• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

Dalam dokumen Index of /digilib/files/disk1/118 (Halaman 21-47)

A. Kajian Pustaka

Penulis menyadari bahwa penelitian ini bukanlah hal yang baru. Hal ini terbukti dengan adanya karya-karya sejenis yang membahas masalah tersebut. Dengan demikian karya ini adalah meneruskan karya-karya yang sudah ada. Untuk itu penulis mencoba menggali informasi dari buku-buku dan hasil penelitian yang berhubungan untuk menjadikan sebagai sumber acuan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini antara lain:

1. Skripsi yang disusun oleh Muhammad Habaib (NIM: 3104102) pada tahun 2009, mahasiswa IAIN Walisongo Fakultas Tarbiyah Jurusan Fisika, dengan judul “Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Materi Gerak Lurus (Studi Pada Siswa Kelas X MA YPPA Cipulus Wanayasa Purwakarta)”. Dalam penelitian tersebut peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran visual efektif dalam meningkatkan hasil belajar fisika dalam materi gerak lurus dan sebagai obyek penelitannya adalah siswa kelas X MA YPPA Cipulus Wanayasa Purwakarta. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata pihak (uji t-test) yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 1,781 dan ttabel=1,67 karena thitung > ttabel berarti Ho ditolak, terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan/nyata. Maka dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran visual lebih efektif daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar fisika materi gerak lurus di MA YPPA Cipulus Wanayasa.

2. Skripsi yang disusun oleh Catur Hadi Prasetyo tahun 2009 mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Fisika, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Visual Terhadap Motivasi Belajar Fisika Materi Listrik Dinamis Siswa Kelas X MAN I

6

Semarang”. Dari hasil perhitungan t-test diperoleh thitung = 3.987, dengan = 5%, dk = 66 diperoleh ttabel = 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa t

hitung > t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, artinya pengajaran fisika dengan media pembelajaran visual ada pengaruh positif dari pada pengajaran fisika dengan model pembelajaran konvensional.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Habaib adalah materi pokok pelajaran fisika yang diujikan yaitu materi pokok gerak lurus sedangkan penelitian ini mengujikan materi pokok cahaya. Penelitian ini dilakukan dengan obyek yang berbeda, yaitu peserta didik kelas VIII SMP N 2 Sulang sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Habaib dengan obyek peserta didik kelas X MA YPPA Cipulus Wanayasa.

Selanjutnya yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Catur Hadi Prasetyo terletak pada tujuan penelitian, variabel penelitian, materi pokok pelajaran fisika yang diujikan dan obyek penelitiannya. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash efektif terhadap hasil belajar fisika. Variable terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar, sedangkan pada penelitian oleh Catur Hadi Prasetyo variable terikatnya adalah motivasi belajar. Dalam penelitian ini mengujikan materi pokok cahaya sedangkan pada penelitian oleh Catur Hadi P. mengujikan materi listrik dinamis., penelitian ini dilakukan dengan obyek yang berbeda, yaitu peserta didik kelas VIII SMP N 2 Sulang.

7 B. Kerangka Teoritik

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara

( ﻞﺋﺎ ﺳو) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.5

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyaluran informasi belajar atau penyaluran pesan.6 Media merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan perima pesan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar.7 Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru sedangkan bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa.

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.8 Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Hal ini antara lain disebabkan karena ketidaksiapan ataupun kurangnya minat siswa. Salah satu usaha untuk mengatasi

5

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 4, hlm. 3

6

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta), 2006, hlm 120

7

Usman, M. Basyirudin, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.11

8

8

keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pengajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa media belajar adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada umumnya.

b. Macam-macam media

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut.9

1)Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi: a) Media Auditif

Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.

b) Media Visual

Media visual dalah media yang hanya mengandalakan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar

9

9

diam seperti strip (film rangkai), slide (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menmpilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c) Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempnyai unsure suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

2)Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi ke Dalam: a) Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi

b) Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Waktu Media ini dalam penggunaannyamembutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.

c) Media untuk Pengajaran Individual

Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul program dan pengajaran melalui computer.

3)Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi ke Dalam: a) Media Sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. b) Media Kompleks

Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.

10

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu, perlu melakukan pemilihan dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna. Pemilihan serta pemanfaatan media perlu memperbaiki kriteria:

1)Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan

2)Ketepatgunaan

Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari 3)Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik serta besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.

4)Ketersediaan

Pemilihan perlu memperhatikan ada atau tidak media di perpus atau sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.

5)Mutu teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik. 6)Biaya

Hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak. 10

d. Ciri - ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengemukakan 3 ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin

10

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet. 3, hlm.238-239.

11

guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya. Ciri-ciri media pembelajaran antara lain:

1)Ciri fiksatif (fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2)Ciri manipulatif (manipulative property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. Misalnya bagaimana proses perubahan larva menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi.

3)Ciri distributif (distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu. 11

e. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1)Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. 2)Mengatasi ketrbatasan ruang, waktu dan daya indra.

3)Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap positif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a) Menimbulkan kegairahan belajar.

11

12

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 12

Sedangkan Fungsi media pembelajaran yaitu:

1)Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru

2)Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi konkrit)

3)Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan)

4)Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar. 13 f. Media Pembelajaran Visual

Media pembelajaran visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Bentuk visual bisa berupa : gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda; diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan sruktur isi materi; peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; grafik seperti tabel

12

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, hlm. 245.

13

13

dan charta (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antara hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. 14

Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut:

1) Usahakan visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang harusnya diamati.

2) Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 3) Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi

sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digukan oleh siswa mengorganisasikan informasi.

4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun sebagian visual dapat dengan mudah diperoleh informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan dengan hati-hati. Untuk visual yang kompleks siswa perlu diminta untuk mengamatinya, kemudian mengungkapkan sesuatu mengenai visual tersebut setelah menganalisis dan memikirkan informasi yang terkandung dalam visual itu. Jika perlu, siswa diarahkan kepada informasi penting secara rinci.

5) Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.

6) Hindari visual yang tak-berimbang artinya apa yang disajikan secara visual mampu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 7) Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual

8) Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca

14

14

9) Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks

10) Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, jumlah aksi terpisah yang penting yang pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas, dan semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda. 11) Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan

mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.

12) Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, memberi nama orang, tempat, atau objek, menghubugkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katan.

13) Warna harus digunakan secara realistik, artinya warna gambar yang dibuat harus sesuai dengan warna benda yang digambarkan. 14) Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk menarahkan

perhatian dan membedakan komponen-komponen. 15

Pada saat ini telah banyak dikembangkan software (perangkat lunak) untuk membuat visualisasi dan animasi, salah satunya adalah software Macromedia Flash. Macromedia Flash adalah program multimedia dan animasi yang keberadaannya untuk berkreasi membuat aplikasi-aplikasi unik, animasi-animasi interaktif pada halaman web, film animasi kartun, presentasi bisnis maupun kegiatan. Macromedia Flash memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan saat ini yaitu di dalam pembuatan visualisasi, simulasi maupun animasi untuk mata pelajaran fisika maupun mata pelajaran

15

15

yang lainnya. Maka daripada itu, pembuatan media pembelajaran visual yang dimakasud merupakan hasil dari pemanfaatan software macromedia flash.

g. Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini bahan ajar yang disajikan melalui media komputer sehingga proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi siswa. Dengan rancangan pembelajaran komputer yang bersifat interaktif, akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.16 1) Keuntungan Media Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Komputer sebagai media pembelajaran mempunyai kelebihan dibanding dengan jenis perangkat lunak lain untuk pembelajaran yang mengakomodasikan keragaman karakteristik siswa. Keuntungan yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut:

a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara individual

b) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi c) Menyediakan isi pembelajaran yang banyak dan beragam d) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar

e) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik.

f) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.

g) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.

h) Siswa mendapat pengalaman yang bersifat kongret, retensi siswa meningkat.

16

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2009) Cet-2, hlm.203

16

i) Member umpan balik secara langsung.

j) Siswa dapat menentukan sindiri laju pembelajaran. k) Siswa dapat melaksanakan evalusi diri.

Mengacu pada beberapa keuntungan yang diperoleh tersebut, maka penggunaan komputer dalam pembelajaran diyakini dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa secara langsung merupakan indikator efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran berbasis komputer dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh guru.17

2) Kelemahan Media Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran dengan media komputer juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut.

a) Hanya efektif jika digunakan satu orang atau kelompok kecil. b) Jika tampilan fisik tidak dirancang dengan baik atau hanya

merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran dengan media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

c) Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat merancang pembelajaran lewat media komputer. 18

2. Belajar, Pembelajaran, dan Hasil Belajar a. Belajar

Menurut Clifford T. Morgan yang dikutip Mustaqim dalam buku Ilmu Jiwa Pendidikan dijelaskan “learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of past experience “ (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu).19 Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala

17

Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif, hlm. 205

18

Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif, hlm. 205

19

17

sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.20 Pengertian belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar baik di kelas, di sekolah, maupun di luar sekolah. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajaran mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.21

Dari pengertian belajar yang dikemukakan sebelumnya, maka belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk mengetahui apa yang ingin diketahui sebagai suatu bentuk perubahan perilaku dirinya.

b. Pembelajaran

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.22

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku guru yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut.

1) Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si pelajar.

20

Catharina Tri Anni, dkk, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2006), Cet. 3, hlm. 2.

21

Catharina, Psikologi Belajar, hlm. 5.

22

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Cipta Jaya, 2003), hlm. 6.

18

2) Cara guru memberikan kesempatan kepada si pelajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari.

3) Memberikan kebebasan kepada si pelajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai minat dan kemampuannya.23

Pembelajaran yang berorientasi bagaimana si pelajar berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar itu memberikan kemampuan kepada si belajar untuk melakukan berbagai penampilan.24

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru mengajar dan anak didik yang belajar,25 sehingga dalam kegiatan belajar mengajar terdapat keterpaduan dari kedua unsur yaitu guru dan anak didik, melalui interaksi edukatif. Tentu saja, dalam kegiatan belajar ini guru harus dapat menggunakan berbagai strategi pembelajaran melalui metode yang digunakan sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Kegiatan belajar ini merupakan inti dari kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang sudah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, karena dalam kegiatan belajar inilah semua komponen pengajaran dan kegiatan belajar akan menentukan seberapa jauh tujuan yang telah diterapkan dapat tercapai.

23Achmad Sugandi, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2006), hlm. 9.

24 Sugandi, Teori Pembelajaran, hlm. 9.

25Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 37.

19 c. Hasil belajar

Menurut Nana Sudjana hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa sesuai dengan tujuan instruksional. Jadi, belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil belajar.

Hasil belajar berkaitan erat dengan tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta didik untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

Ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek

Dalam dokumen Index of /digilib/files/disk1/118 (Halaman 21-47)

Dokumen terkait