• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /digilib/files/disk1/118

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Index of /digilib/files/disk1/118"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL

BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA MATERI POKOK CAHAYA

PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 SULANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh :

Yanto NIM : 073611004

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yanto

NIM : 073611004

Jurusan/Program Studi : Tadris Fisika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang,

(3)

iii

KEMENTRIAN AGAMA R.I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp.(024) 7601295

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Visual Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Cahaya Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang . Skripsi: Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2011

Nama : Yanto

NIM : 073611004

Program Studi : Tadris Fisika

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

Penguji I, Penguji II,

(4)

iv

KEMENTRIAN AGAMA R.I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

(5)
(6)

vi ABSTRAK

Judul : Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Visual Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Cahaya Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang .

Penulis : Yanto NIM : 073611004

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash efektif terhadap hasil belajar fisika materi pokok cahaya peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen, yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sulang Kabupaten Rembang, sample dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII C sebagai kelas eksperimen, dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol, yang masing-masing kelas memiliki jumlah peserta didik sebanyak 32 dan 31. Adapun teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi untuk mengambil data nama peserta didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian serta untuk mengetahui nilai ulangan peserta didik. Selain itu digunakan metode tes essay untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Sebelum diberi perlakuan, kedua kelas diberikan pre-test dan diuji keseimbanganya dengan uji normalitas dan homogenitas. Kemudian kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash.

Dalam uji hipotesis nilai post-test hasil belajar peserta didik peneliti menggunakan Uji t. Berdasarkan Uji t dengan taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel

= 2,00 sedangkan thitung = 10,197. Karena thitung > ttabel, maka Ha diterima, artinya

hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen = 73,25 dan kelas kontrol = 49,23. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika pada materi pokok cahaya dengan menggunakan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash lebih baik daripada dengan metode konvensional.

(7)

vii MOTTO

"Orang yang tidak bergantung kepada keberuntungan, justru sering beruntung."

Orang yang hanya mengharapkan keberuntungan, sering mengeluhkan ketidak-beruntungannya.

"Keberuntungan berpihak kepada yang berupaya, bukan kepada yang hanya menunggu."1

1

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk :

 Ayahanda dan ibunda tercinta, ini adalah bagian dari perjuangan, cita-cita, iringan doa restumu. Karena jasa dan kasih sayangmu, aku akhirnya dapat menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh luar biasa

 Kakak dan Adikku tercinta, doa dan motivasi darimu semoga mengantarkan aku menuju gerbang kesuksesan

 Siti Purwanti beserta keluarga yang selalu memberikan motivasi.

 Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini

 Keluarga besar Fisika IAIN Walisongo Semarang

 Keluarga besar HIMATIF IAIN walisongo Semarang

 Keluarga besar Kos 29

 Dan tak lupa pembaca budiman sekalian

(9)

ix

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta inayah-Nya dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat manusia dari Zaman Jahiliyah ke Zaman Islamiyah.

Skripsi berjudul “Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Visual Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok

Cahaya Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Program Studi Tadris Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Suja’i, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

2. Andi Fadllan, S.Si., M.Sc. selaku dosen pembimbing I dan Drs. Ikhrom, M. Ag selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

4. Heriyanto, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2 Sulang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

(10)

x

6. Ayahanda dan Ibunda serta kakak dan adik tercinta yang rela dan ikhlas dalam doa, restu, suport, motivasi serta materi yang tiada henti dan tidak mengharap balasan.

7. Siti Purwanti beserta keluarga yang selalu memberikan motivasi dan do’a yangtulus.

8. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya.

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin

Semarang, Penulis

Yanto

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL --- i

PERNYATAAN KEASLIAN --- ii

PENGESAHAN --- iii

NOTA PEMBIMBING --- iv

ABSTRAK --- vi

MOTTO --- vii

PERSEMBAHAN --- viii

KATA PENGANTAR --- ix

DAFTAR ISI --- xi

DAFTAR LAMPIRAN --- xiii

DAFTAR GAMBAR --- xv

DAFTAR TABEL --- xvi

BAB I : PENDAHULUAN --- 1

A. Latar Belakang Masalah --- 1

B. Rumusan Masalah --- 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian --- 4

BAB II : LANDASAN TEORI --- 5

A. Kajian Pustaka --- 5

B. Kerangka Teoritik --- 7

C. Rumusan Hipotesis --- 29

BAB III : METODE PENELITIAN --- 31

A. Jenis Penelitian --- 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian --- 31

C. Populasi dan Sampel Penelitian --- 32

D. Variabel dan Indikator Penelitian --- 32

E. Pengumpulan Data Penelitian --- 33

(12)

xii

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN --- 43

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian --- 43

B. Analisis Uji Hipotesis --- 50

C. Pembahasan Hasil Penelitian --- 56

D. Keterbatasan Penelitian --- 60

BAB V : SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP --- 62

A. Simpulan --- 62

B. Saran --- 62

C. Penutup --- 63

(13)

xiii

Daftar Peserta Didik Kelas Uji Instrumen

Soal Uji Coba Bab Cahaya

Kunci Jawaban Soal Uji Coba

Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba

Contoh Perhitungan Validitas Soal

Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal

Daftar Peserta Didik Populasi Penelitian

Data Hasil Ulangan Pupulasi Bab Usaha dan Daya

Tabel Homogenitas Nilai Populasi

Soal Pre-Test dan Post-Test Bab Cahaya

Kunci Jawaban Soal Pre-Test dan Post-Test Bab Cahaya

Data Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Nilai Hasil Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Test

Tabel Homogenitas Nilai Pre-Test

Uji Normalitas Nilai Pre-Test Kelas Kontrol

Uji Normalitas Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen

Tabel Homogenitas Nilai Post-Test

Uji Normalitas Nilai Post-Test Kelas Kontrol

Uji Normalitas Nilai Post-Test Kelas Eksperimen

Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre-Test

Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pre-Test

Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-Test

Lampiran 31. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-Test

(14)

xiv Lampiran 33. Data Gain Kelas Eksperimen

Lampiran 34. Data Nilai Afektif dan Psikomotorik Kelas Eksperimen

Lampiran 35. Data Nilai Afektif dan Psikomotorik Kelas Kontrol

Lampiran 36. Tabel Nilai r

Lampiran 37. Tabel Nilai Chi Kuadrat

Lampiran 38. Tabel Disteribusi Nilai z

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3a Gambar 2.3b Gambar 2.3c Gambar 2.4a Gambar 2.4b Gambar 2.4c Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4

Pemantulan cahaya

Pemantulan cahaya pada cermin datar Sinar istimewa pada cermin cekung Sinar istimewa pada cermin cekung Sinar istimewa pada cermin cekung Sinar istimewa pada cermin cembung Sinar istimewa pada cermin cembung Sinar istimewa pada cermin cembung

Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cekung Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cembung Pembiasan cahaya

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14

Rancangan Penelitian Daftar Frekuensi Observasi Sumber Data Homogenitas Uji Bartlett

Hasil Uji Coba Validitas Item Soal

Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol Hasil Perhitungan Chi Kuadrat Nilai Awal

Sumber Data Homogenitas Uji Bartlett

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Hasil Uji Normalitas Data Akhir Sumber Data Homogenitas

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi jangka penjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi yang akan datang dapat dibentuk melalui pendidikan yang sedang kita laksanakan, artinya bahwa pendidikan harus dapat menyiapkan dan menjawab tantangan dan kebutuhan di masa yang akan datang.

Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai masyarakat. Mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan pembelajarannya, sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara rasional.

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para peserta didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.2 Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi

2

(18)

2

ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, peserta didik, orang lain atau penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah peserta didik atau juga guru.

Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada pada kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan maupun tulisan) maupun simbol non-verbal atau visual. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Adakalanya penafsiran tersebut berhasil, adakalanya tidak. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan atau kekurangberhasilan dalam memahami apa-apa yang didengar, dibaca, atau dilihat dan diamatinya.

Media pendidikan merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi masalah tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan. 3

Media pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik dan menjadi media transfer ilmu dalam pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik menjadi memuaskan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu media pembelajaran visual. Bentuk media pembelajaran visual dapat bermacam-macam diantaranya gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan atau chart, grafik, kartun, dan animasi gambar dengan bantuan perangkat komputer.

Pada era teknologi sekarang ini, banyak fenomena yang terjadi di alam yang dapat dijelaskan dengan alat bantu berupa dengan media berbasis komputer. Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengajar, termasuk ilmu fisika, karena komputer dapat memvisualisasikan berbagai peristiwa yang sukar diamati secara langsung.

3

(19)

3

Komputer sebagai alat bantu langsung untuk belajar mandiri maupun komputer sebagai alat bantu pengajaran memegang peranan penting dalam pembelajaran. Apabila komputer digunakan secara interaktif, maka proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan menghasilkan keluaran yang optimal. Materi pelajaran fisika banyak membutuhkan media khusus dalam menyampaikannya mulai dari tingkat yang sederhana sampai yang lebih komplek.

Salah satu aplikasi media pembelajaran visual dapat diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti; Microsoft Office (Word, Power Point, Excel), Flash, Adobe Reader. Setiap program komputer mempunyai kelebihan dan spesifikasi masing-masing, salah satunya adalah Flash. Flash adalah program grafis animasi standar professional untuk membuat halaman web yang interaktif.4 Dengan bantuan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash diharapkan mampu memberikan pemahaman konsep fisika terhadap peserta didik dan dapat menerapkan konsep-konsep fisika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Materi pokok cahaya merupakan materi yang konsepnya sebagian besar adalah pemahaman. Akan tetapi karena kurang dan belum dipahami konsep ini dengan baik, sehingga hal ini berimbas pada hasil belajar yang tidak sesuai dengan harapan. Pada materi pokok cahaya ini terdapat konsep-konsep yang dapat ditemui peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: konsep pembiasan, konsep pemantulan, konsep pembentukan bayangan pada cermin maupun lensa, cara kerja alat-alat optik baik menggunakan prinsip cermin maupun lensa. Untuk meningkatkan pemahaman dalam materi pokok cahaya diperlukan suatu media pembelajaran yang yang mampu memvisualkan dan mengilustrasikan konsep cahaya, sehingga siswa tidak hanya berimajinasi untuk memahami konsep cahaya.

4

(20)

4

Atas dasar tersebut, penulis menggunakan media pembelajaran visual berbasisis Macromedia Flash dalam pembelajaran fisika kelas VIII pada materi pokok cahaya di SMP N 2 Sulang agar diketahui sejauh mana keefektifan penggunaan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash efektif terhadap hasil belajar fisika materi pokok cahaya peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash efektif terhadap hasil belajar fisika materi pokok cahaya peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori kepada para

peneliti dengan tema dan judul penelitian yang serupa.

b. Dapat memberi kontribusi bagi guru dalam memilih media pembelajaran yang dapat menyumbangkan keterampilan peserta didik, serta memaksimalkan kreatifitas guru agar pembelajaran lebih mengedepankan filosofi kajian ilmu yang akan diajarkan, bervariasi dan mampu memaksimalkan kualitasnya.

(21)

1 BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Penulis menyadari bahwa penelitian ini bukanlah hal yang baru. Hal ini terbukti dengan adanya karya-karya sejenis yang membahas masalah tersebut. Dengan demikian karya ini adalah meneruskan karya-karya yang sudah ada. Untuk itu penulis mencoba menggali informasi dari buku-buku dan hasil penelitian yang berhubungan untuk menjadikan sebagai sumber acuan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini antara lain:

1. Skripsi yang disusun oleh Muhammad Habaib (NIM: 3104102) pada tahun 2009, mahasiswa IAIN Walisongo Fakultas Tarbiyah Jurusan Fisika, dengan judul “Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Materi Gerak Lurus (Studi Pada Siswa Kelas X MA YPPA Cipulus Wanayasa Purwakarta)”. Dalam penelitian tersebut peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran visual efektif dalam meningkatkan hasil belajar fisika dalam materi gerak lurus dan sebagai obyek penelitannya adalah siswa kelas X MA YPPA Cipulus Wanayasa Purwakarta. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata pihak (uji t-test) yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 1,781 dan ttabel=1,67 karena thitung > ttabel berarti Ho ditolak, terlihat

bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan/nyata. Maka dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran visual lebih efektif daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar fisika materi gerak lurus di MA YPPA Cipulus Wanayasa.

2. Skripsi yang disusun oleh Catur Hadi Prasetyo tahun 2009 mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Fisika, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Visual Terhadap Motivasi Belajar Fisika Materi Listrik Dinamis Siswa Kelas X MAN I

(22)

6

Semarang”. Dari hasil perhitungan t-test diperoleh thitung = 3.987, dengan

= 5%, dk = 66 diperoleh ttabel = 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, artinya pengajaran fisika

dengan media pembelajaran visual ada pengaruh positif dari pada pengajaran fisika dengan model pembelajaran konvensional.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Habaib adalah materi pokok pelajaran fisika yang diujikan yaitu materi pokok gerak lurus sedangkan penelitian ini mengujikan materi pokok cahaya. Penelitian ini dilakukan dengan obyek yang berbeda, yaitu peserta didik kelas VIII SMP N 2 Sulang sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Habaib dengan obyek peserta didik kelas X MA YPPA Cipulus Wanayasa.

(23)

7 B. Kerangka Teoritik

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara

( ﻞﺋﺎ ﺳو) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.5

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyaluran informasi belajar atau penyaluran pesan.6 Media merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan perima pesan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar.7 Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru sedangkan bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa.

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.8 Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Hal ini antara lain disebabkan karena ketidaksiapan ataupun kurangnya minat siswa. Salah satu usaha untuk mengatasi

5

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 4, hlm. 3

6

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta), 2006, hlm 120

7

Usman, M. Basyirudin, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.11

8

(24)

8

keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pengajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa media belajar adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada umumnya.

b. Macam-macam media

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut.9

1)Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi: a) Media Auditif

Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.

b) Media Visual

Media visual dalah media yang hanya mengandalakan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar

9

(25)

9

diam seperti strip (film rangkai), slide (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menmpilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c) Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempnyai unsure suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

2)Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi ke Dalam: a) Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi

b) Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Waktu Media ini dalam penggunaannyamembutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.

c) Media untuk Pengajaran Individual

Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul program dan pengajaran melalui computer.

3)Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi ke Dalam: a) Media Sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. b) Media Kompleks

(26)

10

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu, perlu melakukan pemilihan dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna. Pemilihan serta pemanfaatan media perlu memperbaiki kriteria:

1)Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan

2)Ketepatgunaan

Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari 3)Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik serta besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.

4)Ketersediaan

Pemilihan perlu memperhatikan ada atau tidak media di perpus atau sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.

5)Mutu teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik. 6)Biaya

Hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak. 10

d. Ciri - ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengemukakan 3 ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin

10

(27)

11

guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya. Ciri-ciri media pembelajaran antara lain:

1)Ciri fiksatif (fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2)Ciri manipulatif (manipulative property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. Misalnya bagaimana proses perubahan larva menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi.

3)Ciri distributif (distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu. 11

e. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1)Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. 2)Mengatasi ketrbatasan ruang, waktu dan daya indra.

3)Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap positif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a) Menimbulkan kegairahan belajar.

11

(28)

12

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 12

Sedangkan Fungsi media pembelajaran yaitu:

1)Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru

2)Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi konkrit)

3)Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan)

4)Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar. 13 f. Media Pembelajaran Visual

Media pembelajaran visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Bentuk visual bisa berupa : gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda; diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan sruktur isi materi; peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; grafik seperti tabel

12

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, hlm. 245.

13

(29)

13

dan charta (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antara hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. 14

Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut:

1) Usahakan visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang harusnya diamati.

2) Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 3) Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi

sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digukan oleh siswa mengorganisasikan informasi.

4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun sebagian visual dapat dengan mudah diperoleh informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan dengan hati-hati. Untuk visual yang kompleks siswa perlu diminta untuk mengamatinya, kemudian mengungkapkan sesuatu mengenai visual tersebut setelah menganalisis dan memikirkan informasi yang terkandung dalam visual itu. Jika perlu, siswa diarahkan kepada informasi penting secara rinci.

5) Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.

6) Hindari visual yang tak-berimbang artinya apa yang disajikan secara visual mampu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 7) Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual

8) Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca

14

(30)

14

9) Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks

10) Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, jumlah aksi terpisah yang penting yang pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas, dan semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda. 11) Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan

mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.

12) Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, memberi nama orang, tempat, atau objek, menghubugkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katan.

13) Warna harus digunakan secara realistik, artinya warna gambar yang dibuat harus sesuai dengan warna benda yang digambarkan. 14) Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk menarahkan

perhatian dan membedakan komponen-komponen. 15

Pada saat ini telah banyak dikembangkan software (perangkat lunak) untuk membuat visualisasi dan animasi, salah satunya adalah software Macromedia Flash. Macromedia Flash adalah program

multimedia dan animasi yang keberadaannya untuk berkreasi membuat aplikasi-aplikasi unik, animasi-animasi interaktif pada halaman web, film animasi kartun, presentasi bisnis maupun kegiatan. Macromedia Flash memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan saat ini yaitu di dalam pembuatan visualisasi, simulasi maupun animasi untuk mata pelajaran fisika maupun mata pelajaran

15

(31)

15

yang lainnya. Maka daripada itu, pembuatan media pembelajaran visual yang dimakasud merupakan hasil dari pemanfaatan software macromedia flash.

g. Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini bahan ajar yang disajikan melalui media komputer sehingga proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi siswa. Dengan rancangan pembelajaran komputer yang bersifat interaktif, akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.16 1) Keuntungan Media Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Komputer sebagai media pembelajaran mempunyai kelebihan dibanding dengan jenis perangkat lunak lain untuk pembelajaran yang mengakomodasikan keragaman karakteristik siswa. Keuntungan yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut:

a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara individual

b) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi c) Menyediakan isi pembelajaran yang banyak dan beragam d) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar

e) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik.

f) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.

g) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.

h) Siswa mendapat pengalaman yang bersifat kongret, retensi siswa meningkat.

16

(32)

16

i) Member umpan balik secara langsung.

j) Siswa dapat menentukan sindiri laju pembelajaran. k) Siswa dapat melaksanakan evalusi diri.

Mengacu pada beberapa keuntungan yang diperoleh tersebut, maka penggunaan komputer dalam pembelajaran diyakini dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa secara langsung merupakan indikator efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran berbasis komputer dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh guru.17

2) Kelemahan Media Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran dengan media komputer juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut.

a) Hanya efektif jika digunakan satu orang atau kelompok kecil. b) Jika tampilan fisik tidak dirancang dengan baik atau hanya

merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran dengan media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

c) Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat merancang pembelajaran lewat media komputer. 18

2. Belajar, Pembelajaran, dan Hasil Belajar a. Belajar

Menurut Clifford T. Morgan yang dikutip Mustaqim dalam buku Ilmu Jiwa Pendidikan dijelaskan “learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of past experience “

(Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu).19 Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala

17

Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif, hlm. 205

18

Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif, hlm. 205

19

(33)

17

sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.20 Pengertian belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar baik di kelas, di sekolah, maupun di luar sekolah. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajaran mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.21

Dari pengertian belajar yang dikemukakan sebelumnya, maka belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk mengetahui apa yang ingin diketahui sebagai suatu bentuk perubahan perilaku dirinya.

b. Pembelajaran

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.22

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku guru yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut.

1) Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si pelajar.

20

Catharina Tri Anni, dkk, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2006), Cet. 3, hlm. 2.

21

Catharina, Psikologi Belajar, hlm. 5.

22

(34)

18

2) Cara guru memberikan kesempatan kepada si pelajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari.

3) Memberikan kebebasan kepada si pelajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai minat dan kemampuannya.23

Pembelajaran yang berorientasi bagaimana si pelajar berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar itu memberikan kemampuan kepada si belajar untuk melakukan berbagai penampilan.24

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru mengajar dan anak didik yang belajar,25 sehingga dalam kegiatan belajar mengajar terdapat keterpaduan dari kedua unsur yaitu guru dan anak didik, melalui interaksi edukatif. Tentu saja, dalam kegiatan belajar ini guru harus dapat menggunakan berbagai strategi pembelajaran melalui metode yang digunakan sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Kegiatan belajar ini merupakan inti dari kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang sudah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, karena dalam kegiatan belajar inilah semua komponen pengajaran dan kegiatan belajar akan menentukan seberapa jauh tujuan yang telah diterapkan dapat tercapai.

23Achmad Sugandi, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2006), hlm. 9.

24 Sugandi, Teori Pembelajaran, hlm. 9.

(35)

19 c. Hasil belajar

Menurut Nana Sudjana hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa sesuai dengan tujuan instruksional. Jadi, belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil belajar.

Hasil belajar berkaitan erat dengan tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta didik untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

Ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkatan tersebut yaitu:

a) Mengingat, pada tahap ini menuntut peserta didik untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.

b) Mengerti, pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebut kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.

(36)

20

d) Menganalisis, analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi.

e) Menilai, pada tahap ini mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi di sini lebih condong ke bentuk penilaian biasa daripada sistem evaluasi.

f) Mencipta, mencipta disini diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. 26

2) Ranah Afektif

Kawasan afektif merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakkan terhadap sesuatu. Tujuan afektif terdiri dari yang paling sederhana, yaitu memperhatikan suatu fenomena sampai kepada yang komplek yang merupakan faktor internal seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani. Dalam literatur tujuan afektif disebut sebagai: minat, sikap hati, sikap menghargai, sistem nilai serta kecenderungan emosi.

Ranah afektif terdiri dari lima tingkatan,yaitu: a) Tingkat menerima (receiving)

b) Tingkatan menanggapi (responding) c) Tingkatan menghargai

d) Tingkatan mengorganisasikan (organization)

(37)

21

e) Tingkatan menghayati (characterization).27 3) Ranah psikomotorik

Kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.

Kawasan psikomotor terdiri dari empat kategori, yaitu: a) Gerakan seluruh badan (gross body movement)

b) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movements) c) Komunikasi nonverbal (non verbal communication) d) Kebolehan dalam bicara (speech behaviors).28

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa itu besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar seorang di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.29

3. Materi Pokok Cahaya a. Pengertian Cahaya

Newton thought that light was made up of particles, but then it was discovered that it behaves like a wave. Later, however (in the beginning of the twentieth century), it was found that light did indeed sometimes behave like a particle. Historically, the electron, for example, was thought to behave like a particle, and then it was found that in many respect it behaved like a wave. So it really behaves like neither.30

27

Martinis, Paradigma Pendidikan, hlm. 39-43.

28

Martinis, Paradigma Pendidikan, hlm. 44-46.

29

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Penerbit Sinarbaru, 2008), Cet. 9, hlm. 39.

30

Ajoy Ghatak, Optics, (New Delhi: TATA McGRAW-HILL PUBLISHING CO. LTD,

(38)

22 b. Sifat cahaya

Pada tingkat yang dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku yang tampaknya berlawanan, yang digambarkan secara kasar melalui model-model gelombang dan partikel.31 Sejak abad 17 orang percaya bahwa cahaya merupakan arus korpuskel-korpuskel yang memancar berupa garis lurus yang disebut sebagai sinar. Sinar dapat terus menembus benda-benda bening dan dapat pula dipantulkan kembali.32 Selain itu cahaya juga mempunyai sifat yang berkaitan dengan partikel, karena energinya tidak disebarkan merata pada muka gelombang, melainkan dilepaskan dalam bentuk buntelan-buntelan seperti partikel, sebuah buntelan diskrit (kuantum) energi elektromagnet ini dikenal sebagai sebuah foton.33 Oleh karena itu para ilmuan yang mempelajari hasil eksperimen-eksperimen mereka, dapat menarik kesimpulan bahwa cahaya mempunyai sifat dua-listik (kembar), yaitu teori korpuskel dan teori gelombang cahaya.

Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik selain memiliki sifat merambat lurus, juga memiliki sifat-sifat gelombang lainnya seperti: 1) Cahaya dapat dipantulkan (refleksi)

2) Cahaya dapat dibiaskan (refraksi) 3) Cahaya dapat dilenturkan (difraksi) 4) Cahaya dapat diuraikan (dispersi) 5) Cahaya dapat digabungkan (interferensi) 6) Cahaya dapat dikutubkan (polarisasi). c. Pemantulan dan pembiasan cahaya

A light beam propagates along straigt line in a uniform médium, negelecting the increase in the anguler spread that is inevitable as the beam propagates. On encountering a foreign médium (from air to

31

Frederick J. Bueche, Eugene Hecht, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 239

32

Hedi Supramono, dkk., Common Text Book (Edisi Revisi) Físika Dasar II, (Malang: JICA-Universitas Negeri Malang (UM), 2003), hlm. 45-46

33

(39)

23

glass), the light beam changes its direction, being reflected and refracted, but both the reflected and refracted beams again along staright lines.34

1) Hukum pemantulan (refleksi)

Dalam pemantulan cahaya berlaku Hukum Snellius tentang pemantulan cahaya.

Gambar 2.1. Pemantulan cahaya

Berdasarkan gambar di atas, maka hukum Snellius dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak disatu titik pada bidang datar.

b) Sudut datang (i) besarnya sama dengan sudut pantul (r). 2) Pemantulan cahaya pada permukaan bidang datar

Benda bening seperti cermin datar dapat memantulkan cahaya yang jatuh pada cermin datar dengan mengikuti aturan hukum pemantulan. Cermin datar membentuk bayangan yang tegak, dengan ukuran yang sama dengan bendanya, dan bayangannya berada dalam jarak yang sama dari permukaan pantul dengan jarak benda dipermukaan cermin. Bayangan tersebut maya, yaitu bayangan yang tidak akan muncul pada layar yang diletakkan pada posisi bayangan karena cahaya tidak memusat di sana.

34

Akira Hirose, Karl E. Lonngren, Introduction to Wave Phenomena, (New York: A Wiley-Intersciene Publication, 1984) hlm. 240

(40)

24

Cermin datar

Gambar 2.2. Pemantulan cahaya pada cermin datar

Benda nyata A berada di depan permukaan pantul. Bayangan A’ yang terbentuk bersifat maya, sama besar, dan tegak. Posisi bayangan berada di belakang cermin. Besarnya jarak benda (so)=

jarak bayangan (si), tetapi keduanya mempunyai tanda yang

berbeda karena saling berseberangan. Perbesaran bayangan pada cermin datar dapat dituliskan:

h h

s s M

o i  '  

Dengan: h’ = tinggi bayangan (cm) h = tinggi benda (cm)

3) Pemantulan cahaya pada permukaan sferis (lengkung)

Pada pemantulan cahaya yang dilakukan oleh permukaan sferis (lengkung), hukum pemantulan memegang peranan penting dalam pembentukan bayangan. Bayangan yang terbentuk mempunyai sifat-sifat yang berbeda tergantung dimana posisi bendanya berada. Maka kita perlu mengetahu sinar-sinar istimewa. a) Sinar-sinar istimewa pada permukaan sferis cekung:

(41)

25

Gambar 2.3a. Sinar istimewa pada cermin cekung

- Sinar datang menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama.

Gambar 2.3b. Sinar istimewa pada cermin cekung

- Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan (P).

Gambar 2.3c. Sinar istimewa pada cermin ceku b) Sinar-sinar istimewa pada permukaan sferis cembung:

- Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah datanganya dari titik fokus (F).

Gambar 2.4a. Sinar istimewa pada cermin cembung - Sinar datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan

sejajar sumbu utama.

P F

O

O

(42)

26

Gambar 2.4b. Sinar istimewa pada cermin cembung - Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P) akan

dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan (P).

Gambar 2.4c. Sinar istimewa pada cermin cembung c) Titik fokus

Titik fokus adalah sebuah titik yang sedemikian letaknya sehingga sinar-sinar yang datang dari jauh tak terhingga akan dipantulkan ke titik tersebut jika permukaan pantulnya sferis cekung.

(43)

27

F-P), ruang III (antara P-tak terhingga), dan ruang IV (ruang dibelakang cermin).

Apabila permukaan pantulnya sferisnya cembung maka sinar-sinar yang datang dari jauh tak terhingga seolah-olah datangnya dari titik tersebut.

Gambar 2.6. Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cembung Dari pelukisan jalannya sinar, tampak satu hal penting bila diperhatikan, yaitu bahwa bayangan akan selalu maya, apabila bendanya terletak di depan permukaan pantul dari cermin cembung. Hal ini terjadi karena perpotongan sinar-sinar pantulnya akan bertemu di depan cermin. Pembagian ruang pada cermin cembung meliputi ruang I (antara O-F), ruang II (antara F-P), ruang III (antara P-tak terhingga), dan ruang IV (ruang di depan cermin).

d) Hubungan jarak benda (so), jarak bayangan (si), jarak fokus (f)

Hubungan antara ketiga besaran so (jarak benda), si

(jarak bayangan), f (jarak fokus) ditunjukkan oleh Gauss melalui persamaan:

i

o s

s f

1 1 1

 

(44)

28

Seberkas cahaya yang datang pada permukaan bening tembus cahaya kemungkinan yang terjadi adalah cahaya tersebut akan diteruskan atau dibelokkan. Peristiwa ini dinamakan pembiasan.

Gambar 2.7. Pembiasan cahaya

Menurut hukum Snellius cara sebuah sinar membias pada permukaan batas antara medium-medium dengan indeks bias n dan n’ ditentukan oleh persamaan:

'

Ada dua jenis lensa tipis, yaitu: lensa cekung dan lensa cembung. Lensa cekung merupakan lensa divergen atau menyebarkan sinar, atau lensa negatif, yang bagian tengah

(45)

29

lensa lebih tipis daripada bagian tepinya. Lensa cembung merupakan lensa konvergen atau mengumpulkan sinar, atau lensa positif, yang bagian tengah lensa lebih tebal daripada bagian tepi lensa tersebut.

Hubungan benda dan bayangan untuk lensa tipis yang memusat dan menyebar berlaku persamaan:

i jari-jari R1 dan R2, maka bayangan akhir yang terbentuk adalah

bayangan yang dibentuk oleh permukaan kedua dengan bendanya adalah bayangan dari permukaan pertama. Maka berlaku persamaan pembuat lensa, yaitu:

(46)

30 C. Rumusan Hipotesis

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”.35 Menurut asal usulnya hipotesis berarti sesuatu kesimpulan atau pendapat yang masih kurang (hypo = kurang dari, thesis = pendapat) jadi simpulan itu belum final (proto conclution) karena masih harus dibuktikan.36 Dari permasalahan yang ada, peneliti dapat memberikan hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis kerja atau disebut dengan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Hipotesis nol atau sering disebut dengan hipotesis statistik (Ho). Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.37 Dalam penelitian ini ingin dibuktikan hipotesis, ”Efektivitas penggunaan media pembelajaran visual berbasis Makromedia Flash terhadap hasil belajar fisika materi pokok cahaya peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang”. Ho: Penggunaan media pembelajaran visual berbasis Makromedia Flash

tidak efektif terhadap hasil belajar fisika materi pokok cahaya peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang.

Ha: Penggunaan media pembelajaran visual berbasis Makromedia Flash efektif terhadap hasil belajar fisika materi pokok cahaya peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang.

35Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hal. 71.

36Drs. Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: PT. Prasetya Widya Pratama Jogjakarta, 2002), Cet. 9, hlm. 35.

(47)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen, yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain control group pre test post test yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pre tes

maupun post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Kelas Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y1 X2 Y2

Keterangan:

X1 : Pembelajaran fisika dengan menggunakan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash

X2 : Pembelajaran fisika dengan menggunakan metode konvensional Y1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre test

Y2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi post test

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(48)

32 Berikut adalah bagan alur penelitian:

Kelas Uji Coba

Uji Instrumen

Analisis Instrumen

Instrumen yang memenuhi

Syarat

Populasi

Uji Homogenitas

Homogen

Sampel

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pre-Test

Homogen

Kelas Eksperimen

Pembelajaran dengan Media Pembelajaran Visual Berbasis Macromedia Flash

Kelas Kontol Pembelajaran Konvensional

Post-Test

Nilai Post-Test

Analisis Data

Uji Hipotesis

Kesimpulan

Efektif

(49)

33 C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tetapkan.38 Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.39 Sampel penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen (VIII C) dan kelas kontrol (VIII A).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik Cluster random sampling. Teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok-kelompok yang ada pada populasi.40

D. Variabel dan Indikator Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik penelitian suatu penelitian.41 Variabel penelitian juga merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.42

Variabel penelitian di sini terdiri atas dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya

38

S. Margono, Metodologi Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipata, 2003), cet. IV, hlm. 118.

39

S. Margono, Metodologi Penelitian, hlm. 56

40

Khalid Narbuko, dan Abu Ahmadi, metode penelitiam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet. 7, hlm. 117.

41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 13, hlm. 118.

42

(50)

34

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. 43

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash (variabel X). Sedangkan yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika materi pokok cahaya (variabel Y).

2. Indikator Penelitian

a) Indikator penggunaan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash

1) Proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash

2) Peserta didik mampu mengoperasikan media pembelajaran visual berbasis Makromedia Flash secara berkelompok

3) Peserta didik mampu menyelesaikan tugas secara berkelompok dengan bantuan media pembelajaran visual berbasis Macromedia Flash

b) Indikator hasil belajar fisika materi pokok cahaya

1) Peserta didik mampu menguasai konsep materi pokok cahaya dengan benar.

2) Peserta didik mampu menerapkan konsep materi pokok cahaya dalam mengerjakan soal ulangan.

3) Hasil ulangan peserta didik mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar 60

4) Ketuntasan klasikal sebesar 85% menurut E. Mulyasa.44

E. Pengumpulan Data Penelitian

Yang dimaksud cara mengumpulkan data adalah proses diperolehnya data dari sumber data. Sumber data adalah subjek dari penelitian yang

43

Suharsimi, Prosedur Penelitian, hlm. 119.

44

(51)

35

dimaksud untuk memperoleh data-data yang diinginkan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah:

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi data tentang jumlah peserta didik keseluruhan sebagai populasi, nama-nama peserta didik, dan nilai ulangan peserta didik.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.45 Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis essay dengan jumlah 10 soal.

F. Analisis Data Penelitian

1. Analisis Instrumen Penelitian a. Validit as

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.46 Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment yaitu:47

45

Suharsimi, Prosedur Penelitian, hlm. 150.

46

Suharsimi, Prosedur Penelitian, hlm. 168.

47

(52)

36

Kriteria rxy adalah sebagai berikut :

0,00 < rxy < 0,20 sangat rendah

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik49. Rumus yang digunakan sebagai berikut: 50

r11 = reliabilitas instrument

n = banyaknya butir soal 2. Analisis Data Awal

Analisis data awal digunakan untuk mengetahui kondisi populasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel sehingga diketahui

48

Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 75.

49

Suharsimi, Prosedur Penelitian, hlm.142

50

(53)

37

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berasal dari titik tolak yang sama. Analisis yang digunakan yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusinormal atau tidak. Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan rumus Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:51

1) Menentukan rentang (R), yaitu data data terbesat dikurangi data terkecil

2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus k = 1 + (3,3) log n

3) Menentukan panjang interval:

= ( )

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval 6) Menentukan rata-rata ( ̅) dari masing-masing kelas interval

̅ = ∑

= frekuensi yang sesuai dengan tanda

= tanda kelas interval

7) Menghitung variansi, dengan rumus:

= ∑ −(∑ )

( −1)

8) Menghitung nilai , dengan rumus

= − ̅

= batas kelas ke ̅ = rata-rata

51

(54)

38 = standar deviasi

9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval

10) Menghitung frekuensi ekspositori ( ), dengan rumus

= × dengan jumlah sampel

11) Membuat daftar frekuensi observasi ( ), dengan frekuensi ekspositori sebagai berikut.

Tabel 2. Daftar Frekuensi Observasi Kelas

i i i

E E

O )2

( 

12) Menghitung nilai Chi kuadrat ( 2), dengan rumus

( − )

13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus : k – 3, dimana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyata = 0,05.

14) Menentukan harga χ2 tabel

15) Menentukan distribusi normalitas dengan kruteria pengujian : jika χ2 hitung > χ2 tabel maka data berdistribusi tidak normal dan sebaliknya jika χ2 hitung < χ2 tabel maka data berdistribusi normal. b. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui beberapa kelompok mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak: Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas dua kelompok adalah:

H0 : σ12 = σ22

(55)

39 Rumus yang digunakan adalah rumus.52

F =

Kedua kelompok mempunyai varians yang sama apabila menggunakan = 5% menghasilkan F  F(1/2.α)(v1, v2) dengan:

Rumus yang digunakan adalah rumus.53

}

Dengan kriteria pengujian adalah H0 diterima jika hitung2 < 2 tabel untuk taraf signifikansi 5% dengan dk = k – 1.

c. Uji Kesamaan Rata-Rata

Analisis data dengan uji t digunakan untuk menguji hipotesis: H0: μ1 = μ2, rata-rata skor pretes dari kedua kelompok sama.

Ha: μ1≠ μ2, rata-rata skor pretes dari kedua kelompok berbeda. μ1: rata-rata skor pretes dalam kelompok eksperimen.

μ2: rata-rata skor pretes dalam kelompok kontrol.

Maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus. 54

2

Sudjana, Metoda Statistik, hlm. 250.

53

Sudjana, Metoda Statistik, hlm. 263.

54

Suharsimi, Prosedur Penelitian, hlm. 239.

Gambar

Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba
Gambar 2.2. Pemantulan cahaya pada cermin datar
Gambar 2.3b. Sinar istimewa pada cermin cekung
Gambar 2.4c. Sinar istimewa pada cermin cembung
+7

Referensi

Dokumen terkait

merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah bearti perantara. Sistem pembelajaran multimedia merupakan teknologi yang melibatkan tek, gambar, suara,

Kata “media” berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media merupakan sarana penyalur pesan

Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media sama dengan wasilah atau dalam bentuk jama’

Media berasal dari bahasa latin median jamak dari kata medium yang memiliki arti alat, perantara, penghubung dan penyambung, yang berarti sesuatu yang mampu menjadi alat untuk

PEMBAHASAN DAN DISKUSI Media berasal dari bahasa latin, yaitu medium yang berarti perantara, dalam pengertian terminologinya media merupakan alat atau perantara

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan

Daryanto (2013:5) menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita

Angket terdiri dari lima faktor yakni faktor dari guru, kegiatan pembelajaran, dari peserta didik, sarana prasarana, dan evaluasi. Untuk selanjutnya tiap-tiap faktor akan