• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laboratorium Observasi Oceanografi dan Pemodelan

Dalam dokumen Laporan Kegiatan Bulanan 2017 (Halaman 27-34)

BAB V. LAYANAN IPTEK

5.1 Laboratorium Riset Kelautan

5.1.4 Laboratorium Observasi Oceanografi dan Pemodelan

Perkembangan dan kemajuan suatu unit kerja dapat diukur dari perkembangan kinerja dan hasil kegiatan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR.PER.34/MEN/2011, tugas pokok dan fungsi Seksi Pelayanan Teknis BROL adalah melakukan pelaksanaan kerjasama penelitian dan observasi serta diseminasi, komunikasi, publikasi dan dokumentasi hasil penelitian dan observasi strategis di bidang kelautan.

Layanan Laboratorium Observasi dan Pemodelan Laut BROL meliputi operasionalisasi peralatan survei dan observasi laut, terutama variabel fisik, serta dokumentasi dan publikasi data kondisi laut baik yang bersumber dari stasiun observasi maupun prediksi model. Di tahun 2017 stasiun observasi laut yang beroperasi sebanyak 10 unit dengan lokasi stasiun adalah sebagai berikut:

a) Perairan Selat Bali, Bali i) Perairan Bolang Uki, Sulawesi Utara j) Perairan Kema, Sulawesi Utara

Variabel yang diukur pada stasiun observasi laut adalah suhu, konduktivitas, kandungan oksigen dan konsentrasi klorofil. Pengukuran dilakukan pada lapisan permukaan dengan kedalaman sensor sekitar 5 m.

Kegiatan yang dilakukan pada bulan Juni:

a. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kebutuhan survei lapangan dalam kegiatan penelitian di BROL

b. Melakukan monitoring dan pengolahan data yang bersumber dari sistem alat observasi laut (sistem buoy permukaan) di 5 lokasi yaitu:

- Buoy 01: Perairan Selat Bali, Bali - Buoy 02: Perairan Ende, NTT - Buoy 03: Perairan Kupang, NTT

- Buoy 07: Perairan Bunta, Sulawesi Tengah - Buoy 08: Perairan Sigenti, Sulawesi Tengah

Pada bulan ini dilakukan Inventarisasi sarana dan prasarana penunjang kegiatan litbang dilakukan untuk mengetahui jumlah dan kondisi peralatan yang ada di BROL. Sarana dan prasarana dimaksud berupa peralatan dan perlengkapan survei dan monitoring kondisi fisik perairan yang dalam penggunaannya dioperasikan oleh Lab Observasi dan Pemodelan Laut. Peralatan dan perlengkapan yang berada dalam kondisi baik diharapkan dapat membantu kelancaran kegiatan suatu penelitian.

Monitoring dan dokumentasi data yang bersumber dari stasiun observasi laut diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengukuran dan menyediakan

data yang siap digunakan lebih lanjut. Pengolahan data awal dilakukan dengan menyaring (filtering) data dengan nilai yang berada di luar batas kewajaran (tresshold). Data yang telah melalui tahap penyaringan kemudian didokumentasikan untuk keperluan lebih lanjut. Sampai saat ini telah terdokumentasikan hasil dari pengukuran stasiun observasi laut di 5 lokasi.

Selain itu pada bulan ini telah dilakukan koordinasi dengan tim program terkait adanya rencana adanya kegiatan perawatan BUOY di 5 titik lokasi.

Pembasan yang dilaksanakan yaitu rencana penyusunan anggaran untuk perawatan BUOY.

Persentase data hasil pengamatan buoy dengan kualitas baik.

Periode: 1 – 30 Juni 2017

Tabel 10. Hasil Monitoring Kegiatan Alat Observasi Laut (BUOY)

No Stasiun Parameter Persentase data bagus 1 Selat Bali

Perhitungan persentase keberhasilan pemantauan dengan buoy pantai dilakukan dengan memperhatikan jumlah data yang masuk dan data yang diterima dengan kualitas baik. Kriteria data dengan kualitas baik adalah data dengan nilai yang berada didalam batas kewajaran (tresshold). Batas yang digunakan untuk suhu adalah 25 0C – 34 0C, konduktivitas 30 mS/cm – 60 mS/cm, klorofil 0 µg/l – 50 µg/l, dan oksigen terlarut 1 ml/l – 12 ml/l.

Persamaan untuk perhitungan persentase data hasil pemantauan:

.

Grafik data hasil pemantauan.

Plot deret waktu dari suhu, konduktivitas, klorofil, dan kadar oksigen (DO) di 10 stasiun observasi laut pada bulan Juni tahun 2017 diperlihatkan sebagai berikut:

1. Stasiun perairan Selat Bali.

2. Stasiun perairan Ende.

3. Stasiun perairan Kupang.

4. Stasiun perairan Bunta.

5. Stasiun perairan Sigenti.

Rencana kegiatan pada bulan selanjutnya:

a. Monitoring dan dokumentasi data yang terukur dari alat observasi laut di 5 lokasi

b. Persiapan penyediaan data untuk operasionalisasi Ocean Forcasting System.

c. Maintenance dari Provider

5.2 Infrastructure Development of Space Oceanography (INDESO)

Infrastucture Development Of Space Oceanography (INDESO) merupakan sebuah Proyek kerja sama dengan Pemerintah Prancis yang dimiliki oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyaii infrastruktur oseanografi berbasis teknologi satelit dan mulai diimplementasikanpada tahun 2012 dan menjadi inovasi teknologi pertama di Indonesia yang mengadopsi sistem operasional oseanografi.

Sistem ini dikembangkan sebagai wujud konsistensi pemerintah dalam menjami keberlangsungan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara lestari

dan berkelanjutan. INDESO merupakan program yang didesain untuk memantai kondisi perairan Indonesia termasuk biogeokimia dan ekosistem dengan melibatkan berbagai displin ilmu dalam pengimplementasiannya. INDESO ditujukan juga untuk memperketat pengawasan terhadap aksi pencurian ikan di perairan Indonesia sekaligus melindungi kekayaan biodevitasnya.

Proyek ini mengacu pada pembentukan jaringan pengamatan oseanografi yang nyata, adaptasi pengembangan bentuk dan prediksi dalam sistem pengolahan maupun analisa sehingga dimungkinkan untuk melakukan pemeliharaan perikanan secara berkesinambungan oleh nelayan di Indonesia.

Proyek INDESO yang berlangsung selama ini mencakup dua kegiatan utama.

Pertama, pembangunan infrastruktur ground station/satellite reception dan fasilitas pengolah datanya. Kedua, pengembangan infrastruktur computing untuk pemodelan oseanografi dan hayati laut. Keduanya dibangun di BROL Perancak – Bali, sedangkan sistem basis data sebagai sistem backup (Redundant Database System) dibangun di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BalitbangKP) di Jakarta.

Pada Bulan juni ini telah dilaksanakan beberapa kegiaan diantaranya :

a. Mendukung operasi laut PSDKP-BAKAMLA di Perairan Natuna dan Operasi Malindo di Malaka

b. Monitoring sistem INDESO, menanggapi email, respon user, monitoring antena (test pass antena secara rutin)

c. Penambahan user 17 baru pada website Indeso d. Update software SLEWPLAN

e. Perencanaan dan penyusunan jadwal acq untuk Subdirektorat Bea Cukai di perairan Sulawesi 2 scene dan Papua Utara 2 scene, order acq plan ke MDA, dan ingest framing ke RVAS Maestro

f. Analisis posisi kapal ber-VMS/AIS, akuisisi dan analisis radar di perairan Sulawesi 2 scene dan Papua Utara 2 scene

g. Penulisan Paper h. Penyusunan Jurnal

i. Upadate srcipt split.py untuk palikasi vms j. Daily Monitoring VMS

k. Penyusunan laporan Monev l. Training cosmo

m. Training APT n. Mempelajari VIIRS

o. self developtment skcikit - learn

p. self developtment sklearn K nearest neigtbour (KNN) classification q. self developtment pandas seaborn and sklearn

r. Menyusun KAK Sys Ops tahun 2018

s. Menyusun KAK dan RAB oprasional dan pemeliharaan gedung INDESO tahun 2018

t. Reproses data l2 radar

u. Revisi data Arafura 2015-2016 v. Membuat PPT Indeso untuk KaPus w. Perbaikan pompa air

Dalam dokumen Laporan Kegiatan Bulanan 2017 (Halaman 27-34)

Dokumen terkait