• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Landasan Teori

1. Pemasaran a. Pengertian Pemasaran

Sebelum barang di jual di pasar, perusahaan akan memastikan bahwa barang yang akan dipasarkan sudah diperkenalkan ke konsumen terlebih dahulu supaya konsumen dengan mudah dapat mengetahui fungsi barang yang akan dijual melalui proses pemasaran.

Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain (Kotler dan Keller, 2009)

American Marketing association (AMA) pemasaran adalah

suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler dan Keller, 2009)

Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing anda melakukan

sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan–gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang–undang, jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan–pertandingan), dan kegiatan–kegiatan nirlaba seperti yayasan–yayasan sosial dan keagamaan (Morissan, 2010)

2. Periklanan

a. Pengertian Periklanan

Definisi periklanan menurut Masyarakat Periklanan Indonesia adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, pelaksanaan, dan penyampaian iklan ( Rachmat, 2013).

Periklanan adalah bentuk komunikasi berbayar dan termediasi dari sumber yang jelas, di desain untuk mempengaruhi penerima supaya melakukan sesuatu sekarang atau di masa yang akan datang (Terrence, 2014).

b. Fungsi Periklanan

Secara umum, periklanan mempunyai lima fungsi penting komunikasi yaitu (Terrence, 2014) :

1) Memberikan Informasi

Salah satu fungsi utama iklan adalah mempublikasikan merek. Iklan membuat konsumen mengenal merek, mendidik mereka mengenai keistimewaan dan manfaat merek, dan memfasilitasi kreativitas citra positif merek tersebut.

2) Memberi Pengaruh

Iklan yang efektif mempengaruhi target konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang iklan mempengaruhi permintaan dasar yaitu menciptakan permintaan untuk seluruh kategori produknya.

3) Mengingatkan dan Meningkatkan Kesadaran akan Merek Ketika permintaan meningkat terhadap produk terkait yang diiklankan, pengaruh iklan masa lalu membuat adanya kemungkinan konsumen akan menjadikan produk itu sebagai kandidat produk yang akan dibeli. Ini yang membuat merek menjadi lebih menonjol. Iklan yang efektif juga akan meningkatkan ketertarikan pada merek yang telah matang dan dengan demikian akan membeli merek tersebut meski sebenarnya tidak memilihnya dan terlebih lagi untuk mempengaruhi pergantian pilihan merek dengan meningkatkan konsumen yang belum melakukan pembelian merek dan produk ini memiliki atribut yang baik

4) Menambah Nilai

Iklan menambah nilai merek dengan mempengaruhi persepsi. Iklan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih prestisius, dan lebih berkualitas. Iklan yang berkualitas dengan memengaruhi persepsi kualitas dan persepsi lainnya dapat meningkatkan

pangsa pasar dan keuntungan yang lebih besar. Dengan menambah nilai, iklan dapat menghasilkan volume penjualan, pendapatan, dan keuntungan yang lebih banyak, serta mengurangi risiko arus kas masuk yang tidak tentu.

5) Membantu Upaya Lain Perusahaan

Iklan hanya salah satu dari elemen marcom. Peran utama iklan saat ini untuk memudahkan elemen marcom lainnya, sebagai contoh iklan digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan adanya diskon atau jalan untuk menarik perhatian konsumen pada media promosi lainnya. Iklan juga dapat meningktkan efektivitas media marcom, sebagai contoh konsumen dapat mengenali kemasan produk di toko dan lebih mengenali nilai merek dari iklan yang ada di televisi atau majalah

3. Iklan

a. Pengertian Iklan

Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui (Morissan,2010)

Menurut Liliweri (dalam Widyatama, 2005:15), iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual

barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

b. Fungsi Iklan

Secara mendasar iklan memiliki empat fungsi utama menurut Rotzoill (dalam Widyatama, 2005:147), yaitu :

1) Fungsi precipitation

Fungsi precipitation yaitu fungsi mempercepat berubahnya suatu kondisi dari keadaan yang semula tidak bisa mengambil keputusan terhadap produk menjadi dapat mengambil keputusan.

2) Fungsi perssuasion

Fungsi perssuasion yaitu membangkitkan keinginan dari khalayak sesuai pesan yang diiklankan. Hal ini meliputi persuasi atas daya tarik emosi, menyebarkan informasi tentang ciri-ciri suatu produk dan membujuk konsumen untuk tetap membeli.

3) Fungsi reinforcement

Fungsi reinforcement yaitu fungsi ini mampu meneguhkan keputusan yang telah diambil oleh khalayak. Peneguhan ini meliputi mengabsahkan daya beli para konsumen yang sudah ada terhadap suatu produk dan mengabsahkan keputusan sebelumnya dalam mengkonsumsi produk.

4) Fungsi reminder

Fungsi reminder yaitu iklan mampu mengingatkan dan semakin meneguhkan terhadap produk yang diiklankan.

c. Peran Iklan

Hermawan (2012:72) mengatakan bahwa iklan harus menggugah perhatian calon konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Para konsumen potensial dibuat untuk memerhatikan dan peduli terhadap produk yang memberikan manfaat bagi mereka-yang akan memberikan alasan bagi mereka untuk membeli.

Widyatama (2005:156-167) menuliskan bahwa semua iklan yang di buat oleh pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu bagi khalayak. Ada 3 macam pengaruh iklan, yaitu :

a) Pengaruh ekonomi

Dalam melihat aspek ini, iklan harus di lihat dalam dua sisi, yaitu

1) Iklan sebagai transaksi atau peristiwa ekonomi yang mampu mempengaruhi kehidupan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat.

2) Kegiatan iklan dapat dilihat dari sisi dampak pesan yang ditimbulkan.

b) Pengaruh psikologi

Selain dampak ekonomi, iklan juga memunculkan dampak psikologis. Dampak psikologis iklan sangat beragam, meliputi aspek kognisi, afektif, dan konatif, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama. Iklan pada gilirannya ikut menentukan tingkat minat, kepercayaan, dan keyakinan terhadap produk. c) Pengaruh sosial budaya

Berbagai pengaruh psikologis yang bersifat individu dari iklan tersebut lambat laun mengkristal secara kolektif dan menjadi perilaku masyarakat secara umum. Perilaku masyarakat yang lebih umum ini pada gilirannya membentuk sistem nilai, gaya hidup, maupun standar budaya tertentu, termasuk mempengaruhi standar moral, etika, maupun estetika.

4. Kreativitas Iklan

Ada beberapa hal, bahwa iklan yang kreatif mencakup (Terence,2014) :

a. Keterhubungan

Keterhubungan iklan adalah relevan dengan target konsumen mengandung informasi dan merefleksikan keinginan emosional yang diinginkan konsumen saat melakukan pembelian atau saat mencoba produk, sehingga akan memengaruhi keputusan pembelian.

b. Kesesuaian

Kesesuaian berarti iklan harus memberikan informasi yang berhubungan dengan merek dalam satu kategori merek. Iklan yang sesuai juga merupakan integrasi atau keterkaitan semua elemen pesan untuk bekerjasama menyampaikan pesan yang padu dan tidak ambigu kepada target.

c. Kebaruan

Iklan yang baru adalah unik, segar, dan tak terduga. Namun, bagaimanapun juga iklan yang kreatif bukan semata – mata soal menciptakan sesuatu yang tidak biasa atau aneh, kreatif sebenarnya adalah iklan harus mempunyai hubungan yang positif dengan target konsumen (elemen keterhubungan) dan memberikan informasi atau merefleksikan strategi pemosisian merek (elemen kesesuaian).

5. Minat Beli

a. Pengertian minat

Minat (dalam Endhar, 2016:188) merupakan suatu gambaran dan kondisi sikap keinginan seseorang sebelum melakukan tindakan sebagai dasar dalam melakukan tindakan tersebut.

b. Pengertian Minat Beli

Definisi minat beli dari Simamora (dalam Murtadana,2014:24) adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku

untuk mendekati atau mendapatkan obyek tersebut. Kotler dan Keller (dalam adi, 2015:36) menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk yang ditawarkan.

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Faktor–faktor yang membentuk minat beli konsumen menurut Kotler, Bowen, dan Makens (dalam Wibisaputra, 2011:29), yaitu: 1) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi

alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

2) Situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah konsumen percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut :

a) Keputusan merek b) Keputusan pemasok

c) Keputusan kuantitas

d) Keputusan waktu

e) Keputusan metode pembayaran

d. Indikator Minat Beli

Adapun indikator dari minat beli menurut Ferdinand (2006:129) : 1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang dalam

membeli produk.

2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang mereferensikan produk kepada orang lain.

3) Minat preferensial, yaitu menunjukkan perilaku seseorang yang memiliki preferensial utama pada produk tersebut. Preferensi ini dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4) Minat eksploratif, yaitu menunjukkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminati dan mencari informasi lain yang mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Dokumen terkait