruh sekolah akan sangat mempengaruhi mutu setiap lulusan, dan ini merupakan kelemahan yang harus dicarikan jalan keluarnya.

6) Banyaknya bangunan sekolah yang rusak

Salah satu kenyaman belajar peserta didik adalah bangunan sekolah dengan lingkungan yang nyaman dan nyaman. Banyaknya bangunan yang rusak atau tidak memenuhi standar sarana dan prasarana tentu akan menghambat penerapan kurikulum di sekolah.

5. Struktur SMK

Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK tampak sebagai berikut. Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SMK

Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian: (Ditetapkan oleh Sekolah)

Program/Pendidikan dan Latihan Alokasi Waktu

I. Program Normatif

1. Pendidikan Sosial-Budaya dan Kewarganegaraan

216

2. Pendidikan Agama 144

3. Olahraga dan Kesehatan 216

II. Program Adaptif

1. Bahasa Inggris Sesuai Program

Keahlian 2. Matematika

3. Keterampilan Komputer dan Pengetahuan Informasi *) 4. Kewirausahaan **) 5. ... **) III. Program Produktif 1. ... ***) Sesuai Program Keahlian 2. ... ***) 3. ... ***) Jumlah Penjelasan:

a. *) Mata Pendidikan dan latihan ini ada dalam seluruh Program Keahlian.

b. **) Program Keahlian tertentu menambah beberapa mata pendidikan dan latihan.

c. ***) Nama mata pendidikan dan latihan Program Produktif disesuaikan dengan karakteristik program keahlian.

d. Satu unit satuan waktu yang tercantum dalam alokasi waktu adalah 60 menit.

e. Minggu efektif belajar untuk kelas X, XI, dan XII dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 24-40 minggu.

f. Alokasi waktu untuk SMK adalah untuk masa belajar 3 tahun. g. Muatan lokasi diadakan dan ditentukan jenisnya oleh

daerah/sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan daerah/sekolah sebagai ekstrakurikuler.

h. Kegiatan yang mendorong/mendukung pembiasaan diatur dan dilaksanakan oleh sekolah sebagai ekstrakurikuler.

Dokumen terkait