Lampiran 1. Prosedur pengukuran aktivitas enzim xilanase
Pengukuran aktivitas enzim xilanase
Pengukuran aktivitas enzim xilanase dilakukan dengan memasukan 500µl enzim ekstrak kasar dan 500 µl larutan substrat xilan 0.5% kedalam tabung reaksi dan diinkubasi pada suhu 40oC selama 1 jam. Selanjutnya ditambah 1 ml larutan DNS dan dipanaskan pada suhu 100oC selama 15 menit, didinginkan dan diukur dengan spektofotometer pada panjang gelombang 540 nm.
Penentuan kurva standar xilosa dengan metode DNS (Miller, 1959)
Pada penelitian ini, pembuatan larutan DNS dan xilosa dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat perhitungan pada isolat dan perhitungan pada saat fermentasi. Pembuatan kurva standar xilosa diawali dengan larutan stok xilosa yang diambil sebanyak 0 ml, 0.10 ml, 0.20 ml, 0.30 ml, 0.40 ml, 0.50 ml, dan 0.60 ml. Masing-masing larutan dimasukan kedalam tabung reaksi. Selanjutnya kedalam tabung tersebut ditambah aquades hingga volume mencapai 2 ml. Setiap tabung reaksi ditambah 2 ml pereaksi DNS dan dipanaskan selama 15 menit. Selanjutnya larutan didinginkan dan diukur menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 540 nm.
34 y = 3.2814x + 0.0161 R² = 0.994 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 A b sor b an si Konsentrasi BSA (mg/ml)
Kurva standar Protein
Lampiran 2. Prosedur pengukuran kadar protein dengan metode Bradford (1976)
Penentuan Kadar Protein
Penentuan kadar protein dilakukan dengan mengambil 0,2 sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 2 ml larutan Bradford dan divortex, larutan didiakan selama 15 menit dan diukur menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 595 nm. Nilai absorbansi yang dihasilkan kemudian dimasukan kedalam persamaan linier dari kurva standar protein
Penentuan Kurva Standar Protein
Larutan stok BSA (Bovine Serum Albumin diambil sebanyak 0 ml, 0,08 ml, 0,16 ml, 0,24 ml, 0,32 ml, 0,4 ml masing-masing dimasukan kedalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambah aquades hingga volumenya menjadi 0,4 ml. Setiap tabung reaksi ditambah 4 ml pereaksi Bradford dan divortex. Selanjutnya didiamkan selama 15 enit dan diukur menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 595 nm.
35 Lampiran 3. Prosedur pengukuran standar kadar karbohidrat dengan metode Anthrone (1946)
Pembuatan Standar
Pembuatan Reagen Anthrone dilakukan dengan cara melarutkan 20 mg Anthrone kedalam 100 ml H2SO4 pekat. Larutan stok dibuat dengan mencampurkan 200 mg glukosa dan 100 ml aquade. Setelah homogen, dari larutan stok diambil 0.2 ml, 0.4 ml, 0.6 ml, 0.8 ml, dan 1 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi. Selanjutnya setiap tabung ditambahkan dengan aqudes dan ditera sampai volume mencapai 10 ml, setelah itu dihomogenkan dengan vortex.
Pada bagian analisis, dari tiap tabung tersebut diambil 1 ml dan dimasukan ke dalam tabung reaksi bertutup. Pada tabung tersebut ditambahkan 5 ml reagen anthrone dan dihomogenkan menggunakan vortex. Tabung yang berisi larutan yang sudah homogen didiamkan ke dalam air dingin. Saat tabung sudah dingin, tabung dipanaskan didalam waterbath dengan suhu 100oC selama 12 menit. Jika sudah selesai, tabung didinginkan dan larutan di ukur absorbansinya menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 630 nm.
36 Lampiran 4. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Luwak
37 Lampiran 5. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Arabika
38 Lampiran 6. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Fermentasi 2A
39 Lampiran 7. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Fermentasi 2B
40 Lampiran 8. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Fermentasi 3A
41 Lampiran 9. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Fermentasi 3B
32
33 y = 6.7136x + 0.0771 R² = 0.9959 0 0.5 1 1.5 2 2.5 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 A b sor b an si Konsentrasi Xilosa (mg/ml)
Kurva standar xilosa pada saat fermentasi
y = 3.9607x + 0.0583 R² = 0.9926 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 A b sor b an si Konsentrasi Xilosa (mg/ml)
Kurva standar xilosa pada pengujian isolat
Lampiran 1. Prosedur pengukuran aktivitas enzim xilanase
Pengukuran aktivitas enzim xilanase
Pengukuran aktivitas enzim xilanase dilakukan dengan memasukan 500µl enzim ekstrak kasar dan 500 µl larutan substrat xilan 0.5% kedalam tabung reaksi dan diinkubasi pada suhu 40oC selama 1 jam. Selanjutnya ditambah 1 ml larutan DNS dan dipanaskan pada suhu 100oC selama 15 menit, didinginkan dan diukur dengan spektofotometer pada panjang gelombang 540 nm.
Penentuan kurva standar xilosa dengan metode DNS (Miller, 1959)
Pada penelitian ini, pembuatan larutan DNS dan xilosa dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat perhitungan pada isolat dan perhitungan pada saat fermentasi. Pembuatan kurva standar xilosa diawali dengan larutan stok xilosa yang diambil sebanyak 0 ml, 0.10 ml, 0.20 ml, 0.30 ml, 0.40 ml, 0.50 ml, dan 0.60 ml. Masing-masing larutan dimasukan kedalam tabung reaksi. Selanjutnya kedalam tabung tersebut ditambah aquades hingga volume mencapai 2 ml. Setiap tabung reaksi ditambah 2 ml pereaksi DNS dan dipanaskan selama 15 menit. Selanjutnya larutan didinginkan dan diukur menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 540 nm.
34 y = 3.2814x + 0.0161 R² = 0.994 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 A b sor b an si Konsentrasi BSA (mg/ml)
Kurva standar Protein
Lampiran 2. Prosedur pengukuran kadar protein dengan metode Bradford (1976)
Penentuan Kadar Protein
Penentuan kadar protein dilakukan dengan mengambil 0,2 sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 2 ml larutan Bradford dan divortex, larutan didiakan selama 15 menit dan diukur menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 595 nm. Nilai absorbansi yang dihasilkan kemudian dimasukan kedalam persamaan linier dari kurva standar protein
Penentuan Kurva Standar Protein
Larutan stok BSA (Bovine Serum Albumin diambil sebanyak 0 ml, 0,08 ml, 0,16 ml, 0,24 ml, 0,32 ml, 0,4 ml masing-masing dimasukan kedalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambah aquades hingga volumenya menjadi 0,4 ml. Setiap tabung reaksi ditambah 4 ml pereaksi Bradford dan divortex. Selanjutnya didiamkan selama 15 enit dan diukur menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 595 nm.
35 Lampiran 3. Prosedur pengukuran standar kadar karbohidrat dengan metode Anthrone (1946)
Pembuatan Standar
Pembuatan Reagen Anthrone dilakukan dengan cara melarutkan 20 mg Anthrone kedalam 100 ml H2SO4 pekat. Larutan stok dibuat dengan mencampurkan 200 mg glukosa dan 100 ml aquade. Setelah homogen, dari larutan stok diambil 0.2 ml, 0.4 ml, 0.6 ml, 0.8 ml, dan 1 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi. Selanjutnya setiap tabung ditambahkan dengan aqudes dan ditera sampai volume mencapai 10 ml, setelah itu dihomogenkan dengan vortex.
Pada bagian analisis, dari tiap tabung tersebut diambil 1 ml dan dimasukan ke dalam tabung reaksi bertutup. Pada tabung tersebut ditambahkan 5 ml reagen anthrone dan dihomogenkan menggunakan vortex. Tabung yang berisi larutan yang sudah homogen didiamkan ke dalam air dingin. Saat tabung sudah dingin, tabung dipanaskan didalam waterbath dengan suhu 100oC selama 12 menit. Jika sudah selesai, tabung didinginkan dan larutan di ukur absorbansinya menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 630 nm.
36 Lampiran 4. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Luwak
37 Lampiran 5. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Arabika
38 Lampiran 6. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Fermentasi 2A
39 Lampiran 7. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Fermentasi 2B
40 Lampiran 8. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Fermentasi 3A
41 Lampiran 9. Hasil Pengujian HPLC pada Kopi Fermentasi 3B