Dimana PC = kapasitas produksi fasilitas (unit/minggu) , n = jumlah pusat pengerjaan berproduksi dalam fasilitas, S = jumlah shift per periode (shift/week), H = jam/shift (hr),
dan
= laju produksi per jam dari setiap pusat pengerjaan (unit output/jam).Seperti dalam persamaan sebelumnya, asumsi nahwa unit kerja yang diproses melewati sejumlah pusat pengerjaan adalah seragam dan karenanya nilai
menjadi sama untuk semua unit yang dihasilkan.4.6 Pengolahan Data
Permasalahan tentang operating system and production dari produk tiang pancang bulat ( spunt pile) yang berukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600 yang di hasilkan oleh perusahaan PT.BETON PRIMA INDONESIA akan dianalisis menggunakan Manufactuing operation dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Gambarkan tahapan proses pada proses produksi
2. Hitung jumlah total unit produk yang dihasilkan oleh perusahan. dengan berbagai macam jenis varian produk yang dihasilkan.kemudian nanti akan diketahui berapa total unit produk yang dihasilkan dari masing-masing jenis ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600
3. Hitunglah berapa jumlah aktivitas proses operasi yang ada dalam proses produksi beton tiang pancang ( spunt piles) ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600
4. Menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi beton tiang pancang ( spunt piles )
5. Hitunglah waktu siklus operasi yang dibutuhkan
6. Hitunglah laju produksi dari proses produksi dalam pembuatan produk.
7. Hitunglah kapasitas produksi yang mengacu dengan jumlah ke giatan dalam proses produksi dan jumlah produk yang dihasilkan.
4.6.1 Tahapan proses produksi dalam pembuatan tiang pancang jenis Spunt piles Proses operasi pembuatan tiang pancang bulat ( spunt pile ) digambarkan pada diagram berikut : 1 2 2 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 7 8 9 9 10 11 11 12 13 13 13 14 15 15 16 17 17 17 S
Gambar 4.1 Precedence diagram
Tabel 4.1 Keterangan Stasiun kerja proses produksi
S START
1 pemotongan Pc bar
2 Proses Heading
3 pembuatan gulung spiral
4 Pemasangan emplit pada gulung spiral
5 membuka cetakan (molding )
6 penyemprotan Form oil
7 Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan )
8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan
9 pemasangan sil pada cetakan
12 penarikan beton (stressing )
13 pemadatan beton ( spinning )
14 Pemanasan beton ( steaming )
15 Pelepasan mur-baut pada cetakan
16 Pembukaan cetakan (the molding )
17 pengecatan emplit, marking, pemotongan strant (finishing)
F Selesai
4.6.2 Jumlah unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan Jenis produk nya yang dihasilkan ada 4 antara lain:
Tabel 4.2 Jumlah unit produk No Variansi produk (P) Kuantitas produksi (Q) 1 Ø250 22.000 2 Ø300 20.000 3 Ø400 18.000 4 Ø600 16.000 total 76.000
Dari tabel diketahui bahwa Variansi produk yang dihasilkan ada 4 macam yaitu ukuran Ø250 Ø300 Ø400 dan Ø600 dengan total kuantitas produksi pertahunya sebanyak 76.000 batang tiang pancang bulat ( spunt piles ).
Jumlah komponen/ part yang dihasilkan oleh perusahaan
Dalam memproduksi beton tiang pancang ( spun piles) ada beberapa komponen / komposisi yang dibutuhkan antara lain :
Tabel 4.3 komponen beton tiang pancang bulat No komponen/part 1 Semen 2 Pasir 3 Cruser 4 Concentrate 5 PC bar 6 Spiral 7 Emplit 8 Cairan kimia
Untuk memproduksi tiang pancang ini ada 8 komponen/part yang di butuhkan, dari ke 4 varian produk yang berbeda tetapi komponen/part nya sama hanya ukurnya dari diameternya yang berbeda semisal untuk ukuran Ø250 dan Ø600 yang membedakan dari 2 macam varian ini hanya untuk ukuran spiral nya dan lebar dari pc bar lebih besar yang ukuran Ø600 dibandingkan dengan Ø250 dan begitu juga untuk volume concentrate lebih banyak yang ukuran Ø600 karena memang ukuran nya lebih besar. 8 komponen tersebut didapat dengan membeli makan dalam perhitungan ini komponen tidak tersebut tidak termasuk dalam pembuatan jadi hanya produk beton tiang pancang saja yang diproduksi untuk komponen utama dan pendukungnya didapat dari membeli .
Tabel 4.4 kuantitas produksi No Variansi produk
(P) komponen Kuantitas produksi (Q)
1 Ø250 1 22.000
2 Ø300 1 20.000
3 Ø400 1 18.000
4.6.3 Jumlah Aktivitas produksi
Proses produksi beton tiang pancang (spunt piles ) ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600 mempunyai 17 proses operasi / tahapan pada proses produksinya antara lain adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Tahapan proses produksi spunt piles
1 pemotongan Pc bar
2 Proses Heading
3 pembuatan gulung spiral
4 Pemasangan emplit pada gulung spiral
5 membuka cetakan (molding )
6 penyemprotan Form oil
7 Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan )
8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan
9 pemasangan sil pada cetakan
10 Pemasangan tutup dari cetakan dg mesin Crane
11 pengerasan mur-baut pada tutup cetakan
12 penarikan beton (stressing )
13 pemadatan beton ( spinning )
14 Pemanasan beton ( steaming )
15 Pelepasan mur-baut pada cetakan
16 Pembukaan cetakan (the molding )
17 pengecatan emplit, marking, pemotongan strant (finishing)
Berdasarkan tabel didalam proses produksi betong tiang pancang ( spunt piles) ada 17 tahapan proses operasi kemudia dari 17 tahapan tersebut di kalikan dengan jumlah
total produk yang dihasilkan untuk mengetahui waktu operasi pada proses pertahunya yaitu dengan perhitungan sebagai berikut :
Keterangan : PQ : Jumlah unit produk yang dibuat oleh perusahaan
n
p : Jumlah total aktifitas operasi yang dilakukan 4.6.4 Jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh perusahaanDalam perusahaan PT.BETON PRIMA INDONESIA yang memproduksi beton tiang pancang bulat (Spunt piles) para pekerjanya dipekerjakan selama 16 jam yang terbagi dalam 2 shit kerja. Yang masing-masing 8 jam. 7 hari dalam seminggu dan satu tahun ada 50 minggu hari kerja .
Tabel 4.6 Shift dan jam kerja Shift jam
1 8
2 8
Wt = 16 jam x 7 hari x 50 minggu = 5600 Jam / tahun
Untuk mencari jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam proses produksi pembuatan beton tiang pancang bulat ( spunt piles) dapat dilakukan dengan membagi waktu proses produksi keseluruhan dengan waktu proses produksi terlama dalam proses pembuatan beton tiang pancang bulat kemudian dari hasilnya itu dibagi lagi dengan lama setiap pekerja dalam satu proses produksi pembuatan beton atau dapat dibuat model
/Wt
( ) /101,434
= 17 pekerja
Keterangan : W : Jumlah pekerja yang dibutuhkan (pekerja )
n
of : Jumlah proses operasi (jam )Wt : waktu pekerjaan dalam setahun ( jam )
4.6.5 Waktu siklus operasi
Tabel 4.7 Waktu operasi dengan 5 replikasi untuk spunt piles
No Operasi Replikasi (menit) waktu
siklus
1 2 3 4 5
S START 0 0 0 0 0 0
1 pemotongan Pc bar 2 1,9 2,1 1,5 1,8 1,86
2 Proses Heading 1 1,3 1,5 1,4 1,3 1,3
3 pembuatan gulung spiral 4 5,2 6,1 3,5 2,95 4,35 4 Pemasangan emplit pada
gulung spiral 8,1 7,5 6 7,5 3,5 6,52
5 membuka cetakan (molding ) 1,3 1,9 1,8 1,4 2,9 1,86 6 penyemprotan Form oil 7,9 8,9 9,8 10,1 12,5 9,84
7
Setting (memasukkan
geronjong ke dalam cetakan )
6 5,38 5,9 6,3 5,5 5,816
dalam cetakan
9 pemasangan sil pada cetakan 3,1 2,9 3,75 2,4 2,4 2,91 10 Pemasangan tutup dari
cetakan dg mesin Crane 2 2,1 3,4 2,5 1,9 2,38 11 pengerasan mur-baut pada
tutup cetakan 9,1 9,2 8,2 9,4 9,9 9,16
12 penarikan beton (stressing ) 3,4 3,7 3,7 3,68 4,3 3,756 13 pemadatan beton ( spinning ) 9 9 9 9 9 9 14 Pemanasan beton ( steaming
) 13 13 13 13 13 13
15 Pelepasan mur-baut pada
cetakan 10,9 9,3 9,5 10,8 9,9 10,08
16 Pembukaan cetakan (the
molding ) 3,8 5,1 2,7 3,9 4,9 4,08
17
pengecatan emplit, marking, pemotongan strant
(finishing)
13,1 12,4 14,9 13,9 13,5 13,56
TOTAL 101,434
Perpindahan antar proses produksi menggunakan crane waktu perpindahan antar mesin produksi atau antar stasiun kerja membutuhkan ± 1 menit untuk sampai di stasiun kerja berikutnya. Waktu set up mesin merupakan waktu yang dibutuhkan dalam proses permesinan untuk melakukan setting ulang untuk produk yang berbeda.waktu yang dibutuhkan dalam melakukan set up mesin ± 2 menit. Waktu set-up dan perpindahan sudah termasuk dalam waktu proses / waktu siklus operasi yang sudah di tabelkan pada tabel diatas.
Tabel 4.8 Waktu Siklus Operasi Pada Setiap Staisun Proses produksi setiap produknya
Karena ada lebih dari satu produk jadi untuk mengetahui waktu produksi rata-rata per unit produknya pada satuan produk dari masing-masing staisun kerja (Tp) dengan
melakukan perhitungan : Tp = Tb / Q
Tp = 1.292.000 / 76.000 batang dalam satu tahun = 17 menit
No Tahapan proses produksi
waktu siklus operasi (menit )
1 pemotongan Pc bar 1,86
2 Proses Heading 1,3
3 pembuatan gulung spiral 4,35
4 Pemasangan emplit pada gulung spiral 6,52
5 membuka cetakan (molding ) 1,86
6 penyemprotan Form oil 9,84
7
Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan
) 5,816
8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan 1,962
9 pemasangan sil pada cetakan 2,91
10 Pemasangan tutup dari cetakan dg mesin Crane 2,38 11 pengerasan mur-baut pada tutup cetakan 9,16 12 penarikan beton (stressing ) 3,756
13 pemadatan beton ( spinning ) 9
14 Pemanasan beton ( steaming ) 13
15 Pelepasan mur-baut pada cetakan 10,08
16 the molding 4,08
17 Finishing 13,56
Keterangan :
TP = waktu rata-rata proses produksi per unit masing-masing stasiun kerja Tb = waktu operasi per tahunya
Q = jumlah kuantitas beton dalam satu tahunya 4.6.6 Laju Produksi
Laju produksi bagi satuan proses tungal atau operasi perakitan biasanya dinyatakan pada laju satuan perjam,yakni perjam nya menghasilkan berapa produk. Tapi dalam studi kasus ini digunakan laju produksi untuk perharinya karena memang mengacu pada kuantitas pertahun dari produk yang dihasilkan.
Rp = 960 / Tp Rp = 960/ 17 menit
= 56,47
= 57 batang perharinya Keterangan
Rp = Laju produksi perhari
TP = waktu proses produksi per stasiun kerja (menit)
960 = konstanta ketika ada 16 jam kerja dalam sehari (2 shift kerja ) / menit
4.6.7 Kapasitas produksi
Maksimum rate output merupakan kapaitas rata-rata produk jadi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan PT BETON PRIMA INDONESIA per minggunya dalam memproduksi beton tiang pancang ( spunt piles) adalah sebagai berikut :
PC = n.S.H.Rp
PC = 4 x 2 x 8 x 57 batang / harinya = 3648 batang / minggunya Keterangan
S = shift kerja
H = jam kerja dalam satu shif Rp = Laju produksi per-harinya .
Jadi berdasarkan perhitungan diatas PT BETON PRIMA INDONESIA harus dapat menghasilkan 3648 batang / minggunya untuk perminggunya. Untuk keempat ukuran tersebut.
4.7 Analisa dan pembahasan
Pengolahan data yang dilakukan sub bab sebelumnya menggunakan konsep Manufacturing operation dalam melakukan analisanya terbagi menjadi beberapa
tahap. berikut ini adalah analisis untuk masing-masing tahap dalam pengolahan data : 1. Tahap 1 Precedent Diagram
Tahap ini ditunjukkan oleh gambar 4.1 . pada gambar tersebut terdapat gambar lingkaran yang menunjukkan masing-masing tahapan proses operasi pada proses produksi produk Spunt Pile di PT.BETON PRIMA INDONESIA . S adalah merupakan proses awal memulai kegiatan dan F adalah kegiatan akhir setelah proses produksi berlangsung. Selain itu gambar tersebut juga menunjukkan bahwa proses berikutnya tidak dapat dilakukan ketika proses pada stasiun kerja sebelumnya belum selesai karena proses operasinya berurutan.
2. Tahap 2 Jumlah unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan
Tahap ini ditunjukan dengan Tabel 4.2 yaitu tentang Jumlah unit produk yang dihasilkan dengan 4 macam varian produk yaitu Ø250 , Ø300, Ø400 dan Ø600 dengan kuantitas produksi yang berbeda beda pada setiap ukuran yang ada.kemudian dari keseluruhan jumlah kuantitas produksi dari masing-masing ukuran dikalikan dengan jumlah varian produk dan didapatkan hasil 76.000 unit produk yang dihasilkan dalam pertahunya untuk 4 varian produk tersebut.
Pada tahap ini diketahui bahwa jumlah aktivitas operasi yang terjadi dalam satu tahunya adalah 1.292.000 operasi yang didapat dari 17 operasi yang seperti pada tabel 4.5 dikalikan dengan jumlah kuantitas keseluruhan dari masing masing ukuran.
4. Tahap 4 Jumlah Pekerja
Tahap ini diketahui jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah 17 pekerja yang mengacu pada 1.292.000 proses operasi dan 5600 jam/tahunya. Tetapi dari hasil wawancara yang dilakukan dengan perusahaan ada 34 pekerja didalam lantai produksi spunt piles . pada 1 stasiun kerja ada 2 orang operator / pekerja jadi sebenarnya jumlah pekerja tersebut terlalu banyak. 1 stasiun kerja hanya membutuhkan 1 orang pekerja atau
operator karena dalam pemindahanya menggunakan crane. 5. Tahap 5 Waktu Siklus Operasi Yang Dibutuhkan
Dari tahap 5 ini diketahui waktu siklus dari masing-masing proses operasi seperti pada tabel 4.7 waktu siklus ini didapatkan dari data pengamatan sebanyak 5 replikasi dengan asusmsi Mesin yang diamati memiliki efesiensi yang sama sehingga memiliki perfomance rating yang sama pula dan Operator yang bertugas dalam mengoperasikan mesin bekerja dalam keadaan normal kemudian Setting mesin dan perawatan hanya dilakukan pada saat pergantian shift atau hari libur dari produksi.
6. Tahap 6 Laju Produksi
Dari tahap berikut diketahui bahwa laju produksi perharinya adalah 57 batang beton tiang pancang untuk 4 macam varian tersebut. Tetapi hasil wawancara dengan bagian Section Head dari perusahaan , laju produksi perusahaan perharinya hanya mencapai 30-40 batang beton tiang pancang jadi pada kenyataanya banyak kesempatan yang telah terbuang , karena yang seharusnya laju produksinya bisa mencapai diatas 50 batang per harinya jadi tidak sampai mungkin karena ada beberapa faktor dalam proses produksi entah faktornya tersebut , karena pekerjanya atau karena bitching plan yang telat
dalam memasak concentate. 7. Tahap 7 Kapasitas produksi
hanya mampu memproduksi sekitar 2000 batang saja dari ke-4 macam produk tersebut. Kapasitas produksi yang seharunya 3648 batang ini mungkin dipengaruhi dari laju produksi per-harinya . karena pada kenyataanya diperusahaan hanya mampu
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Kuliah Kerja Nyata / Praktek dan melakukan pengamatan, pengolahan data, serta analisis dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Berikut ini adalah kesimpulan dari pelaksanaan KKN-P di PT BETON PRIMA INDONESIA :
1. Dalam melakukan analisis digunakan Manufacturing operation didalam mengetahui tahapan proses produksi, laju produksi dan kapasitas produksi dari 4 macam varian produk yang dihasilkan oleh PT BETON PRIMA INDONESIA
2. Tahapan proses operasi didalam proses produksi spunt piles tersebut ada 17 tahapan proses untuk sampai menjadi produk jadi. Yang sudah digambarkan dengan precedent diagram dalam sub-bab pengolahan data. Pada proses produksi ini semua proses operasinya berurutan , tidak akan ada proses operasi berikutnya ketika proses operasi sebelumnya belum terselesaikan.
3. Penerapan Manufacturing operation didalam perusahaan cukuplan penting karena dengan konsep ini perusahaan dapat mengetahui laju produksi dari perusahaan per-harinya sampai pertahunya untuk ke 4 varian produk yang dihasilkan dan selain untuk menentukan laju produksi , konsep ini dapat digunakan menganalisa kapasitas produksi.
4. Laju produksi perharinya didapatkan 57 batang. Laju tersebut mengacu pada dari jumlah kseluruhan proses operasi yaitu sebesar 1.292.000 dan jumlah jam kerja selama
satu tahunya 5600 jam/tahun.
5. Kapasitas produksi perminggunya diperoleh dari kapasitas per-harinya yang mencapai 57 batang kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus tertentu akhirnya di peroleh kapasitas perminggunya sebesar 3648 batang /minggu.