• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

LABRADOR RETRIEVER

Labrador Retriever adalah anjing yang terpopuler dan terbanyak dalam registrasi-nya di Amerika pada saat ini. Labrador dan Golden bisa disamakan atau dimiripkan dalam satu dan lain hal, namun kedua jenis ini adalah berbeda. Ini bisa dilihat dari standarisasinya. Adapun kemiripan kedua jenis ini termasuk kedalam jenis Retriever dan sangat suka terhadap air. Dan juga mereka adalah anjing keluarga yang sangat handal, mempunyai temperamen yang sangat bagus. Labrador Retriever lebih dipilih mungkin karena perawatan bulunya yang jauh lebih mudah. Pemeliharaannya juga termasuk cukup gampang. Labrador Retriever termasuk ke dalam kategori double coated breed atau memiliki dua lapisan bulu. Lapisan bulu dalamnya (undercoat) yang menjadi pelindung memungkinkan Labrador Retriever untuk terjun ke air dingin tanpa merasa kedinginan (Anonimc 2007).

Labrador Retriever dipakai oleh pemburu dalam berburu burung dan hewan-hewan kecil lainnya. Biasanya pemburu di Eropa memakai dua jenis anjing dalam berburu, yaitu Cocker Spaniel dan Labrador. Cocker berfungsi untuk

flushing (menyerbu tempat berkumpulnya burung atau hewan lainnya sehingga mereka terbang dan lari dari tempat persembunyiannya). Sehingga memungkinkan pemburu untuk memulai aksinya. Labrador Retriever dipakai untuk mengambil hasil buruan yang sudah ditembak, baik di semak-semak ataupun di air dan mengembalikannya kepada sang pemburu (retrieving). Labrador Retriever lebih dipakai dalam retrieving karena mempunyai keunggulan yang lebih baik di bandingkan dengan jenis lainnya, yaitu mempunyai soft mouth. Maksudnya adalah dalam mengambil buruannya, mulut Labrador Retriever demikian lembutnya sehingga tidak akan meninggalkan bekas gigitan pada hewan yang diambil dengan mulutnya (Anonimc 2007).

Sejarah

Berbeda dengan namanya, Labrador Retriever bukan berasal dari daerah Labrador di Canada, namun berasal dari daerah Newfoundland yang juga terletak di Canada sekitar tahun 1820-an. Pada tahun 1822, Earl Of Malmesbury II yang pertama kali melihat seekor anjing hitam (black water dog) di Poole Harbour. Karena kekagumannya terhadap anjing ini, kemudian ia membawanya ke Inggris. Ia menyebut mereka Little Newfoundlanders. Karena menganggap namanya yang terlalu panjang, Earl Of Malmesburry III, seorang duda yang dengan serius mulai membiakkan jenis ini, mengganti namanya menjadi Labrador. Lord Malmesburry kemudian memberikan beberapa anjingnya kepada Duke of Buccleuch dan kemudian Labrador Retriever ini mulai menyebar ke kalangan bangsawan Inggris pada mulanya dan kemudian ke seluruh Inggris dan bahkan ke seluruh dunia. Para bangsawan yang terlibat dalam pelestarian Labrador Retriever ini selain yang disebutkan diatas antara lain: Lady Jacqueline Barlow, Viscount Knutsford III, Lorna Countess Howe, bahkan Her Majesty Queen Elizabeth II. Sang Ratu Inggris ini sangat menyukai jenis Labrador Retriever ini bahkan sampai mempunyai kennel untuk Labrador Retriever dengan nama Sandringham. Kennel Sang Ratu Inggris ini cukup disegani dalam Field Trial, dimana biakan Sang Ratu ini sangat handal dan beberapa diantaranya telah menyandang gelar FT.Ch. (Field Trial Champions). Fondasi Kennel Sang Ratu ini berasal dari biakan Countess Howe (Banchory Labrador) yang diberikan kepada Alm. King George VI (Anonimc 2007).

Perkembangan Warna dan Standarisasi

Pada mulanya Labrador yang dikenal hanya Labrador yang berwarna hitam saja. Apabila dalam proses breeding muncul warna kuning, maka sang

breeder tidak akan berani mengakuinya. Bahkan Lorna, Countess Howe pernah mengatakan kepada seorang temannya yang menanyakan mengenai Labrador Kuning , lalu beliau menjawab Labrador adalah anjing hitam.Walaupun pada akhir hayatnya ia berfoto juga dengan Labrador Kuning diantara Tim Labrador Hitamnya. Pada awal abad ke-20, beberapa breeder seperti Keluarga Rasclyffes dan Mrs. Wormald mulai menyukai warna kuning pada Labrador ini dan dengan

sengaja membiakkannya. Ini terjadi sebelum Perang Dunia, walaupun mereka tidak diakui untuk beberapa tahun lamanya. Bahkan dalam Crufts Dog Show (Dog Show paling bergengsi di Inggris), seorang asisten juri pernah mencoba untuk menyuruh Mrs. Wormald dengan salah satu dari Knight Labradors menuju ke ring Golden Retriever, namun ditolak dengan keras olehnya. Labrador kuning pertama yang diregistrasi oleh The Kennel Club (Inggris) adalah Ben Of Hyde pada tahun 1899. Ben adalah cikal-bakal Labrador kuning yang ada sekarang (Anonimc 2007).

Gambar 5. Tampilan umum Labrador Retriever (Anonimc 2007).

Kemudian disekitar tahun 1930-an, Lady Ward dari Chiltonfoliat Labradors, berusaha membiakkan dan membangun warna Liver (Coklat), namun tidak semudah diakui seperti halnya warna kuning. Dan walaupun beberapa

breeder membiakkannya dengan sengaja diantara dan setelah Perang Dunia kedua, mereka baru mulai dikenal. Dan hanya pada Standar Labrador yang direvisi pada tahun 1950 kemudian warna Liver (Coklat) mulai diakui. Mrs. Mary Roslin Williams adalah juri pertama yang memberikan CC (Chocolate Champion) kepada Labrador coklat betina milik Mrs. Pauling, Ch. Cookridge Tango, Champion Labrador coklat yang pertama. Labrador Retriever di Inggris pernah hampir terpecah menjadi 2 varietas,hitam dan kuning pada tahun 1925, warna coklat sudah ada waktu itu namun belum diakui. Labrador kuning sempat memiliki standarisasi tersendiri dan klub sendiri pula. Kedua warna ini tidak jadi terpisah dan standarisasi untuk warna hitam yang dipergunakan dan kemudian disempurnakan kembali pada tahun 1950, dimana pada revisi ini warna coklat

sudah diakui. Standarisasi Labrador Retriever ini sudah beberapa kali mengalami perubahan. Revisi atau perubahan yang terakhir dilakukan pada tanggal 24 Juni 1987 di Jerusalem. Standarisasi inilah yang dipakai dan dikenal oleh FCI dan berlaku di negara-negara anggotanya di seluruh dunia, kecuali bila ditentukan lain oleh Breed Club di negara bersangkutan (Anonimc 2007).

Walaupun dalam rating-nya Labrador Retriever (sama seperti Golden Retriever) adalah termasuk kedalam kategori Excellent Watch Dog, namun ia bukanlah Guard Dog. Maksudnya disini adalah walaupun ia bisa menyalak jika ada orang asing, tetapi kita tidak bisa mengharapkannya untuk menyerang orang. Apabila ingin anjing yang bisa menjaga properti, maka Labrador bukanlah anjing yang cocok. Walaupun pernah ada kabar yang mengatakan bahwa Labrador menyerang orang untuk melindungi jiwa tuannya yang dalam keadaan bahaya (Anonimc 2007).

Keunggulan-keunggulan

- Tempramennya yang sangat luar biasa baik - Gundog yang istimewa

- Anjing keluarga yang sangat baik

- Sangat baik dan dapat dipercaya terhadap anak-anak kecil. - Retriever yang istimewa

- Lebih disenangi sebagai guide dog (anjing penuntun) untuk orang-orang cacat.

- Gampang / mudah untuk dilatih

- Bila disosialisasikan dari awal, akan bisa digabung bersama dengan hewan peliharaan lainnya, seperti: kucing dan bahkan hamster

- Perawatan bulu yang relatif lebih mudah

- Punya insting natural yang kuat untuk menyenangkan hati majikannya - Sangat mencintai majikannya dan juga keluarga majikannya

Jangka Waktu Hidup

Diperkirakan dapat hidup sampai 15 tahun.

Ukuran

Ukuran ideal bagi dari withers (bagian tertinggi dari punggung) ke kaki: - anjing jantan adalah: 56-57 cm (22-22 ½in)

- anjing betina adalah: 54½ -56 cm (21 ½- 22 in)

Bulu

Memiliki bulu yang sangat tebal dan lebat, tidak berombak ataupun

feathering dengan undercoat yang tahan terhadap segala cuaca. Warna Labrador yang diakui sampai saat ini adalah: hitam, kuning dan coklat. Sedikit spot putih pada dada diijinkan (Anonimc 2007).

Karakter

Sangat pintar dan memiliki insting bekerja secara natural membuat Labrador Retriever ini hampir sempurna sebagai gundog. Walaupun sangat periang dan sangat aktif pada masa kecilnya, anjing jenis ini adalah anjing yang sangat bersahabat, ingin bekerja untuk menyenangkan tuannya, patuh, gampang bersosialisasi, penuh kasih sayang, mudah menyesuaikan diri, bijaksana, pengertian, setia, sangat mudah untuk dilatih, mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan pemiliknya, suka bermain, dapat menjadi teman yang baik untuk anak-anak kecil, memiliki hidung yang sangat baik dalam melacak (Anonimc 2007).

Yang harus lebih diperhatikan dari Labrador Retriever ini adalah dalam masalah makan. Labrador Retriever mempunyai kecenderungan untuk makan terus, apabila tidak dikontrol, akan menyebabkan kegemukan dan dalam jangka panjang akan merusak strukturnya. Pernah dilaporkan bahwa seekor Labrador Retriever sanggup menghabiskan Dog Food sebanyak 15 kg dalam waktu satu hari. Oleh sebab itu penting sekali bagi pemilik Labrador Retriever untuk memberikan takaran makanan yang sepantasnya. Labrador matang dalam waktu yang cukup lambat, baik secara mental maupun secara fisik (Anonimc 2007).

Latihan yang Diperlukan

Labrador adalah anjing yang sangat pintar, oleh sebab itu tidak sulit untuk melatihnya, karena ia belajar dengan cepat dan suka untuk bekerja untuk pelatih / majikannya. Walaupun memiliki tubuh yang cukup besar, seekor Labrador Retriever hanya membutuhkan latihan dalam taraf sedang-sedang saja. Minimal satu jam sehari lari bebas di lapangan terbuka. Oleh karena sifat alamiahnya sebagai anjing Retriever, kita bisa memanfaatkan sifatnya ini dalam latihan, dengan cara mengajaknya bermain lempar bola. Apabila ia sudah terlatih, ia akan dengan cepat bisa mengembalikan bola yang sudah dilemparkan kepada anda. Labrador sangat tergila-gila dengan air dan retrieving (Anonimc 2007).

Klasifikasi

Sporting Group / Retrievers / GunDog (FCI Group 8) Diakui oleh: AKC (Amerika), FCI (Badan Kinologi Dunia), ANKC (Australia), CKC (Kanada), KC (The Kennel Club Inggris), KUSA. Labrador Retriever memiliki dua tipe utama, yaitu tipe Eropa/Inggris (British/European Type) dan Tipe Amerika (American Type). Perbedaan kedua tipe ini tidaklah terlalu banyak. Secara sekilas, tipe Amerika lebih tinggi sedikit (satu atau dua inch), lebih ramping dibanding tipe Eropa, namun memiliki langkah yang lebih bagus dibandingkan dengan tipe Eropa. Tipe Eropa lebih pendek, lebih kekar dan kokoh, lebih lebar, dan memiliki kepala yang lebih bagus dan besar. Pendek kata, lebih kelihatan sangar dibandingkan dengan tipe Amerika. Yang akan dibahas disini adalah Tipe Eropa/Inggris, sebab Indonesia memakai sistem standarisasi menurut FCI, dan FCI memakai standarisasi versi Eropa (Anonimc 2007).

Standarisasi Labrador Retriever menurut FCI (FCI Standart No. 122/29.01.1999/GB) Tgl. 24.06.1987 di Jerusalem

Penampilan Umum

Bertubuh kuat dan kekar; proporsional; sangat aktif; tengkorak yang lebar; dada yang lebar dan dalam; rusuk yang lebar; bagian pinggang lebar dan kuat sampai pada bagian belakang (Anonimc 2007).

Temperamen:

Mempunyai temperamen yang bagus, sangat tangkas/cekatan, mempunyai daya penciuman yang istimewa, mempunyai gigitan yang sangat lembut, sangat menyukai air. Gampang beradaptasi, teman yang sangat setia. Pintar, mudah untuk dilatih, dengan keinginan yang kuat untuk menyenangkan majikannya. Mempunyai sifat alamiah yang sangat baik, dengan tidak ada sedikitpun sifat agresif dan sifat pemalu yang tidak semestinya (Anonimc 2007).

Gambar 6. Labrador Retriever dewasa (Anonimc 2007).

Kepala:

- Tengkorak: lebar, bersih dengan kedua pipi yang tidak kelihatan tembem

fleshy cheeks.

- Hidung: lebar dan cuping hidung terbentuk dengan baik. - Moncong: kuat / kokoh, tidak lancip / runcing.

- Rahang/Gigi: Rahang dengan panjang yang medium, rahang dan gigi kuat, dengan gigitan menggunting yang sempurna, teratur dan lengkap, yaitu gigi atas menangkup rapat didepan gigi bawah/tertanam di kedua rahang. - Mata: berukuran medium, menyiratkan kecerdasan & tempramen yang

bagus. Berwarna coklat atau hazel.

Leher:

Bersih, kuat dan berotot, ditopang oleh bahu yang baik. Badan:

Punggung : Topline lurus.

Pinggang : Lebar, pendek dan kuat

Dada : mempunyai lebar dan kedalaman yang baik, dengan rusuk yang mengembang dengan baik.

Ekor:

Ciri khas istimewa pada Labrador Retriever ini adalah memiliki Otter Tail, sangat tebal pada pangkalnya, secara perlahan mengecil pada ujungnya, dengan panjang yang medium, bebas dari bulu-bulu halus (feathering), tetapi tertutup dengan padat/tebal seluruhnya dengan bulu yang pendek, tebal dan padat sehingga memberikan kesan bulat, itulah yang dimaksud dengan Otter tail. Ekor bisa terangkat lebih tinggi dari topline, namun tidak boleh melengkung di belakangnya (Anonimc 2007).

- Bagian Depan:

Kaki bagian depan mempunyai tulang yang cukup baik dan lurus dari siku sampai ke tanah bila dilihat dari depan ataupun samping. Bahu panjang dan sloping (menurun).

- Bagian Belakang:

Terbentuk dengan baik, tidak menurun (sloping) ke ekor. Stifle / lekukan sisi depan paha terbentuk dengan baik. Kaki bulat dan kompak, jari kaki melengkung dengan baik dan telapak kaki terbentuk dengan baik. Siku belakang (hock) menumpu dengan baik, lurus bila dilihat dari belakang, tidak bengkok ke dalam maupun ke luar. Siku yang bengkok ke dalam (cow hock) sangat tidak disukai.

Gait / gerakan:

- Langkah bebas. Lurus dan benar jika dilihat dari depan dan belakang. - Bulu & Warna:

Bulu merupakan ciri khas istimewa dari jenis ini yang: pendek, padat/tebal/lebat tanpa gelombang/ombak (wavy) ataupun berbulu halus

(feathering), memberikan rasa sedikit kasar ketika disentuh, dan undercoat

yang tahan segala cuaca.

Warna hitam pekat, kuning dan coklat. Warna kuning dimulai dari krem muda (light cream) sampai ke warna red fox (warna keemasan sepeti pada rubah).

- Size / Ukuran:

Ukuran ideal bagi dari withers (bagian tertinggi dari punggung) ke kaki: anjing jantan adalah: 56-57 cm (22-22½ ins)

anjing betina adalah: 54 -56 cm (21½ - 22 ins)

DARAH

Darah dianggap sebagai jaringan ikat khusus yang terdiri dari sel-sel bebas dan cairan interseluler atau plasma (Copenhaver et al. 1978). Warna merah pada darah segar disebabkan oleh adanya hemoglobin dalam eritrosit. Cairan plasma berwarna kuning sampai tidak berwarna tergantung kuantitas, spesies dan makanan. Beberapa spesies seperti anjing, kucing, kambing dan domba cairan plasmanya tidak berwarna. Sementara sapi dan kuda biasanya lebih kuning. Hal ini terutama akibat variasi konsentrasi pigmen bilirubin, walaupun juga bisa dipengaruhi oleh karoten dan pigmen-pigmen lain (Swenson 1984)

Kandungan benda-benda darah pada anjing normal adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah kandungan benda darah pada anjing normal

No Benda darah Kandungan dalam darah

1. Eritrosit 6.2 juta/mm3

2. Trombosit 150-300 ribu/mm3

3. Leukosit: 8-18 ribu/mm3

Neutrofil 65-70 % dari jumlah total leukosit Eosinofil 2-5 % dari jumlah total leukosit

Basofil 0-1 % dari jumlah total leukosit Limfosit 20-25 % dari jumlah total leukosit Monosit 0-5 % dari jumlah total leukosit (Sumber: Swenson 1984)

Plasma Darah

Plasma secara histologi merupakan cairan homogen sedikit basa mengandung globulin, albumin, garam anorganik, klorida, bikarbonat dan sodium fosfat (Copenhaver et al 1978). Protein plasma yang telah diidentifikasi adalah albumin, globulin dan fibrinogen (Swenson 1984). Jumlah plasma darah yaitu antara 55-70% total darah. Hati mensintesa dan melepaskan lebih dari 90% protein plasma (Martini et al 1992). Protein plasma tidak ditujukan untuk kebutuhan nutrisi tapi tetap dipertahankan keberadaannya dalam plasma. Secara eksperimental kandungan protein bisa diturunkan tapi beberapa hari akan normal kembali (Copenhaver et al 1978). Selain terdapat protein, dalam plasma juga terdapat air. Interaksi antara protein yang ada dalam plasma dan molekul air yang mengelilinginya membuat plasma relatif lengket, kohesif dan tetap mengalir. Sifat ini menentukan viskositas cairan (Martini et al 1992). Selain itu, plasma darah berfungsi memelihara darah normal dengan mempengaruhi kestabilan eritrosit, keseimbangan asam basa darah, kelarutan karbohidrat, lipid dan substansi yang ada dalam plasma (Swenson 1984).

Eritrosit

Eritrosit pada mamalia tidak berinti, berbentuk cawan bikonkaf serta tidak memiliki apparatus golgi, sentriol dan sebagian besar mitokondria karena lenyap selama proses pematangan yang berlangsung sebelum memasuki aliran darah. Ukuran eritrosit anjing adalah 7,0 μm (Dellmann dan Brown 1987)Status nutrisi dan spesies membuat adanya perbedaan tersebut (Swenson 1984). Eritrosit muda yang baru saja dilepaskan ke dalam sirkulasi (memiliki sisa RNA) disebut retikulosit karena masih mengandung jaringan retikular poliribosom. Setelah kehilangan jaringan retikular poliribosom disebut eritrosit dewasa (McLay 2005).

Tabel 3. Kisaran jumlah eritrosit pada berbagai hewan dan manusia

Hewan Juta/mm3 atau juta/μl

Kucing 6-8 Sapi 6-8 Ayam 2.5-3.2

Anjing 6-8

Kambing 13-14

Kuda ( kecil/berdarah panas) 9-12

Kuda (besar/berdarah dingin) 7-10

Babi 6-8 Merpati 3.5-4.5 Kelinci 5.5-6.5 Domba 10-13 Manusia; Lelaki Perempuan 5-6 4-5 (Sumber: Swenson 1984)

Eritrosit berfungsi dalam pengangkutan oksigen dan karbondioksida (CO2). Tekanan oksigen yang tinggi, temperatur yang lebih rendah dan pH yang lebih tinggi dalam kapiler paru-paru menyebabkan pembentukan oxyhemoglobin. Sebaliknya pada kondisi tekanan oksigen yang rendah, temperatur yang tinggi dan pH yang lebih rendah di jaringan menyebabkan pelepasan oksigen dari

oxyhemoglobin (Ganong 1995).

Sedangkan pengangkutan CO2 terjadi melalui kombinasi antara air (H2O) dan CO2 membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Ion bikarbonat kemudian berdifusi keluar dari eritrosit dan dibawa dalam darah menuju paru-paru. Reaksi pembentukan asam karbonat dengan bantuan enzim carbonic anhidrase akan kembali terjadi di dalam paru-paru yang selanjutnya terurai menjadi air dan CO2 (Swenson 1984). Umur eritrosit anjing sehat sekitar 124 hari (Swenson 1984). Eritrosit akan dikeluarkan dari peredaran darah setelah melewati limpa, sumsum tulang dan hati oleh retikulo endothelial system (RES) (Dellmann dan Brown 1987).

Gambar 8. Eritrosit pada anjing normal , menggunakan pewarnaan giemsa 10% dengan pembesaran 100x10. (Anonim 2004)

Hemoglobin

Hemoglobin merupakan komponen penting dalam eritrosit yang menyebabkan warna merah (Swenson 1984). Heme disintesis melalui tahapan yang kompleks dengan melibatkan enzim mitokondria dan sitosol. Tahap awal dalam sintesis heme berlangsung di dalam mitokondria dengan terjadinya kondensasi antara Succinil CoA dan Glycerine oleh ALA synthase untuk membentuk 5-aminolevulic Coproporphyrinogen III. Molekul ini kembali ke dalam mitokondria dan mengalami reaksi tambahan menghasilkan

Protoporphyrine IX. Ion besi di dalam mitokondria akan dimasukkan ke dalam struktur Protoporphyrine IX dengan bantuan enzim ferrochelatase, menghasilkan molekul heme (Bunn dan Forget 2002).

Kombinasi antara dua rantai alfa dan dua rantai non alfa globin dengan empat molekul heme menghasilkan sebuah molekul hemoglobin yang lengkap. Kombinasi antara dua rantai alfa dan dua rantai gamma membentuk hemoglobin F. Sedangkan kombinasi antara dua rantai alfa dan dua rantai beta membentuk hemoglobin dewasa (hemoglobin A) (Bunn dan Forget 2002).

Hematokrit

Hematokrit atau Packed Corpuscular Volume (PCV) adalah suatu ukuran yane mewakili volume eritrosit di dalam 100 ml darah, sehingga dilaporkan dalam bentuk persentase. Dalam pengukuran nilai hematokrit, darah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu eritrosit di bagian dasar, leukosit dan trombosit yang merupakan lapisan berwarna putih sampai abu-abu (Buffy coat) serta plasma darah pada bagian paling atas (Schalm 1975). Pada saat perdarahan jumlah eritrosit yang hilang berbanding lurus dengan plasma darah sehingga nilai hematokrit tidak berubah. Namun nilai hematokrit yang rendah dapat menyebabkan anemia (Duncan dan Prase 1977).

Indeks Eritrosit

Indeks sel darah merah digunakan untuk mendefinisikan ukuran dan kandungan dari sel darah merah yang terdiri dari Mean Corpuscular Volume

(MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH), Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) (Nordenson 2002). Indeks tersebut berguna dalam menentukan tipe anemia (berdasarkan morfologi) yang diderita oleh hewan (Brown 1980).

Mean Corpuscular Volume (MCV)

Nilai MCV mengindikasikan volume rata-rata sel darah merah. Bila nilai MCV berada di bawah kisaran normal disebut mikrositik. Bila nilai MCV berada di atas kisaran normal disebut makrositik. Sementara, bila nilai MCV masih berada dalam kisaran normal disebut normositik (Brown 1980).

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)

Nilai MCH menunjukkan nilai rata-rata berat hemoglobin yang terdapat di dalam satu sel darah merah (Brown 1980).

MCV (pg) = (Hb/PCV) x 10

Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)

MCHC merupakan nilai rata-rata konsentrasi hemoglobin di dalam 100cc eritrosit. MCHC menunjukkan perbandingan antara berat hemoglobin terhadap volume sel darah merah (Brown 1980). Bila nilai MCHC berada dibawah kisaran normal disebut hipokromik. Bila nilai MCHC berada dalam kisaran normal disebut normokromik. Sedangkan hiperkromik tidak terjadi karena struktur fisik eritrosit yang terbatas terhadap hemoglobin (Nordenson 2002).

MCHC (g%) = (Hb/PCV) x 100

Leukosit

Leukosit dibagi kedalam dua kelompok yaitu granulosit yang memiliki butir spesifik dan agranulosit yang tidak memiliki butir spesifik dalam sitoplasma (Dellmann dan Brown 1987)Dalam tubuh, leukosit terdapat di dalam pool sirkulasi dan pool marginal yaitu dengan menggelinding sepanjang dinding pembuluh-pembuluh darah kecil organ seperti limpa dan paru-paru (Jain 1993). Granulosit

Neutrofil

Neutrofil dewasa memiliki nukleus yang bersegmen. Sedangkan neutrofil muda disebut juga band cell memiliki nukleus yang menggulung atau seperti batang tanpa segmentasi (Swenson 1984). Diameter neutrofil (10-12 μm), memiliki butir halus yang tidak bersifat asidofil maupun basofil (Dellmann dan Brown 1987). Butir-butir spesifik tersebut mengandung lisozim, suatu bakterisida karena mampu menghidrolisis glikosida yang terdapat pada dinding bakteri. Komponen penting lainnya adalah laktoferrin, suatu protein yang berikatan dengan ion besi dan bersifat bakterisida terhadap bakteri yang memerlukan ion besi. Sedangkan butir azurofil mengandung enzim hidrolitik, lisozim dan mieloperoksidase yang menjadi bakterisida bila kompleks dengan hidrogen peroksida (H2O2) melepas oksigen aktif (Dellmann dan Brown 1987).

Neutrofil merupakan sel leukosit dengan mobilitas tinggi sehingga menjadi sel pertama yang sampai ke jaringan penghasil substansi kimia yang bersifat kemotaksis (Martini et al 1992). Substansi kimia tersebut mampu merangsang neutrofil keluar dari pembuluh darah melalui proses diapedesis atau gerakan amuboid (Swenson 1984l). Neutrofil yang berhasil migrasi ke jaringan tidak akan kembali ke dalam sirkulasi darah (Jubb et al 1993).

Eosinofil

Eosinofil memiliki nukleus bergelambir dua, dikitari butir-butir asidofil yang cukup besar berukuran 0,5-1,0 μm. Diameter eosinofil 10-15 μm dan jangka hidup didalam sirkulasi darah antara 3-5 hari (Dellmann dan Brown 1987). Eosinofil berperan sebagai sel fagosit tapi bukan terhadap bakteri atau runtuhan- runtuhan sel, melainkan terhadap komponen asing yang telah bereaksi dengan antibodi (Martini et al 1992). Eosinofil ditarik ke lokasi terjadinya reaksi antigen- antibodi kemudian memakan kompleks antigen-antibodi tersebut (Swenson 1984). Eosinofil membunuh parasit dengan beberapa cara, yaitu pertama, melepaskan enzim hidrofilik dari granulnya yang dimodifikasi lisosim. Kedua, dengan melepaskan bentuk oksigen yang sangat reaktif dan bersifat mematikan cacing. Ketiga, dengan melepaskan polipeptida yang sangat larvasidal (Guyton 1997). Eosinofil mampu membunuh bakteri tapi kurang efisien dibandingkan dengan neutrofil (Jubb et al 1993). Mobilisasi eosinofil ke dalam jaringan terjadi karena adanya substansi yang bersifat kemotaktik terhadap eosinofil seperti kompleks antigen-antibodi, histamin, interleukin, fibrinogen dan fibrin. Sel eosinofil yang sudah bermigrasi ke jaringan tidak dapat masuk kembali kedalam sirkulasi darah

Dokumen terkait