• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 443,592,783,

Dalam dokumen rkpd kabupaten rembang tahun 2017 (Halaman 145-149)

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

NO URAIAN RKPD

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 443,592,783,

1.3.1 Hibah 1,566,904,000

1.3.2 Dana Darurat -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah lainnya

67,809,000,000 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 374,216,879,000 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemerintah Daerah Lainnya

3.3.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

3.3.2.1. Arah Kebijakan Belanja Tidak Langsung

Arah Kebijakan belanja tidak langsung tahun 2017 meliputi :

1) Belanja Pegawai, diarahkan untuk memenuhi gaji dan tunjangan pegawai, yang sifatnya mengikat (mandatory).

2) Bantuan Hibah, diarahkan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Pemberian hibah bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

3) Belanja Bantuan Sosial, diarahkan pada sasaran secara selektif, tidak terus menerus, tidak mengikat untuk melindungi masyarakat/ kelompok masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Dalam pemberian belanja hibah dan bantuan sosial mengacu pada Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD.

4) Bantuan Keuangan, diarahkan sebagai salah satu upaya percepatan pembangunan daerah untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintah daerah yang tidak tersedia alokasi

dananya sesuai kemampuan keuangan daerah. Pendanaan pembangunan dimaksud berbentuk bantuan umum (block grant) dan bantuan khusus (specific grant), antara lain Alokasi Dana Desa (ADD) dan Bantuan Keuangan kepada Desa

5) Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun–tahun sebelumnya yang telah ditutup.

3.3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Langsung

Arah Kebijakan belanja langsung tahun 2017 meliputi:

a) Memprioritaskan alokasi anggaran belanja daerah pada sektor-sektor peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, pangan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang berkualitas.

b) Meningkatkan anggaran belanja daerah untuk program-program penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan serta partisipatif.

c) Mengarahkan alokasi anggaran belanja daerah pada pembangunan infrastruktur pedesaan dalam rangka memperluas lapangan kerja di pedesaan.

d) Memprioritaskan alokasi anggaran pada program – program prioritas daerah pada tahun 2017.

e) Meningkatkan kepedulian terhadap penerapan prinsip-prinsip efisiensi belanja dalam pelayanan publik sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, yang meliputi manfaat ekonomi, faktor eksternalitas, kesenjangan potensi ekonomi, dan kapasitas administrasi, kecenderungan masyarakat terhadap pelayanan publik, serta pemeliharaan stabilitas ekonomi makro.

f) Meningkatkan efektivitas kebijakan belanja daerah melalui penciptaan kerja sama yang harmonis antara eksekutif, legislatif, serta partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan anggaran belanja daerah.

g) Mengacu pada sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya, bahwa struktur

belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Pada RKPD Tahun Anggaran 2017, berdasarkan proyeksi pendapatan daerah maka proyeksi belanja daerah Kabupaten Rembang tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8.

Proyeksi Belanja Kabupaten Rembang Tahun 2017

NO URAIAN RKPD 2017

1 2 5

2. BELANJA DAERAH 1,875,171,421,810

2.1 Belanja Tidak Langsung 1,186,838,623,200

2.1.1 Belanja Pegawai 800,108,844,169

2.1.2 Belanja Bunga 37,000,000

2.1.3 Belanja Subsidi

2.1.4 Belanja Hibah 24,838,428,000

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 18,985,000,000

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota 6,455,961,000 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi /

Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa dan Parpol

335,413,390,031

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000

2.2 Belanja Langsung 688,332,798,610

2.2.1 Belanja Pegawai

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 2.2.3 Belanja Modal

3.3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 23 tahun 2014 membawa konsekuensi terhadap pelaksanaan pembiayaan atas beberapa kewenangan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Mekanisme pembiayaan pelaksanaan otonomi daerah diutamakan semaksimal mungkin berasal dari potensi penerimaan asli daerah baik melalui pajak daerah, retribusi daerah maupun dari laba BUMD dan penerimaan lain yang dianggap sah serta potensi penerimaan lain yang masih belum terjangkau oleh PAD atau lebih dikenal dengan Kapasitas Fiskal Daerah.

Dalam jangka panjang ketika daerah telah mampu mengalokasikan dana pembangunan ke semua urusan yang menjadi kewenangannya, maka ada kemungkinan daerah akan mengalami kekurangan dana untuk melaksanakan pembangunan. Namun kenyataannya tidaklah demikian, karena pembebanan belanja

pegawai pusat yang didaerahkan juga menjadi beban DAU sehingga banyak daerah yang justru mengalami kekurangan dana. Walaupun akhirnya pemerintah pusat memberikan tambahan jumlah DAU kepada daerah yang mengalami defisit. namun kemungkinan akan terjadi kondisi daerah kekurangan dana untuk melaksanakan pembangunan tetap saja ada. Langkah yang diperlukan untuk mengatasi hal tersebut adalah peran pembiayaan daerah yang menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Jika pendapatan daerah lebih kecil daripada belanja daerah. maka terjadi transaksi keuangan yang defisit. dan harus ditutupi dengan penerimaan daerah. Sebaliknya, jika pendapatan daerah lebih besar daripada belanja daerah, maka terjadi transaksi keuangan yang surplus dan harus digunakan untuk pengeluaran daerah yang di diharapkan dari sumber-sumber lain, seperti : masyarakat, swasta serta pemerintah pusat (APBN).

Kebijakan Umum peningkatan sumber pembiayaan adalah dengan meningkatkan manajemen pembiayaan daerah yang mengarah pada akurasi. efisiensi dan efektifitas. Sedangkan strategi yang diambil adalah sebagai berikut:

1) Apabila APBD surplus, maka harus digunakan untuk membayar pokok utang. penyertaan modal (investasi) daerah pemberian peningkatan jaminan sosial; 2) Apabila APBD defisit, maka ditutup dari penerimaan : Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun Lalu (SiLPA); Pencairan dana cadangan; Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; Penerimaan pinjaman daerah; Penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah ; 3) Apabila Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tidak mencukupi untuk menutup

defisit APBD, maka ditutup dengan dana pinjaman.

Adapun strategi Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Rembang tahun 2017 diarahkan :

1. Dari Sisi Sumber Penerimaan Pembiayaan Daerah

Sumber penerimaan Pemerintah kabupaten Rembang pada tahun 2017 dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan sebagai berikut:

a. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) sebagai sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya;

b. Memperluas dan meningkatkan kerja sama kemitraan dengan swasta dalam pembiayaan pembangunan ;

c. Pembiayaan pembangunan dengan pola cost-sharing antara Pemerintah Pusat, provinsi dan kabupaten/kota;

d. Meningkatkan pemanfaatan pembiayaan dari sumber Corporate Social Responsibility (CSR);

f. Optimalisasi lembaga keuangan mikro seperti: pengembangan model- model pembiayan tanggung renteng ;

g. Pembentukan regulasi yang mendorong termobilisasinya pembiayaan oleh swasta dan masyarakat;

2. Dari Sisi Sumber Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Sumber pengeluaran Pemerintah kabupaten Rembang pada tahun 2016 dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan sebagai berikut:

a. Melakukan pembayaran hutang pokok yang menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten Rembang;

b. Penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Rembang kepada BUMD untuk perbaikan kinerjanya.

Tabel 3.6

Proyeksi Pembiayaan Kabupaten Rembang Tahun 2017

NO URAIAN RKPD 2017

1 2 5

Dalam dokumen rkpd kabupaten rembang tahun 2017 (Halaman 145-149)