• Tidak ada hasil yang ditemukan

KWH Terjual

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 49-60)

(KWH) Nilai (Juta Rp) 1 Rumah Tangga 73.087 59.685.300 10.492.045 7.209.942.564 2 Bisnis 2.380 11.076.800 1.587.873 2.062.188.372 3 Industri 53 14.020.900 3.026.335 3.521.584.426 4 Sosial 1.530 2.287.600 348.743 216.732.719 5 Instansi Pemerintah 343 3.536.126 905.557 1.336.548.573

Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik PLN sebagai sumber penerangan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah pelanggan setiap tahunnya, sedangkan daya listrik yang tersambung masih terbatas tergantung pada gardu induk yang terdapat di Kota Rantau Parapat.

Tabel 2.41.

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama, 2011-2015

Tahun Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik

2011 98,54 0,31 1,14

2012 96,73 0,93 2,34

2013 99,66 0,12 0,23

2014 98,22 0,69 1,10

2015 98,46 0,44 1,11

Sumber: BPS Kota Tanjungbalai,2016 B. Pengguna Air Minum

Terhitung sampai 2015, jumlah pelanggan air minum di Kota Tanjungbalai didominasi oleh rumah tempat tinggal dengan jumlah pelanggan sebanyak 5,8 juta pelanggan dan nilai Rp 1.088.479.375. Nilai tersebut berada di bawah pemakai Hotel/Objek Wisata/Pertokoan dan Industri dengan nilai Rp 4.168.651.930, dengan jumlah pelanggan sebanyak 848 ribu pelanggan.

Tabel 2.42.

Banyaknya Pelanggan, Air Minum yang Disalurkan, dan Nilai Air Minum Menurut Jenis Pemakai di Kota Tanjungbalai, 2015

No Jenis Pemakai Pelanggan Banyaknya (m3) Nilai(Rp)

1 Rumah Tempat Tinggal 5.879.417 17.181 1.088.479.375

2 Hotel/Objek Wisata/Pertokoan dan Industri 848.476 2.016 4.168.651.930 3 Sosial 259.102 299 369.362.985 4 Umum 35.704 68 36.404.290 5 Instansi Pemerintah 103.493 125 322.131.065 Jumlah 7.126.192 546.190 5.985.029.695

Sumber: PDAM Kota Tanjungbalai, 2016

Selama lima tahun terakhir, rumah tangga pengguna air minum layak mengalami penurunan. Pada Tahun 2015 terdapat sekitar 50,31 persen rumah tangga yang mendapatkan air minum layak. Angka tersebut tersebut masih tergolong rendah karena hanya setengah dari seluruh RT yang ada di Kota Tanjungbalai yang menikmati air bersih, hal tersebut disebabkan peralatan Water Treatment Plant (WTP) atau instalasi pengolahan air yang masih kurang memadai, saat ini masih berjumlah 4 buah, sedangkan kebutuhan seharusnya 5 buah, selain itu daya yang dibutuhan untuk menggerakan WTP tersebut belum maksimal karena daya listrik yang terbatas.

Tabel 2.43.

Persentase Rumah Tangga Menurut Kondisi Air Minum, 2011-2015

Tahun Layak Tidak Layak

2011 67,67 32,33

2012 50,82 49,18

2013 60,91 39,09

2014 51,58 48,42

2015 50,31 49,69

Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2016

2.3.1.5. Penataan Ruang

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Jika dilihat berdasarkan perbandingan antara luas wilayah dengan luas RTH maka Tanjungbalai Selatan memiliki RTH terluas dibandingkan kecamatan lain. Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwa luas RTH Kota Tanjungbalai sampai dengan 2015 baru mencapai 0,15 persen. Berdasarkan angka tersebut maka disimpulkan bahwa Kota Tanjungbalai belum memenuhi ketentuan yang mensyaratkan setiap daerah menyediakan 30 % lahan dari seluruh luas wilayah.

Tabel 2.44.

Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Tanjungbalai, 2015

Kecamatan Luas Wilayah Luas RTH Jumlah Penduduk Perbandingan RTH terhadap Luas Wilayah (%) Datuk Bandar 2.249 5,339 36.547 0,237

Datuk Bandar Timur 1.457 0,826 29.135 0,057

Tanjungbalai Selatan 198 0,911 20.903 0,460

Tanjungbalai Utara 83 - 17.153 -

Sei Tualang Raso 810 0,814 24.560 0,100

Teluk Nibung 1.255 1,356 38.714 0,108

Tanjungbalai 6.052 9,246 167.012 0,153

Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai BPS Kota Tanjungbalai (2016)

2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan

Perencanan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang tersedia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun sejumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJP Daerah) yang merupakan rencana pembangunan dengan jangka waktu 20 tahun; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) untuk jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Tanjungbalai ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 05 Tahun 2009 tentang Rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tanjungbalai Tahun 2005-2025. Dokumen tersebut merupakan acuan bagi pemerintah Kota Tanjungbalai dalam melaksanakan pembangunan selama 20 (dua puluh) tahun ke depan,dimulai tahun 2005 hingga tahun 2025.

Pelaksanaan RPJP Kota Tanjungbalai Tahun 2005-2020 terbagi dalam tahap-tahap perencanaan pembangunan jangka menengah (RPJM) Kota Tanjungbalai. Pelaksanaan yang terakhir adalah RPJM Kota Tanjungbalai II Tahun 2011-2016 yang ditetapkan sebagai Peraturan daerah Kota Tanjungbalai Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2016. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan RPJM Kota Tanjungbalai III Tahun 2016-2021.

Pelaksanaan RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021 setiap tahunnya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Tanjungbalai yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. Selama Tahun 2011-2015 RKPD telah memuat RPJMD secara optimal.

2.3.1.7. Perhubungan

Kota Tanjungbalai memiliki 6 (enam) buah terminal bis, tetapi tidak satupun yang banyak dimasuki angkutan umum. Selain itu, terdapat satu stasiun kereta api yang terletak di Kecamatan Tanjungbalai Utara yang menyediakan rute perjalanan Tanjungbalai-Medan. Kota Tanjungbalai terletak di pinggir Sungai Silau dan Sungai Asahan yang menyebabkan banyak usaha masyarakat terkait trasportasi di kedua sungai ini. Hal ini didukung oleh ketersediaan tangkahan boat yakni sebanyak sehingga terdapat 10 (sepuluh) buah baik yang dimiliki pemerintah maupun milik masyarakat.

Tabel 2.45.

Banyaknya Sarana Transportasi Menurut Jenisnya dan Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2015

Kecamatan Terminal Bis Stasiun Kereta

Api

Tangkahan Boat

Datuk Bandar 1 0 0

Datuk Bandar Timur 1 0 1

Tanjungbalai Selatan 1 0 2

Tanjungbalai Utara 1 1 1

Sei Tualang Raso 1 0 1

Teluk Nibung 1 0 5

Tanjungbalai 6 1 10

Secara geografis Kota Tanjungbalai memiliki posisi strategis yag dekat dengan negara tetangga Malaysia, Singapura dan Thailand. Posisi ini memudahkan akses orang baik dalam maupun luar negeri yang ingin berkunjung ke negara-negara tersebut dengan didukung adanya pelabuhan Teluk Nibung. Dalam sehari terdapat 6 unit ferry yang melayani transportasi rute Tanjungbalai-Port Klang Malaysia yang bisa ditempuh hanya dengan waktu lebih kurang selama 4 (empat) jam. Selama kurun waktu Tahun 2011-2015 terjadi peningkatan jumlah penumpang ke luar negeri sebesar 14 persen setiap tahunnya. Selain itu terdapat pula kapal ferry yang melayani jurusan antardaerah, yakni melayani jurusan Tanjungbalai-Ledong, Tanjungbalai-Sei Berombang, Tanjungbalai-Panipahan dan dan Tanjungbalai-Bagan Siapi-api.

Tabel 2.46.

Banyaknya Penumpang dan Barang yang Berangkat tiap Bulan di Pelabuhan Tanjungbalai-Asahan, 2011-2015

Tahun

Penumpang Muatan

Ke LN DN Ekspor Antar Pulau

2011 103945 109259 41719 75623

2012 100603 59136 16927 70315

2013 34376 39851 35845 65761

2014 197991 47479 23110 43339

2015 178247 41215 18153 84776

Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2016

2.3.1.8. Lingkungan Hidup

Penanganan Sampah

Pemerintah daerah melakukan pengelolaan sampah melalui pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang berjumlah 2 lokasi. Pada tahun 2015 Kota Tanjungbalai memiliki 422 unit tempat pembuangan sampah dengan kapasitas daya tampung (TPS) sebanyak 3.225.000 ton. Volume sampah yang dapat ditangani adalah sebanyak 790.385 ton dari volume produksi sampah sebanyak 4.757.970 atau sebesar 16,61 persen.

2.3.1.9. Pertanahan

Perbedaan antara Hak Guna Bangunan (HGB) dengan Hak Milik (HM) adalah jika hak guna bangunan memiliki hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu 30 tahun ,dan jangka waktunya dapat diperpanjang sampai 20 tahun. Sedangkan jika hak milik hanya bisa dipunyai oleh WNI yaitu hak yang sifatnya turun temurun, terkuat, dan terpenuhi oleh WNI

.

Pada Tahun 2015 luas lahan yang bersertifikat hak guna bangunan sebesar 14.810m2, sedangkan lahan bersertifikat hak milik seluas 161.640 m2.

Tabel 2.47.

Luas Lahan (m2) Bersertifikat Menurut Kecamatan, 2011-2015

Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015 HGB HM HGB HM HGB HM HGB HM HGB HM Datuk Bandar 112.900 24.890 98.300 178.900 78.240 Tanjungbalai Selatan 74.520 11.800 25.890 35.980 2.920 24.800 Tanjungbalai Utara 471 15.860 6.353 5.750 15.200 10.590 58.600 18.800 5.820 Sei Tualang Raso 5.120 2.997 4.210 18.400 1.935 Teluk Nibung 8.972 3.880 19.945 21.750 35.820 11.890 14.895 Datuk Bandar Timur 26.800 9.500 24.800 45.600 35.950 Tanjungbalai 471 244.172 6.353 58.817 15.200 183.735 80.350 333.500 14.810 161.640

Sumber: BPN Kota Tanjungbalai, 2016

Tabel 2.48.

Persentase Penduduk Memiliki Tanah, 2011-2015

Kecamatan Luas Tanah Jumlah Penduduk

Memiliki Tanah

Datuk Bandar 78.240 147

Tanjungbalai Selatan 27.720 45

Tanjungbalai Utara 5.820 12

Sei Tualang Raso 1.935 33

Teluk Nibung 26.785 39

Datuk Bandar Timur 35.950 199

Tanjungbalai 176.450 475

Sumber: BPN Kota Tanjungbalai, 2016

2.3.1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil

Aktivitas penduduk Kota Tanjungbalai yang berkaitan dengan urusan kependudukan dan catatan sipil, salah satunya didominasi dengan mengurus dokumen kelahiran. Pada Tahun 2015, kegiatan pengurusan dokumen kelahiran sebanyak 3.716 kegiatan, menurun dari tahun sebelumnya yang sebanyak 5.131 kegiatan. Sementara kegiatan pengurusan perceraian pada Tahun 2015 sebanyak 8 kegiatan yang juga menurun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 10 kegiatan.

Tabel 2.49.

Banyaknya Kegiatan Pengurusan di Kantor Catatan Sipil Kota Tanjungbalai, 2011-2015 NO Pengurusan Kegiatan 2011 2012 2013 2014 2015 1 Kelahiran 6.703 4.476 6.639 5.131 3.716 2 Kematian 38 46 58 112 70 3 Perkawinan 81 83 119 169 219

4 Perceraian 2 3 4 10 8

5 Pengesahan Anak 4 0 5 46 0

Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2016

Jika dilihat lebih detail, dokumen akta kelahiran yang dikeluarkan di Kota Tanjungbalai paling banyak dikeluarkan di Kecamatan Datuk Bandar. Sampai dengan Tahun 2015 total dokumen dikeluarkan di Kecamatan Datuk Bandar sebanyak 16.549 dokumen. Sementara kecamatan dengan jumlah dokumen akta kelahiran terkecil adalah Kecamatan Sei Tualang Raso yakni hanya sebanyak 9.111 dokumen.

Tabel 2.50.

Banyaknya Akta Kelahiran yang Dikeluarkan di Kota Tanjungbalai, 2011-2015 No

Kecamatan

Jumlah Akta kelahiran

2011 2012 2013 2014 2015 Total

1 Datuk Bandar 13067 430 1230 956 866 16.549

2 Datuk Bandar Timur 9267 522 1157 826 580 12.352

3 Sei Tualang Raso 6900 642 1113 104 352 9.111

4 Tanjungbalai Selatan 7044 1127 544 483 396 9.594

5 Tanjungbalai Utara 11627 990 757 551 648 14.573

6 Teluk Nibung 10292 762 1727 1211 839 14.831

Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2016

2.3.1.11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender tanpa membedakan laki-laki dan perempuan dengan membangun sumber daya manusia terutama dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan agar setara dengan kaum laki-laki dalam pembangungan di berbagai bidang.

Dalam bidang pendidikan pada tahun 2015, rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki pada tingkat SD sebesar 96,01 persen, SMP sebesar 92,04 persen dan SMA sebesar 150,68 persen. Angka ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015 target MDGs sudah hampir tercapai (on track) terkait kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Rasio Angka Partisipasi Murni untuk jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.51.

Rasio APM perempuan terhadap laki-laki di Kota Tanjungbalai, 2015

No Jenjang

Pendidikan

APM

Perempuan APM Laki-laki Rasio APM

1 SD 95,27 99,23 96,01

2 SMP 69,43 75,43 92,04

3 SMA 71,09 47,18 150,68

Di bidang ketenagakerjaan, menurut data BPS dari tahun 2011 sampai 2015 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan lebih rendah dibandingkan TPAK laki-laki. Perkembangan TPAK laki-laki dan perempuan dalam kurun lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.52.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut jenis kelamin Kota Tanjungbalai, 2011-2015 Jenis Kelamin 2011 2012 2013 2014 2015 Laki-laki 79,51 89,49 78,88 81,95 85,41 Perempuan 56,92 43,99 40,92 43,54 44,53 Jumlah 68,17 66,70 59,88 62,76 65,00 Sumber : Sakernas 2015

Kemajuan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam bidang politik diukur berdasarkan proporsi perempuan di lembaga-lembaga publik. Anggota DPRD Kota Tanjungbalai hasil pemilu 2009 berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 19 orang (76 persen) laki-laki dan 6 (enam) orang (24 persen) perempuan. Selanjutnya hasil pemilu tahun 2014 partisipasi perempuan yang duduk di DPRD menurun menjadi 3 orang (12 persen) dan laki-laki sebanyak 22 orang (88 persen).

Namun seiring ketentuan dan mekanisme partai, telah terjadi pergantian antar waktu pada partai Golkar yang menempatkan 1 (satu) orang perempuan di Lembaga DPRD. Sehingga jumlah perempuan di DPRD sebanyak 4 orang (16%), seperti digambarkan pada grafik berikut.

19 22 6 4 0 5 10 15 20 25 Pemilu 2009 Pemilu 2014 Laki-laki Perempuan Gambar 2.30.

Proporsi kursi yang diduduki di DPRD Kota Tanjungbalai Berdasarkan hasil Pemilu

Masalah perlindungan anak dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi isu nasional yang memerlukan penanganan serius dari semua pihak. Hal ini dikarenakan masih tingginya bentuk-bentuk pelanggaran terhadap perempuan dan anak. Sebanyak 19 kementerian dan lembaga telah meluncurkan empat dokumen terkait perlindungan perempuan dan anak. Dokumen tersebut adalah Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak, Rencana Aksi Nasional (RAN) Perlindungan Anak, RAN Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), serta Peta Jalan Pemulangan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB). Keberadaan empat dokumen tersebut diharapkan dapat memperkuat perlindungan dan pemberdayaan perempuan serta anak dengan metode konkret yang bisa langsung diterapkan di lapangan.

Menurut data yang diperoleh dari Polresta Tanjungbalai, jumlah perkara perlindungan perempuan dan anak pada tahun 2011-2015 mengalami penurunan. Perkembangan perkara perlindungan perempuan dan anak di Kota Tanjungbalai dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.53.

Jumlah Perkara Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Tanjungbalai, 2011-2015

No Perkara Perlindungan Perempuan dan Anak

2011 2012 2013 2014 2015 1. Perkara Terselesaikan 12 5 19 37 21 2. Perkara Tidak Terselesaikan 20 18 2 18 5 Jumlah Perkara 32 23 21 55 26

Sumber : Polres Tanjungbalai, 2016

2.3.1.12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera A. Akseptor KB

Sampai dengan 2015, realisasi jumlah akseptor aktif maupun akseptor baru di Kota Tanjungbalai kurang dari sasaran yang ditargetkan. Untuk jenis akseptor aktif, Kecamatan Tanjungbalai Selatan dan Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah dengan realisasi yang lebih besar daripada sasaran yang ditargetkan. Realisasi akseptor aktif di Kecamatan Tanjungbalai Selatan sebanyak 1.896 atau sebesar 92,89 persen dari target sasaran sebanyak 2.041 akseptor, sedangkan Kecamatan Teluk Nibung sebanyak 3.893 atau sebesar 98,15 persen dari dari yang ditargetkan sebanyak 3.966 akseptor.

Sementara itu untuk jenis akseptor baru, semua kecamatan di Kota Tanjungbalai mencapai angka sasaran yang ditargetkan. Secara keseluruhan, pada tahun 2015 realisasi jumlah akseptor baru sebanyak 4.725 orang dari yang ditargetkan sebanyak 4.593 orang.

Tabel 2.54.

Sasaran dan Realisasi Akseptor Aktif, PUS, dan Akseptor Baru Menurut Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2015

No Kecamatan

Akseptor Aktif PUS Akseptor Baru

Sasaran Realisasi Sasaran Realisasi Sasaran Realisasi

1 Datuk Bandar 3.563 3.554 5.460 5.406 1.039 1.308 2 Datuk Bandar Timur 2.887 2.824 4.318 4.266 625 614 3 Tanjungbalai Selatan 2.041 1.896 2.997 2.931 662 739 4 Tanjungbalai Utara 1.328 1.280 2.119 2.063 392 402 5 Sei Tualang Raso 2.402 2.312 3.660 3.571 686 785 6 Teluk Nibung 3.966 3.893 5.834 5.777 1189 877 Kota Tanjungbalai 16.187 15.759 24.388 24.014 4.593 4.725 Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2016

B. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera

Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah dengan jumlah keluarga pra sejahtera terbanyak di Kota Tanjungbalai. Sampai dengan 2015, jumlah keluarga pra sejahtera di Kecamatan Teluk Nibung sebanyak 2.008 keluarga. Sedangkan Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah dengan jumlah keluarga pra sejahtera terkecil dengan jumlah 452 keluarga.

Di sisi lain, Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah dengan jumlah keluarga sejahtera terbanyak di Kota Tanjungbalai. Sampai dengan 2015, terdapat 7.147 keluarga sejahtera di Kecamatan Datuk Bandar.

Gambar 2.31.

Banyaknya Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera di Kota Tanjungbalai, 2015 Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2016

2.3.1.13. Sosial

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan

fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar.

Menurut Kementerian Sosial RI, saat ini tercatat ada 26 jenis PMKS. Berikut ini hanya disajikan 25 jenis PMKS, karena data Komunitas Adat Terpencil (KAT) tidak tersedia disebabkan Kota Tanjungbalai tidak memiliki daerah pedalaman. Pada Tahun 2015, jumlah jenis PMKS yang terbanyak adalah fakir miskin sebanyak 15.037 keluarga.

Tabel 2.55.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota Tanjungbalai, 2011-2015

No Jenis PMKS 2011 2012 2013 2014 2015

1 Anak Balita Terlantar 204 136 36 55 196

2 Anak Terlantar 264 253 116 193 196

3 Anak Berhadapan dengan Hukum n.a n.a 19 10 8

4 Anak Jalanan 168 68 56 34 58

5 Anak dengan Kedisbilitasan 168 24 90 115 151

6 Anak Korban Tindak Kekerasan 7 4 13 17 11

7 Anak Memerlukan Perlindungan Khusus n.a n,a 47 14 31

8 Lanjut Usia Terlantar 365 413 892 477 1.783

9 Penyandang Disabilitas 359 204 204 250 274

10 Tuna Susila 162 47 32 17 26

11 Gelandangan 27 20 18 13 5

12 Pengemis 130 30 12 17 16

13 Pemulung 27 20 89 89 56

14 Kelompok Minoritas n.a n,a 9 4 3

15 Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan

n.a n.a 114 149 157

16 Orang dengan HIV AIDS (ODH) n.a n.a 14 2 -

17 Korban Penyalahgunaan n.a n.a 98 176 258

18 Korban Trafficking n.a n.a 3 1 -

19 Korban Tindak Kekerasan 50 9 22 9 7

20 Pekerja Migran bermasalah sosial n.a n.a 18 44 293

21 Korban Bencana Alam n.a n.a 54 62 33

22 Korban Bencana Sosial n.a n.a 5 2 -

23 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi 931 779 1.133 1.714 2.634

24 Fakir Miskin n.a n.a 1.685 3.165 15.037

25 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 66 69 64 100 67

Sumber: Dinas Sosial Kota Tanjungbalai, 2016 2.3.1.14. Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja laki-laki di Kota Tanjungbalai pada 2015 sebanyak 64.659 orang yang terdiri dari angkatan kerja laki-laki sebanyak 43.068 orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 21.591 orang.

Dilihat dari jenis lapangan pekerjaan utama, penduduk Kota Tanjungbalai dominan bekerja pada sektor jasa yang terdiri dari sektor perdagangan, transportasi, keuangan jasa kemasyarakatan. Jumlah tenaga kerja terbanyak terdapat pada sektor jasa yakni sebanyak 45.392 orang atau sekitar 70 persen, kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebanyak 12.711 orang atau sebesar 20 persen dan selanjutnya manufaktur sebanyak 6.556 orang sebesar 10 persen.

Tabel 2.56.

Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 49-60)

Dokumen terkait