• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Hasil belajar a. Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. ( Bahrudin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 13 ) Menurut R. Gagne (1989) belajar dapat di definisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalaman. (Ahmad Susanto, 2013 : 1)

Gagne berpendapat bahwa, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Selain itu Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau ketrampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru.

Menurut Burton dalam Usman Setiawati (1993:4) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkunganya sehingga mereka lebih mampu berintereraksi dengan

18

lingkunganya. Sementara E.R Hilgard (1962) belajar suatu perubahn kegiatan reaksi terhadap lingkunagan. Perubahan perilaku yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku dan ini diperoleh melalui latihan. (Ahmad Susanto, 2013: 3)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku mencakup banyak aspek dan melalui berbagai pengalaman atau latihan.

b. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Soekamto dan Winataputra (1997) dalam buku Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008: 16) di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

19 c. Ciri-ciri Belajar

Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni , 2008: 15), yaitu: a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

b) Perubahan tingkah laku relatif permanen

c) Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari latihan dan pengalaman. d) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang

memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah memperoleh kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari orang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perillaku yang relatif tetap (Ahmad Susanto, 2013: 5) Menurut Sobry sutikno (2014) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya baik kemampuan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam penelitian ini, hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dan selanjutnya dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi.

20

Hasil belajar pada dasarnya suatu ketrampilan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. (Hartiny, 2010:33). Menurut Ainurrahman dalam bukunya yang berjudul belajar dan pembelajaran, Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

2. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

a. Pengertian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya ( Asih dan Eka, 2014). Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan suatu proses terbuka menurut Lord Bullock, juga IPA dipandang sebagai suatu studi yang banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yaitu suatu studi yang memerlukan imajinasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis (Dadang Garnida, 2002:11).Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan

21

tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan dan eksperimen.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu studi yang banyak mempelajari dan berhubungan dengan manusia, alam dan masyarakat yang tersusun secara teratur dan berlaku umum.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Tujuan pembelajaran IPA di tingkat dasar adalah sebagai berikut diantaranya :

1) Siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2) Siswa memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang ajaran sekitarnya.

3) Siswa memiliki minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.

4) Siswa bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, beranggung jawab, bekerja sama dan mandiri.

5) Siswa mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan maslah dalam kehidupan sehari-hari.

6) Siswa mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan keseharian.

22

7) Siswa mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Adapun ruang lingkup IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serata kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, an benda-benda lagit lainnya.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas V SD/MI

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas V SD/MI semester genap dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas V

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5. Memahami

hubungan antara gaya, gerak, dan

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan ( gaya

23 energi, serta

fungsinya

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat

6. Menerapkan sifat –

sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model

6.1.Mendeskripsikan sifat – sifat cahaya 6.2. Membuat karya / model misalnya periskop

atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat – sifat cahaya

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

7.2Mengidentifikasi jenis-jenis tanah 7.3Mendeskripsikan struktur bumi

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi

di Indonesia adan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi(Pertanian, pertokoan dsb)

24 3. Materi Bumi dan Alam Semesta

a. Jenis-jenis batuan

Menurut proses pembentukannya, batuan dapat digolongkan atas tigagolongan, yaitu: batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf.

1) Batuan Beku

Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Batuan yang sudah ada di alam ini dapat berubah akibat pengaruh perubahan suhu dan pelapukan. Yang termasuk batuan beku, antara lain batu granit, batu basal, batu obsidian, dan batu apung.

Tabel 2.2Jenis- jenis Batuan Beku

No Jenis Batuan Ciri Utama Cara terbentuknya 1 Batu Apung Warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air. Dari pendinginan magmayang bergelembung-gelembung gas. 2 Batu Obsidian

Hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal.

Terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat.

25 3

Batu Granit

Terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga.

Dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukan bumi.

4

Basalt

Terdiri atas kristal-kristal berwarna hijau keabuabuan dan berlubang-lubang.

Dari pendinginan lava yang mengandung gelembung gas, tetapi gasnya telah menguap.

Kegunaan batuan beku antara lain :

a) Batu Apung : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lain-lain.

b) Batu Obsidian : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan

c) Batu Granit : sebagai bahan bangunan

d) Basalt : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)

2) Batuan Sedimen atau Batuan Endapan

Batuan endapan atau batuan sedimen merupakan batuan yang terjadi karena pelapukan dari batuan yang sudah ada. Yang termasuk batuan sedimen

26

(endapan), antara lain batuan konglomerat, batuan breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur atau batu gamping.

Tabel 2.3Jenis-jenis Batuan Sedimen

No Jenis Batuan Ciri Utama Cara Terbentuknya 1

Konglomerat

Material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat serta sama lainnya.

Dari bahan-bahan yang lepas-lepasyang

terpadatkan dan terikat karena gaya beratnya.

2

Batu Pasir

Jelas terlihat, tersusun atas butir-butir pasir, warna abu-abu, kuning, merah.

. Dari bahan-bahan yang lepas-lepas yang terpadatkan dan terikat karena gaya beratnya.

3

Batu Serpih

Lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu.

Dari bahan-bahan yang lepas-lepas dan halus yang terpadatkan dan terikat karena gaya beratnya.

27 4

Batu Gamping (Kapur)

Agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam.

Dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak musnah, tetapimemadat

membentuk batu kapur. 5

Breksi

Gabungan pecahanpecahan yang berasal dari letusan gunung berapi.

Terbentuk karena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat.

Kegunaan batuan sedimen :

a) Konglomerat : sebagai bahan bangunan

b) Batu pasir : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sebagai kontruksi bangunan

c) Batu serpih : sebagai bahan bangunan d) Batu gamping : sebagai bahan baku semen

e) Breksi : sebagai bahan kerajinan dan bahan bangunan. 3) Batuan Metamorf

Di lingkunganmu sehari-hari, pernahkah kamu melihat meja, patung, lantai atau hiasan lain yang terbuat dari marmer, Apakah pernah terpikir olehmu

28

bahwa marmer juga termasuk batuan. Batu marmer berasal dari batu kapur yang mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk batu marmer disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain karena suhu dan tekanan yang sangat tinggi, pengaruh air, dan perubahan kimia yang terjadi di dalam kerak bumi. Batuan yang mengalami perubahan bentuk disebut batuan metamorf. Yang termasuk batuan metamorf antara lain batu marmer (pualam), batu tulis, batu sabak, batu kuarsa, dan batu genes. Perhatikan tabel di bawah ini.

Tabel 2.4Jenis-Jenis Batuan Metamorf

K e K e g u n a a n b a

No Jenis Batuan Ciri Utama Cara Terbentuknya 1

Batu Pualam

Campuran warna yang berbeda-beda, dapat mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnyasedang sampai kasar, jika ditetesi

asammengeluarkan bunyi mendesis.

Terbentuk jika batu kapur mengalami perubahansuhu dan tekanantinggi. 2 Batu Sabak Abu-abu kehijau-hijauandan hitam, dapat dibelahbelah menjadi lempeng-lempengtipis.

Terbentuk jika batu serpih mengalami perubahansuhu dan tekanantinggi.

29 tuan metamorf :

a) Batu pualam atau marmer : Dimanfaatkan menjadi meja, asbak, guci, hiasan-hiasan.

b) Batu sabak : Sebagai bahan campuran semen, papan tulis, panel instrumen listrik, dan jaman dahulu digunakan sebagai pengganti buku.

b. Proses Pembentukan Tanah Berdasarkan Pelapukan Batuan

Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah. Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Faktor cuaca yang menyebabkan pelapukan batuan, misalnya suhu dan curah hujan. Pelapukan yang disebabkan oleh faktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup ini disebut pelapukan biologi.

1) Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika disebabkan oleh berbagai faktor alam. Faktor alam itu antara lain: angin, air, perubahan suhu, dan gelombang laut. Angin yang senantiasa bertiup kencang dapat mengikis batuan sedikit demi sedikit. Kondisi ini dapat mengakibatkan batuan mengalami erosi. Erosi batuan menyebabkan terjadinya padang pasir. Selain itu, angin yang bertiup sangat

30

kencang juga dapat menggeser batuan. Saat bergeser inilah batuan bergesekan dengan batuan lain sehingga mengalami penggerusan. Batuan akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil, misalnya pasir dan kerikil.

Perubahan suhu secara drastis juga dapatmengakibatkan pelapukan batuan. Saat suhu tinggi atau panas, batu akan mengembang. Sementara itu, saat suhu rendah atau dingin, batu akan menyusut kembali. Perubahan ini terjadi silih berganti antara siang dan malam. Adanya perubahan suhu yang silih berganti ini, lama-kelamaan dapat mengakibatkan batuan tersebut pecah.Batu juga dapat mengalami pelapukan karena air. Air hujan dan air terjun yang mengenai batuan secara terus-menerus dapat mengakibatkan batuan retak dan pecah.

31

Gambar 2.2Gelombang Laut Merupakan Salah Satu Penyebab Pelapukan Batu Karang

Batu karang yang berdiri kukuh di tepi laut juga dapat mengalami pelapukan. Gelombang laut yang menghantam batu karang secara terus-menerus mengakibatkan batuan tersebut terkikis sedikit demi sedikit.Satu hal yang perlu diingat, proses pelapukan setiap batuan berbeda-beda. Ada batuan yang cepat lapuk, tetapi ada juga yang lambat. Cepat lambatnya pelapukan tergantung pada penyusun dan tingkat kekerasan batuan tersebut.

2) Pelapukan Kimiawi

Batuan hasil pelapukan kimia mengalami perubahan kimia secara tetap maupun sementara. Pelapukan ini dapat terjadi pada perkaratan besi. Besi berubah warna menjadi cokelat kemerahan dan bersifat rapuh. Proses perkaratan terjadi karena oksigen bersenyawa dengan uap air. Jadi besi akan mudah berkarat jika diletakkan di tempat yang lembap.

Hujan asam mempercepat proses pelapukan secara kimia. Kegiatan industri menghasilkan gas sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang

32

mencemari udara. Gas-gas buangan tersebut di udara bereaksi dengan oksigen dan uap air membentuk asam sulfur dan asam nitrat. Kemudian terjadilah hujan asam. Hujan asam menyebabkan kerusakan pada batuan dan logam.Batu kapur akan hancur apabila disiram air, sehingga air yang mengalir melalui batuan mengandung banyak bahan kimia. Bahan kimia inilah yang menyebabkan hancurnya batuan yang dilalui air. Pelapukan yang disebabkan oleh zat kimia dinamakan pelapukan kimia.

Gambar 2.3Pelapukan Batu Kapur Karena Air

3) Pelapukan Biologi

Pelapukan secara biologi dapat disebabkan oleh tumbuhan atau lumut yang menempel di permukaan batuan. Tumbuhan merambat dan lumut menempel di permukaan batuan. Tumbuhan merambat akan menimbulkan lubang-lubang pada batuan tempat akarnya melekat. Lubang-lubang ini lama-kelamaan bertambah besar dan banyak. Akhirnya, batuan tersebut akan hancur.

33

Gambar 2.4Lumut Yang Menempel Dipermukaan Arca Ini Dapat Melapukkannya

c. Jenis-jenis tanah

Jenis tanah di Indonesia mempunyai karakter yang berbeda-beda. Jenis tanah akan berpengaruh pada kesuburan tanah. Beberapa jenis tanah antara lainsebagai berikut:

1) Tanah Humus

Tanah humus berada di lapisan atas, mempunyai warna gelap dan bersifat gembur. Tanah humus terbentuk dari pembusukan tumbuhan. Tanah humus banyak terdapat di hutan tropis. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur.

2) Tanah Pasir

Tanah berpasir mudah dilalui air atau bersifat porous dan mengandung sedikit bahan organik. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Pada umumnya, tanah berpasir tidak begitu subur karena

34

mengandung sedikit humus. Tanah brpasir cocok digunakan sebagai bahan bangunan.

3) Tanah Liat

Tanah liat atau tanah lempung sulit dilalui air. Tanah lempung terdiri atas butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah liat sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah. Oleh karena itu, tanah liat sering digunakan sebagai bahan dasar pembentukan batu bata dan gerabah.

4) Tanah Kapur

Tanah berkapur terbentuk dari pelapukan bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu, tanah berkapur tidak begitu subur.

5) Tanah Gambut

Tanah gambut terbentuk di daerah rawa-rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna gelap, serta bertekstur bassah dan lunak. Tanah gambut kurang subur sehingga kurang cocok untuk pertanian.

6) Tanah Vulkanik

Tanah vulkanik banyak terdapat di lereng gunung. Tanah ini terbentuk dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung berapi. Tanah vulkanik bersifat sangat subur sehingga sangat baik untuk pertanian.

35 d. Komposisi Tanah

Proses pembentukan tanah mengakibatkan tanah terdiri atas lapisan-lapisan (horizon). Setiap lapisan-lapisan tanah mengandung zat-zat tertentu. Berikut adalah lapisan-lapisan penyusun tanah.

1) Tanah Lapisan Atas

Lapisan atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Lapisan itu merupakan tanah yang paling subur.Lapisan atas adalah lapisan yang paling giat melakukan proses pelapukan. Lapisan tanah ini warnanya gelap kehitam-hitaman. Sifatnya sangat gembur dan subur. Lapisan tanah ini banyak mengandung humus dan berbagai jasad hidup. Tanah lapisan atas banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perkebunan.

2) Tanah Lapisan Tengah

Terbentuk dari campuran angtara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat.

3) Lapisan Bawah

Merupakan bagian yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Disela-sela bongkahan terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna.

36 4) Lapisan Bahan Induk

Berupa batuan yang padat dan sifatnya pejal. Lapisan ini didominasi oleh batuan pecahan yang berukuran besar sebelum akhirnya menjadi batuan kecil.Lapisan ini warnanya kemerahan. Tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah berasal dari bahan induk tanah.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2009:37).Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil (Kastolani, 2014:183)

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah teknik jigsaw. Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas; dan kemudian diadaptasi oleh Salvin dan kawan-kawan. Teknik pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi ada

37

unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw

Langkah-langkah pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut: 1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5

siswa dengan karakteristik yang heterogen.

2) Bahan akademik siswa dalam bentuk teks; dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.

3) Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu baguan akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut.

Kumpulan siswa semacam itu disebut ‘kelompok pakar’ (expert group). 4) Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke

kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.

5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams” , para siswa

38

c. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Imas dan Berlin, (2015:25) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai kelebihan antara lain :

1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Menurut Imas dan Berlin, (2015:26) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai kekurangan antara lain :

1) Siswa yang lebih aktif akan mendominasi diskusi, dan cenderug mengontrol jalannya diskusi.

2) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpokir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli.

3) Siswa yang cerdas cenderung bosan.

4) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

39 5. Media Gambar

a. Pengertian Media

Arsyad (1997: 3) berpendapat bahawa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap, misalnya guru, buku, teks, lingkungan sekolah. Sedangkan menurut Answir media pembelajaran merupakan segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi, atau benda yang dipergunakan untuk suatu proses prnyaluran informasi atau benda yang

Dokumen terkait