• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN DAUD WIRYO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN DAUD WIRYO"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIP

BATIK ”nDALE

Diaju

PROGRAM

i

RIPTIF OCB PADA KARYAWAN PE

LEM PAKARYAN BATIK KRT. DAU

HADINAGORO”

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

R. KHRESNA MAHENDRATANTO NIM : 009114062

AM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKO FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

PERUSAHAAN

AUD WIRYO

(2)

ii SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”

OLEH:

R. KHRESNA MAHENDRATANTO NIM : 009114062

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

(3)

iii SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”

OLEH:

R. KHRESNA MAHENDRATANTO NIM : 009114062

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal ( )

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua : ...

Sekretaris : ...

Anggota : ...

Yogyakarta, Fakultas Psikologi

Universita Sanata Dharma Dekan,

(4)

iv

”Satu-satunya yang menghalangi seseorang dari mendapatkan apa yang

diinginkannya dalam kehidupan ini seringkali hanyalah kemauan untuk

mencobanya serta iman untuk meyakini bahwa itu mungkin”

Richard M. Devos

”Kesuksesan tidaklah diukur oleh posisi yang dicapai seseorang dalam

hidup, namun oleh rintangan-rintangan yang telah diatasi oleh seseorang

ketika berusaha mencapai kesuksesan”

Booker T. Washington

”Seorang pemenang bukanlah orang yang tidak pernah gagal, namun

(5)

v Kupersembahkan karya ini untuk YESUS KRISTUS, Tuhan, Bapa dan Sahabatku

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : R. KHRESNA MAHENDRATANTO

Nomor Mahasiswa : 009114062

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK

”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 13 Mei 2009 Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

R. Khresna Mahendratanto Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Studi Deskriptif OCB Pada Karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan pada Perusahaan Batik ”KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam sektor garmen dan tekstil serta perusahaan yang terkena dampak dari resesi ekonomi global. Subyek penelitian adalah karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” sebanyak 111 karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposivesampling.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala OCB yang diadopsi dari skala milik Hardaningtyas (2004). Analisis data adalah dengan perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik pada tiap dimensi, yang kemudian ditarik kesimpulan secara deskriptif mengenai OCB pada karyawan.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dari tiap dimensi ditemukan mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik, sehingga dapat dikatakan bahwa para karyawan masuk dalam kategorisasi tinggi pada tiap dimensi OCB. Berdasar pada hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan pada Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” memiliki OCB yang tinggi, sehingga mereka bisa dianggap siap dalam menanggapi perubahan visi dan bertambahnya tuntutan kerja yang dimunculkan oleh perusahaan dalam upayanya menanggapi kondisi resesi ekonomi ini.

(9)

ix

ABSTRACT

R. Khresna Mahendratanto Faculty of Psychology

Sanata Dharma University Yogyakarta

Descriptive Studi of OCB among the Employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company

This study was intended to explore the Organizational Citizenship Behavior (OCB) among the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company as a business of garment and textile. As we know the sector is fragile for suffering from negative effect of global ressesion. Subjects of study were 111 employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company. In this study, researcher used purposive sampling technique.

The data were collected used OCB scale adopted from Hardaningtyas’ (2004). The data analysis used comparison between empirical mean and hypotethical mean on every OCB’s dimension. The calculation from each dimension shows descriptively the OCB of the employees.

The results shows that in each dimension the empirical mean is bigger than the hypothetical mean, therefore the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company enjoy high category of OCB on every dimension. It is hoped that the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company will be well-ready to embrace the vision change and to meet the increasing task demand adopted by the company as the efforts to adjust to the condition of global economy ressesion.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Yesus Kristus, Tuhanku yang telah melimpahkan kasih dan bimbinganNya kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Dengan kasih dan pendampinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Deskriptif OCB Pada Karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”.

Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M, S.Psi., M.Si. selaku kaprodi yang telah membantu saya dan memberi fasilitas kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu P. Henrietta PDADS., S.Psi yang sudah bersedia membimbing dan memberi dorongan kepada penulis dalam mengerjakan skripsinya.

4. Orang tuaku Bpk. Widi Nursantoro dan Ibu R.Ay. Sri Yatmi Anik yang telah melahirkan dan membesarkan aku dengan penuh kasih dan kesetiaan sampai detik ini.

(11)

xi 6. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. dan Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ.

yang sudah bersedia menjadi dosen penguji dalam ujian skripsi saya. 7. Adikku Rr. Gita Patriahastari yang telah banyak mendukungku.

8. KRT. Daud Wiryo Hadinagoro, opaku dan semua teman-teman di Forum Cinta Anak Bangsa, Sahron, Simon, Juanta, Randy, Ricky, Lina, Clara, Tommy, Erick, dan adikku Nando yang tidak henti-hentinya memberikan semangat kepadaku.

9. Dian Istikasari, seorang wanita yang benar-benar punya makna dan mampu memberi motivasi yang luar biasa dalam penyelesaian karya ini.

10.Sepupu-sepupuku yang terus menanyakan kapan sripsiku selesai.

11.Mas Muji, Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Doni, Pak Gie, yang selalu bersedia membantu selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Psikologi USD.

12.Teman-teman dan adik-adikku di fakultas psikologi, Aris, Jaya, Abu, Flori, Vemby, Jafar, Bagus, Erol, Pa’de Dul, Dora, Si Kun, Acong, Oho’, Dian Brotie,Titit, Eko Kodok, Wawansapi, Wulan serta masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

13.Sahabatku Ayis dan Seto yang terus berjuang bersamaku sampai akhir.

14.Semua dosen, teman-teman psikologi, dan semua karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

xii 16.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat terbuka terhadap semua saran dan kritik terhadap kekurangan ataupun kesalahan pada karya tulis ini, sehingga di masa yang akan datang penulis dapat menulis dengan lebih baik.

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Rumusan masalah ... ... 6

3. Tujuan Penelitian ... 6

4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian OCB... 8

2. Dimensi-Dimensi OCB ... 9

3. Manfaat OCB Dalam Perusahaan ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian ... 18

2. Variabel Penelitian ... ... 19

3. Subyek Penelitian ... 19

(14)

xiv

5. Metode Pengumpulan Data ... ... 21

6.Langkah-Langkah Pengambilan Data ... ... 28

7. Validitas dan Reliabilitas... .... 29

8. Analisis Data ... ... 33

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Orientasi Kancah Penelitian ... .. 35

2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian... .. 36

3. Analisis Data ... .. 38

4. Pembahasan ... ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 47

2. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... ... ... 53

1. Lampiran A ... 54

2. Lampiran B ... 67

3. Lampiran C ... ... 88

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Nilai/skor berdasarkan

kategori jawaban untuk pernyataan aitem favorable... 23

Tabel 3.2 Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban untuk pernyataan aitem unfavorable... 23

Tabel 3.3 Blueprint Skala OCB Pra-Uji Coba... 24

Tabel 3.4 Tabel Distribusi Aitem Pra-Uji Coba Skala OCB ... 26

Tabel 3.5 Blue Print Skala OCB Setelah Try-Out ... 33

Tabel 3.6 Tabel norma kategori jenjang ... 34

Tabel 3.7 Tabel norma kategori jenjang per dimensi ... 34

Tabel 4.1 Deksripsi Umum Subjek Penelitian Berdasar Masa Kerja, Usia, Jenis Kelamin dan Tingat Pendidikan ... 38

Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian OCB ...39

Tabel 4.3 Rumus Kategori Subjek ... 40

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada pertengahan tahun 2008 terjadi resesi ekonomi di Amerika Serikat. Resesi tersebut membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian dunia. Harga minyak dan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung di Amerika mengakibatkan daya beli impor Amerika menurun drastis, sehingga mengakibatkan neraca ekspor impor di berbagai negara kacau, khususnya neraca pembayaran ekspor yang mengarah ke Amerika (Majalah GATRA, No.12 Tahun XIV).

(17)

2

tekanan yang paling parah akibat perlambatan ekonomi di AS (Majalah GATRA, No.12 Tahun XIV).

Fenomena yang muncul sebagai dampak dari resesi ekonomi itu adalah terjadinya pemutusan hubungan kerja besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan terhadap karyawan-karyawannya, yang dilakukan sebagai tindak lanjut atas menurunnya profit bahkan kacaunya keuangan perusahaan karena terjadinya ketimpangan neraca pembayaran ekspor oleh perusahaan terkait. Berdasarkan perhitungan para ekonom, setiap penurunan ekonomi sebesar 1% di Indonesia, akan menyebabkan 300 ribu orang terancam kehilangan pekerjaannya. Koran Tempo mencatat bahwa salah satu sektor perusahaan yang akan sangat merasakan dampak dari resesi ekonomi ini adalah sektor tekstil dan garmen, sebagai perusahaan yang mempekerjakan banyak orang. Pasalnya, permintaan dari negara-negara tujuan ekspor yang kini terimbas krisis keuangan akan turun. (Koran Tempo, 1 Desember 2008).

Menanggapi hal tersebut perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam sektor tekstil, diprediksikan sebagai salah satu sektor yang akan sangat merasakan dampak dari resesi ekonomi global, telah mempersiapkan diri dengan mengembangkan visi perusahaan. Visi perusahaan yang dikembangkan dalam menghadapi gejolak resesi ekonomi ini adalah dengan :

1. Memberikan mutu pelayanan terbaik (cepat, tepat, dan aman) sesuai dengan harapan pelanggan dengan standar internasional ;

(18)

3. Meningkatkan jaringan pemasaran global ; dan 4. Mampu memanfaatkan teknologi tepat guna.

Sebagian besar visi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut menuntut para karyawan untuk bekerja sesuai dengan standard-standard yang ditentukan oleh organisasi. Hal ini bisa diartikan bahwa untuk mencapai kinerja yang setinggi-tingginya dituntut perilaku karyawan yang sesuai dengan harapan organisasi. Oleh karena itu dalam perusahaan pasti akan ditemukan suatu deskripsi formal tentang perilaku yang harus dikerjakan atau biasa disebut sebagai perilaku intra-role. Realitas yang ada adalah banyak perilaku karyawan yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh pegawai, misalnya membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan dalam mengikuti rapat-rapat perusahaan, sedikit mengeluh banyak bekerja, dan lain-lain. Perilaku-perilaku ini disebut sebagai Perilaku-perilaku extra-role. Apalagi pada saat pimpinan melakukan evaluasi kinerja pada pegawainya, evaluasi terjadi bukan hanya pada perilaku intra-role saja melainkan juga pada perilaku extra-role, karena perilaku

extra-role memiliki kontribusi yang sama penting dengan perilaku intra-role

(Hui dkk, 2000).

Perilaku extra-role merupakan perilaku yang sangat dihargai ketika dilakukan oleh karyawan walau tidak terdeskripsi secara formal karena meningkatkan efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi. Perilaku extra-role

(19)

4

perilaku menolong orang lain dalam organisasi dalam melakukan pekerjaan mereka, atau dengan menunjukkan dukungan dan ketelitian kepada organisasi. OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku karyawan sehingga dia dapat disebut sebagai “anggota yang baik” (good citizen) (Sloat, 1999 dalam Wijaya, 2000). Karyawan yang baik (good citizen) cenderung menampilkan OCB ini. Organisasi tidak akan berhasil dengan baik, atau tidak akan dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak sebagai “karyawan yang baik” (Markoczy & Xin, 2002)

Dalam kondisi seperti ini banyak perusahaan, terutama yang memiliki pandangan global, yang berpandangan bahwa peluang utama mereka untuk mempertahankan keunggulan dan daya tahan usaha di dunia yang penuh persaingan adalah menempatkan sumber daya manusia sebagai tumpuan utama untuk selalu ditumbuhkembangkan. Berbagai jalan diambil untuk membentuk suatu organisasi yang ramping namun mampu bergerak lebih cepat sejalan dengan kenyataan bahwa mekanisme pelayanan semakin dipadati teknologi tinggi yang mampu menangani arus kerja secara optimal dan efisien. Kondisi-kondisi ini jelas sangat membutuhkan pegawai-pegawai yang dianggap sebagai

(20)

supervisor memberikan perhatian yang lebih terhadap perilaku nyata bawahan daripada perilaku tidak nyata. Dalam hal ini OCB dipahami sebagai bentuk nyata kontribusi karyawan, dan tidak semua orang menunjukkan hal ini. Karyawan yang menunjukkan tingkat OCB yang tinggi mungkin mendapatkan reward berupa penilaian yang tinggi oleh supervisor (misal : kesempatan promosi) daripada mereka yang menunjukkan tingkat OCB yang lebih rendah. Alasan-alasan ini cukup menjelaskan mengapa perilaku extra-role merupakan perilaku yang penting dalam organisasi.

Schnake (1991, dalam Alotaibi, 2001) mengartikan OCB sebagai sebuah perilaku fungsional, extra-role, dan prososial, yang diarahkan secara dan pada individual, kelompok, dan, atau sebuah organisasi. Organ (1988) mengatakan bahwa salah satu dimensi dari OCB adalah sikap altruisme, yang itu berarti OCB adalah suatu tindakan yang muncul dengan tidak dilandasi atau digerakkan oleh hal.hal yang tidak menguntungkan dirinya. Dengan kemampuan berempati, seseorang (karyawan) bisa memahami orang lain dan lingkungannya serta bisa menyelaraskan nilai-nilai individual yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dianut lingkungannya, sehingga muncul perilaku yang baik sebagai seorang good citizen.

(21)

6

melakukan penelitian mengenai OCB karyawan di perusahaan dalam kondisi resesi ekonomi. Di mana karyawan dihadapkan pada ancaman PHK karena terjadinya pengurangan jumlah karyawan sehingga tuntutan akan kinerja yang baik pada diri karyawan semakin tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana gambaran OCB pada karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

- mengetahui gambaran Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Manfaat teoritis :

(22)

Organizational Citizenship Behavior (OCB), khususnya dalam kondisi perusahaan yang mengalami krisis ekonomi.

- Menjadi dasar penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan OCB.

• Manfaat praktis :

(23)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian OCB

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan kontribusi individu yang terdalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja. OCB ini melibatkan beberapa perilaku meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, dan patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja. Perilaku-perilaku ini menggambarkan “nilai tambah karyawan”, dan merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku yang positif, konstruktif dan bermakna membantu (Aldag & Resckhe, 1997)

Organ (1988) mendefinisikan OCB sebagai perilaku individu yang bebas, tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan sistem reward dan bisa meningkatkan fungsi efektif organisasi. Organ juga mencatat bahwa OCB ditemukan sebagai alternatif penjelasan pada hipotesis “kepuasan berdasarkan

performance

(24)

tingkat pertama adalah hal-hal yang tidak memiliki definisi yang akurat, sedangkan konstrak tingkat kedua adalah sesuatu yang disusun secara hati-hati dan bisa dibedakan secara konseptual dan teoritis dari konstrak yang lain (Van Dyne dkk, 1995 dalam Koster & Sanders, 2005).

Borman dan Motowidlo (1993, dalam Koster & Sanders, 2005) mengkonstruksikan contextual behavior tidak hanya mendukung inti dari perilaku itu sendiri, melainkan mendukung semakin besarnya lingkungan organisasi, sosial dan psikologis, sehingga inti teknisnya berfungsi. Definisi ini tidak dibayangi istilah sukarela, reward atau niat sang aktor, melainkan perilaku yang seharusnya mendukung lingkungan organisasi, sosial dan psikologis lebih dari sekedar inti teknis.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan: Perilaku yang sukarela, bukan merupakan tindakan yang terpaksa terhadap hal-hal yang mengedepankan kepentingan organisasi ; Perilaku individu sebagai wujud dari kepuasan berdasarkan performance, tidak diperintahkan secara formal ; Tidak berkaitan secara langsung dan terang-terangan dengan sistem reward yang formal.

B. Dimensi-dimensi OCB

(25)

10

langsung dan spesifik dalam menghadapi masalah atau tugas yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai rekan kerja).

Pandangan lain tentang dimensi OCB diajukan oleh Williams dan Anderson (1991, dalam Koster & Sanders, 2005). Mereka membagi OCB ke dalam dua tipe. Bentuk pertama adalah perilaku yang diarahkan pada individu dalam organisasi secara spesifik, seperti altruism dan courtesy. Sementara bentuk yang kedua adalah perilaku yang terfokus pada perilaku yang membawa keuntungan pada perusahaan secara menyeluruh, seperti conscientiousness, civic virtue, dan

sportsmanship.

Dimensi OCB pertama tadi kemudian dikembangkan oleh Organ pada tahun 1988 (Organ, 1988) menjadi lima dimensi yang berbeda, yaitu :

1. Altruism, yaitu perilaku mementingkan kepentingan orang lain, seperti memberikan pertolongan pada kawan sekerja yang baru, dan memberikan waktu untuk orang lain yang ditunjukkan secara langsung pada individu-individu lain dalam lingkungan kerja, akan tetapi kontribusi terhadap efisiensi didasarkan pada peningkatan kinerja secara individual;

(26)

3. Conscientiousness, merupakan perilaku yang mengarah pada pemenuhan atas norma-norma yang berlaku ;

4. Courtesy, adalah perilaku sopan dan taat, melakukan konsultasi dan koordinasi sebelum melakukan tindakan, dan meneruskan informasi dengan tepat ; dan

5. Sportmanship, yang merupakan perilaku sportif dan positif, seperti menghindari komplain dan keluhan yang picik dari dalam diri. Perilaku ini berisi pantangan-pantangan membuat isu-isu yang merusak.

Kelima dimensi yang dikembangkan oleh Organ tersebut serupa dengan yang dikemukakan oleh Schnake (1991, dalam Spector 1996) yang mengungkapkan bahwa perilaku yang mendukung OCB adalah perilaku (1) Tepat waktu, (2) menolong orang lain, (3) menjadi tenaga suka rela dalam pekerjaan diluar jobdes, (4) membuat keputusan untuk memperbaiki kondisi, dan (5) tidak membuang-buang waktu ketika bekerja.

Pandangan lain tentang dimensi OCB diajukan oleh Williams dan Anderson (1991, dalam Koster & Sanders, 2005). Mereka membagi OCB ke dalam dua tipe. Bentuk pertama adalah perilaku yang diarahkan pada individu atau organisasi secara spesifik, seperti altruism dan courtesy. Sementara bentuk yang kedua adalah perilaku yang terfokus pada perilaku yang membawa keuntungan pada perusahaan secara menyeluruh, dimana yang termasuk didalamnya adalah

(27)

12

Beberapa pengukuran tentang OCB telah dikembangkan. Skala Morison (1995, dalam Aldag & Resckhe, 1997) merupakan salah satu pengukuran yang sudah disempurnakan dan memiliki kemampuan psikometrik yang baik.

Skala tersebut mengukur kelima dimensi OCB sebagai berikut : Dimensi 1 : Altruism

• Menggantikan serta membantu mengerjakan tugas rekan kerja

yang tidak masuk atau istirahat;

• Membantu orang lain yang mengalami overload dalam

pekerjaannya;

• Membantu proses orientasi karyawan tanpa diminta;

• Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan

dengan permasalahan-permasalahan pekerjaan;

• Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta;

• Membantu orang lain di luar departemen ketika mereka

memiliki permasalahan; dan

• Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka

membutuhkan bantuan.

Dimensi 2 : Conscientiousness

• Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja

dimulai

• Tepat waktu, tidak peduli pada cuaca ataupun lalu lintas, dan

sebagainya

(28)

• Datang segera jika dibutuhkan

• Penggunaan efisiensi waktu dalam bekerja, sehingga tidak

perlu mengambil waktu ekstra dalam bekerja

Dimensi 3 : Sportmanship

• Tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi;

• Tidak mengeluh tentang segala sesuatu saat bekerja; dan

• Tidak membesar-besarkan masalah di luar proporsinya.

Dimensi 4 : Civic virtue

• Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu

image organisasi;

• Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang

dianggap penting; dan

• Membantu mengatur kebersamaan secara departemental.

Dimensi 5 : Courtessy

• Mengikuti perubahan-perubahan dan

perkembangan-perkembangan dalam organisasi;

• Membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman

organisasi; dan

• Membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik bagi

(29)

14

C. Manfaat OCB dalam perusahaan

Dari hasil penelitian-penelitian mengenai pengaruh OCB terhadap kinerja organisasi (Podsakof dkk, 2000, dalam Koster & Sanders, 2005), dapat disimpulkan hasil sebagai berikut :

1. OCB meningkatkan produktivitas rekan kerja

a. Karyawan yang menolong rekan kerja lain akan mempercepat penyelesaian tugas rekan kerjanya, dan pada gilirannya meningkatkan produktivitas rekan tersebut.

b. Seiring dengan berjalannya waktu, perilaku membantu yang ditunjukkan karyawan akan membantu menyebarkan best practice ke seluruh unit kerja atau kelompok.

2. OCB meningkatkan produktivitas manajer

a. Karyawan yang menampilkan perilaku civic virtue akan membantu manajer mendapatkan saran dan/atau umpan balik yang berharga dari karyawan tersebut untuk meningkatkan efektivitas unit kerja.

b. Karyawan yang sopan, yang menghindari terjadinya konflik dengan rekan kerja, akan menolong manajer terhindar dari krisis manajemen. 3. OCB menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi

secara keseluruhan

(30)

b. Karyawan yang menampilkan conscentiousness yang tinggi hanya membutuhkan pengawasan minimal dari manajer, sehingga manajer dapat mendelegasikan tanggung jawab yang lebih besar kepada mereka, ini berarti lebih banyak waktu yang diperoleh manajer untuk melakukan tugas yang lebih penting.

c. Karyawan lama yang membantu karyawan baru dalam pelatihan dan melakukan orientasi kerja akan membantu organisasi mengurangi biaya untuk keperluan tersebut.

d. Karyawan yang menampilkan perilaku sportmanship akan sangat menolong manajer untuk tidak menghabiskan waktu telalu banyak untuk berurusan dengan keluhan-keluhan kecil karyawan.

4. OCB membantu menghemat energi sumber daya yang langka untuk memelihara fungsi kelompok.

a. Keuntungan dari perilaku menolong adalah meningkatkan semangat, moral, dan kerekatan (kohesivitas) kelompok, sehingga anggota kelompok (atau manajer) tidak perlu menghabiskan energi dan waktu untuk pemeliharaan fungsi kelompok.

b. Karyawan yang menampilkan perilaku courtesy terhadap rekan kerja akan mengurangi konflik dalam kelompok, sehingga waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan konflik manajemen berkurang

(31)

16

a. Menampilkan perilaku civic virtue (seperti menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan di unit kerjanya) akan membantu koordinasi diantara anggota kelompok, yang akhirnya secara potensial meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelompok.

b. Menampilkan perilaku courtesy (misalnya saling memberi informasi tentang pekerjaan dengan anggota dari tim lain) akan menghindari munculnya masalah yang membutuhkan waktu dan tenaga untuk diselesaikan.

6. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan terbaik.

a. Perilaku menolong dapat meningkatkan moril dan kerekatan, serta perasaan saling memiliki di antara anggota kelompok, sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi dan membantu organisasi menarik dan mempertahankan karyawan yang baik.

b. Memberi contoh pada karyawan lain dengan menampilkan perilaku

sportmanship (misalnya tidak mengeluh karena permasalahan-permasalahan kecil) akan menumbuhkan loyalitas dan komitmen pada organisasi.

7. OCB meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.

(32)

b. Karyawan yang memiliki conscientiousness cenderung mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi secara konsisten, sehingga mengurangi variabilitas pada kinerja unit kerja.

8. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

a. Karyawan yang mempunyai hubungan yang dekat dengan pasar dengan sukarela memberi informasi tentang perubahan yang terjadi di lingkungan dan memberi saran tentang bagaimana merespon perubahan tersebut, sehingga organisasi dapat beradaptasi dengan cepat.

b. Karyawan yang secara aktif hadir dan berpartisipasi pada pertemuan-pertemuan di organisasi akan membantu menyebarkan informasi yang penting dan harus diketahui oleh organisasi.

(33)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Mardalis (1990) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Sedangkan Sugiyono (1999) menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap satu obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berlangsung (Soemanto, 1999). Penelitian deskriptif ini tidak menguji atau tidak menggunakan hipotesa, tetapi hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti.

(34)

B. Variabel Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, sehingga tidak ada kontrol terhadap variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah OCB karyawan dalam perusahaan yang terkena dampak dari resesi ekonomi global yang oleh penulis di lakukan pada perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”. Pada penelitian ini OCB akan diteliti satu persatu pada kelima dimensinya yaitu altruism, courtesy, consciemtiousness, sportmanship, dan civic virtue.

C. Subyek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan staf di “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”. Teknik penentuan subyek dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling, yaitu purposive sampling.

Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999). Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1. Subyek penelitian ini adalah karyawan-karyawan pada jajaran staf diperusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”.

(35)

20

3. Sampel adalah karyawan yang sudah bekerja minimal 1 tahun pada perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”.

D. Definisi Operasional

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

OCB merupakan perilaku extra-role yang dimunculkan pegawai dalam suatu organisasi dalam bentuk membantu orang lain dalam organisasi untuk melakukan tugas-tugas dan pekerjaan mereka, atau menunjukkan dukungan kepada organisasi. OCB memiliki 5 dimensi yang berfungsi sebagai indikator, seperti Altruism (perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-operasi organisasional), Courtesy

(36)

Pengukuran OCB dilakukan menggunakan skala yang berkaitan dengan dimensi-dimensi tersebut. Skala yang digunakan pada penelitian ini mengadaptasi skala OCB milik Hardaningtyas (2004). Tingkat OCB diperoleh dari skor total pada tiap-tiap dimensi yang ada dalam OCB, dari penghitungan skor total pada tiap dimensi tersebut maka nantinya akan didapat kategorisasi OCB per dimensi, sehingga dari kategori yang didapat tersebut dapat dideskripsikan kesimpulan mengenai OCB pada perusahaan yang besangkutan. Semakin tinggi nilai yang didapat pada tiap dimensi OCB yang diperoleh subyek maka semakin tinggi OCBnya, begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai maka semakin rendah pula OCB seseorang.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpul Data

(37)

22

pertanyaan unfavorable), yang untuk selanjutnya dikembangkan oleh peneliti menjadi 100 aitem (50 aitem favorable dan 50 aitem unfavorable). Adapun dimensi-dimensi OCB yang akan diukur adalah Altruism, Courtesy, Conscientiousness, Sportmanship, dan Civic Virtue.

Pengembangan dilakukan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan dalam skala yang digunakan oleh Hardaningtyas (2004). Untuk selanjutnya peneliti memetakan pernyataan-pernyataan yang digunakan oleh Hardaningtyas tersebut ke dalam indikator perilaku yang disusun oleh Morison (1995, dalam Aldag & Resckhe, 1997). Kemudian untuk mengembangkannya peneliti menambahkan pernyataan-pernyataan Hardaningtyas tersebut berdasarkan pada indikator perilaku Morison dari 30 aitem menjadi 100 aitem, yang kemudian setelah melewati uji coba aitem beberapa aitem gugur dan menyisakan 82 aitem.

Metode penyusunan skala yang digunakan adalah Summated Ratings

yaitu metode penskalaan yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Gable dalam Azwar, 2000) dengan menggunakan skala Likert yang terdiri atas 4 kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.

2. Pemberian Skor

(38)

Berikut ini adalah tabel yang akan menjelaskan pemberian skor bagi masing-masing kategori :

Tabel 3.1

Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban untuk pernyataan aaitem

favorable

Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3.2

Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban untuk pernyataan aitem

unfavorable

Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju 4

Tidak Setuju 3

Setuju 2

(39)

24

3. Blueprint

Berikut ini adalah skala OCB berdasarkan dimensi OCB :

Tabel 3.3

Blueprint Skala OCB pra try-out

No. Dimensi

OCB

Indikator Jumlah Pernyataan Total

Favorable unfavorable

1. Altruism • Menggantikan serta membantu

(40)

2. Courtesy • Mengikuti sehingga tidak perlu mengambil waktu

(41)

26

• Tidak membesar-besarkan masalah

4 5 9

5. Civic Virtue • Memberikan

perhatian terhadap

Berdasarkan blueprint skala OCB di atas, berikut adalah tabel distribusi aitem pra-uji coba menurut masing-masing aspek dan kategori sifat favorable

dan unfavorable.

Tabel 3.4

Tabel Distribusi Aitem Pra-Uji Coba Skala OCB No. Dimensi

OCB

Indikator Nomer Pernyataan

Favorable unfavorable

1. Altruism • Menggantikan serta membantu mengerjakan tugas rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat

• Membantu orang lain yang

overload dalam pekerjaannya

• Membantu proses pengenalan lingkungan kerja pada karyawan baru tanpa diminta

• Menjadi volunteer untuk

(42)

mengerjakan sesuatu tanpa diminta

• Membantu orang lain di luar divisi ketika mereka memiliki permasalahan

2. Courtesy • Mengikuti

perubahan-perubahan dan yang berkaitan dengan kebijakan organisasi

• Membuat pertimbangan dan berpartisipasi aktif dalam menentukan dan menilai apa siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai

• Tepat waktu, tidak peduli pada cuaca ataupun lalu lintas, dan sebagainya

• Menggunakan waktu kerja untuk fokus pada pekerjaan

• Datang segera jika dibutuhkan

• Penggunaan efisiensi waktu dalam bekerja, sehingga tidak perlu mengambil waktu ekstra dalam bekerja

4. Sportmanship • Tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi

• Tidak mengeluh tentang segala sesuatu saat bekerja

• Tidak membesar-besarkan masalah di luar proporsinya 5. Civic Virtue • Memberikan perhatian

terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi

3, 23, 27, 38, 43

(43)

28

• Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang dianggap penting

• Membantu mengatur

kebersamaan di lingkungan kerja

58, 86, 93

51, 75

63, 69, 99

55, 82

Total 50 50

F. Langkah-Langkah Pengambilan Data

Dalam penelitian ini digunakan prosedur pengambilan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Uji Coba (Try Out)

a. Peneliti mempersiapkan uji coba penelitian dengan terlebih dahulu menentukan jumlah dan kriteria aitem pada skala.

b. Membuat skala OCB dengan metode Summated Rating, skala diadaptasi dari 30 aitem skala penelitian Hardaningtyas (2004) yang dibuat berdasarkan teori yang digunakan Organ (1988).

c. Menentukan kelompok subyek try out yang memiliki karakteristik yang sama dengan subyek penelitian yang sesungguhnya.

d. Melaksanakan try out (uji coba)

(44)

2. Penelitian

a. Menyusun skala penelitian dengan menggunakan aitem-aitem penelitian yang memenuhi kriteria kesahihan aitem pada uji coba penelitian.

b. Memberikan skala kepada subyek penelitian yang telah ditentukan.

c. Menganalisis data dengan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai subyek penelitian.

d. Membuat kesimpulan berdasarkan analisis tersebut

e. Menyajikan kesimpulan dan seluruh hasil penelitian dalam bentuk sajian deskriptif

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas merupakan pengukuran kesahihan suatu alat ukur. Menurut Hadi (1996) suatu alat pengukur disebut jitu jika alat pengukur tersebut jitu mengenai saasrannya. Alat pengukur yang mengerjakan dengan tepat fungsi yang diserahkan kepadanya, fungsi untuk apa alat itu dipersiapkan, adalah alat pengukur yang jitu yang valid serta alat pengukur yang dapat memberikan hasil yang teliti, yang dapat menjelaskan sesuai dengan besar-kecilnya gejala atau bagian gejala yang diukur adalah alat pengukur yang valid. Jadi ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas, yaitu kejujuran dan ketelitian.

(45)

30

kawasan isi yang hendak diukur oleh penelitian tersebut, yaitu isinya harus tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Salah satu cara untuk melihat apakah validitas isi sudah terpenuhi adalah dengan melihat aitem-aitem dalam skala telah ditulis sesuai dengan blueprint-nya yang sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkapkan (Azwar, 1995). Proses validasi validitas isi ini dapat dilakukan dengan metode Profesional Judgement (Azwar, 1995) yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli dan profesional di bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing skripsi.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata realy dan ability. Walaupun reliabilitas memiliki berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1992).

(46)

tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar, 1992). Uji reliabilitas skala dalam penelitian ini dengan menggunakan formulasi koefisien alpha > 0,5. Seperti uji validitas, maka uji reliabilitas bagi skala OCB menggunakan program SPSS versi 10.0 for windows.

3. Seleksi aitem

Pengujian validitas aitem skala OCB menggunakan metode korelasi Product Moment Pearson dengan melihat skor corrected item-total correlation. Sebuah aitem dikatakan sahih apabila memiliki korelasi > 0,3 (Azwar, 1992).

Item-item yang telah memenuhi kriteria berdasarkan validitas isi kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk memilih item-item yang sahih. Pengujian item dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik alpha. Namun sebelum melakukan seleksi item, maka peneliti melakukan uji coba (try-out). Dengan kata lain, uji coba (try-out) dilakukan untuk mencari atau mendapatkan item-item yang dianggap baik dan layak untuk dites kembali dalam sebuah penelitian.

Dari hasil penghitungan tersebut pada dimensi altruism didapatkan 4 aitem yang gugur, dan pada aitem yang dinyatakan sahih memiliki rentang korelasi antara 0,3550-0,5103, dengan koefisien alpha 0,8081. Pada dimensi

(47)

32

3 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang sahih pada dimensi conscientiousness

memiliki rentang korelasi 0,3147-0,5494 dan memiliki koefisien alpha 0,8243. Pada dimensi sportmanship dari hasil penghitungan didapati ada 4 aitem yang gugur. Pada dimensi sportmanship aitem-aitem yang sahih memiliki rentang korelasi 3170-0,5970 dengan koefisien alpha 0,8169. Pada penghitungan yang dilakukan terhadap aitem-aitem dalam dimensi civic virtue didapati ada 6 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang sahihi dalam dimensi civic virtue memiliki rentang korelasi 0,3021-0,6492 dan memiliki koefisien alpha 0,8197

Uji coba (try-out) dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 di Kota Yogyakarta. Skala diberikan pada karyawan yang bekerja pada perusahaan yang bergerak dalam sektor garmen yang dianggap sebagai perusahaan yang juga memiliki potensi besar terkena dampak dari resesi ekonomi global. Jumlah subyek dalam uji coba ini adalah 80 orang.

(48)

Tabel 3.5

Blue Print Skala OCB Setelah Try-Out

No Aspek Yang Diukur No. Aitem

1 Atruism Favorable 1, 3, 16, 24, 33, 55, 60, 67, 80

Unfavorable 7, 19, 26, 37, 42, 81, 82 2 Courtesy Favorable 11, 12, 15, 29, 49, 53, 57, 63, 74

Unfavorable 6, 20, 25, 31, 36, 64, 68, 70, 72, 73

3 Conscientiousness Favorable 4, 5, 8, 21, 35, 41, 48, 54, 66

Unfavorable 9, 28, 45, 50, 59, 75, 77, 79 4 Sportmanship Favorable 2, 14, 23, 30, 34, 39, 46, 71, 76

Unfavorable 13, 18, 43, 51, 58, 61, 65 5 Civic Virtue Favorable 17, 27, 32, 40, 47, 62, 78

Unfavorable 10, 22, 38, 44, 52, 56, 69

H. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean teoritis, mean empiris dan standar deviasi serta perhitungan prosentasi.

(49)

34

Tabel 3.6

Tabel norma kategori jenjang

Norma Kategori

( , Tinggi

, , Sedang

, Rendah

Keterangan :

X : Skor total subyek

: Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan skor minimum

: Standar deviasi, yaitu luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan standar deviasi

Penghitungan diatas disederhanakan menjadi norma kategorisasi sebagai berikut :

Tabel 3.7

Tabel norma kategori jenjang per dimensi

Aspek Yang Diukur Kategori Jumlah Skor

Altruism Rendah X < 32 Sedang 32 ≤ X ≤ 48

Tinggi X > 48

Courtesy Rendah X < 38 Sedang 38 ≤ X ≤ 57

Tinggi X > 57

Conscientiousness Rendah X < 34 Sedang 34 ≤ X ≤ 51

Tinggi X > 51

Sportmanship Rendah X < 32 Sedang 32 ≤ X 48

Tinggi X > 48

Civic Virtue Rendah X < 28 Sedang 28 ≤ X ≤ 42

(50)

35

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah Penelitian

Perusahaan Batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi batik. Rumah produksi terletak di daerah Sidorejo Bantul. Berdiri pada tahun 2001 dengan bentuk UKM, hingga kini sudah mempekerjakan sekitar 5000 orang pembatik dengan 168 karyawan kantor.

Dalam melaksanakan usahanya perusahaan ini bekerja sama dengan beberapa instansi baik dalam maupun luar negeri, diantaranya dengan sebuah institut di Jepang yang mengerjakan instalasi pengolahan air limbah untuk rumah-rumah produksi perusahaan ini. Selain itu perusahaan ini, sebagai UKM, juga bekerja sama dengan dinas sosial.

Untuk mengembangkan pasarnya Perusahaan Batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” ini membuka kantor-kantor pemasaran di luar negeri, seperti Singapura, Italia, dan Amerika. Hal ini disebabkan karena memang perusahaan ini membidik pasaran di luar negeri karena tingginya harga batik yang diproduksi oleh perusahaan ini.

(51)

36

Perusahaan ini sudah sering mendapatkan penghargaan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Penghargaan dari dalam negeri diantaranya adalah penghargaan Dji Sam Soe Awards pada tahun 2003 yang menyatakan perusahaan ini sebagai 10 UKM terbaik, selain itu penghargaan dari Presiden RI pada tahun 2006 yang menyatakan batik yang diproduksi perusahaan ini sebagai batik terbaik di Indonesia, dan masih banyak penghargaan lainnya. Penghargaan luar negeri yang diterima perusahaan ini adalah penghargaan dari beberapa pemimpin negara seperti Moamar Kadafi dan George Bush, serta penghargaan dari PBB atas beberapa karya batik yang dimiliki perusahaan ini.

Dari sisi permodalan, karena berbentuk UKM maka dalam perusahaan ini tidak mengenal sistem saham, sehingga pimpinan dalam perusahaan ini adalah pemilik perusahaan tersebut.

Dari hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan didapati bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang terkena dampak resesi ekonomi global, yang implikasinya berupa penurunan penjualan yang cukup besar. Sehingga dari situ pimpinan perusahaan melakukan penyesuaian yang berupa pengembangan visi perusahaan dan adanya tuntutan kerja yang lebih, dengan tujuan tetap menjaga omset, sehingga ketika omset tetap terjaga PHK tidak perlu dilakukan.

(52)

perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. Pemilihan Perusahaan Batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” dilakukan karena perusahaan ini merupakan perusahaan batik yang terbaik di Indonesia, terbukti dengan penganugerahan Dji Sam Soe Awards pada tahun 2003 yang menobatkan perusahaan ini sebagai UKM terbaik di bidang batik, selain itu adanya penghargaan sebagai batik terbaik dari Presiden RI pada tahun 2006. Berkaitan pula dengan kondisi perusahaan yang sedang mengalami pengubahan visi dan kebijakan sebagai langkah yang diambil dalam menghadapi krisis ekonomi global, peneliti ingin melihat dan mendeskripsikan OCB pada karyawan perusahaan tersebut. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seperti apa OCB yang dimunculkan oleh karyawan yang berada dalam sebuah perusahaan yang melakukan pengubahan visi dan kebijakan sebagai langkah untuk mencoba bertahan dalam kondisi resesi ekonomi global ini.

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan

(53)

38

Pengambilan data dalam penelitian ini berlangsung selama satu minggu. Dalam penelitian ini skala dititipkan kepada pimpinan perusahaan. Peneliti tidak dapat langsung menyebarkan skala karena dikhawatirkan mengganggu kinerja karyawan yang sedang bekerja. Peneliti menjelaskan kepada pimpinan perusahaan mengenai penelitian yang hendak dilakukan serta cara pengisian skala. Kendala yang dihadapi dalam pengambilan data ini adalah tidak dikembalikannya beberapa skala karena faktor lupa dan kesibukan karyawan.

2. Hasil Penelitian

Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah karyawan pada jajaran staf di perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”. Mereka mempunyai tugas untuk menjelaskan kepada konsumen, menjual, mengurusi distribusi barang dan pengawasan produksi. Deskripsi umum tentang subjek berdasar jabatan/pangkat, bagian/divisi/departemen, dan lama berkerja dapat di lihat di tabel 4.1.

Tabel 4.1

Deksripsi Subyek Berdasar Masa Kerja, Usia, Jenis Kelamin dan Tingat Pendidikan

KATEGORI JUMLAH PROSENTASE TOTAL

(54)

C. Analisis Data

1. Deskripsi Data Penelitian

Deksripsi data penelitian ini merupakan gambaran mengenai subjek yang memuat data statistik dasar seperti rerata, simpangan baku, serta skor minimum dan skor maksimum. Deskripsi masing-masing aspek yang diukur dalam OCB adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Deskripsi Data Penelitian OCB

Aspek yang diukur

Data Hipotetik Data Empirik

Min Max M SD Min Max M SD

Altruism 16 64 40 8 37 57 48.93 4.369

Courtesy 19 76 47.5 9.5 43 73 58.21 5.257 Conscientiousness 17 68 42.5 8.5 38 63 51.33 4.743 Sportmanship 16 64 40 8 35 58 47.63 4.578 Civic virtue 14 56 35 7 30 53 42.41 3.789

Ket : Min = Skor minimal Max = Skor maksimal M = Rerata

SD = Simpangan baku

Skala OCB terdiri dari 82 aitem yang terdiri dari 5 (lima) dimensi yang diukur yakni altruism terdiri dari 16 aitem, courtesy terdiri dari 19 aitem,

conscientiousness terdiri dari 17 aitem, sportmanship terdiri dari 16 aitem, dan

civic virtue terdiri dari 14 aitem. Setiap aitem diberi skor 1 untuk jawaban STS, skor 2 untuk TS, skor 3 untuk S,skor 4 untuk SS.

(55)

40

jumlah aitem per aspek. Rentang skor diperoleh dengan melakukan pengurangan antara jumlah skor tertinggi dan jumlah skor terendah. Standar deviasi diperoleh dari rentang skor per aspek kemudian dibagi berdasarkan enam satuan simpangan baku (Azwar, 2004). Sedangkan rerata hipotetiknya diperoleh dari perkalian jumlah aitem per aspek dikalikan dengan 2.5, yang didapatkan dari nlai terendah per aitem (1) ditambah dengan nilai tertinggi per aitem (4) dibagi dua.

Sejauh mana tinggi rendahnya masing-masing variabel di Tabel 9 dapat diketahui dengan melihat posisi rerata empiris variabel dalam rentang kategori skor. Jika subyek dikelompokkan berdasarkan tiga kategori, maka keenam satuan deviasi dapat dibagi menjadi tiga bagian dengan formula pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Rumus Kategori Subyek

Rendah X < (µ - 1,0σ)

Sedang (µ - 1,0σ) X (µ + 1,0σ)

Tinggi X > (µ + 1,0σ)

(56)

Tabel 4.4

Interval Penggolongan Subjek pada Variabel OCB Berdasarkan Apsek Yang Diukur

Aspek yang diukur Kategori Jumlah skor Jumlah subjek

Altruism

Bagian ini membahas hasil penelitianyang menyatakan bahwa dimensi

altrusim, courtesy, conscientiousness, dan civic virtue dari OCB subyek tergolong dalam kategori tinggi, dan dimensi sportmanship termasuk dalam kategori sedang. Pengkategorian tersebut dilakukan berdasar pada perbandingan jumlah karyawan pada kategori tinggi dengan jumlah karyawan pada kategori sedang (lihat tabel 4.4).

(57)

42

baru, dan memberikan waktu untuk orang lain yang ditunjukkan secara langsung pada individu-individu lain dalam lingkungan kerja.

Pada dimensi courtesy mereka memiliki skor yang tinggi (M emprik = 58,21 > M hipotetik = 47,5; kategori sedang ada 38 subjek, kategori tinggi ada 73 subjek), berarti subyek menyatakan sikap yang baik dalam hal berkoordinasi sebelum melaksanakan pekerjaan. Sehingga diharapkan dalam melakukan sebuah pekerjaan baru para pegawai akan melakukan konsultasi terlebih dahulu agar dapat menghasilkan hasil kerja yang terbaik. Selain itu mereka juga menyatakan akan melanjutkan informasi yang mereka terima kepada rekan-rekan mereka dengan tepat.

Karyawan “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” juga menyatakan memiliki dimensi conscientiousness yang tinggi (M emprik = 51,33 > M hipotetik = 42,5; kategori sedang ada 53 subjek, kategori tinggi ada 53 subjek). Dari pernyataan tersebut berarti para karyawan adalah individu-individu yang selalu mematuhi norma-norma yang berlaku dalam lingkungan pekerjaan mereka.

(58)

akan menciptakan isu-isu yang negatif tentang perusahaan ataupun rekan kerja mereka.

Dimensi civic virtue para karyawan termasuk pada kategori yang tinggi (M emprik = 42,41 > M hipotetik = 35; kategori sedang ada 55 subjek, kategori tinggi ada 56 subjek). Dari situ dapat dilihat bahwa karyawan pada perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” menyatakan termasuk dalam kategori tinggi, sehingga diharapkan para karyawan mampu melakukan sesuatu yang penting dalam perusahaan. Dari situ dapat diartikan pula bahwa karyawan menyatakan memiliki sikap yang baik dalam hal melayani organisasi baik pelayanan yang termasuk dalam jobdes ataupun yang dilakukan secara sukarela.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi altruism, courtesy,

concientiousness, dan civic virtue termasuk dalam kategori yang tinggi. Hal ini berarti bahwa kualitas OCB karyawan perusahaan batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” memililiki kualitas OCB yang cukup tinggi.

Namun di sisi lain ditemukan dimensi sportmanship yang memiliki kategori sedang. Hal tersebut terlihat dengan lebih banyaknya karyawan yang masuk dalam kategori sedang dibanding yang masuk dalam kategori OCB tinggi.

(59)

44

Dimensi ini juga berbicara mengenai perilaku sportif dan positif, dimana dimensi ini berisi pantangan untuk membuat isu-isu yang bersifat merusak, baik terhadap rekan kerja, atasan, terlebih kepada kebijakan perusahaan. Sehingga ditemukannya jumlah yang tinggi pada karyawan yang memiliki skor sedang dalam dimensi tersebut menunjukkan bahwa dalam perusahaan yang bersangkutan masih ada kemungkinan munculnya pandangan-pandangan dan isu-isu negatif yang akan muncul dari karyawannya.

Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” menyatakan mempunyai OCB yang tinggi, dilihat dari kategori dimensi-dimensi OCB mereka yang rata-rata tinggi. Karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” diharapkan secara umum memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi pengembangan visi perusahaannya dan lebih mudah untuk mengikuti tuntutan perusahaan akan peningkatan daya kerja, baik dalam hal produksi maupun pemasaran.

(60)

maksimal.

Visi yang berikutnya adalah mampu mengantisipasi setiap perkembangan dimensi usaha. Dengan adanya skor yang rata-rata tinggi dalam dimensi courtesy,

sportmanship, dan civic virtue perusahaan diharapkan akan mampu memenuhinya, sekalipun pada dimensi sportmanship rata-rata pegawai ada dalam kategori sedang. Dimensi courtesy berbicara mengenai kemampuan karyawan untuk berkoordinasi, mencari informasi secara cepat tentang pekerjaan, sehingga mereka akan selalu sigap mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Sedangkan dimensi sportmanship berbicara mengenai kapasitas dimana karyawan tidak akan memunculkan isu-isu yang buruk mengenai perusahaan maupun kebijakan perusahaan, sehingga ketika perusahaan mengupayakan perubahan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan bisnis, karyawan akan mengikutinya sebagai sebuah kebijakan yang terbaik, selain itu ketika terjadi suatu perubahan aturan kerja dan norma dalam perusahaan maka dimensi

conscientiousness karyawan yang tinggi akan sangat berguna. Karyawan juga diharapkan akan melaksanakan yang terbaik bagi perusahaan sebagai bukti pelayanan mereka terhadap perusahaan sehingga perusahaan akan diuntungkan dengan loyalitas kerja mereka.

(61)

46

hal mengakses dan mengumpulkan informasi secara cepat, sehingga mereka akan mampu belajar secara cepat, kemampuan karyawan dalam hal berkoordinasi juga dapat membuat mereka mengumpulkan informasi secara tepat dan efektif, sehingga dalam hal pengembangan teknologi untuk menanggapi kondisi pemasaran global tersebut mereka tidak akan mengalami kesulitan besar.

(62)

47

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek menyatakan memiliki dimensi altruism yang tinggi (M emprik = 48,93 > M hipotetik = 40; kategori sedang ada 47 subjek, kategori tinggi ada 64 subjek), dimensi courtesy

yang tinggi (M emprik = 58,21 > M hipotetik = 47,5; kategori sedang ada 38 subjek, kategori tinggi ada 73 subjek), dimensi conscientiousness yang tinggi (M emprik = 51,33 > M hipotetik = 42,5; kategori sedang ada 53 subjek, kategori tinggi ada 53 subjek), dimensi sportmanship yang sedang (M emprik = 47,63 > M hipotetik = 40; kategori sedang ada 65 subjek, kategori tinggi ada 46 subjek), dan dimensi civic virtue yang tinggi pula (M emprik = 42,41 > M hipotetik = 35; kategori sedang ada 55 subjek, kategori tinggi ada 56 subjek).

(63)

48

menanggapi pengembangan visi perusahaan tersebut.

B. Saran

1. Bagi perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”

Hasil penelitian menunjukkan OCB yang tinggi. OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku karyawan sehingga dia dapat disebut sebagai “anggota yang baik” (good citizen) (Sloat 1999 dalam Wijaya 2000:1). Karyawan yang baik (good citizen) cenderung menampilkan OCB ini. Organisasi tidak akan berhasil dengan baik, atau tidak akan dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak sebagai “karyawan yang baik” (Markoczy & Xin, 2002). Dengan OCB yang tinggi tersebut maka dirasa perusahaan akan mendapat banyak keuntungan, sehingga disarankan disini bahwa perusahaan harus mempertahankan kondisi tersebut. Mengingat bahwa OCB merupakan perilaku sukarela karyawan untuk kepentingan organisasi, serta muncul sebagai wujud kepuasan, maka disini disarankan bagi perusahaan untuk dapat memberikan wadah atau tempat bagi karyawan dengan harapan agar hubungan persaudaraan antar karyawan semakin erat sehingga rasa saling tolong menolong antar karyawan semakin kuat, karena hal ini secara tidak langsung akan semakin meningkatkan kinerja dari perusahaan tersebut. Salah satu caranya adalah mendirikan koperasi karyawan atau paguyuban karyawan.

(64)

memunculkan isu-isu negatif dan merusak mengenai perusahaan dan kebijakannya perusahaan perusahaan perlu lebih memperhatikan pemeliharaan stabilitas perusahaan. Kebijakan perusahaan untuk tidak melakukan PHK merupakan kebijakan yang sangat baik, yang dapat memicu kepuasan karyawan, sehingga mereka dapat memunculkan perilaku-perilaku yang mengedepankan kepentingan perusahaan.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

(65)

50

DAFTAR PUSTAKA

Aldag, Ray., Reschke, Wayne. (1997), Employee Value Added, New-York, Center for Organizational effectiveness Inc.

Alotaibi, A.G. (2001). Antacedents of organizational citizenship behavior: A study of public personnel in Kuwait. Journal Public Personnel Management. Vol. 30 No. 3. pp. 363-376.

Azwar, S. (1992). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (1995). Sikap Manusia – Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

ES., Gunanto. PHK Masal Akan Terus Terjadi. Koran TEMPO Edisi 1 Desember 2008.

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/01/Ekonomi_da n_Bisnis/krn.20081201.149710.id.html. Diakses pada 21 Desember 2008 Hadi, Sutrisno (1991). Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset. Hardaningtyas, Dwi (2004), Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap Pada

Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pegawai PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya

Hui Chun (1994), redrawing the boundaries of OCB? an empirical examination of compulsory extra-role behavior in the workplace, Journal of Business and Psychology

Hui, Chun., Simon S.K Lam, Kenneth K.S Law. (2000), Instrumental Values of Organizational Citizenship Behavior : a field quasi experiment, Journal of applied Psychology, Vol 85 No.5, 822-828

Kaihatu, Thomas Stefanus & Wahju Astjartjo Rini (2007). Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan atas Kualitas Kehidupan Kerja Komitmen Organisasi dan Perilaku Ekstra Peran : Studi pada Guru-Guru SMU di Kota Surabaya. Jurnal manajemen dan kewirausahan, vol.98, no. 1, Maret 2007: 49-61

Koster, F & K. Sanders (2005). Organizational Citizens Or Reciprocal Relationships? An Empirical Comparison. dissertations.ub.rug.nl/FILES/faculties/ppsw/2005/f.koster/c3.pdf.

(66)

Kuncoro, Mudrajad. Prof, Phd. Antisipasi Resesi dan Gejolak Ekonomi Global.

Majalah GATRA no.12 tahun XIV.

http://72.14.235.132/custom?q=cache:pzZ7U6oSTdMJ:www.mudrajad.c om/upload/Antisipasi%2520Resesi%2520dan%2520Gejolak%2520Ekon omi%2520Global.pdf+dampak+resesi+ekonomi&hl=en&ct=clnk&cd=8

&client=pub-1734327923886716. Diakses pada 15 Desember 2008.

Kuncoro, Mudrajad. Prof, Phd. Urgensi Stimulan Kebijakan di Tengah Krisis, Suara Pembaruan Selasa 2 Desember 2008.

http://202.169.46.231/News/2008/12/01/index.html. Diakses pada 15 Desember 2008.

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM). Resolusi 4 : Bangkitnya Hantu Perbudakan. Buletin Pra Konperensi Warisan Otoritarianisme II :

Demokrasi dan Tirani Modal.

http://72.14.235.132/search?q=cache:ATl5PN2ljG0J:kwodtm.googlepage s.com/KWO-News4-Resolusi.pdf+PHK+resolusi&hl=en&ct=clnk&cd=6 Mardalis. (1990). Metodologi Penelitian. Bandung : Penerbit Airlangga

Markoczy, L & Xin, K. (2002)., The virtues of omission in Organizational Citizenship Behavior., version 1.14., http:/www.goldmark.org/livia. Organ, D. W. (1988). Organizational citizenship behavior: The good soldier

syndrome. Lexington, MA: Lexington.

Organ, D. W. (1989). Cognitive Versus Affective Determinants of Organizational Citizenship Behavior. Journal of Applied Psychology, 74, 157-164

Poerwandari, E.K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.

Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Redaksi, 2003. Indonesia Hanya Diatas Laos, Laporan UNDP atas Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2003, Jawapos (10 Juli 2003) Halaman 29

Roberts, Brent W. and Robert Hogan (2001), Personality Psychology in the Workplace. American Psychology Association, Washington D.C.

Soemanto. (1999). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset

Spector, Paul E. (1996), Industrial and Organizational Psychology. John Wiley & Sons .Inc.

(67)

52

Supratiknya. (1998). Statistik Psikologi. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Penerbitan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universias Sanata Dharma.

Suryabrata, S. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Van Dyne, L., Cummings, L.L., & Parks, J.M. (1995). Extra-role behaviors: In pursuit of construct and definitional clarity (A bridge over muddied waters). In L.L. Cummings & B.M. Staw, (Eds.), Research in organizational behavior (pp. 215-285). Greenwich: AI Press.

(68)

53

(69)

54

LAMPIRAN A

Gambar

Tabel 3.4 Tabel Distribusi Aitem Pra-Uji Coba Skala OCB
Tabel 3.5 Blue Print Skala OCB Setelah Try-Out
Tabel norma kategori jenjang per dimensi
tabel 4.1.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Bantuan Pangan Non Tunai atau (BPNT) adalah bantuan sosial pangan yang diberikan oleh pemerintah sebagai pengganti program

Pola Perubahan Sebaran Lokasi Keramba Jaring Apung Tahun 1996-2013di Danau Maninjau Jika dilihat dari prosesnya, perubahan penggunaan tanah yang sangat signifikan menjadi

Hasil penelitian untuk melihat sikap responden dapat di lihat bahwa jumlah responden/ibu yang memiliki sikap dalam memberikan jajanan yang baik lebih besar dari

Metode Mendidik Anak Menurut Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan (Telaah Buku Pendidikan Anak dalam Islam Pasal Metode Pendidikan yang Berpengaruh pada Anak).. Skripsi, Jurusan

Dengan adanya hubungan yang baik secara kontinyu antara perusahaan dengan para investor melalui program komunikasi harian yang dilandasi oleh prinsip Good

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

Seharusnya digunakan citra Quickbird level Orthorectified Imagery untuk menghindari terjadinya penyimpangan pada saat di overlay dengan citra yang telah terkoreksi topografi,