• Tidak ada hasil yang ditemukan

h2h.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "h2h.pdf"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

PT. Beton Prima Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi PT. Beton Prima Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi  berbagai

 berbagai macam macam produk produk beton beton pracetak pracetak di di Indonesia. Indonesia. Kualitas Kualitas produk produk yang yang di di produksiproduksi oleh PT. Beton Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Adapun macam produk standar oleh PT. Beton Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Adapun macam produk standar yang di produksi oleh PT. Beton Prima Indonesia meliputi

yang di produksi oleh PT. Beton Prima Indonesia meliputi   PC Spun Piles, PC Square  PC Spun Piles, PC Square  Piles,

 Piles, PC PC Flat Flat Sheet Sheet Piles, Piles, PC PC Corrugated Corrugated Sheet Sheet PilesPiles. Sedangkan untuk produk. Sedangkan untuk produk khususnya meliputi

khususnya meliputi  PC  PC I I Girder, Girder, PC PC Beam Beam & Columns, & Columns, PC PC Half Half Pipes, Pipes, PC PC U U Ditch Ditch &&  Drainage Pipes, PC Wall Panel, PC Floor Slabs

 Drainage Pipes, PC Wall Panel, PC Floor Slabs, dan kebutuhan pelanggan yang lainnya., dan kebutuhan pelanggan yang lainnya. Dengan luas wilayah 10 HA dan dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern, Dengan luas wilayah 10 HA dan dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern, BPI selalu berupaya memenuhi kebutuhan klien yang hanya menginginkan produk BPI selalu berupaya memenuhi kebutuhan klien yang hanya menginginkan produk terbaik untuk proyek-proyek mereka.

terbaik untuk proyek-proyek mereka.

Dalam produksinya, PT Beton Prima Indonesia memproduksi produk standarnya Dalam produksinya, PT Beton Prima Indonesia memproduksi produk standarnya dalam jumlah yang besar. Kebanyakan proyek yang dimiliki oleh

dalam jumlah yang besar. Kebanyakan proyek yang dimiliki oleh customercustomer PT BetonPT Beton Prima Indonesia memesan beton ( produk standar ) dari BPI dari waktu ke waktu. Dalam Prima Indonesia memesan beton ( produk standar ) dari BPI dari waktu ke waktu. Dalam hal ini biasaya jangka waktu

hal ini biasaya jangka waktu customer customer   memesan produk BPI selama 1 sampai 2 bulan  memesan produk BPI selama 1 sampai 2 bulan untuk satu proyeknya. Oleh sebab itu, PT Beton Prima Indonesia dituntut untuk memiliki untuk satu proyeknya. Oleh sebab itu, PT Beton Prima Indonesia dituntut untuk memiliki kemampuan beroperasi / produksi secara efisien berkualitas ,cepat , fleksibel dan inovatif. kemampuan beroperasi / produksi secara efisien berkualitas ,cepat , fleksibel dan inovatif.

 Manufacturing operation

 Manufacturing operation adalah suatu adalah suatu konsep konsep yang yang digunakan digunakan untuk menguntuk menganalisaanalisa  proses

 proses operasi operasi didalam didalam lantai lantai produksi produksi yang yang bertujuan bertujuan untuk untuk untuk untuk mengetahui mengetahui lajulaju  produksi, kuantitas produksi bahkan permasalahan yang menyebabkan proses manufaktur  produksi, kuantitas produksi bahkan permasalahan yang menyebabkan proses manufaktur tidak sesuai dengan ekspektasi. Hal ini dilakukan supaya perusahaan dapat memenuhi tidak sesuai dengan ekspektasi. Hal ini dilakukan supaya perusahaan dapat memenuhi  permintaan

 permintaan yang yang ada. ada. Karena Karena tanpa tanpa adanya adanya analisa analisa pada pada setiap setiap operasi operasi manufakturmanufaktur tersebut , maka proses produksi yang berjalan tidak dapat berjalan secara efektif dan tersebut , maka proses produksi yang berjalan tidak dapat berjalan secara efektif dan efesien.

efesien. Manufactur operation Manufactur operation sangat di perlukan dalam membantu mewujudkan tujuansangat di perlukan dalam membantu mewujudkan tujuan  perusahaan

(2)

dapat mengakibatkan kegiatan produksi yang tidak efesien dan memungkinkan dapat mengakibatkan kegiatan produksi yang tidak efesien dan memungkinkan kehilangan kesempatan dalam mendapatkan keuntungan.

kehilangan kesempatan dalam mendapatkan keuntungan.

PT BETON PRIMA INDONESIA adalah perusahaan penghasil beton tiang pancang PT BETON PRIMA INDONESIA adalah perusahaan penghasil beton tiang pancang / pracetak yang berkualitas tinggi dengan kemampuan jual yang tinggi . sebagai / pracetak yang berkualitas tinggi dengan kemampuan jual yang tinggi . sebagai  perusahaan

 perusahaan beton beton pracetak pracetak yang yang berpotensi berpotensi untuk untuk lebih lebih berkembang berkembang dengan dengan mutu mutu yangyang lebih baik.

lebih baik. 1.2

1.2 Lingkup ObservasiLingkup Observasi

Obsevasi praktik kerja lapangan yang dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja Obsevasi praktik kerja lapangan yang dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja  Nyata-Praktik

 Nyata-Praktik (KKN-P) (KKN-P) di di PT. PT. Beton Beton Prima Prima Indonesia Indonesia yaitu, yaitu, di di DepartemenDepartemen  spunt  spunt pilepile  production

 production (tiang pancang bulat) . Lingkup observasi dari kegiatan KKN-P meliputi :(tiang pancang bulat) . Lingkup observasi dari kegiatan KKN-P meliputi : 1.

1. Gambaran umum perusahaanGambaran umum perusahaan 2.

2. Organisasi dan manajemen perusahaanOrganisasi dan manajemen perusahaan 3.

3. Proses produksi (manufaktur)Proses produksi (manufaktur) 4.

4. PenerapanPenerapan manufacturing operationmanufacturing operation  pada lini produksi beton tiang  pada lini produksi beton tiang  pancang jenis

 pancang jenis  spunt piles. spunt piles.

Sesuai dengan observasi yang akan dilakukan maka pengambilan data dilakukan Sesuai dengan observasi yang akan dilakukan maka pengambilan data dilakukan  pada

 pada aktivitas aktivitas proses proses produksi produksi tiang tiang pancang pancang bulat bulat (( spun  spun pile)pile)  pada  pada perusahaan perusahaan PTPT BETON PRIMA INDONESIA yang antara lain terdiri dari beberapa proses produksi BETON PRIMA INDONESIA yang antara lain terdiri dari beberapa proses produksi antara lain

antara lain cutting,heading,cutting,heading,gulung spiral, setting ,feeding, spinning steaming dangulung spiral, setting ,feeding, spinning steaming dan finishing.aktivitas produksi ini menggunakan beton dengan ukuran type 300 yang mana finishing.aktivitas produksi ini menggunakan beton dengan ukuran type 300 yang mana ukurang tersebut yang sering di pesan oleh

ukurang tersebut yang sering di pesan oleh customercustomer dan merupakan ukuran standartdan merupakan ukuran standart  bahan bakunya mengg

 bahan bakunya menggunakan PC BAR dengan unakan PC BAR dengan pancang 12 m.pancang 12 m. 1.3

1.3 ManfaatManfaat 1.

1. Manfaat bagi mahasiswa dalam pelaksanaan KKN-P sebagai berikut :Manfaat bagi mahasiswa dalam pelaksanaan KKN-P sebagai berikut : a.

a. Menambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa dalam dunia industriMenambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa dalam dunia industri khususnya dalam

khususnya dalam Manufacturing operation Manufacturing operation pada proses produksi pada proses produksi  b.

 b. Mengenal dan belajar sikap profesional di dunia industriMengenal dan belajar sikap profesional di dunia industri c.

c. Sebagai studi perbandingan antara teori dan praktek yang didapatkan diSebagai studi perbandingan antara teori dan praktek yang didapatkan di  bangku perkuliahan dengan

 bangku perkuliahan dengan di dunia kerja.di dunia kerja. d.

(3)

dapat mengakibatkan kegiatan produksi yang tidak efesien dan memungkinkan dapat mengakibatkan kegiatan produksi yang tidak efesien dan memungkinkan kehilangan kesempatan dalam mendapatkan keuntungan.

kehilangan kesempatan dalam mendapatkan keuntungan.

PT BETON PRIMA INDONESIA adalah perusahaan penghasil beton tiang pancang PT BETON PRIMA INDONESIA adalah perusahaan penghasil beton tiang pancang / pracetak yang berkualitas tinggi dengan kemampuan jual yang tinggi . sebagai / pracetak yang berkualitas tinggi dengan kemampuan jual yang tinggi . sebagai  perusahaan

 perusahaan beton beton pracetak pracetak yang yang berpotensi berpotensi untuk untuk lebih lebih berkembang berkembang dengan dengan mutu mutu yangyang lebih baik.

lebih baik. 1.2

1.2 Lingkup ObservasiLingkup Observasi

Obsevasi praktik kerja lapangan yang dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja Obsevasi praktik kerja lapangan yang dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja  Nyata-Praktik

 Nyata-Praktik (KKN-P) (KKN-P) di di PT. PT. Beton Beton Prima Prima Indonesia Indonesia yaitu, yaitu, di di DepartemenDepartemen  spunt  spunt pilepile  production

 production (tiang pancang bulat) . Lingkup observasi dari kegiatan KKN-P meliputi :(tiang pancang bulat) . Lingkup observasi dari kegiatan KKN-P meliputi : 1.

1. Gambaran umum perusahaanGambaran umum perusahaan 2.

2. Organisasi dan manajemen perusahaanOrganisasi dan manajemen perusahaan 3.

3. Proses produksi (manufaktur)Proses produksi (manufaktur) 4.

4. PenerapanPenerapan manufacturing operationmanufacturing operation  pada lini produksi beton tiang  pada lini produksi beton tiang  pancang jenis

 pancang jenis  spunt piles. spunt piles.

Sesuai dengan observasi yang akan dilakukan maka pengambilan data dilakukan Sesuai dengan observasi yang akan dilakukan maka pengambilan data dilakukan  pada

 pada aktivitas aktivitas proses proses produksi produksi tiang tiang pancang pancang bulat bulat (( spun  spun pile)pile)  pada  pada perusahaan perusahaan PTPT BETON PRIMA INDONESIA yang antara lain terdiri dari beberapa proses produksi BETON PRIMA INDONESIA yang antara lain terdiri dari beberapa proses produksi antara lain

antara lain cutting,heading,cutting,heading,gulung spiral, setting ,feeding, spinning steaming dangulung spiral, setting ,feeding, spinning steaming dan finishing.aktivitas produksi ini menggunakan beton dengan ukuran type 300 yang mana finishing.aktivitas produksi ini menggunakan beton dengan ukuran type 300 yang mana ukurang tersebut yang sering di pesan oleh

ukurang tersebut yang sering di pesan oleh customercustomer dan merupakan ukuran standartdan merupakan ukuran standart  bahan bakunya mengg

 bahan bakunya menggunakan PC BAR dengan unakan PC BAR dengan pancang 12 m.pancang 12 m. 1.3

1.3 ManfaatManfaat 1.

1. Manfaat bagi mahasiswa dalam pelaksanaan KKN-P sebagai berikut :Manfaat bagi mahasiswa dalam pelaksanaan KKN-P sebagai berikut : a.

a. Menambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa dalam dunia industriMenambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa dalam dunia industri khususnya dalam

khususnya dalam Manufacturing operation Manufacturing operation pada proses produksi pada proses produksi  b.

 b. Mengenal dan belajar sikap profesional di dunia industriMengenal dan belajar sikap profesional di dunia industri c.

(4)

e.

e. Mendapatkan dataMendapatkan data  –  –   data detail yang akan digunakan dalam penyusunan  data detail yang akan digunakan dalam penyusunan laporan KKN-P.

laporan KKN-P. 2

2 Manfaat bagi PT. Beton Prima Indonesia dalam pelaksanaan KKN - P sebagaiManfaat bagi PT. Beton Prima Indonesia dalam pelaksanaan KKN - P sebagai  berikut :

 berikut : a.

a. Memperoleh masukan yang mungkin dapat membantu penyelesaian studiMemperoleh masukan yang mungkin dapat membantu penyelesaian studi kasus di kalangan sesuai dengan konsentrasinya

kasus di kalangan sesuai dengan konsentrasinya  b.

 b. Menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan antara pihak universitasMenjalin hubungan baik yang saling menguntungkan antara pihak universitas dengan pihak industri.

dengan pihak industri. 3

3 Manfaat bagi Universitas Brawijaya dalam pelaksanaan KKNManfaat bagi Universitas Brawijaya dalam pelaksanaan KKN –  –  P adalah sebagai P adalah sebagai  berikut :

 berikut : a.

a. Dapat menjembatani penelitian dengan Lembaga Penelitian UniversitasDapat menjembatani penelitian dengan Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya

Brawijaya  b.

 b. Memperoleh masukan kompetensi yang diperlukan PT. Beton PrimaMemperoleh masukan kompetensi yang diperlukan PT. Beton Prima Indonesia terhadap tenaga ahli khususnya pada bidang Teknik Industri.

(5)

BAB II

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1

2.1 Sejarah PerusahaanSejarah Perusahaan

Kebanyakan klien selalu mempertimbangkan harga produk pracetak yang lebih Kebanyakan klien selalu mempertimbangkan harga produk pracetak yang lebih rendah karena mereka tidak tahu kualitas sebenarnya dari produk yang mereka akan rendah karena mereka tidak tahu kualitas sebenarnya dari produk yang mereka akan gunakan untuk proyek-proyek mereka. kekecewaan kemudian akan muncul setelah gunakan untuk proyek-proyek mereka. kekecewaan kemudian akan muncul setelah mereka menyadari bahwa kualitas produk pracetak yang mereka beli adalah penyebab mereka menyadari bahwa kualitas produk pracetak yang mereka beli adalah penyebab utama kerusakan bangunan mereka.

utama kerusakan bangunan mereka.

Mengingat sulitnya dalam mencari produk-porduk beton pracetak berkualitas Mengingat sulitnya dalam mencari produk-porduk beton pracetak berkualitas tinggi di pasar, PT Beton Prima Indonesia (BPI) yang didirikan pada tahun 2010 tinggi di pasar, PT Beton Prima Indonesia (BPI) yang didirikan pada tahun 2010 menyediakan berbagai macam produk beton pracetak untuk melayani kebutuhan pasar menyediakan berbagai macam produk beton pracetak untuk melayani kebutuhan pasar konstruksi. Pabrik BPI terletak di Bangsal-Mojokerto, Jawa Timur. Dengan luas wilayah konstruksi. Pabrik BPI terletak di Bangsal-Mojokerto, Jawa Timur. Dengan luas wilayah menempati 10 HA dan dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern, BPI dapat menempati 10 HA dan dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern, BPI dapat memenuhi kebutuhan klien yang hanya menginginkan produk terbaik untuk memenuhi kebutuhan klien yang hanya menginginkan produk terbaik untuk proyek- proyek mereka.

 proyek mereka.

Dalam rangka untuk memenuhi kepuasan pelanggan, PT Beton Prima Indonesia Dalam rangka untuk memenuhi kepuasan pelanggan, PT Beton Prima Indonesia menggunakan proses manufaktur sesuai spesifikasi standar nasional dan internasional, menggunakan proses manufaktur sesuai spesifikasi standar nasional dan internasional, seperti:

seperti:

Standard Nasional Indonesia : SNI-03-2874-2002 Standard Nasional Indonesia : SNI-03-2874-2002 American Society of Testing Materials : ASTM American Society of Testing Materials : ASTM Japanese Institute Standars :JIS

Japanese Institute Standars :JIS British Standards Institute : BIS British Standards Institute : BIS American Concrete Institute : ACI American Concrete Institute : ACI

Prestressed Concrete Institute Design Handbook. Prestressed Concrete Institute Design Handbook.

Sebelum mengirim produk ke pasar, produk BPI akan lulus kontrol pengujian Sebelum mengirim produk ke pasar, produk BPI akan lulus kontrol pengujian yang sangat ketat untuk memastikan bahwa han

yang sangat ketat untuk memastikan bahwa hanya produk-produk berkualitas prima dapatya produk-produk berkualitas prima dapat dikirimdan produk cacat akan ditolak dan dihancurkan. Selain memproduksi produk dikirimdan produk cacat akan ditolak dan dihancurkan. Selain memproduksi produk

(6)

standar, BPI juga bisa memproduksi produk-produk khusus sesuai kebutuhan pelanggan, seperti:

Macam produk standar:

-PC Spun Piles ( ø 250 sampai ø 600) -PC Square Piles (20/20 sampai 50/50) -PC Flat Sheet Piles

-PC Corrugated Sheet Piles Produk Khusus:

-PC I Girder

-PC Beam & Columns, PC Half Pipes -PC U Ditch & Drainage Pipes

-PC Wall Panel -PC Floor Slabs

-kebutuhan pelanggan yang lainnya.

2.2 Logo Perusahaan

Logo PT. Beton Prima Indonesia adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Logo PT. Beton Prima Indonesia

2.3 Visi, Misi, dan Motto

Berikut adalah visi, misi, dan motto dari PT Beton Prima Indonesia 2.3.1 Visi

Visi dari PT. Beton Prima Indonesia adalah

“Mengembangkan perusahaan menjadi market leader yang terpercaya dalam industri  produk beton pracetak dan pratekan bermutu prima dengan skala nasional maupun

(7)

2.3.2 Misi

Misi dari PT.Beton Prima Indonesia adalah

“ Memproduksi beton pracetak dan pratekan bermutu prima sesuai standar internasional melalui suatu sistem operasional dan manajemen mutu yang selalu disempurnakan sehingga menghasilkan proses produksi yang efektif, efisien, aman serta ramah lingk ungan. “

2.3.3 Motto

Motto PT. Beton Prima Indonesia adalah “ Trusted for Prime Quality & Accuracy “

2.4 Badan Usaha dan Bidang Usaha

PT Beton Prima Indonesia (BPI) merupakan perusahan beton menyediakan  berbagai macam produk beton pracetak untuk melayani kebutuhan pasar konstruksi. Saat ini PT. Beton Prima Indonesia terus melakukan perbaikan dan inovasi untuk menjadi  perusahaan yang menguasai pangsa pasar dalam negeri dan internasional. Untuk

mendukung hal ini, maka peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan merupakan hal wajib yang harus dilakukan.

PT. Beton Prima Indonesia menggunakan jenis produksi make to order, yaitu  produksi yang dilakukan berdasarkan order pelanggan sesuai yang mereka inginkan dalam melaksanakan proyek mereka. BPI melakukan proses produksinya secara  berurutan mulai dari cutting sampai ke finishing product. Sehingga dalam meningkatkan nilai tambah ( added value  ) dan daya saing usaha, perusahaan di tuntut memiliki kemampuan beroperasi/ produksi secara efisien, berkualitas, cepat, fleksibel dan inovatif.

Pada PT. Beton Prima Indonesia memiliki 4 produk standar yang dihasilkan yaitu sebagai berikut:

1. PC Spun Piles (ø 250 sampai ø 600) 2. -PC Square Piles (20/20 sampai 50/50) 3. -PC Flat Sheet Piles

(8)

2.5 Struktur Organisasi PT. Beton Prima Indonesia

General Manager

Marketing, Engineering, Research & Development

Section Head

Human Resource Development Section

Head

Building maintenance

Section Head P2K3 Section Head Purchasing Section Head

Marketing, Engineering, Research & Development

Supervisor Human Resource Development Staff  Security Marketing Project Engineer Engineering Staff  Drafter Planning, Schedule, & Controling P2K3 Staff  Foreman Mojokerto Surabaya

Spun Section Head Non Spun Section Head Quality Control Section Head

Mechanical, Electrical

Section Head Inventory Section Head

Spun Supervisor 1 Spun Supervisor 2 Non Spun Supervisor LAB Supervisor Quality Control Supervisor Repair Supervisor Mechanical Supervisor Tool Maintenance Supervisor Electrical Supervisor Boiler Supervisor Warehouse Supervisor Stock Delivery Supervisor Management Representative

Cost Accounting / Control Section Head Cost Accounting / Control Staff  General Affair Batching Plan Supervisor

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Beton Prima Indonesia

1. General Manager

Tugas dari General Manager  adalah

a. Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal.

 b. Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat.

c. Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya.

d. Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul.

(9)

e. Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan 2.  Management Representative

Seorang wakil manajemen (management representative) merupakan tokoh sentral yang akan menentukan berhasil atau tidaknya penerapan sistem manajemen mutu di  perusahaan Anda. Dengan tanpa mengabaikan keterlibatan seluruh karyawan, seorang management representative  dengan kebijaksanaan, komitmen, dan ketegasan yang dimiliki mampu memberikan komando untuk seluruh level organisasi untuk tetap fokus dan berkomitmen penuh dalam menjalankan sistem manajemen mutu.

Tugas dan tanggung jawab management representative sebagai berikut : a. Berkoordinasi dengan Badan Sertifikasi

 b. Mewakili manajemen selama sertifikasi dan audit surveillance c. Mempromosikan kesadaran tentang persyaratan pelanggan

d. Menyiapkan dan merevisi dokumen SMM (Manual yaitu Kualitas, Prosedur sistem mutu dan dokumentasi lainnya).

e. Mempersiapkan Tinjauan Manajemen Jadwal Pertemuan dan melakukan Rapat  Management Review

f. Mempersiapkan jadwal Audit, Melakukan Audit Internal menyiapkan laporan audit, Menulis laporan Ketidaksesuaian .

g. Berkomunikasi dengan Top Management   pada isu-isu Kualitas / Ketidaksesuaian & laporan Audit

h. Mengukur & Mengawasi kinerja proses.

i. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan.

 j. Membuat ISO / kesadaran Kualitas untuk rekan dengan pelatihan internal. k. Review Kebijakan mutu secara berkala

l. Waktu ke waktu meninjau semua fungsi, untuk memeriksa pelaksanaan yang efektif dari sistem Manajemen Mutu.

(10)

 perusahaan, adapun tugas utama dari jabatan cost accountant   yaitu menjaga, menganalisis, mencatat, mengkoordinasi dan melaporkan aktivitas pengeluaran arus kas unruk biaya operasional perusahaan.

Kepala bagian cost acounting di perusahaan Beton Prima Indonesia mempunyai  beberapa staff yang tugasnya adalah

a. Menjaga Transaksi harian (IVR, Issue un-plan, dll)  b. Memelihara biaya bulanan standar

c. Menganasilis laporan biaya bulanan

d. Memelihara Persediaan Rekonsiliasi PO tahap pertama e. Mencatat aktiva tetap

f. Melakukan koordinasi dengan baguan lapangan untuk mengambil keputusan Stock Inventory

g. Melakukan penjualan ulang.

4.  Marketing, Engineering, Research & Development Section Head

Pada bagian ini seorang kepala bagian memiliki tugas yang berhubungan dengan marketing, engineering, dan research & development . Adapun tugas lebih jelasnya adalah mengontrol dan bertanggungjawab atas kinerja dari supervisor marketing, engineering, research & development.

Pada bagian ini terdapat supervisor yang bertugas memonitor beberapa bidang pada  bagian ini . Beberapa bidang tersebut antara lain:

a.  Marketing

Tugas dari marketing antara lain:

1) Mengenalkan produk perusahaan baik melalui promosi langsung, iklan, kegiatan pemasaran langsung disuatu tempat dan media lainnya.

2) Menjual produk perusahaan sesuai program dan target yang direncanakan. 3) Melayani kebutuhan konsumen dengan baik

4) Mampu melihat dan melaporkan perubahan dalam pasar yang terkait dalam  pemasaran yang sedang dilakukan.

5) Membuat program-program pemasaran yang jitu dan efektif untuk menjaring konsumen lebih besar

(11)

6) Aktif menawarkan produk yang diproduksi perusahaan kepada konsumen. b.  Project Engineering

Seorang PE tanggung jawabnya meliputi persiapan jadwal,persiapan sumber daya teknik dan segala kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan teknis dalam sebuah proyek. PE juga mungkin bertanggung jawab atas kinerja manajemen vendor, menjamin akurasi prakiraan keuangan yang terintegrasikan dengan jadwal, memastikan proyek selesai sesuai dengan rencana, mengelola sumber daya team  proyek dengan berbagai pelatihan dan mengembangkan pengalaman dan keahlian

team proyek.

Pada proyek dengan struktur yang bagus, semua disiplin khusus teknis melakukan pelaporan pada PE, tetapi dua hal penting yang menjadi tanggung jawab PE adalah sebagai koordinator berbagai disiplin teknik pada sebuah proyek dan sebagai kontrol kualitas proyek secara umum.

c.  Engineering staff

Tugas dari engineering staff  antara lain: 1) Melaksanakan desain konseptual; 2) Melaksanakan desain awal;

3) Melaksanakan desain rinci; 4) Melaksanakan perhitungan; 5) Melaksanakan pengujian; 6) Melaksanakan eksplorasi; 7) Melaksanakan observasi; 8) Melaksanakan pengukuran;

9) Melaksanakan modifikasi produk; 10) Melaksanakan perawatan produk;

11) Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi; 12) Melaksanakan studi banding sistem teknologi;

(12)

d.  Drafter

Seseorang drafter bertugas untuk membuat gambar kerja yaitu gambar detail dari gambar/sketsa perencanaan yang telah dibuat. Gambar detail itu meliputi setiap detail rencana arsitektur, detail rencana konstruksi/struktur, detail rencana mekanikal dan elektrikal.

e.  Planning, Schedule, & Controling

Tugas pada planning, schedule, dan controling  antara lain: 1) Mendata permintaan produk dari customer.

2) Menjabarkan kebutuhan bahan baku yang akan diproduksi sesuai  permintaan.

3) Membuat jadwal produksi dengan menyesuaikan sumber daya yang ada.

5.  Human Resource Development Section Head Tugas dari kepala HRD antara lain:

1. Memelihara data/arsip kepegawaian per orang meliputi, biodata, kontrak,perjanjian,cuti, kehadiran dll,serta melengkapi bila terdapat arsip baru terkait karyawan tersebut.

2. Mengatur payroll,tunjangan-tunjangan, menyeimbangkan pendapat antara karyawan sesuai tingkatan dan beban kerja masing-masing karyawan.

3. Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi kerja / penilaian karyawan bagi staff maupun karyawan operator/harian

4. Memastikan hubungan ketenagakerjaan antara karyawan dan perusahaan  berjalan harmonis sesuai dengan keadaan dan kondisi perusahaan.

5. Melakukan bimbingan kepada para karyawan tentang keserasian kerja dengan tetap menghormati tingkatan jabatan, berdasarkan Struktur organisasi yang  berlaku.

6. Membuat jobdesc / uraian pekerjaan untuk setiap posisi yang ada serta memeliharanya apabila terdapat perubahan.

7. Mengatur berbagai kegiatan karyawan terkait kegiatan non pekerjaan seperti rekreasi,olah raga,halal bihalal dll

(13)

8. Melakukan proses penerimaan karyawan dan menyiapkan kontrak kerja.

9. Melaksanakan kegiatan penerimaan karyawan sesuai kebutuhan & melakukan analisa kebutuhan tenaga kerja pada setiap unit kerja.

10. Menyelenggarakan pelatihan bagi karyawan baru atau lama sesuai kebutuhan & melakukan analisa kebutuhan tenaga kerja pada setiap unit kerja.

11. Menangani kegiatan Hubungan Industrial (Disnaker, warga dan lain-lain)

12. Menangani seluruh perijinan Disnaker (Bejana Tekan, Peraturan Perusahaan, Wajib Lapor, Instalasi Listrik, Instalasi Penyalur Petir, Forklift, dan Hoist) 13. Menangani dan memberikan masukan Manajerial pada hal-hal lain terkait HRD 14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan perusahaan.

Pada bagian ini terdapat staf HRD dan General Affair.

6.  Building maintenance Section Head

Kepala bagian building maintenance bertugas:

a. Perencanaan dan pengontrolan kinerja maintenance gedung dan aset  b. Pengontrolan maintenance kendaraan inventaris

c. Pengontrolan fungsi foreman

Pada bagian ini terdapat  foreman, yang memiliki tugas yaitu memikirkan serta melaksanakan kegiatan perbaikan guna mengatasi kegiatan-kegiatan operasi produksi yang menyimpang dari batas-batas atau parameter yang telah ditetapkan agar sasaran yang diberikan dapat tercapai. Kegiatan perbaikan ini secara rutin harus dilakukan agar "Kejadian yang sama tidak terulang kembali".

7. P2K3 Section Head 

Tugas pokok kepala bagian P2K3 yaitu memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha / pengurus tempat kerja yang bersangkutan mengenai masalah-masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(14)

8.  Purchasing Section Head

Tugas / Job Desk pada bagian Purchasing sebagai berikut :

a. Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang (inventory,material)

 b. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan terkontrol ( FIFO atau ERP/ MRP )

c. Melakukan pemilihan / seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan d. Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran

operasional perusahaan

e. Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit / control stock  dll

Pada bagian purchasing ini terdapat dua kantor, yaitu di daerah Surabaya dan Mojokerto.

9. Spun Section Head

Pada bagian ini, Spun Section Head  bertanggungjawab atas segala kegiatan produksi untuk jenis beton spun piles. Pada bagian ini terdapat beberapa supervisor yang bertugas untuk mengawasi, mengontrol jalannya produksi sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

10.  Non Spun Section Head

Pada bagian ini, Spun Section Head  bertanggungjawab atas segala kegiatan produksi untuk jenis beton spun piles. Pada bagian ini terdapat beberapa supervisor yang bertugas untuk mengawasi, mengontrol jalannya produksi sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Supervisor tersebut antara lain supervisor batching plan, supervisor LAB, dan supervisor non spun.

11. Quality Control Section Head

Quality Control   bertanggung jawab atas pengontrolan kualitas pada perusahaan. Tugas utama dari jabatan Quality Control   adalah melakukan pemantauan pengawasan terhadap mutu produk, memberikan arahan dan koordinasi terhadap pelaksanaan proses

(15)

 produksi agar tidak menyimpang dari standar mutu yang telah di tetapkan. Berikut deskripsi pekerjaan Quality Control  secara lebih lengkap :

a. Melakukan pemantauan pengawasan mutu hasil produksi  b. Melakukan pemantauan pelaksanaan proses produksi

c. Menilai efektifitas kinerja pada divisi quality

d. Melakukan penilaian terhadap keluhan yang terjadi pada teknis pelaksanaan ataupun hasil produksi.

e. Membuat perencanaan corective & preventive action f. Membuat laporan hasil pengawasan terhadap mutu produk

12.  Mechanical, Electrical Section Head

Pada bagian ini  Mechanical, Electrical Section Head  memiliki tugas dan tanggung  jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas Mechanical & Electrical .

 b. Bertanggung jawab terhadap perawatan peralatan Mechanical & Electrical .

c. Koordinasi dengan Dept. Lain dalam menunjang kinerja Mechanical & Electrical.

13.  Inventory Section Head Tugas dari bagian ini adalah:

a. Mengendalikan stok dari bahan baku, kemasan, dan bahan jadi agar sesuai dengan perencanaan produksi dan permintaan dari pemasaran

 b. Mengevaluasi stok dari bahan baku, kemasan dan barang jadi untuk diadakan konfirmasi dengan pemasaran tentang adanya obat jadi yang harus dijual.

(16)

2.6 Proses Produksi dan Tata Letak

Berikut merupakan penjelasan mengenai proses produksi dan tata letak dari PT. Beton Prima Indonesia.

2.6.1 Proses Produksi

Pada penjelasan proses produksi ini dijelaskan proses produksi beton untuk tipe  spun  piles. Proses yang pertama adalah pemotongan pc bar dengan mesin cutting dengan ukuran yang sudah ditentukan kemudian setelah itu ujung-ujung dari pc bar di masukkan ke mesin heading yang berfungsi untuk pengunci dari emplit . Dari proses heading  menuju proses gulung spiral dengan mesin spiral dan pemasangan emplit yang dilakukan dengan 2-3 orang pekerja . Kemudian dilakukan setting . Setting adalah proses set-up sebelum bahan baku (concentrate ) di masukkan . Setelah setting kemudian  feeding  yaitu memasukkan concentrate  ke dalam cetakan melalui conveyor   dari batching plant  kemudian dilakukan penarikan beton dengan mesin  stressing   yang bertujuan untuk menghindari ketidakrataan concentrate  dalam cetakan beton tiang pancang. Setelah itu  proses  spining   yaitu proses pemadatan concentrate  agar semua bagian terisi oleh

concentrate  (tidak ada bagian yang kosong) yang pada akhirnya nanti dapat menyebabkan defect . Setelah proses spining  dan stressing  selesai beton dilakukan proses  steaming   yaitu pemanasan beton dengan suhu 90° dengan jumlah beton 20-30 batang.

Yang dilakukan dengan mesin boiler   selama kurung waktu 3 jam . Setelah proses  steaming  selesai maka dilakukan the molding yaitu proses pelepasan cetakan beton tiang  pancang dan dilakukan finishing yang meliputi :  Marking ,pengecatan emplit dan repair

setelah itu beton tiang pancang delivery menuju warehouse .

(17)

Pemotongan PC BAR (mesin cutting )

Pemberian kunci ujung PC BAR (mesin heading )

Pembuatan spiral pada PC BAR   ( mesin spiral )

Pasang emplit pada PC BAR

Setting Feeding Stresing Spinning Steaming The Molding Finishing Warehouse

(18)

Mesin-mesin yang digunakan dalam dalam proses produksi Beton tiang pancang ( Spun pile ) sebagai berikut :

1. Mesin cutting

Gambar 2.4 Mesin Cutting

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin ini berfungsi untuk memotong pc bar yang panjang nya sesuai yang inginkan. Mesin ini masih konvensional .

2. Mesin Heading

Gambar 2.5 Mesin Heading

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin yang berfungsi membuat kepala pada ujung pc bar yang berfungsi sebagai  pengunci pada emplit .

(19)

3. Mesin spiral

Gambar 2.6 Mesin Spiral

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin spiral berfungsi dalam pembuatan geronjong spiral (kerangka /tulang beton tiang pancang ) yang selanjutnya ujungnya nannti akan di berikan emplit.

4. batching plant 

Gambar 2.7 Batching Plant 

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

(20)

test  dan strength-nya stabil sesuai yang diharapkan, untuk itu komposisi material harus terkendali. Dalam artikel kali ini, dipakai tipe dry mixed. Tipe dry mixed  yaitu batching  plant yang fungsinya hanya untuk menimbang saja, pengadukan beton ready mix dilakukan pada concrete mixer truck . Semua material yang akan diaduk, sebelumnya ditimbang sesuai dengan mix design dengan memperhitungkan kandungan air dalam material, baik dalam agregat kasar maupun agregat halus (pasir).

5. Mesin stressing 

Gambar 2.8 Mesin Stressing 

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin ini berfungsi untuk menarik beton agar beton yang di produksi tidak dapat diragukan untuk ketahanan dan kekuatan dari beton t iang pancang tersebut.

6.  Mesin spinning

Gambar 2.9 Mesin Spinning 

(21)

Mesin ini berfungsi untuk melakukan pemadatan concentrate yang bertujuan untuk  bahan baku cor yang dituangkan dapat merata dalam cetakan .

7. Mesin boiler / Steaming 

Gambar 2.10 Mesin boiler 

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin boiler ini berfungsi untuk memberikan panas hingga 90 ° terhadap beton tiang pancang selama 3 jam dengan jumlah beton 20-30 batang beton tiang  pancang.

2.6.2 Tata Letak PT. Beton Prima Indonesia

Berikut merupakan denah PT. Beton Prima Indonesia yang menunjukkan tata letak fasilitas yang ada di PT. Beton Prima Indonesia.

(22)

Gambar 2.11 Denah PT. Beton Prima Indonesia Sumber: PT. Beton Prima Indonesia

2.7 Manajemen Personalia

Pada manajemen personalia ini PT.Beton Prima Indonesia dalam pelaksanaanya tidak jauh beda dengan perusahaan yang lainnya. Pengaturan peraturan kerja dan segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja PT. BPI ini berpacuan pada undang-undang. Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PT. Beton Prima Indonesia ini sebanyak 540  pekerja.

Adapun dasaran dalam pengaturan teanga kerja, diatur dalam Undang-Undang  No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu: 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.

Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja

(23)

tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga  pekerja/buruh berhak atas upah lembur.

(24)

BAB III

PELAKSANAAN KKN-P

Hal yang akan dibahas pada bab ini adalah: waktu dan tempat pelaksanaan KKN-P,  jurnal kegiatan yang berisikan jadwal dan aktivitas selama kegiatan KKN-P, dan metode  penelitian yang berisikan tentang langkah-langkah observasi yang dilakukan.

3.1 Waktu dan Tempat KKN-P

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata-Praktek (P) dilakukan selama 1 bulan. KKN-P dilakukan 4 hari dalam seminggu.

Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek adalah: Waktu : 3 Maret –  29 Maret 2014

Tempat : PT. Beton Prima Indonesia

Alamat : Jl. KH. Ahmad Dahlan KM.2, Ds. Sumberwono, Kec. Bangsal, Mojokerto, Telp (0321) 513697-99

3.2 Jurnal kegiatan KKN-P

Pelaksanaan KKN-P di PT Beton Prima Indonesia ini dilakukan dalam jangka waktu 2 bulan, dalam 2 bulan tersebut terdapat waktu 1 bulan untuk melaksanakan kegiatan di PT. Beton Prima Indonesia sedangkan 1 bulan kemudian untuk penyelesaian laporan KKN-P. Kegiatan di PT. Beton Prima Indonesia terdiri dari observasi lapangan dan  pengambilan data dan asistensi pada pembimbing. Dalam kegiatan observasi lapangan

diisi dengan kegiatan berkeliling pabrik untuk mengetahui keseluruhan dari proses  produksi beton hingga menjadi menjadi produk jadi. Selain itu juga terdapat kegiatan  pengambil data yang diisi dengan pencarian informasi dan pengamatan terhadap objek yang diteliti sesuai dengan tema laporan KKN-P yang diambil. Setelah melakukan observasi lapangan dan pengambilan data, maka dilakukan asistensi pada pembimbing lapangan untuk melaporkan data apa saja yang telah kita peroleh dan yang telah susun

(25)

serta untuk mencari informasi pendukung tambahan mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan tema KKN-P yang diambil.

Tabel 3.1 Jurnal Kegiatan KKN-P

Hari ke- Tanggal Kegiatan 1 3 Maret 2014 Orientasi Office 2 4 Maret 2014 Orientasi Office 3 5 Maret 2014 Orientasi office 4 6 Maret 2014 Orientasi Lapangan 5 10 Maret 2014 Orientasi Lapangan 6 11 Maret 2014 Observasi Lapangan 7 12 Maret 2014 Observasi Lapangan 8 13 Maret 2014 Observasi Lapangan 9 18 Maret 2014 Pengambilan Data 10 19 Maret 2014 Pengambilan Data 11 21 Maret 2014 Orientasi office 12 24 Maret 2014 Pengambilan Data 13 26 Maret 2014 Orientasi office 14 29 Maret 2014 Orientasi office

3.3 Metode penelitian

Metode Penelitian adalah tahap yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan  penyelesaian masalah. Melalui metodologi penelitian, penyusunan laporan ini akan

memiliki alur yang searah dan sistematis. Selain itu, metodologi penelitian akan menjadi kerangka dasar berfikir logis bagi pengembangan penelitian ini kearah penarikan kesimpulan secara ilmiah.

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

(26)

a. Metode Penelitian Kepustakaan ( Library Research)

Metode Penelitian Kepustakaan ( Library Research) meruapkan suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi literatur di perpustakaan serta dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang berhubungan dengan  pembahasan. Selain itu, data juga bisa didapatkan dengan bertanya secara langsung pada saat perusahaan mengadakan kegiatan sehari-hari. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini diperoleh secara teori mengenai permasalahan yang dibahas.

 b. Metode Penelitian Lapangan ( Field Research)

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana mahasiswa secara langsung terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam  Field Research ini adalah :

1)  Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan  jalan mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan

suatu kegiatan.

2) Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data, dengan mengadakan  pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan. 3.3.2 Metodologi Penyusunan Laporan

Adapun metodologi penyusunan laporan KKN-P ini berupa suatu format laporan, yaitu: LEMBAR JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Lingkup observasi

(27)

1.3 Manfaat Kuliah Kerja Nyata-Praktek

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan

2.2 Logo Perusahaan 2.3 Visi, Misi dan Motto

2.4 Badan Usaha dan Bidang Usaha 2.5 Organisasi dan Manajemen 2.6 Proses Produksi dan Tata Letak 2.7 Manajemen Personalia

BAB III PELAKSANAAN KKN-P 3.1 Waktu dan Tempat KKN-P

3.2 Jurnal kegiatan KKN-P 3.3 Metode penelitian

BAB IV ANALISIS MENGGUNAKAN MANUFACTURING OPERATION 4.1 Situasi Masalah 4.2 Rumusan Masalah 4.3 Tujuan Penelitian 4.4 Batasan Penelitian 4.5 Tinjauan Pustaka 4.6 Pengolahan data

4.7 Analisa dan Pembahasan

BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran

(28)

3.3.3 Diagram Alir (F lowchart)

Diagram alir kegiatan KKN-P di PT Beton Prima Indonesia Mulai Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Pengumpulan data Perhitungan waktu proses operasi dengan 5 replikasi  Analisi dengan manufacturing operation Melakukan perhitungan laju produksi dan kapasitas produksi Analisa dan Pembahasan Kesimpulan  dan Saran Selesai Tahap Pendahuluan Tahap Penelitian Tahap Akhir

(29)

BAB IV

ANALISIS PROSES PRODUKSI TIANG PANCANG SPUNT PI LE MENGGUNAKAN KONSEP MANUFACTURING OPERATION

DI PT.BETON PRIMA INDONESIA

4.1 Situasi Masalah

Pada setiap perusahaan diperlukan analisi tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi didalam sistem manufatur / sistem produksi dari produk yang dihasilkan yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan tentang produk , yang berasal dari produk mentah sampai dengan produk jadi. Permasalahan yang ada didalam perusahaan PT.BETON PRIMA INDONESIA antara lain adanya waktu aktivitas proses manufaktur proses manufaktur yang tidak seharusnya sehingga menyebabkan laju produksi tidak optimal yang berpengaruh terhadap kapasitas produksi. Kondisi perusahaan yang seharusnya bisa memenuhi demand sesuai dengan target akhirnya tidak bisa tercapai dengan adanya masalah tersebut.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara dengan analisa manufacturing operation untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan proses manufaktur tidak dapat memenuhi permintaan yang ada.

Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini akan dilakukan dengan memanfaatkan konsep produksi yang dispesifikan membahas laju produksi dan kapasitas  produksi.

4.2 Rumusan masalah

Dari studi kasus yang diperoleh di PT. BETON PRIMA INDONESIA maka dapat dirumuskan beberapa masalah , yaitu :

1. Apa saja tahapan proses produksi dalam pembuatan tiang pancang jenis spunt  piles ?

(30)

3. Bagaimana menentukan laju produksi dalam pembuatan tiang pancang jenis spunt  piles ?

4. Bagaimana menentukan kapasitas produksi dan apakah kapasitas produksi yang ada dapat memenuhi permintaan pelangan ?

4.3 Tujuan penelitian

Selain untuk pelaksanaan KKN-P penelitian ini juga memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui proses produksi pembuatan tiang pancang

2. Mengetahui konsep penerapan manufacturing operation didalam studi kasus 3. Mengetahu laju produksi dalam proses pembuatan tiang pancang

4. Menentukan kapasitas produksi dan memperoleh perbandingan kapasitas produksi  perusahaan dengan permintaan pelangan.

4.4 Batasan dan Asumsi

1. Observasi hanya dilakukan pada proses produksi terhadap produk SPUNT  PILE (tiang pancang bulet) dengan ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600  pada PT. BETON PRIMA INDONESIA

2. Mesin yang diamati memiliki efesiensi yang sama

3. Operator yang bertugas dalam mengoperasikan mesin bekerja dalam keadaan normal

4. Data diambil hanya 5 replikasi pada masing-masing mesin dan diasumsikan cukup sertas seragam .

5. Setting mesin dan perawatan hanya dilakukan pada saat pergantian shift atau hari libur dari produksi

6. Satu hari kerja terdiri dari 2 shift kerja dengan 8 jam kerja untuk masing-masing shiftnya

7. Manufacturing operation hanya memperhatikan kecepatan waktu produksi untuk memenuhi permintaan per-harinya tanpa harus memperhatikan biaya yang dibutuhkan untuk proses produksi.

(31)

4.5 Tinjauan pustaka 4.5.1 Proses Manufaktur

Proses manufaktur dapat didefinisikan sebagai penerapan proses fisik dan kimia untuk mengubah geometri, sifat-sifat dan atau penampilan dari suatu material awal dalam  pembuatan komponen atau produk ; proses manufaktur juga meliputi penggabungan  beberapa komponen untuk membuat produk rakitan. Proses manufaktur melibatkan

kombinasi mesin-mesin, perkakas, tenaga penggerak dan tenaga kerja manual.

Proses manufaktur hampir selalu dijalankan berupa urutan operasi. Setiap urutan  proses tersebut membuat material menjadi semakin dekat dengan bentuk akhir yang

diinginkan.

Proses manufaktur membahas tentang operasi manufaktur. Dimulai dengan industry-industri dalam lingkup manufaktur dan produk-produk yang dihasilkan  perusahaan. Kemudian membahas mengenai proses-proses pembuatan yang digunakan  pada industry manufaktur dan juga aktivitas-aktivitas yang mendukung proses tersebut dengan menggunakan penjabaran model matematis dari berbagai operasi manufaktur. Model-model ini membantu dalam mendefinisikan masalah tertentu dan bermacam  parameter yang penting dalam manufaktur dan untuk memberi perspektif kuantitatif pada

operasi manufaktur.

4.5.2 Operasi-operasi Manufaktur

Terdapat aktivitas tertentu yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengubah  bahan baku menjadi produk jadi. Dengan membatasi lingkup bahasan kita pada pabrik

yang berhubungan dengan pembuatan produk diskrit.

Produk harus dipindahkan dari satu operasi ke operasi selanjutnya dalam urutan manufaktur, dan produk tersebut harus diinspeksikan atau diuji untuk menjamin kualitas yang tinggi. Operasi-operasi yang tidak perlu, apakah itu pengerjaan, perakitan,  pemindahan bahan atau inspeksi harus dibuang dari urutan langkah kerja untuk

(32)

4.5.3 Konsep Produksi dan Model-model Matematis

Sejumlah konsep produksi bersifat kuantitatif, atau konsep ini memerlukan  pendekatan kuantitatif untuk mengukurnya. Tujuan konsep produksi tersebut untuk mendefinisikan beberapa konsep dalam perusahaan. Selanjutnya meninjau ulang konsep-konsep produksi pada otomasi dan system produksi. Model-model yang dikembangkan ini bersifat ideal dalam arti model-model mengabaikan beberapa kenyataan dan komplikasi yang ada di pabrik. Sebagai contoh, suatu model memperhatikan pengaruh dari laju pembuangan geram (scrap).

Dalam beberapa operasi manufaktur, persentase geram (scrap) yang dihasilkan adalah cukup tinggi yang sebaliknya memperngaruhi laju produksi, kapasitas pabrik dan  biaya produk. Umumnya masalah tersebut focus pada system produksi yang khusus.

4.5.3.1 Kuantitas produksi dan Varian produk

Kuantitas produksi dan varian produk yang dibuat perlu diketahui dan didefinisikan agar dapat mengetahui jumlah kuantitas produk yang dibuat dan dengan varian produknya apa saja. Oleh karena itu dibuat model matematis atau  perhitunganya. Dengan rumus sebagai berikut

Q

=

P

.

Q

f

Keterangan Q : Menyatakan Unit produk yang dihasilkan

P : Jumlah total dari berbagai macam style atau varian produknya

Q

f : Kuantitas produk yang dihasilkan

4.5.3.2 Laju Produksi

Laju produksi bagi satu proses tunggal atau operasi perakitan biasanya dinyatak dalam laju perjam, yakni part atau produk jam. Perhatikan bagaimana laju produksi ini ditentukan pada ketiga macam produksi : produksi  jobshop ,  produksi batch,  produksi massal.

(33)

Untuk operasi produksi apapun, waktu siklus operasi (CT) T, didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan sebuah benda kerja saat mengalami proses pengerjaan atau  perakitan. Waktu ini dihitung antara saat dimulainya proses pengerjaan satu unit hingga dimualinya benda kerja berikutnya. Waktu Tcadalah waktu yang dihabiskan part tunggal dalam mesin, tapi tidak seluruh waktu bersifat produktif.

Pada operasi pengerjaan khusus, seperti permesinan, Tc  terdiri dari : (1) waktu operasi permesinan tunggal, (2) waktu penanganan benda kerja, (3) waktu penanganan  perkakas per benda kerja. Dalam bentuk persamaan, ketiganya dapat dinyatakan dalam  bentuk :

 

 

 



Dimana Tc = waktu siklus operasi (menit  –   mnt/benda kerja  –   bk), To  = waktu operasi permesinan actual (menit/bk), Th = waktu penanganan (mnt/bk), dan Tth = waktu  penangan perkakas potong (mnt/bk).

Waktu penanganan perkakas terdiri dari waktu yang dipakai untuk mengganti pahat ketika aus, waktu penggantian perkakas terdiri dari waktu yang dipakai untuk mengganti  pahat ketika aus, waktu penggantian perkakas satu ke yang lain, waktu pemutaran bagi  perkakas sisipan atau perkakas mesin bubut atau gurdi turret, pemosisian kembali  perkakas bagi benda kerja baru dan lain sebagainya.

Setiap istilah







  memiliki padanannya dalam produksi Benda diskrit yang lain. Terdapat bagian dari siklus dimana part sebenarnya sedang diproses (To), terdapat  bagian-bagian dari siklus dimana part sebenarnya sedang dipindahkan (Th) disesuaikan dan diganti (Tth). Selanjutnya dapat menyederhanakan persamaan Tc= To+Th+Tth untuk mencakup sebagian besar operasi pengerjaan dalam manufaktur.

Dalam produksi batch, waktu untuk mengerjakan satu batch yang berisi Q unit adalah penjumlahan waktu persiapan dan waktu pengerjaan, yakni :

 



 

(34)

Diasumsikan bahwa satu benda kerja dapat diselesaikan dalam satu siklus, sehingga Tc  juga memiliki satuan (mnt/bk). Bila lebih dari satu part yang dihasilkan per siklus, maka  persamaan harus disesuaikan kembali. Dengan membagi waktu batch dengan kuantitas  batch, akan mendapat waktu produksi rata-rata per unit untuk satu mesin tertentu :

 

Laju prduksi rata-rata mesin berbanding terbalik dengan waktu produksi. Biasanya dinyatakan dalam laju produksi per satuan jam, seperti :

 

Dimana

= laju produksi per jam (prt/jam),

= waktu pengerjaan rata-rata per menit (mnt/bk) dan konstanta 60 dipakai untuk mengubah menit ke jam.

Untuk produksi job-shop apabila kuantitas Q = 1, waktu produksi per benda kerja adalah  penjumlahan waktu setup dengan waktu siklus operasi :

 



 

4.5.3.3 Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi didefinisikan sebagai laju keluaran (output) maksimum yang mampu dihasilkan oleh suatu fasilitas produksi dalam sejumlah kondisi operasi yang telah diasumsikan. Fasilitas produksi biasanya mewakili suatu pabrik, sehingga kapasitas  pabrik ini sering digunakan dalam pengukuran hal terkait.

Jumlah jam beroperasi pabrik dalam seminggu adalah masalah yang sangat kritis dalam mendefinisikan kapasitas pabrik. Pabrik biasanya beroperasi 24 jam/hari, 7 hari/minggu.

Dalam pembuatan part atau produk diskrit, kecenderungan yang berkembang dalah mendefinisikan kapasitas pabrik menuju 7 hari seminggu penuh, 24 jam/hari. Inilah  jumlah waktu maksimum yang tersedia (168 jam/minggu) dan bila pabrik beroperasi

(35)

lebih sedikit dari jumlah maksimum, berarti kapasitas maksimum yang mungkin tidak dimanfaatkan secara penuh.

Anggap PC = kapasitas dari sebuah fasilitas tertentu, dan ukuran kapasitas = jumlah unit yang diproduksi perminggu. Sebut n = jumlah mesin atau pusat pengerjaan dalam fasilitas. Sebuah pusat pengerjaan adalah suatu system manufaktur dalam pabrik yang  biasanya terdiri dari satu pekerja, dan satu mesin. Ataupun bias satu mes in otomatis tanpa  pekerja.

Setiap pusat pengerjaan beroperasi selama H jam/shift. Perlengkapan sebagai waktu  persiapan dimasukkan dalam



 sesuai sesuai persamaan



 .

Sebut S sebagai jumlah shift per minggu. Semua parameter dapat dikombinasikan untuk menghitung kapasitas produksi :

  

Dimana PC = kapasitas produksi fasilitas (unit/minggu) , n = jumlah pusat pengerjaan  berproduksi dalam fasilitas, S = jumlah shift per periode (shift/week), H = jam/shift (hr),

dan

 = laju produksi per jam dari setiap pusat pengerjaan (unit output/jam).

Seperti dalam persamaan sebelumnya, asumsi nahwa unit kerja yang diproses melewati sejumlah pusat pengerjaan adalah seragam dan karenanya nilai

  menjadi sama untuk semua unit yang dihasilkan.

(36)

4.6 Pengolahan Data

Permasalahan tentang operating system and production dari produk tiang pancang bulat ( spunt pile) yang berukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600 yang di hasilkan oleh perusahaan PT.BETON PRIMA INDONESIA akan dianalisis menggunakan Manufactuing operation dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Gambarkan tahapan proses pada proses produksi

2. Hitung jumlah total unit produk yang dihasilkan oleh perusahan. dengan berbagai macam jenis varian produk yang dihasilkan.kemudian nanti akan diketahui berapa total unit produk yang dihasilkan dari masing-masing jenis ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600

3. Hitunglah berapa jumlah aktivitas proses operasi yang ada dalam proses produksi  beton tiang pancang ( spunt piles) ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600

4. Menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi beton tiang pancang ( spunt piles )

5. Hitunglah waktu siklus operasi yang dibutuhkan

6. Hitunglah laju produksi dari proses produksi dalam pembuatan produk.

7. Hitunglah kapasitas produksi yang mengacu dengan jumlah ke giatan dalam proses  produksi dan jumlah produk yang dihasilkan.

(37)

4.6.1 Tahapan proses produksi dalam pembuatan tiang pancang jenis Spunt piles Proses operasi pembuatan tiang pancang bulat ( spunt pile ) digambarkan pada diagram berikut : 1 2 2 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 7 8 9 9 10 11 11 12 13 13 13 14 15 15 16 17 17 17 S

Gambar 4.1 Precedence diagram

Tabel 4.1 Keterangan Stasiun kerja proses produksi

S START

1 pemotongan Pc bar

2 Proses Heading

3 pembuatan gulung spiral

4 Pemasangan emplit pada gulung spiral

5 membuka cetakan (molding )

6 penyemprotan Form oil

7 Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan )

8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan

9 pemasangan sil pada cetakan

(38)

12 penarikan beton (stressing )

13 pemadatan beton ( spinning )

14 Pemanasan beton ( steaming )

15 Pelepasan mur-baut pada cetakan

16 Pembukaan cetakan (the molding )

17 pengecatan emplit, marking, pemotongan strant (finishing)

F Selesai

4.6.2 Jumlah unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan Jenis produk nya yang dihasilkan ada 4 antara lain:

Tabel 4.2 Jumlah unit produk  No Variansi  produk (P) Kuantitas  produksi (Q) 1 Ø250 22.000 2 Ø300 20.000 3 Ø400 18.000 4 Ø600 16.000 total 76.000

Dari tabel diketahui bahwa Variansi produk yang dihasilkan ada 4 macam yaitu ukuran Ø250 Ø300 Ø400 dan Ø600 dengan total kuantitas produksi pertahunya sebanyak 76.000 batang tiang pancang bulat ( spunt piles ).

 Jumlah komponen/ part yang dihasilkan oleh perusahaan

Dalam memproduksi beton tiang pancang ( spun piles) ada beberapa komponen / komposisi yang dibutuhkan antara lain :

(39)

Tabel 4.3 komponen beton tiang pancang bulat  No komponen/part 1 Semen 2 Pasir 3 Cruser 4 Concentrate 5 PC bar 6 Spiral 7 Emplit 8 Cairan kimia

Untuk memproduksi tiang pancang ini ada 8 komponen/part yang di butuhkan, dari ke 4 varian produk yang berbeda tetapi komponen/part nya sama hanya ukurnya dari diameternya yang berbeda semisal untuk ukuran Ø250 dan Ø600 yang membedakan dari 2 macam varian ini hanya untuk ukuran spiral nya dan lebar dari pc bar lebih besar yang ukuran Ø600 dibandingkan dengan Ø250 dan begitu juga untuk volume concentrate lebih  banyak yang ukuran Ø600 karena memang ukuran nya lebih besar. 8 komponen tersebut didapat dengan membeli makan dalam perhitungan ini komponen tidak tersebut tidak termasuk dalam pembuatan jadi hanya produk beton tiang pancang saja yang diproduksi untuk komponen utama dan pendukungnya didapat dari membeli .

Tabel 4.4 kuantitas produksi  No Variansi produk

(P) komponen Kuantitas produksi (Q)

1 Ø250 1 22.000

2 Ø300 1 20.000

3 Ø400 1 18.000

(40)

4.6.3 Jumlah Aktivitas produksi

Proses produksi beton tiang pancang (spunt piles ) ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600 mempunyai 17 proses operasi / tahapan pada proses produksinya antara lain adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Tahapan proses produksi spunt piles

1 pemotongan Pc bar

2 Proses Heading

3 pembuatan gulung spiral

4 Pemasangan emplit pada gulung spiral

5 membuka cetakan (molding )

6 penyemprotan Form oil

7 Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan )

8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan

9 pemasangan sil pada cetakan

10 Pemasangan tutup dari cetakan dg mesin Crane

11 pengerasan mur-baut pada tutup cetakan

12 penarikan beton (stressing )

13 pemadatan beton ( spinning )

14 Pemanasan beton ( steaming )

15 Pelepasan mur-baut pada cetakan

16 Pembukaan cetakan (the molding )

17 pengecatan emplit, marking, pemotongan strant (finishing)

Berdasarkan tabel didalam proses produksi betong tiang pancang ( spunt piles) ada 17 tahapan proses operasi kemudia dari 17 tahapan tersebut di kalikan dengan jumlah

(41)

total produk yang dihasilkan untuk mengetahui waktu operasi pada proses pertahunya yaitu dengan perhitungan sebagai berikut :

  

 

    

   

Keterangan : PQ : Jumlah unit produk yang dibuat oleh perusahaan

n

 p : Jumlah total aktifitas operasi yang dilakukan 4.6.4 Jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh perusahaan

Dalam perusahaan PT.BETON PRIMA INDONESIA yang memproduksi beton tiang pancang bulat (Spunt piles) para pekerjanya dipekerjakan selama 16 jam yang terbagi dalam 2 shit kerja. Yang masing-masing 8 jam. 7 hari dalam seminggu dan satu tahun ada 50 minggu hari kerja .

Tabel 4.6 Shift dan jam kerja Shift jam

1 8

2 8

Wt = 16 jam x 7 hari x 50 minggu = 5600 Jam / tahun

Untuk mencari jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam proses produksi pembuatan  beton tiang pancang bulat ( spunt piles) dapat dilakukan dengan membagi waktu proses  produksi keseluruhan dengan waktu proses produksi terlama dalam proses pembuatan  beton tiang pancang bulat kemudian dari hasilnya itu dibagi lagi dengan lama setiap  pekerja dalam satu proses produksi pembuatan beton atau dapat dibuat model

(42)

  

  



/Wt

  (





)

/101,434

= 17 pekerja

Keterangan : W : Jumlah pekerja yang dibutuhkan (pekerja )

n

of : Jumlah proses operasi (jam )

Wt : waktu pekerjaan dalam setahun ( jam )

4.6.5 Waktu siklus operasi

Tabel 4.7 Waktu operasi dengan 5 replikasi untuk spunt piles

 No Operasi Replikasi (menit) waktu

siklus

1 2 3 4 5

S START 0 0 0 0 0 0

1 pemotongan Pc bar 2 1,9 2,1 1,5 1,8 1,86

2 Proses Heading 1 1,3 1,5 1,4 1,3 1,3

3 pembuatan gulung spiral 4 5,2 6,1 3,5 2,95 4,35 4 Pemasangan emplit pada

gulung spiral 8,1 7,5 6 7,5 3,5 6,52

5 membuka cetakan (molding ) 1,3 1,9 1,8 1,4 2,9 1,86 6 penyemprotan Form oil 7,9 8,9 9,8 10,1 12,5 9,84

7

Setting (memasukkan

geronjong ke dalam cetakan )

6 5,38 5,9 6,3 5,5 5,816

(43)

dalam cetakan

9 pemasangan sil pada cetakan 3,1 2,9 3,75 2,4 2,4 2,91 10 Pemasangan tutup dari

cetakan dg mesin Crane 2 2,1 3,4 2,5 1,9 2,38 11  pengerasan mur-baut pada

tutup cetakan 9,1 9,2 8,2 9,4 9,9 9,16

12 penarikan beton (stressing ) 3,4 3,7 3,7 3,68 4,3 3,756 13 pemadatan beton ( spinning ) 9 9 9 9 9 9 14 Pemanasan beton ( steaming

) 13 13 13 13 13 13

15 Pelepasan mur-baut pada

cetakan 10,9 9,3 9,5 10,8 9,9 10,08

16 Pembukaan cetakan (the

molding ) 3,8 5,1 2,7 3,9 4,9 4,08

17

 pengecatan emplit, marking,  pemotongan strant

(finishing)

13,1 12,4 14,9 13,9 13,5 13,56

TOTAL 101,434

Perpindahan antar proses produksi menggunakan crane waktu perpindahan antar mesin  produksi atau antar stasiun kerja membutuhkan ± 1 menit untuk sampai di stasiun kerja berikutnya. Waktu set up mesin merupakan waktu yang dibutuhkan dalam proses permesinan untuk melakukan setting ulang untuk produk yang berbeda.waktu yang dibutuhkan dalam melakukan set up mesin ± 2 menit. Waktu set-up dan perpindahan sudah termasuk dalam waktu proses / waktu siklus operasi yang sudah di tabelkan pada tabel diatas.

(44)

Tabel 4.8 Waktu Siklus Operasi Pada Setiap Staisun Proses produksi setiap produknya

Karena ada lebih dari satu produk jadi untuk mengetahui waktu produksi rata-rata  per unit produknya pada satuan produk dari masing-masing staisun kerja (Tp) dengan

melakukan perhitungan : Tp = Tb / Q

Tp = 1.292.000 / 76.000 batang dalam satu tahun = 17 menit

 No Tahapan proses produksi

waktu siklus operasi (menit )

1 pemotongan Pc bar 1,86

2 Proses Heading 1,3

3 pembuatan gulung spiral 4,35

4 Pemasangan emplit pada gulung spiral 6,52

5 membuka cetakan (molding ) 1,86

6 penyemprotan Form oil 9,84

7

Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan

) 5,816

8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan 1,962

9 pemasangan sil pada cetakan 2,91

10 Pemasangan tutup dari cetakan dg mesin Crane 2,38 11 pengerasan mur-baut pada tutup cetakan 9,16 12 penarikan beton (stressing ) 3,756

13 pemadatan beton ( spinning ) 9

14 Pemanasan beton ( steaming ) 13

15 Pelepasan mur-baut pada cetakan 10,08

16 the molding 4,08

17 Finishing 13,56

(45)

Keterangan :

TP = waktu rata-rata proses produksi per unit masing-masing stasiun kerja Tb = waktu operasi per tahunya

Q = jumlah kuantitas beton dalam satu tahunya 4.6.6 Laju Produksi

Laju produksi bagi satuan proses tungal atau operasi perakitan biasanya dinyatakan pada laju satuan perjam,yakni perjam nya menghasilkan berapa produk. Tapi dalam studi kasus ini digunakan laju produksi untuk perharinya karena memang mengacu  pada kuantitas pertahun dari produk yang dihasilkan.

Rp = 960 / Tp Rp = 960/ 17 menit

= 56,47

= 57 batang perharinya Keterangan

Rp = Laju produksi perhari

TP = waktu proses produksi per stasiun kerja (menit)

960 = konstanta ketika ada 16 jam kerja dalam sehari (2 shift kerja ) / menit

4.6.7 Kapasitas produksi

Maksimum rate output  merupakan kapaitas rata-rata produk jadi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan PT BETON PRIMA INDONESIA per minggunya dalam memproduksi beton tiang pancang ( spunt piles) adalah sebagai berikut :

PC = n.S.H.Rp

PC = 4 x 2 x 8 x 57 batang / harinya = 3648 batang / minggunya Keterangan

(46)

S = shift kerja

H = jam kerja dalam satu shif Rp = Laju produksi per-harinya .

Jadi berdasarkan perhitungan diatas PT BETON PRIMA INDONESIA harus dapat menghasilkan 3648 batang / minggunya untuk perminggunya. Untuk keempat ukuran tersebut.

4.7 Analisa dan pembahasan

Pengolahan data yang dilakukan sub bab sebelumnya menggunakan konsep  Manufacturing operation dalam melakukan analisanya terbagi menjadi beberapa

tahap. berikut ini adalah analisis untuk masing-masing tahap dalam pengolahan data : 1. Tahap 1 Precedent Diagram

Tahap ini ditunjukkan oleh gambar 4.1 . pada gambar tersebut terdapat gambar lingkaran yang menunjukkan masing-masing tahapan proses operasi pada proses  produksi produk Spunt Pile di PT.BETON PRIMA INDONESIA . S adalah merupakan  proses awal memulai kegiatan dan F adalah kegiatan akhir setelah proses produksi  berlangsung. Selain itu gambar tersebut juga menunjukkan bahwa proses berikutnya tidak dapat dilakukan ketika proses pada stasiun kerja sebelumnya belum selesai karena proses operasinya berurutan.

2. Tahap 2 Jumlah unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan

Tahap ini ditunjukan dengan Tabel 4.2 yaitu tentang Jumlah unit produk yang dihasilkan dengan 4 macam varian produk yaitu Ø250 , Ø300, Ø400 dan Ø600 dengan kuantitas produksi yang berbeda beda pada setiap ukuran yang ada.kemudian dari keseluruhan jumlah kuantitas produksi dari masing-masing ukuran dikalikan dengan  jumlah varian produk dan didapatkan hasil 76.000 unit produk yang dihasilkan dalam  pertahunya untuk 4 varian produk tersebut.

(47)

Pada tahap ini diketahui bahwa jumlah aktivitas operasi yang terjadi dalam satu tahunya adalah 1.292.000 operasi yang didapat dari 17 operasi yang seperti pada tabel 4.5 dikalikan dengan jumlah kuantitas keseluruhan dari masing masing ukuran.

4. Tahap 4 Jumlah Pekerja

Tahap ini diketahui jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah 17 pekerja yang mengacu pada 1.292.000 proses operasi dan 5600 jam/tahunya. Tetapi dari hasil wawancara yang dilakukan dengan perusahaan ada 34 pekerja didalam lantai produksi  spunt piles . pada 1 stasiun kerja ada 2 orang operator / pekerja jadi sebenarnya jumlah  pekerja tersebut terlalu banyak. 1 stasiun kerja hanya membutuhkan 1 orang pekerja atau

operator karena dalam pemindahanya menggunakan crane. 5. Tahap 5 Waktu Siklus Operasi Yang Dibutuhkan

Dari tahap 5 ini diketahui waktu siklus dari masing-masing proses operasi seperti  pada tabel 4.7 waktu siklus ini didapatkan dari data pengamatan sebanyak 5 replikasi dengan asusmsi Mesin yang diamati memiliki efesiensi yang sama sehingga memiliki  perfomance rating yang sama pula dan Operator yang bertugas dalam mengoperasikan mesin bekerja dalam keadaan normal kemudian Setting mesin dan perawatan hanya dilakukan pada saat pergantian shift atau hari libur dari produksi.

6. Tahap 6 Laju Produksi

Dari tahap berikut diketahui bahwa laju produksi perharinya adalah 57 batang  beton tiang pancang untuk 4 macam varian tersebut. Tetapi hasil wawancara dengan  bagian Section Head dari perusahaan , laju produksi perusahaan perharinya hanya mencapai 30-40 batang beton tiang pancang jadi pada kenyataanya banyak kesempatan yang telah terbuang , karena yang seharusnya laju produksinya bisa mencapai diatas 50  batang per harinya jadi tidak sampai mungkin karena ada beberapa faktor dalam proses  produksi entah faktornya tersebut , karena pekerjanya atau karena bitching plan yang telat

dalam memasak concentate. 7. Tahap 7 Kapasitas produksi

(48)

hanya mampu memproduksi sekitar 2000 batang saja dari ke-4 macam produk tersebut. Kapasitas produksi yang seharunya 3648 batang ini mungkin dipengaruhi dari laju  produksi per-harinya . karena pada kenyataanya diperusahaan hanya mampu

(49)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Kuliah Kerja Nyata / Praktek dan melakukan pengamatan,  pengolahan data, serta analisis dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Berikut ini adalah kesimpulan dari pelaksanaan KKN-P di PT BETON PRIMA INDONESIA :

1. Dalam melakukan analisis digunakan  Manufacturing operation didalam mengetahui tahapan proses produksi, laju produksi dan kapasitas produksi dari 4 macam varian  produk yang dihasilkan oleh PT BETON PRIMA INDONESIA

2. Tahapan proses operasi didalam proses produksi  spunt piles tersebut ada 17 tahapan  proses untuk sampai menjadi produk jadi. Yang sudah digambarkan dengan  precedent diagram dalam sub-bab pengolahan data. Pada proses produksi ini semua proses operasinya berurutan , tidak akan ada proses operasi berikutnya ketika proses operasi sebelumnya belum terselesaikan.

3. Penerapan  Manufacturing operation didalam perusahaan cukuplan penting karena dengan konsep ini perusahaan dapat mengetahui laju produksi dari perusahaan per-harinya sampai pertahunya untuk ke 4 varian produk yang dihasilkan dan selain untuk menentukan laju produksi , konsep ini dapat digunakan menganalisa kapasitas  produksi.

4. Laju produksi perharinya didapatkan 57 batang. Laju tersebut mengacu pada dari  jumlah kseluruhan proses operasi yaitu sebesar 1.292.000 dan jumlah jam kerja selama

satu tahunya 5600 jam/tahun.

5. Kapasitas produksi perminggunya diperoleh dari kapasitas per-harinya yang mencapai 57 batang kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus tertentu akhirnya di peroleh kapasitas perminggunya sebesar 3648 batang /minggu.

Gambar

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Beton Prima Indonesia
Gambar 2.4 Mesin Cutting
Gambar 2.6 Mesin Spiral
Gambar 2.9 Mesin Spinning 
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti tanggal 28 Maret 2013 kepada guru biologi kelas X MAN 2 Malang, dapat disimpulkan bahwa kesulitan

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 100% responden menyatakan bahwa tidak ada upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten Bojonegoro terhadap penanganan banjir

Islam dan surah Ar-Rum Ayat 21.. Perkawinan dalam perkara tersebut tidak ada harapan dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga, sehingga tujuan Perkawinan sebagaimana

4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1 Media pembelajaran kimia berbasis komputer untuk materi hibridisasi

(11) Bentuk Keputusan tentang pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier sederhana, digunakan untuk melihat keterkaitan antara penggunaan hutang

Tata Kecantikan, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Jagung selain dapat diolah menjadi berbagai makanan dan pakan

1... emikian laporan praktikum ini "iuat.. Kelompok tani mementuk suatu kelema'aan pertanian karena "ari masin'masin' kelompok tani memiliki *isi "an misi