• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN D VERBATIM WAWANCARA

Keterangan : R –Interviewer I - Interviewi

R : Rabu 1 April 2009....wawancara tambahan dengan KRT.Daud Wiryo Hadinagoro...

Selamat malam pak...

I : Malam...

R : Begini pak, ini berkaitan dengan penelitian yang saya lakukan di perusahaan bapak yang lalu...

I : Ya...

R : Saya membutuhkan beberapa data tambahan untuk penelitian saya tersebut...ya ini untuk melengkapi beberapa hal saja sih pak...

I : Hmmm....

R : Begini pak, bisa bapak cerita sedikit mengenai perusahaan bapak ini? Terutama berkaitan dengan kondisi belakangan ini, resesi ekonomi global ini

I : Baik, mmm....saya harus mulai darimana ini mas?

R : mmm...mungkin bapak bisa mulai dengan latar belakang perusahaan bapak dulu...

I : mmm...yak...gini mas...perusahaan saya ini saya dirikan pada tahun 2001 dengan hanya dua orang pembatik yang waktu itu saya meminjam kepada Hamengku Buwono kaping sepuluh...dari situ saya mulai merintis sebuah perusahaan berbentuk UKM. Waktu itu saya berpikir mas...saya kan bersaing dengan 6372 perusahaan batik yang sudah ada sebelumnya...nah saya dari situ berpikir bagaimana batik saya bisa dikenal diantara perusahaan batik yang demikian banyak itu...

lalu saya mulai berpikir untuk membuat sesuatu yang unik. Dari situ itu lah mas saya mempunyai inisiatif untuk membuat batik tematis...

R : mmm...maaf pak...yang dimaksud batik tematis itu apa pak?

I : Gini...batik tematis itu adalah sebuah batik yang mampu menceritakan sebuah fenomena, baik secara teknik maupun melalui pola...jadi sebetulnya yang namanya batik itu adalah pola dan teknik, jadi untuk mampu menyandang

112

nama batik itu harus memiliki dua kondisi itu...mas hendra ingat kemarin ada batik cina itu?

R : Iya pak...

I : Nah itu sebetulnya tidak bisa dikategorikan sebagai batik karena dia hanya memenuhi satu kondisi yaitu pola, sedangkan tekniknya dia hanya menggunakan cetak mesin, sedangkan batik harus memiliki teknik pemalaman...

R : Hmmm...ok...lalu kaitan dengan batik tematis tadi pak?

I : Nah dalam batik tematis itu ada kalanya pola yang saya tampilkan menceritakan suatu fenomena, seperti batik perang irak, batik tsunami, yang dikoleksi oleh PBB...ada juga batik yang menceritakan suatu kondisi dengan melalui teknik pewarnaan yang saya gunakan, seperti batik lapindo yang saya warnai dengan menggunakan lumpur lapindo, yang saya berikan kepada Bakrie sebagai suatu gerakan protes saya...nah, dari batik-batik yang seperti inilah akhirnya saya bisa dikenal di dunia batik...

R : mmm...baik pak...lalu pak, saya dengar batik-batik anda ini dikoleksi oleh orang-orang besar di dunia?

I : Iya mas...

R : Siapa aja itu pak?...bisa diceritakan sedikit?

I : Ya diantaranya adalah kadafi...george

bush...versace...madona...veragamo...dan masih banyak lagi...

R : Itu...itu bagaimana pak...apa namanya....mmm...cara bapak memasarkan hingga sampai kepada mereka?

I : Ya kami kan memiliki beberapa kantor pemasaran di luar negri seperti di Italia, Amerika, dan Singapura, selain it saya juga selalu ikut dalam ajang-ajang fashion dunia kaya’ ini mas, bali fashion week, milan fashion week...ya sebetulnya dalam ajang fashion itu yang mendesain pakaiannya bukan saya sih mas...saya cuman mendesain batiknya saja...kalo desainer pakaiannya ada teman saya yang sekarang ini di Universal Studio

R : OK pak...maaf saya potong sedikit...dengan pasar yang begitu luas di luar negri ini pak...dan dengan kondisi ekomomi di luar negri yang sedang jatuh,

khususnya di Amerika dan negara-negara Eropa...itu membawa suatu pengaruh nggak pak ke ini...ke penjualan batik bapak?

I : Wah ya jelas ada mas...jelas berpengaruh banget dong mas...

R : Bisa diceritakan itu pak?

I : Ya kondisi ekonomi di Amerika itu jelas punya pengaruh yang besar sekali mas...kan dari situ otomatis daya beli orang disana turun...sekalipun orang-orang kaya tapi tetep aja mas...berkaitan dengan harga batik saya yang tinggi sekalipun buat orang-orang sana...nah..selain itu...kan kondisi ekonomi disana itu punya dampak kan mas secara ga langsung buat orang-orang disini...kondisi disana itu kan juga bikin keuangan Indonesia ikut jatuh...nah itu juga bikin harga segala macam barang disini ikut naik ditambah daya beli orang Indonesia juga ikut turun...nah dari situ daya beli langganan saya juga ikut turun jadinya penjualan batik saya juga ikut turun mas...

R : Hmmm...penurunan itu sendiri pak...apakah jumlahnya cukup besar untuk memberi dampak pada perusahaan bapak?

I : Oh, jumlahnya sangat besar mas penurunan penjualannya

R : Maaf pak...bapak punya data mengenai hal itu? Laporan keuangan mungkin, atau apa gitu?

I : Mmm....sebetulnya ada sih mas...kalo mas hendra mau lihat nggak pa pa...tapi maaf, tapi itu nggak bisa diambil, soalnya itu nggak boleh dipublikasikan...

R : Loh, pak, kalo itu rahasia perusahaan, kok bapak menyatakan secara terang-terangan kalo terjadi suatu kondisi penurunan ini?

I : Gini mas...yang kita bicarakan tadi diatas kan kondisi umum perusahaan...perusahaan mana pun saya yakin mengalami hal yang sama...tapi untuk angka spesifiknya maaf...itu Cuma bisa dilihat saja kalo mas hendra mau liat...

R : Baik pak...ok...kita lanjut saja pak...lalu dengan kondisi yang seperti ini pak, anda punya trik atau tips untuk menanganinya tidak pak?

I : Yak...begini...yang kami lakukan ada beberapa hal, yang pertama kami lakukan adalah melakukan suatu perubahan visi...

114

I : Gini mas...mas hendra pastinya tahu kan kalo perusahaan yang baik itu adalah perusahaan yang bisa berubah cepat ketika menghadapi masalah?

R : Iya...

I : Nah salah satu perubahan yang kami lakukan dalam menghadapi krisis ini tu ya itu...secepat mungkin melakukan penyesuaian yang diawali dengan melakukan pengembangan visi perusahaan...yang mana visi itu nanti akan mendasari setiap kinerja karyawan dalam perusahaan...

R : Mmmm...pak...bisa diuraikan visi yang dikembangkan tersebuut?

I : Ok...begini mas...

R : Ya...

Mmm...maaf saya potong lagi pak...mungkin bapak bisa bercerita dengan membandingkan visi baru ini dengan visi lama perusahaan...

I : Baik...begini mas...

R : Ya...

I : Kami saat ini punya visi seperti ini...yang pertama memberikan jaminan mutu pelayanan terbaik, dimana kami mengembangkan mutu pelayanan kami secara cepat, tepat, dan aman, sesuai dengan harapan pelanggan dengan standar internasional, yang kedua kami harus mampu secara cepat mengantisipasi setiap perkembangan dimensi usaha, yang ketiga kami harus memiliki jaringan pemasaran internasional, yang keempat aalah bahwa karyawan kami harus mampu menggunakan teknologi tepat guna...

R : Lalu pak...bisa diceritakan perbandingan dengan visi yang lama?

I : Yak...gini mas hendra...sebetulnya yang mengalami pengembangan hanyalah apada poin pertama dan keempat saja...pada poin kedua kan sudah umum bahwa setiap perusahaan pada saat berdirinya harus memiliki komitmen untuk dapat melakukan antisipasi atas setiap perkembangan yang terjadi dalam dimensi usahanya...

R : He’em...

I : Yang ketiga itu sudah jelas, bahwa ketika kami dulu mulai memutuskan untuk memasarkan batik kami secara mendunia kami harus memiliki jaringan

pemasaran global, yang kami lakukan dengan membuka kantor-kantor pemasaran di luar negri ...

R : Lalu untuk yang pertama dan keempat itu pak?

I : Nah, untuk yang pertama...begini mas...karena harga bahan baku naik harga batik kami pun ikut naik...dari situ untuk mempertahankan pasar kami menyadari bahwa jika kenaikan harga itu diikuti dengan peningkatan pelayanan tentunya konsumen pun akan lebih puas...jadi kami berkomitmen untuk mengembangkan mutu pelayanan kami...

R : Bisa diberi contoh untuk poin yang ini pak?

I : Begini mas...mas hendra pernah beli ayam krispi di pinggir jalan itu?

R : Iya pak...

I : Saya juga yakin mas hendra pernah jajan di KFC?

R : Iya pak...lalu...

I : Nah, meskipun suatu saat mas hendra menemukan rasa yang sama diantara keduanya tapi kenapa orang-orang lebih suka jajan di KFC daripada jajan ayam krispi di pinggir jalan?

R : Kenapa pak?

I : Itu karena bentuk kemasan dan pelayanan yang akhirnya mempengaruhi pandangan pasar terhadap produk yang dihasilkan...nah begitu juga dengan batik kami, disini kami juga harus mengemas produk kami dengan lebih baik...mulai dari kualitas kain, motif, warna, hingga pada desain kemasan...kami harus meningkatkan semuanya itu...sehingga ketika harga naik kami tetap dapat mempertahankan kepuasan konsumen...

R : Hmmm...o, begitu ya pak...lalu bagaimana dengan poin yang keempat tadi pak?

I : Poin yang keempat itu sebetulnya tidak hanya terkait dengan kondisi ekonomi ini mas, tapi juga terkait sama kebijakan pemerintah mengenai konversi minyak tanah itu mas...

R : Maksudnya?

I : Ya kan batik pasti ada proses pemalaman kan mas..

116

I : Nah untuk memanasi malam itu kan biasanya kami menggunakan kompor minyak...

R : He’em

I : Nah dengan konversi minyak tanah ke gas itu, jadinya kan sekarang harga minyak sama gas kan jadi lebih murah gas kan mas...

R : Iya...

I : Nah makanya kami juga mengembangkan kompor gas yang bisa digunakan untuk proses tersebut yang bisa mengeluarkan api yang sangat kecil yang hanya digunakan untuk mencairkan malam itu dengan tetap menggunakan gas dalam intensitas yang kecil...

R : Hmmm...

I : Nah untuk itu kan karyawan-karyawan kami harus mampu untuk menggunakan kompor tersebut...terutama pada bagian produksi...selain itu kami juga melihat bahwa saat ini adalah eranya internet...

R : Ya...

I : Jadi kami berpikir bahwa kami juga harus mampu menggunakan hal tersebut untuk melakukan pemasaran...

R : Maaf pak, emang selama ini perusahaan bapak belum menggunakannya ya?

I : Belum mas...

R : Oh...

I : Nah...hal ini terkait dengan tuntutan pemasaran yang kami naikkan...sehingga kami memandang bahwa kami harus bisa menggunakan teknologi-teknologi tersebut untuk meningkatkan pemasaran kami...

R : Maaf pak saya sedikit memotong...bapak tadi menyebut mengenai peningkatan pemasaran...apakah itu terkait dengan resesi ekonomi ini?atau memang itu sudah menjadi target perusahaan?

I : Ya sebetulnya sih itu sangat terkait dengan kondisi ekonomi ini mas...

R : He’em...

I : Jadi begini...dalam kondisi ekonomi seperti ini, permintaan pasar menurun dan daya beli turun luar biasa ini, banyak perusahaan yang akhirnya mengalami penurunan untuk melakukan pembayaran tenaga kerja dan

akhirnya menyebabkan mereka melakukan PHK...nah perusahaan kami sangat berusaha menghindari jalan pintas seperti itu, jadi untuk tetap membiayai tenaga kerja yang demikian besar kami sedikit memaksa meningkatkan pemasaran...

R : Maaf pak, saya potong lagi...

I : Ya...

R : Begini pak...peningkatan ini kan hanya dalam bagian pemasaran...apakah ada tuntutan peningkatan di bagian lain?

I : Loh...begini mas....seperti kita bicarakan tadi itu kan untuk meningkatkan pemasaran...untuk menciptakan ketertarikan pasar kan kita juga perlu meningkatkan mutu produk, yang itu artinya juga kami butuh peningkatan kinerja di semua bagian...kami butuh produksi yang lebih baik lagi, sehingga mutu batik yang diproduksi meningkat, kami perlu riset pasar yang lebih lagi untuk mengetahui ketertarikan pasar terhadap jenis batik tertentu, dan sebagainya

R : Oh begitu ya pak...berarti untuk menghindari PHK itu perusahaan jadi, mmm...mendorong karyawan untuk meningkatkan produksi mereka, begitu pak?

I : Yak...kalo mau disingkat ya seperti itu mas...

R : Berarti ada tuntutan kerja yang lebih kepada para karyawan ya pak disini?

I : Yak betul sekali...kami sedikit menuntut karyawan untuk bekerja lebih lagi, supaya paling tidak, mmm... kami bisa menjaga atensi pasar terhadap produk kami...yang pada akhirnya itu nanti bisa membuat kami tetap menjaga omset kami, sehingga...ya itu tadi, kami tidak perlu melakukan PHK pada karyawan-karyawan kami...begitu mas hendra...

R : Maaf pak,...saya sedikit berbelok ini....mmm...saya dengar harga batik bapak cukup tinggi ya?

I : Iya...batik kami paling murah 12juta dan yang paling mahal 46 juta, itu untuk pasaran Indonesia

118

R : Nah, yang mau saya tanyakan disini...bukankah sebetulnya profit bapak sudah cukup besar untuk membiayai karyawan bapak tanpa harus melakukan peningkatan pemasaran maupun produksi?

I : Begini mas....untuk harga tenaga kerja batik pada tingkat normal, dengan harga batik setinggi itu tentu saja saya tidak perlu memunculkan kebijakan seperti ini, tapi yang terjadi disini adalah karyaan perusahaan saya, mulai dari yang posisi terendah itu saya gaji paling tidak dua kali lipat dari perusahaan batik lainnya. Hmmm...sebagai contoh disini...untuk pembatik sendiri ya mas hendra...untuk pembatik, pada perusahaan lain mereka hanya dihargai antar 30 sampai 40 ribu sehari, sedangkan pembatik saya saya gaji 80 sampai dengan 100 ribu seharinya, nah dengan pengeluaran sebesar itu, apalagi pengeluaran marketing untuk pameran dan sebagainya, yang mana untuk pameran sendiri aja itu bisa mengeluarkan miliaran rupiah untuk sekali pameran...yang...yang dimana dalam pameran itu belum pasti ada produk yang terjual, kami kan melakukan pameran bukan untuk menjual produk, tapi untuk menjual image kepada masyarakat

R : Hmmm....baik pak....kita kembali kepada topik pembicaraan semula ya pak... Jadi, kalo boleh saya simpulkan disini pak....yang pertama, bapak tadi menyatakan, bahwa perusahaan bapak juga terkena dampak krisis ekonomi global, yang berupa penurunan tingkat penjualan?

I : Yak...

R : Lalu, bahwa dalam menanggapi hal tersebut perusahaan bapak membuat pengembangan visi perusahaan?

I : Yak....

R : Termasuk mendorong karyawan untuk meningkatkan kualitas kerja mereka?

I : Yak dan yak...

R : Baik pak, saya rasa cukup sekian saja....mmmm....saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan kepada saya untuk berbincang-bincang dan juga atas kesempatan saya boleh melakukan mmm...penelitian pada perusahaan bapak...

I : Ya...sama-sama mas hendra....nanti kalau ada yang kurang saya masih bersedia membantu...

Dokumen terkait