• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum pada dasarnya memiliki tiga dimensi pengertian, yaitu kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran (Wina Sanjaya,2008: 4). Pengertian kurikulum berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Batasan ini memperlihatkan bahwa kurikulum terdiri dari dua aspek, yaitu sebagai rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan cara pelaksanaan rencana itu. Kurikulum sebagai rencana digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar oleh guru. Kurikulum sebagai pengaturan tujuan, isi, dan cara pelaksanaannya digunakan sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum memiliki tiga peran yang sangat penting, yaitu peran konservatif, kreatif serta peran kritis dan evaluatif (Hamalik, dalam Sanjaya, 2008) yaitu :

1) Peran Konservatif Kurikulum

Peran kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu.

2) Peran Kreatif Kurikulum

Peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilik serta dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial yang selalu bergerak dan berubah.

3) Peran Kritis dan Evaluatif dari Kurikulum

Kurikulum berperan menyeleksi dan mengevaluasi nilai dan budaya yang bermanfaat untuk kehidupan anak didik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum terbaru yang diharapkan memiliki peran konservatif, kreatif, maupun kritis dan evaluatif dalam penerapannya saat ini. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) atau dikenal kurikulum 2004. Dengan penyempurnaan yang berkelanjutan ini diharapkan sistem pendidikan selalu relevan dan kompetitif.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang pengembangannya diserahkan kepada daerah dan satuan pendidikan (Mulyasa, 2007: 19). Penyusunan KTSP yang dilakukan oleh satuan pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi, dan karakteristik daerah serta sosial budaya masyarakat setempat serta peserta didik merupakan ciri yang berbeda dari kurikulum yang digunakan sebelumnya. Kurikulum sebelumnya lebih bersifat sentralistik (terpusat), sedangkan KTSP merupakan kurikulum yang desentralistik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum operasional masih tetap mengacu standar isi maupun kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan

berprestasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP ini memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan setempat. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang lebih kompleks dan adaptif terhadap perubahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan:

“Pada sistem KTSP, sekolah memiliki "full authority and responsibility" dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah” (Mulyasa, 2007: 21).

Sejatinya, KTSP merupakan kurikulum yang merefleksi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang merujuk kepada konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Bloom, yang pada gilirannya dapat meningkatkan potensi peserta didik secara optimal. Oleh karenanya, kurikulum yang disusun dapat menumbuhkan proses pembelajaran di sekolah yang berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan secara integratif. Prinsip pengembangannya adalah mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan (berisi prinsip-prinsip pokok, bersifat fleksibel sesuai dengan perkembangan zaman) dan pengembangannya melalui proses akreditasi yang memungkinkan mata pelajaran dapat dimodifikasi sesuai dengan tuntutan yang berkembang. Dengan demikian kurikulum ini merupakan pengembangan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat, untuk melakukan suatu keterampilan atau tugas dalam bentuk kemahiran dan rasa tanggung jawab. Kurikulum ini merupakan suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan sejumlah kompetensi tertentu, sehingga setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu, siswa diharapkan mampu menguasai serangkaian kompetensi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan kelak.

b. Tujuan KTSP

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Tujuan khusus penerapan KTSP adalah untuk:

1) meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia,

2) meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama,

3) meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan tercapai (Mulyasa, 2007: 22).

c. Dasar Kebijakan dan Karakteristik KTSP

Pengembangan KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut:

1) UU no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

2) PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3) Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

4) Permendiknas no. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

5) Permendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23.

Karakteristik KTSP meliputi: 1) KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, 2) KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu, 3) KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah, dan 4) KTSP merupakan kurikulum teknologi (Wina Sanjaya, 2008: 130)

d. Komponen KTSP

Secara garis besar KTSP memiliki enam komponen penting yaitu : 1) Visi dan Misi Satuan Pendidikan

Visi dan misi satuan pendidikan dapat dikembangkan oleh lembaga masing-masing dengan memperhatikan potensi dan kelemahan masing-masing.

2) Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:

a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (BSNP, 2006: 9)

3) Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan SK dan KD yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

4) Struktur dan Muatan KTSP

Memuat mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

5) Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu. Ini merupakan penjabaran dari SK dan KD.

6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalan Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

e. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP

KTSP yang dikembangkan oleh tiap satuan pendidikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip (BSNP, 2006) yaitu 1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, 2) beragam dan terpadu, 3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi dan seni, 4) relevan dengan kebutuhan kehidupan, 5) menyeluruh dan berkesinambungan, 6) belajar sepanjang hayat serta 7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (lokal). Ketujuh hal tersebut juga diungkapkan oleh Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik Sebuah Panduan Praktis”. Prinsip-prinsip ini yang dapat memberikan warna yang berbeda-beda pada tiap satuan pendidikan di masing-masing daerah sesuai dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan lingkungannya.

Mekanisme pengembangan kurikulum (Oemar Hamalik, 2006) terdiri dari tujuh tahap, yakni studi kelayakan dan kebutuhan, penyusunan konsep awal, perencanaan kurikulum, pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum, pelaksaanaan uji coba kurikulum di lapangan, pelaksanaan kurikulum, desiminasi, dan kemudian menyeluruh, pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum, pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian, dan akhirnya diperoleh kurikulum final.

f. Kelebihan dan Kekurangan KTSP

Kelebihan KTSP adalah 1) sebagai kurikulum, untuk mempertegas kurikulum sebelumnya sehingga tidak diperlukan lagi uji publik. KTSP akan diberlakukan kepada sekolah yang sudah siap dan memiliki daya dukung yang

memadai, 2) diberlakukan di sekolah dengan penyesuaian kondisi lokal, 3) mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan,

4) mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam menyelenggarakan program pendidikan dan 5) KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang acceptable bagi kebutuhan siswa.

Adapun kelemahan KTSP menyangkut: 1) kurangnya SDM yang memadai yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada setiap satuan pendidikan yang ada dan 2) kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Di samping itu masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara utuh, penyusunannya maupun praktiknya di lapangan. Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran.

3. Pembelajaran Kimia

Dokumen terkait