• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI MURID KELAS V SDN. NO 29 CAMPAGALOE KABUPATEN BANTAENG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI MURID KELAS V SDN. NO 29 CAMPAGALOE KABUPATEN BANTAENG SKRIPSI"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru sekolah dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh

YUSUF IRFANDI 105401102316

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)
(3)
(4)

vii

sekarang roda selalu berputar orang yang dulunya miskin bisa saja

menjadi lebih sukses dari kita. ”

Setiap usaha keras dan kesabaran

Akan membuahkan hasil

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu

Ada kemudahan (Q.S Ash-Sharh’ 94:5)

Penyesalan tidak akan mengembalikan sesuatu yang telah hilang

Kecemasan tidak akan membuat masa depan lebih baik

Keteguhan hati dan kesabaran adalah kunci meraih kesuksesan

Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu (Q.S Al-Baqarah 2:45)

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, Guru-guruku dan sahabatku,

Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

Mewujudkan harapan menjadi kenyataan

(5)

viii

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis pre-Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng yaitu berjumlah 20 orang murid. Teknik pengambilan. Peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah pemberian tes essay. Hasil penelitian ini menunjukkan Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata kemampuan menulis eksposisi setelah diberikan perlakuan sebesar 73 dengan standar daviasi 9920,776 dari skor ideal 100 berada pada posisi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis meningkat berdasarkan KKM yakni 70 dan tuntas secara klasikal 75 % dari siswa yang mencapai 70,00 dimana hasil ketuntasan klasikal yang diperoleh yaitu 75%. Artinya, media visual sangat mempengaruhi kemampuan menulis eksposisi pada kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng.

(6)

ix

segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan kepada penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad saw, keluarga, sahabat dan seluruh ummat muslim yang tetap istiqamah pada ajarannya. Pada kesempatan ini penulis mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna mengikuti ujian skripsi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan tetapi atas berkat pertolongan sang Khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan teristimewa untuk yang penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati kepada kedua orang tua, Dahlan dan Ibunda Hj.Mawati atas pengorbanannya yang tak akan pernah bisa penulis balas walaupun sampai titik peluh yang terakhir.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan terkhusus kepada Bapak Aliem Bahri,. Pembimbing I dan Abdan Syakur Pembimbing II,

(7)

x

H. Abdul Rahman Rahim Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri,. dan Ernawati, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama mengikuti pendidikan. Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tiada imbalan yang dapat diberikan, hanya kepada Allah Swt penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama ini bernilai ibadah di sisi-Nya Aamiin.

Makassar, Juli 2020 Penulis,

(8)

xi

PERSETUJUAN PEMBIMBING...iv

SURAT PERNYATAAN ...v

SURAT PERJANJIAN ...vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Peneltian...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Hasil Penelitian Yang Relevan... 7

2. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar .. 9

3. Pengertian Hasil Belajar ...13

4. Media Pembelajaran ...15

5. Menulis ...19

6. Menulis Eksposisi ...26

B. Kerangka Fikir ...28

C. Hipotesis Penelitian ...29

BAB III METODE PENELITIAN ...30

A. Rancangan Penelitian ...30

(9)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...37

A. Hasil Penelitian ...36

B. Pembahasan ...48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...51

A. Simpulan ...51

B. Saran ...51

DAFTAR PUSTAKA ...53

LAMPIRAN ...54 RIWAYAT HIDUP ...

(10)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Sebelum Diberikan Perlakuan ...37 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Kemampuan Menulis

Eksposisi Kelas V SDN No.29 Campagaloe Kabupaten Bantaeng Sebelum Diberikan Perlakuan Pre Test...37 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Setelah Diberikan Perlakuan Post Test ...39 4.4 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Kemampuan Menulis

Eksposisi Kelas V SDN No.29 Campagaloe Kabupaten Bantaeng Sebelum Diberikan Perlakuan Post Test ...40 4.5 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid ...41 4.6 Hasil Analisis Skor Pre Test Dan Post Test ...44

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam suatu kehidupan bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa yang bersangkutan. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan output yang berdaya pikir tinggi dan kreatif. Pendidikan itu merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan, manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga negara masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Berbagai upaya telah ditempuh untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, seperti: pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan model pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, perubahan sistem penilaian, dan sebagainya. Salah satu unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan hasil belajar adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah. Selama ini kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas berpusat pada guru dan cenderung kurang aktif serta penggunaan

(12)

media pembelajaran masih jarang dilakukan oleh guru dalam menunjang pemahaman konsep tentang materi pelajaran yang akan diajarkan.

Banyak cara yang dilakukan agar menjadi aktif, salah satunya yaitu mengubah paradigma pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran, melainkan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Selama kegiatan pembelajaranlah yang dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu media pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan penggunaan media pembelajaran ini, pembelajaran bahasa Indonesia tidaklah membosankan akan tetapi proses pembelajaran yang berlangsung akan menyenangkan sehingga anak akan dapat menyimpan memori dalam jangka panjang (long time). Pemilihan media pembelajaran harus mampu menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran sangatlah berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.

Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa yang harus dikuasai oleh setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan dasar-dasar berbahasa yang baik sedari usia dini. Sekolah dasar (SD) sebagai bagian dari wadah pendidikan anak usia dini menjadi salah satu tonggak yang penting bagi keberlangsungan dan keberadaan bahasa Indonesia, baik itu dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan.

(13)

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD, diperlukan suatu media pembelajaran untuk membantu pemahaman konsep dalam mengembangkan suatu materi yang diimplementasikan dalam bentuk pengalaman . (Dalman,2016:23) Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

4. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

5. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Pada observasi pertama yang dilakukan oleh peneliti pada tahun 2019, peneliti melihat keadaan pada saat pembelajaran memiliki karakter yang bervariasi. Ruang kelas cukup menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

a. Profil proses pembelajaran

Proses pembelajaran dimulai pada pukul 07.30 wita. Guru membuka pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan motivasi kepada sebelum

(14)

memasuki materi pembelajaran. Di sekolah yang diteliti menggunakan kurikulum K-13,tetapi perangkat pembelajaran yang digunakan masih berbasis kurikulum KTSP. Para dalam proses pembelajarannya, dalam hal ini pembelajaran bahasa Indonesia, tidak banyak yang antusias mengikuti pembelajaran namun terdapat pula yang bersemangat. Adanya yang kurang bersemangat dalam pembelajaran, peneliti memperkirakan strategi ataupun metode pengajaran yang digunakan oleh guru masih perlu diperhatikan serta penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Pada observasi pertama pembelajaran yang sedang berlangsung ialah materi mengenai penulisan eksposisi, masih banyak yang kurang antusias, dan kurang memperhatikan pembelajaran ini. Disini peneliti beranggapan bahwa penggunaan media yang tidak sesuai adalah akibat dari ketidak antusiasan untuk belajar.

b. Profil hasil pembelajaran

Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan. Berdasarkan KKM tersebut, masih terdapat beberapa yang memiliki nilai dibawah standar nilai yang telah ditentukan. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan kurang berhasil. Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD memerlukan metode atau strategi pengajaran yang mampu mengaktifkan dalam proses belajarnya, sehingga pembelajaran lebih efektif.

Seorang guru sudah seharusnya mengembangkan strategi pengajarannya, misalnya dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai. Sehingga dengan

(15)

penggunaan media ini, lebih bersemangat dalam belajarnya dan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas kiranya perlu diadakan penelitian sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dari pembelajaran bahasa Indonesia. Mengingat banyaknya masalah dan materi yang ada serta keterbatasan sedari peneliti, maka peneliti membatasi masalah dan memilih judul “Keefektifan penggunaan media visual terhadap kemampuan menulis eksposisi kelas V SDN No 29 Campagaloe Kabupaten Bantaeng.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di tentukan rumusan masalah dari penelitian ini adalah ”Bagaimanakah keefektifan penggunaan media visual terhadap kemampuan menulis eksposisi kelas V SDN No 29 Campagaloe Kabupaten Bantaeng.?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media visual terhadap kemampuan menulis eksposisi kelas V SDN No 29 Campagaloe Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat

(16)

memberikan informasi tentang pengaruh media visual dalam merespon materi pembelajaran dari guru terhadap hasil belajar .

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca. Sedangkan manfaat secara praktisnya yaitu:

a. Bagi siswa

diharapkan mendapatkan pengalaman baru dalam proses belajar dan dapat meningkatkan hasil belajarnya sehingga terpacu untuk terus berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam prestasi.

b. Bagi Guru atau Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Penelitian ini erat kaitannya dengan prospek penilaian guru terhadap serta penelitian ini berkaitan dengan mata kuliah, strategi pembelajaran, evaluasi pembelajaran, telaah kurikulum, metodologi penelitian dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya penelitian ini, diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini difokuskan kepada kelas V SD dengan mata pelajaran yang diamati adalah mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai objek dan materinya. Sehingga para pembaca, guru, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam aplikasi proses pembelajarannya.

(17)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan membahas permasalahan yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Suci Rizkiana, Sukirno, Joko Purwanto (2018) yang berjudul “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL”. Keterampilan dalam menulis teks eksposisi mengalami peningkatan setelah dilakukan upaya perbaikan melalui media audio visual yang dilaksanakan selama dua siklus.. Peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi ini didasarkan pada isi, organisasi isi, pengembangan bahasa, kosakata, dan mekanik dalam tulisan mereka. Hasil awal tes menulis eksposisi menunjukkan hanya 20 (60,61%) mendapat nilai ≥ 75, sedangkan 13 (36,39%) lainnya mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan minimal. Nilai rata-rata survai awal sebesar 69,94. Nilai tertinggi adalah 78 diraih oleh 2 orang , sedangkan nilai terendah 58 diraih oleh 1 orang . Pada siklus I, persentase yang nilainya mencapai KKM meningkat menjadi 69,70 % (23 orang). Nilai rata-rata sebesar 75,41. Nilai tertinggi adalah 83 yang dieroleh 1 orang , sedangkan nilai terendah sebesar 62 diperoleh 1 orang .Kenaikan persentase juga dialami di siklus II, yakni sebesar 87,88 % (29 orang). Nilai rata-rata sebesar 80,78. Nilai tertinggi adalah 87. Nilai terendah senilai 70 diperoleh oleh 2 orang .

(18)

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprilliya Astuti (2013), dalam penelitian yang berjudul: Penggunaan Alat Peraga Berupa Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 1 SD.

Negeri 2 Lebak Kec. Grobogan Kab. Grobogan. Dengan hasil penelitian menyatakan bahwa: Permasalahan yang dihadapi adalah penggunaan metode yang digunakan kurang menarik minat belajar , sehingga didapat penggunaan metode demonstrasi yang disertai dengan bantuan alat peraga berupa benda konkret pada pelaksanaan penelitian ini. Pelaksanan penelitian ini dibuat dalam 2 siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Siklus I dilaksanakan dengan perolehan hasil dari 26 sebanyak 18 anak yang mendapatkan nilai di atas KKM atau sekitar 73,07%. Sedangkan pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu yang diperoleh hasil belajar dengan perolehan nilai 100% tuntas, sehingga diperoleh dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini melalui metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga konkret hasil belajar meningkat.

c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Sri Ratnawati (2009), dalam penelitian yang berjudul: Pemanfaatan media pembelajaran benda konkret untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas I SD. Negeri Ketangirejo I

Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Dengan hasil penelitian menyatakan bahwa: Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar khususnya di SDN. Ketangirejo I Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan, masih didominasi dengan pembelajaran konvensional, dalam hal ini guru hanya

(19)

menerapkan metode ceramah dan disertai dengan tanya jawab dengan tanpa menggunakan media pembelajaran, sehingga kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketidakaktifan sangat berpengaruh terhadap pemahaman materi yang diberikan oleh guru. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA, seyogyanya guru memanfaatkan media pembelajaran benda konkret karena dengan menggunakan media pembelajaran benda konkret banyak keuntungan yang dapat diperoleh diantaranya: (1) anak lebih memahami konsep pembelajaran, (2) Guru lebih mudah dalam mengajar, (3) Pelajaran lebih menarik bagi sehingga lebih mudah untuk memahami materi pelajaran.

2. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Para ahli psikologis dan guru-guru pada umumnya memandang belajar sebagai kelakuan yang berubah, pandangan ini memisahkan pengertian tegas antara pengertian proses belajar dengan kegiatan yang semata-mata bersifa hapalan (Komara, 2014: 1).

Selanjutnya menurut Rohayani (Suardi, 2012:9) mengatakan belajar adalah “perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman, dan perubahan perilaku disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang serta tidak bersifat temporer”.

Berdasarkan uraian di atas, maka belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan baik dari segi pengetahuan,

(20)

keterampilan, kecakapan, sikap dan kebiasaan sebagai akibat dari pengalaman interaksi antara individu dengan individu maupun dengan lingkungannya.

b. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, identitas nasional, alat perhubungan antar warga dan alat penyatuan berbagai suku bangsa

Rahim, (2013:10) Bahasa adalah satu diantara sejumlah kebutuhan pokok manusia sehari-hari, betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi yang primer yang dapat dirasakan oleh setiap pengguna bahasa.

Menurut Fatimah junus (2012:1) Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia baku. Jadi, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku. Tanpa adanya pembinaan dan pengembangan tersebut, bahasa Indonesia tidak akan dapat berkembang, sehingga dikhawatirkan bahasa Indonesia tidak dapat mengemban fungsi-fungsinya. Salah satu cara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia adalah melalui mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah khususnya di Sekolah Dasar (SD). Pembinaan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi pada empat jenis keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

(21)

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Berikut adalah penjelasan dari keempat keterampilan tersebut:

1) Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai sesuatu bahasa. Keterampilan menyimak menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan membedakan, intelegensi, perhatian, motivasi, dan emosi yang harus dilaksanakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat penyimakan berlangsung.

2) Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

3) Keterampilan membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman atau pengujaran kata-kata.

4) Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tetapi dengan cara mengungkapkan ide atau gagasan produktif dan ekspresif.

Keempat keterampilan berbahasa di atas berhubungan erat satu dengan yang lain. (Abidin, 2012: 3) Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut melakukan sejumlah kegiatan sehingga benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreatifitasnya.

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

(22)

bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

(Munirah, 2012: 2) Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulis. Disamping itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa peserta didik, serta sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

Menurut Munirah (2012: 3) tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yaitu:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

(23)

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

3. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Madaniyah (2014:217). Belajar adalah kegiatan fisik atau badaniah, jadi hasil yang dicapai berupa perubahan-perubahan dalam fisik, seperti dapat berlari, mengendarai sepeda motor dan lain-lain. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri sendiri seseorang. Belajar dapat diartikan setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Hilgard dan Bawen menyatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui dan disimpulkan ciri khusus pengertian belajar yaitu sebagai tanda seseorang yang telah melakukan proses belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut sedangkan perubahan yang terjadi akibat proses kematangan seseorang tidak dianggap sebagai hasil belajar.

a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

(24)

b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerak jasmani dalam usaha dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerakan jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Menurut Bloom (Daud,2012:251) Hasil belajar mencakup: Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja.

(25)

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau herbal.

Istilah media yaitu sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, benda dan sejenisnya adalah media. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Pada pemilihan media pembelajaran, guru harus mempertimbangkan fungsinya sebagai perantara.

Media pembelajaran tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Belajar dapat terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Perkembangan ilmu pengatahuan dan

(26)

teknologi yang semakin maju mendorong pula upaya-upaya pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru di tuntuk untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan.

b. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar , yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

3) dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.

Perincian manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1) Memperbesar perhatian

2) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

3) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan .

4) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

(27)

1) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara dan lingkungannya.

2) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. 3) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. c. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pembelajaran

Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner ada tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan dapat menguasainya disebut pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (enconding) dan sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tertentu sehingga dipahami sebagai pesan (decoding).

Uraian di atas menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, jika dapat memanfaatkan semua alat inderanya. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, diharapkan akan dapat menerima

(28)

dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Menurut levie & levie yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dengan konsep. Dilain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-turut (sekuensial).

Tujuan utama menggunakan media pembelajaran adalah menambah kejelasan pengertian, memperlancar proses pembelajaran, mempermudah proses pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan tujuan sampingannya yaitu memotivasi dan membangkitkan minat, memusatkan perhatian, dan memungkinkan untuk belajar secara individu maupun kelompok.

d. Alasan Penggunaan Media Pembelajaran

Beberapa alasan dibutuhkannya media pembelajaran di antaranya berikut ini:

1) Guru harus berusaha menyediakan materi yang mudah diserap .

2) Materi menjadi lebih mudah dimengerti apabila menggunakan alat bantu. 3) Proses belajar-mengajar memerlukan media dalam hal ini disebut media

pembelajaran.

e. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, antara lain:

(29)

1) Media visual, yaitu media yang berkaitan dengan indera penglihatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa media ini berguna dalam hubungannya dengan memotivasi, ingatan dan pengertian.

2) Media audio, yaitu media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Media ini dapat menarik dan memotivasi untuk mempelajari materi dengan lebih banyak.

3) Media audio-visual, yaitu media pengajaran yang lengkap karena media ini terjadi proses saling membantu antara indera dengar dengan indera pandang. 4) Media asli dan orang, yaitu media yang berupa benda asli atau orang yang

memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik sehingga peserta didik lebih tertarik untuk aktif dalam proses pembelajaran.

5. Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan.

Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya.

(30)

Menulis dapat diartikan sebagai aktivitas pengespresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan kedalam lambang-lambang kebahasaan (bahasa tulis). Menulis dapat juga dipandang sebagai proses. Dalam menulis seseorang akan menulis bagian-bagiannya, merevisi atau mengganti yang telah ditulisnya, merencanakan kembali bagian-bagian karangannya dan sebagainya.

Menulis merupakan salah satu keterampilan dalam bahasa indonesia yakni kemampuan menggunakan bahasa secara tertulis untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan peristiwa sehingga dapat menimbulkan komunikasi. Dalam proses komunikasi itu menyusun dan merangkaikan kalimat sedemikian rupa agar pesan yang hendak disampaikan berlangsung dengan baik dan dapat diterima untuk dipahami.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan kognitif yang memadukan berbagai unsur dengan cara tertentu sehingga tersusun suatu kesatuan yang bermakna.

Menulis adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru, sebab keterampilan menulis berkaitan dengan pembelajaran seseorang. Terampil menulis tidak diperoleh secara serta merta. Seseorang yang ingin terampil menulis haruslah berlatih secara terus-menerus dengan sistematis misalnya berlatih yang mudah ke yang sukar, secara produktif, disiplin, terpimpin dan terkontrol.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses yang menggunakan simbol-simbol (lambang) atau huruf yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau ide kepada orang lain.

(31)

Pesan atau gagasan yang ingin disampaikan itu dapat berupa tulisan yang dapat menceritakan, melukiskan, memberi informasi, mempengaruhi atau menambah pengetahuan.

b. Strategi Pembelajaran Menulis

Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Keterampilan menulis merupakan kegiatan produktif yang sebaiknya dimiliki oleh seseorang. Keterampilan menulis dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan intensif, yaitu dimulai sejak di SD. Dengan memiliki kemampuan menulis dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya kepada berbagai pihak. Melalui pembelajaran menulis dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, emosional, serta berpikir kritis dan kreatif.

Strategi pokok yang diajarkan dalam keterampilan menulis yang diterapkan antara lain

a. Penyumberan b. Terjemahan c. Penggantian d. Perangkuman

Pembelajaran menulis memiliki arti penting maka diharapkan guru SD betul-betul memahami aspek-aspek menulis di SD dan juga dituntut memiliki kemampuan yang memadai agar dapat membina kemampuan menulis .

(32)

a) Jenis, tujuan, dan permasalahan pembelajaran menulis; b) Penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran menulis; c) Perencanaan pembelajaran menulis;

d) Metode pembelajaran menulis; e) Penilaian pembelajaran menulis.

Tercapainya tujuan pembelajaran menulis sangat bergantung pada berbagai komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut meliputi: a. Murid

Kurangnya bakat dan minat dapat mempengaruhi kemampuan menyerap materi pembelajaran. Sebagian besar merasa bahwa pembelajaran menulis merupakan beban berat. Agar perasaan tersebut tertepi, maka guru merupakan faktor utama dalam memberi semangat, dorongan atau motivasi agar para mau dan senang belajar menulis.

b. Guru

Para guru pada umumnya sebagai guru kelas yang mendorong semua mata pelajaran sehingga kualifikasi yang dimiliki kurang. Hal tersebut mengurai semangat untuk mengadakan bimbingan pembelajaran menulis secara intensif.

c. Materi Pembelajaran

Para guru diharapkan dapat memberikan materi secara terpadu dengan berbagai pendekatan dan materi yang dipilih sebaiknya dekat dengan lingkungan .

(33)

d. Metode Mengajar

Para guru diharapkan dapat menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi

e. Media Pembelajaran

Media dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting. Kecenderungan untuk tidak menggunakan media oleh para guru masih ada. Para guru diharapkan dapat menciptakan dan menggunakan berbagai media dalam pembelajaran menulis.

Rubrik Penilaian kemampuan menulis

No. Aspek Skor Deskriptif

1. Kerapihan Tulisan 4 3 2 1 Jelas,terbaca,dan bersih Terbaca,cukup bersih Terbaca,kurang bersih Tidakterbaca,tidak bersih

2 Penggunaan kosa kata

4 3 2 1

Benar dan tepat

Terkadang kurang tepat kurang tepat Sulit dimengerti 3 Ketepatan struktur kalimat 4 3 2 1

Benar dan tepat

Terkadang kurang tepat Kurang tepat

(34)

4 Tata bahasasa

4 3 2 1

Benar dan tepat

Terkadang kurang tepat Kurang tepat Sulit dimengerti 5 Ketepatan waktu 4 3 2 1 Tepat waktu

Terkadang kurang tepat Kurang tepat

Tidak tepat

Sumber : Pohan,(2016:34) c. Tujuan Menulis

Adapun tujuan penulisan sebagai berikut:

a) Tujuan penugasan. Tujuan ini sebenarnya penulis menulis sesuatu karena beri tugas, Misalnya, diberi tugas merangkum, membuat laporan, dan sebagainya. b) Tujuan estetis .Tujuan ini sebenarnya penulis bertujuan untuk menciptakan

sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen maupun novel.

c) Tujuan penerapan. Penulis bertujuan memberikan informasi atau keterangan kepada pembaca.

d) Tujuan pernyataan diri. Penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri kepada pembaca melalui tulisannya, pembaca dapat memahami sang penulis.

(35)

e) Tujuan kreatif. Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai artistik atau nilai seni. Penulis tidak hanya memberikan informasi tetapi pembaca terharu tentang apa yang dibacanya.

Oleh karena itu, berbahasa untuk berkomunikasi bukan hanya dengan lisan serta isyarat melainkan dengan tulisan. Tulisan menjadi salah satu sarana komunikasi yang cukup efektif dan efisien untuk menjangkau khalayak yang luas. Atas dasar pemikiran ini maka tujuan menulis dapat diruntuk dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks pengembangan peradaban dan kebudayaan masyarakat itu sendiri.

Hakikatnya bahasa merupakan alat komunikasi sehingga pembelajaran bahasa akan mengarahkan untuk terampil dalam berkomunikasi baik komunikasi dalam bentuk lisan maupun tulisan,pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa,juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, pers etujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan.

Hakikat bahasa merupakan alat komunikasi sehingga pembelajaran bahasa akan mengarahkan untuk terampil dalam berkomunikasi baik komunikasi dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan.

(36)

Jadi sebagai kesimpulan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru sebab keterampilan menulis berkaitan erat dengan pelajaran seseorang.

Keterampilan menulis yang dimiliki itu juga merupakan indikator yang dapat dinilai sejauh mana mampu memahami pelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

6. Menulis eksposisi

a. Pengertian Menulis Eksposisi

Menulis eksposisi berguna untuk menerangkan dan memaparkan informasi kepada pembaca, tetapi tidak bersifat mempengaruhi pembaca. Dengan demikian dilatih sejak dini untuk memperoleh keterampilan menulis yang baik. Proses pembelajaran dalam kelas, diminta untuk menuliskan teks eksposisi tentang terjadinya sesuatu, harus mampu menulis eksposisi proses yang dibuat berdasarkan media visual yang ditampilkan.

a. Menurut Atmazaki (dalam Amassang:2018) Eksposisi adalah karangan yang menjelaskan sesuatu yang memberi tahukan sesuatu sehingga pembaca mengerti dan memahami apa yang ditulis.

b. Menurut Alwasilah (2013:111) Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk mengklirifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan.

c. Menurut Dalman (2010:59) eksposisi adalah salah satu jenis karangan yang harus diperkenalkan kepada siswa dan dikuasai oleh seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(37)

Tujuan Menulis Eksposisi Suratno (Pohan,2010:22) Tujuan dari menulis Eksposisi untuk memberikan informasi atau pengetahuan kepada pembacanya sehingga mereka mendapatkan informasi atau pengetahuan sejelas-jelasnya.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media visual adalah media yang dapat menampilkan unsur gambar yang bergerak atau media yang dapat dilihat dan didengar seperti film suara. Media pendidikan yang disebut visual menurut Encyclopedia of Educational Research memiliki nilai sebagai berikut: a) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir

b) Memperbesar perhatian

c) Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah untuk dilupakan

d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan para .

e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.

f) Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Eksposisi Sederhana melalui Media Visual

Pada dasarnya, setiap jenis karangan memiliki langkah-langkah yang tidak jauh berbeda dan bahkan sama. Jadi yang berbeda adalah penyampaian isi dan tujuannya. Adapun langkah-langkah dalam menulis karangan eksposisi adalah sebagai berikut:

1) Menentukan topik yang akan disajikan 2) Menentukan tujuan eksposisi

(38)

3) Membuat kerangka yang lengkap yang sistematis

4) Isi kerangka karangan eksposisi harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh penulis

5) Mengembangkan Eksposisi sesuai dengan kerangka karangan

6) Agar Eksposisi dapat diterima oleh pembaca, paparannya harus disertai contoh, gambar, dan lain-lain yang di anggap perlu.

B. Kerangka Pikir

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa bagi setiap pelaku pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu guru dan , agar senantiasa mengarahkan aktivitas belajar bahasa Indonesia di sekolah pada pencapaian hasil belajar sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Untuk dapat mencapai hasil belajar yang telah ditargetkan tentunya guru harus bisa memfasilitasi , supaya lebih mudah menerima dan mengolah materi pembelajaran bahasa Indonesia yang disampaikan. Satu diantaranya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran tertarik untuk mengikuti pembelajaran, serta dapat memberi pengalaman yang nyata dalam kehidupan, dan dapat menarik motivasi belajar .

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan media pembelajaran, peneliti akan melakukan uji tes yang disebut pretest dan posttest yang akan diberikan sebelum menggunakan media pembelajaran dan setelah menggunakan media pembelajaran. Bagan Kerangka Fikir dari penelitian ini adalah :

(39)

Bagan 2.1 kerangka pikir meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, kajian teori, dan kerangka pikir hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H0:Tidak ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar

menulis eksposisi.

H1:Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar

menulis eksposisi.

Rendahnya hasil belajar menulis eksposisi Penerapan media visual Analisis Temuan Pembelajaran bahasa Indonesia kelas V K-13 Pretest Post test Berpengaruh Tidak berpengaruh

(40)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis pre-Experimental Design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. (Sugiyono, 2019:108).

2. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitian ini adalah sebagai baerikut.

Desain penelitian

Sumber: Emzir, 2014 Keterangan:

O1 =Tes awal sebelum diberikan perlakuan (pretest)

O2 =Tes akhir setelah diberikan perlakuan (posttest)

X =Perlakuan yang diberikan

(41)

Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

a. Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar) sebelum perlakuan dilakukan.

b. Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menggunakan media pembelajaran visual.

c. Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan dilakukan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2019:146), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng yaitu berjumlah 20 orang murid.

Sugiyono (2019:146) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari sampel itu, kesimpilannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

(42)

betul-betul representatif (mewakili). Bila sampel tidak representative, maka ibarat lima orang yang ditutup mata seluruh menyimpulkan karakteristik gajah.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai bteerikut:

1. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada . Contoh media pembelajaran yaitu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. 2. Hasil belajar bahasa Indonesia

Hasil belajar bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh pada tes awal (pretest) dan nilai yang diperoleh pada saat posttest.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes hasil belajar, dengan menggunakan media pembelajaran ini dilaksanakan pada awal dan pada akhir setelah diberikan serangkaian tindakan. Adapun bentuk tes yang dapat digunakan berupa tes uraian (Essay test).

2. Lembar observasi aktifitas dalam pembelajaran, instrumen ini digunakan untuk mengelola aktifitas dalam pembelajaran. Lembar observasi ini berisi item-item yang akan diamati pada saat terjadi proses pembelajaran.

(43)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum digunakan media pembelajaran 2. Treatment (pemberian perlakuan)

Dalam hal ini peneliti menggunakan media pembelajaran pada pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Post test. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut:

(44)

1. Analisis Data Statistik Deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a. Rata-rata (Mean) ̅=∑

b. Persentase (%) nilai rata-rata = x 100%

Dimana:

P = Angka persentase

f = frekuensi yang dicari persentasenya N = Banyaknya sampel responden. 2. Analisis Data Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t).Dengan tahapan sebagai berikut :

t=

√∑

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

D = deviasi masing-masing subjek ∑ = Jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md = ∑ Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest

(45)

N = subjek pada sampel.

b. Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus: ∑ = ∑ ∑

Keterangan :

∑ = jumlah kuadrat deviasi

= jumlah dari gain (post test – pre test) N = subjek pada sampel.

c. Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t =

√∑

Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

D = deviasi masing-masing subjek ∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah pengujian signifikan:

Jika t Hitung> t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti

penggunaan media pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng.

Jika t Hitung< t Tabel maka H o diterima, berarti penggunaan media pembelajaran

tidak berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng. Menentukan harga t Tabeldengan Mencari t Tabel

menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan e. Membuat kesimpulan apakah penggunaan media pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng.

(46)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.Untuk menjawab rumusan masalah digunakan analisis inferensial sekaligus menjawab hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi hasil penelitian yang didapatkan setelah penelitian dirincikan sebagai berikut:

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan tentang karakteristik distribusi skor hsil belajar dari masing-masing kelompok penelitian sekaligus jawaban atas masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

Data hasil belajar bahasa Indonesia dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data sebelum perlakuan (pretest) dan data setelah perlakuan (postest). a. Data Hasil Pretest

Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Pada kelas V sebelum dilakukan perlakuan membuat suatu karangan sederhana berdasarkan pengalaman yang pernah dialami, misalnya membuat karangan sederhana tentang liburan ke rumah nenek bermain bertamasya dan lain sebagainya.

Skor hasil belajar bahasa indonesia sebelum perlakuan atau sebelum diterapkan media visual pada kelas V SDN No 29 Campagaloe Kabupaten Bantaeng yang dilaksanakan pada tanggal 29 juli 2020, disajikan pada Lampiran.

(47)

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap skor hasil belajar bahasa ndonesia sebelum diberikan perlakuan (pretest) ditunjukkan seperti pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Sebelum Diberikan Perlakuan (pretest)

Statistik Nilai Statistik

Subjek 20 Skor Ideal 100 Skor Maksimun 85 Skor Minimum 40 Rentang Skor 45 Skor Rata-Rata 60,75 Standar Deviasi 10,4219 Variansi 108,618

Sumber : Data olah lampiran 4(pretest)

Apabila skor kemampuan hasil menulis eksposisi siswa dikelompokkan kedalam lima kelas interval skor kemampuan menulis menulis eksposisi sebelum diberikan perlakuan.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Kemampuan menulis eksposisi kelas V SDN No 29 Campagaloe Kabupaten Bantaeng. Sebelum Diberikan Perlakuan (pretest)

NO. Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 0 x 59 60 x 69 70 x 79 80 x 89 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi 5 11 2 2 25 55 10 10

(48)

5. 90 x 99 Sangat Tinggi - -

Jumlah 20 100

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional

Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah sampel penelitian adalah 20 dengan skor rata-rata kemampuan menulis sebelum diberikan perlakuan (pretest) adalah sebesar 60,75 Skor teringgi yang dicapai adalah 85 dan skor terendah adalah 40, Variansi 108,618 dengan stadar deviasi sebesar 10,4219

Pada saat sebelum diberikan perlakuan, menulis eksposisi dalam bentuk cerita,contoh berliburan dirumah nenek,bermain dengan teman,dan lain sebagainya.

Hasil belajar sebelum diterapkan media visual dalam menulis menulis eksposisi

b. Data Hasil Postest

Skor hasil belajar bahasa Indonesia setelah diberikan perlakuan atau diterapkan media visual pada kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng,dengan menggunakan media audio visual untuk dijadikan sebagai sarana untuk membuat atau menulis eksposisi yang dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2020.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap skor hasil belajar bahasa indonesia setelah diberikan perlakuan (postest) ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai berikut:

(49)

Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Setelah Diberikan Perlakuan (post test)

Statistik Nilai Statistik

Subjek 20 Skor Ideal 100 Skor Maksimum 90 Skor Minimum 60 Rentang Skor 30 Skor Rata-Rata 73 Standar Deviasi 9920,776 Variansi 98,4218

Sumber : Data olah lampiran 5(postest)

Apabila skor kemampuan hasil menulis eksposisi dikelompokkan kedalam lima kelas interval skor kemampuan menulis eksposisi setelah diberikan perlakuan seperti ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Kemampuan Menulis eksposisi Kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng. Sebelum diberikan perlakuan posttest

No. Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 0 x 59 60 x 69 70 x 79 80 x 89 9 x 99 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi - 5 8 4 3 - 25 40 20 15 Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah sampel adalah 20 orang dengan skor rata-rata kemampuan menulis setelah

(50)

diberikan perlakuan (postest) adalah sebesar 73, skor tertinggi yang dicapai adalah 90 dan skor terendah adalah 60, variansi 98,4218, dengan standar deviasi sebesar 9920,776

Hasil belajar setelah diterapkan media visual dalam menulis eksposisi yaitu video yang diterapkan berisi mengenai udara bersih bagi kesehatan. c. Deskr ipsi Aktivitas Belajar

Hasil pengamatan aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media visual selama 3 kali pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid

N o

Aktifitas Murid

Jumlah Murid yang aktif pada

pertemuan

Rata-rata % Kategori 1 3 4 5 6

1 Murid yang hadir pada saat pembelajaran P R E T E S 2 0 2 0 2 0 P O S T E S 20.00 100.0 Aktif 2 Murid yang memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang pembelajaran 1 8 1 9 2 0 19.00 95.0 Aktif

(51)

3 Murid mendengarkan penjelasan guru terkait teks eksposisi 1 7 1 8 2 0 T 18.33 91.7 Aktif 4 Murid memperhatikan video visual yang berisi teks eksposisi 1 9 2 0 2 0 19.67 98.3 5 Murid yang bertanya ketika diberi kesempatan untuk bertanya mengenai media visual 1 7 1 8 1 9 18.00 90.0 Aktif 6 Murid mencatat hal-hal penting dalam video 1 7 1 8 2 0 18.33 91.7 Aktif 7 Murid yang mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa dikerjakan oleh orang lain dalam membuat teks eksposisi 1 6 1 8 1 9 17.67 88.3 Aktif

(52)

8 murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran 1 7 1 8 1 9 18.00 90.0 Aktif Rata-rata 18.63 93.1

Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III menunjukkan bahwa :

1. Persentase kehadiran murid sebesar 100 %

2. Persentase murid yang memperhatikan penjelasan guru mengenai meteri yang diajarkan 95 %

3. Murid mendengarkan penjelasan guru terkait teks eksposisi 91,7 % 4. Murid memperhatikan video visual yang berisi teks eksposisi 98,3%

5. Murid yang bertanya ketika diberi kesempatan untuk bertanya mengenai media visual 90%

6. Murid mencatat hal-hal penting dalam video 91,7 %

7. Murid yang mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa dikerjakan oleh orang lain dalam membuat teks eksposisi 88,3%

8. murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran 90%

(53)

9. Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode resitasi yaitu 93,1%

Sesuai dengan aktivitas kriteria murid yang telah ditentukan peneliti yaitu murid dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah murid yang aktif 75% baik untuk aktivitas murid perindikator maupun rata-rata aktivitas murid. Dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah murid yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 93,4% , sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas murid dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode resitasi telah mencapai kriteria aktif. 2. Hasil Analisis Inferensial

Analisis statistika inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II “Apakah penggunaan media visual berpengaruh terhadap kemampuan menulis eksposisi kelas V SDN No. 29 Kabupaten Bantaeng ”?

1. Uji Hipotesis

Langkah pertama membuat tabel penolong untuk mencari nilai t. Data hasil analisis skor pretes dan postest terhadap pembelajaran menulis eksposisi disajikan secara lengkap pada lampiran 6.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Skor Pretest dan Postest Nilai No Nama Pretest ( Posttest ( GAIN(d)= ( - ) 1 2 3 4 5 1 Khairil Akram 80 90 10 100

(54)

2 Abd.Rahman 85 90 5 25 3 Carli 60 70 10 100 4 Andi 50 80 30 900 5 Fadil 50 70 20 400 6 Fitra 60 70 10 100 7 Safril 70 60 -10 -100 8 Anriyan 60 70 10 100

9 Jufri Adi Reza 60 80 20 400

10 Serli 65 60 -5 -25 11 Sartika.T 50 70 20 400 12 Sartika. S 60 60 25 625 13 Tiwi 70 70 0 0 14 Elsa 40 70 30 900 15 Rina 60 60 0 0 16 Nur Halifah 50 80 30 900 17 Ibrahim 60 90 30 900 18 Afdal 60 65 5 25

19 Nur Amita Aulia 65 75 10 100

20 Nadia Mutiara 60 80 20 400

Jumlah 1215 1460 245 5875

Langkah selanjutnya adalah:

1. Mencari nilai mean dari pretest dan postest dengan rumus: Md =∑

=

(55)

2. Mencari nilai kuadrad deviasi dengan menggunakan rumus: Ʃ d = Ʃ − = 5875− = 5875 – = 5875 – 3001,25 = 2873,75 = 2874

3. Mencari nilai d, b dengan menggunakan rumus: Db= N – 1 20 – 1 = 19

4. Mencari nilai t dengan menggunakan rumus: t = √ = √ = √ = √ = √ = = 4,45

(56)

5. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signitifikan kaidah pengujian signitifikan:

:Tidak ada pengaruh penggunaan media visual terhadap kemampuan menulis karangan sederhana

:Ada pengaruh penggunaan media visual terhadap kemampuan menulis karangan sederhana

:Diterima apabila

: Diterima apabila

Mencari dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan = 2.09

6. Kesimpulan Setelah menentukan yaitu 4,45 dan didapat

yaitu 2.09 = 4,45 2,09, perbedaan antara hasil pretest

dan posttest signifikan, dan dapat disimpulkan bahwa ditolak dan diterima., ini berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini yakni menulis eksposisi menggunakan media visual dapat mempengaruhi kemampuan menulis pada kelas V SDN No.29 Campagaloe kab.Bantaeng.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan analisis data diatas yang menunjukkan perbedaan antara hasil pretest dengan posttest signifikan maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima yaitu ada pengaruh penggunaan media visual terhadap kemampuan menulis eksposisi kelas V SDN No 29 Campagaloe Kabupaten Bantaeng.

(57)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian A, maka pada bagian B ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi pembahasan hasil analisis deskriptif dan pembahasan hasil analisis inferensial

a. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif

Pembahasan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini yaitu kemampuan menulis eksposisi pada kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng.

Deskripsi kemampuan menulis berdasarkan hasil analisis data kemampuan menulis sebelum menggunakan media visual, menunjukkan bahwa terdapat 16 dari jumlah keseluruhan 20 orang atau 80% yang tidak mencapai ketuntasan individu (mendapat skor prestasi dibawah 70) sedangkan 4 orang atau 20% yang memenuhi kriteria ketuntasan individu dari jumlah keseluruhan (mendapat skor prestasi dengan nilai 70 keatas).

Berdasarkan deskripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis kelas V SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng. Sebelum diterapkan media visual dalam menulis eksposisi banyak yang tidak mencapai tingkat ketuntasan belajar.

Melihat hasil tersebut diatas ketika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal yang digunakan di SDN No 29 Campagaloe Kab.Bantaeng seorang dikatakan telah tuntas belajar jika tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 dan suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila 75% dari jumlah keseluruhan telah mencapai standar KKM, ini

Gambar

Tabel                                                                                                        Halaman  4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Sebelum Diberikan Perlakuan  ...........................................................
Tabel  4.1  Statistik  Skor  Hasil  Belajar  Bahasa  Indonesia  Sebelum  Diberikan Perlakuan (pretest)
Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Setelah  Diberikan Perlakuan (post test)
Tabel 4.6 Hasil Analisis Skor Pretest dan Postest  Nilai   No   Nama  Pretest  (      Posttest (     GAIN(d)= (  -   )  1  2  3  4  5  1  Khairil Akram  80  90  10  100

Referensi

Dokumen terkait

11 orang konsumen yang menyatakan beras premium lebih buruk daripada beras medium karena pada saat membeli beras premium konsumen menemukan kreteria kualitas beras

Kementerian kesehatan RI, khususnya subdit P2 Masalah Penyalahgunaan Napza telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 50 tahun 2015 tentang Petunjuk

(1993.) koji su dobijeni u eksperimentalnim grupama i placebo grupi su u saglasju sa rezultatima analognih grupa iz ovog istraživanja za smanjenje dubine

 ada daerah daerah &amp;y &amp;yoming' oming' (merika. Metodologi Metodologi yang yang digunakan digunakan dalam dalam embuatan embuatan aer aer ini

Syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan pakan ikan adalah kandungan nutrisi suatu bahan pakan harus cukup sesuai dengan kebutuhan ikan, disukai oleh ikan, mudah dicerna

YANUAR AMNUR, S.SOS ALEXANDER INDRA LUKMAN, S.SOS ARTERIA DAHLAN, ST, SH HJ. RANELY RAFKI MARLON, SH, SE, MBA ARNI DASRIANTI, A.MD AFWAN MAKSUM,

Berdasarkan studi pendahuluan terkait pelaksanaan program IPE pada mahasiswa FK Undip Angkatan 2013 dan mengingat pentingnya kompetensi teamwork untuk tercapainya

AlMgSi 1 memiliki ketahanan lelah yang lebih tinggi pada daerah elastis, tetapi dengan derajat regangan yang tinggi sehingga timbul regangan plastis, kekuatan lelah siklus rendah