• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

B. Landasan Teori 1. Pengertian Dakwah 1.Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal dari Bahasa Arab, yaitu da‟a -yad‟u-da‟watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil.

Warson Munawwir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggi (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose), mendorong (to urge), dan memohon (to pray) (Amin S, 2009:1).

60 Secara terminologi definisi dakwah menurut M. Natsir adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini. Meliputi al-amar bi al-ma‟ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara (Amin S, 2009:3).

Menyebarkan agama Islam kepada orang lain adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada seorang muslim. Hal ini dijelaskan dalam QS. An Nahl (06):125 dan QS. Ali Imran (03):104:

(QS. An-Nahl (6) : 125):

ِةاناساْلْا ِةاظِعْوامْلااو ِةامْكِْلْاِب اكِّبار ِليِباس ٰالَِإ ُعْدا

ۖ

ْمُْلِْدااجاو

ِتَّلاِب

ايِه

ُناسْحاأ

ۖ

َّنِإ

اكَّبار

اوُه

ُمالْعاأ

ْناِبِ

َّلاض

ْناع

ِهِليِباس

ۖ

اوُهاو

ُمالْعاأ

انيِداتْهُمْلاِب

Artinya:“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dailah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

61 (QS. Ali Imran (03):104):

ِراكْنُمْلا ِناع انْواهْ نا ياو ِفوُرْعامْلاِب انوُرُمْأاياو ِْيْاْلْا الَِإ انوُعْداي ٌةَّمُأ ْمُكْنِم ْنُكاتْلاو

ۖ

اكِئٰالوُأاو

ُمُه

انوُحِلْفُمْلا

Artinya: “Dan hendaklah kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yng mu’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.”

2. Unsur-Unsur Dakwah a. Subjek Dakwah

Subjek dakwah adalah pelaku dakwah (da‟i atau communicator). Subjek dakwah sangat menentukan keberhasilan aktivitas dakwah. Dalam hal ini, subjek dakwah harus mampu menjadi penggerak dakwah yang profesional agar pelaksanakan aktivitas dakwah dapat menemukan keberhasilan (Amin, 2009:13).

Selain menjadi penggerak dakwah yang profesional, subjek dakwah dituntut untuk mempunyai kesiapan dalam hal penguasaan materi maupun terhadap metode, media, dan psikologi para mad‟u. hal ini dilakukan agar gerakan dakwah yang dilakukan dapat mencapai keberhasilan.

b. Objek Dakwah

Objek dakwah yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah (mad’u, communicator, audience). Mad’u ialah individu atau kelompok yang sering disebut dengan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da‟i (subjek dakwah)

62 (Amin,2009:15). Masyarakat sebagai objek dakwah merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan dakwah. Karena tanpa adanya objek dakwah, mustahil dakwah akan menemukan keberhasilan.

Dalam hal ini seorang da‟i (subjek dakwah) dituntut untuk mengatahui karakter atau kepribadian mad’u sebagai penerima dakwah. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh subjek dakwah bisa diterima dengan baik oleh mad’u (objek dakwah).

c. Metode Dakwah

Menurut Helmi dalam Amin (2009:95-96) secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani metodos yang artinya cara atau jalan. Jadi metode dakwah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Metode dakwah (kaifiyah ad-da’wah, methode) yaitu cara-cara penyampaian dakwah, baik individu, kelompok, maupunmasyarakat luas agar pesan-pesan dakwah tersebut mudah diterima (Amin,2009:13).

Dalam aktivitas dakwah sudah seharusnya seorang da‟i menggunakan metode dakwah yang tepat dan sesuai dengan kondisi para mad‟u sebagai penerima pesan-pesan dakwah.

Berbagai pendekatan dakwah baik dakwah bi al-lisan, dakwah bi al-qalam (dakwah melalui tulisan, media cetak),

63 maupun dakwah bi al-hal (dakwah dengan amal nyata, keteladanan) perlu dimodifikasi sedemikian rupa sesuai denagan tuntutan modernitas. Demikian pula dengan penggunaan metode dakwah hikmah, mauidzah hasanah, dan mujadalah (Amin, 2009:13).

Perlu diterapkan penggunaan metode dakwah yang sesuai dengan situasi dan kondisi zaman di era sekarang, sebab aplikasi metode dakwah tidak cukup mempergunakan metode tradisioanal saja.

d. Materi Dakwah

Dalam istilah komunikasi, materi dakwah atau maddah ad-da’wa disebut dengan istilah message (pesan) (Amin, 2009:88).

Materi dakwah adalah pesan-pesan dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus disampaiakn subjek kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya. Pesan atau materi dakwah harus disampaikan secara menarik, tidak monoton, dan lebih kreatif sehingga dapat merangsang objek dakwah untuk mengkaji lebih dalam tentang materi agama Islam dan meningkatkan kualitas pengetahua keislaman untuk pengalaman keagamaan objek dakwah. Selain itu, pesan-pesan dakwah yang akan disampaikan haruslah melihat kondisi sasaran objek dakwah. Hal ini dilakukan

64 agar dapat diterima dengan baik oleh mad’u (Anshari dalam Amin, 2009:88).

Menurut Amin (2009:89) secara konsteptual pada dasarnya materi dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu:

1) Masalah Keimanan (Aqidah)

Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam agama Islam. Aqidah Islam disebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan. Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam agama Islam, aqidah merupakan I‟tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman.

Aqidah menyebarkan dan menanamkan pengertian aqidah islamiyyah berpangkal dari rukun iman yang prinsipil dan segala perinciannya. Enam rukun iman yaitu iman kepada Allah, iman ke pada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada qadha dan qodar Allah.

2) Masalah Keislaman (Syariat)

Syariat adalah seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia

65 dengan Tuhan, maupun antar manusia sendiri. Dalam pesan syariah yang dianalisis adalah ibadah dan muamalah.

Ibadah memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia. Semua ibadah ada dalam Islam meliputi: shalat, zakat, puasa, haji yang bertujuan untuk membuat roh manusia tidak lupa kepada Tuhannya dan menjadi lebih dekat lagi dengan Tuhannya. Dalam muamalah sendiri membahas tentang hubungan dalam keluarga yang merupakan satuan terkecil masyarakat yang anggota-anggotanya terikat secara batiniah dan hukum karena pertalian darah. Ikatan itu memberikan kedudukan tertentu kepada masing-masing anggota keluarga, kewajiban dan hak, serta tanggung jawab bersama.

3) Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah).

Akhlak adalah budi pekerti yang berarti perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku. Akhlak dalam aktivitas dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang.

Akhlak menerangkan mengenai aqhlaq mahmudah dan akhlaq madzmumah dengan segala dasar, hasil dan akibatnya, diikuti oleh contoh-contoh yang telah pernah berlaku dalam sejarah.

66 Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan ketika seorang da‟i menyampaikan materi dakwahnya kepada mad‟u. pokok-pokok materi dakwah yang disampaikan juga harus bisa melihat situasi dan kondisi mad‟u sebagai penerima dakwah. Dengan demikian, pesan-pesan dakwah yang berisikan materi dakwah tersebut akan dapat diteriman dengan baik oleh objek dakwah.

e. Media Dakwah

Kata media berasal dari bahasa latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara (Amin, 2009:113).

Robert Hanick, Dkk (1986) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi (Sanjaya, 2012:57).

Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti filem, video, buku, televisi, kaset, radio, slide, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media yang digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan (Amin, 2009:113).

Media dakwah (wasilah al-dakwah) adalah media atau instrumen yang digunakan sebagai alat untuk mempermudah sampainya pesan dakwah kepada mad‟u. Media ini biasanya dimanfaatkan oleh dai‟i untuk menyampaikan dakwahnya baik

67 dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Di antara media dakwah yang masih digunakan oleh para da‟i saat ini adalah televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, internet, video, kaset rekaman.

Untuk mencpai dakwah yang efektif dan efisien, seorang da‟i harus sudah memiliki tujuan yang hendak dicapai. Da‟i harus mengorganisir komponen-komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat. Salah satu komonen adalah media dakwah.

Menurut Subroto dalam Amin (2009:114), media dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Nonmedia Massa

a) Manusia; utusan, kurir, dan lain-lain. b) Benda; telepon, surat, dan lain-lain. 2) Media Massa

a) Media massa manusia; pertemuan, rapat umum, seminar, sekolah, dan lain-lain.

b) Media massa benda; sepanduk, buku, selebaran, poster, folder, dan lain-lain.

c) Media massa periodik –cetak dan elektronik; visual, audio, an audio visual.

Dengan banyaknya pilihan media yang ada, seorang da‟i harus dapat memilih media yang paling efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Para da‟i harus berlatih untuk mengembangkan kemampuan menerima, menyimpan, mengolah, dan

68 menyampaikan informasi. Pada kurikulum dakwah harus ditambahkan ketrampilan komunikasi. Di era informasi modern seperti ini para da‟i harus ikut serta dalam menguasai jaringan komunikasi. Hal ini dilakukan agar pesan-pesan dakwah dapat dengan mudah menyebar dan diterima oleh masyarakat.

f. Menurut Amin (2009:116), secara umum media-media benda yang dapat digunakan sebagai media dakwah dikelompokkan pada: 1) Media Cetak

Media cetak (printed publications) adalah media untuk menyampaikan informasi melalui tulisan yang tercetak. Majalah, buku, brosur, surat kabar, buletin adalah yang termasuk dalam media cetak. Melalui media cetak, ada beberapa tujuan yang diharapan, yaitu:

a) Menyampaikan informasi b) Memberikan instruksi

c) Memotivasi tingkat perhatian atau perilaku seseorang; 2)Media Audio

Media audio dalam dakwah adalah alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah yang ditangkap melalui indra pendengaran. Media audio ini dirasa cukup tinggi efektivitasnya dalam penyebaran informasi, terlebih lagi media audio yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dua arah, seperti telepon atau handphone.

69 Dengan media audio komunikasi dapat berlangsung tanpa batas jarak. Yang termasuk media audio adalah radio, tape recorder. 3)Media Visual

Media visual yang dimaksud adalah bahan-bahan atau alat yang dapat dioperasikan untuk kepentingan dakwah melalui indera penglihatan. Perangkat media visual yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas dakwah adalah film slide, transparansi, overhead proyektor (OHP), gambar, foto, dan lain sebagainya.

4) Media Audio Visual

Media audio visual adalah media penyampaian informasi yang dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan dan informasi. Dengan media ini kekuarangjelasan media audio kekurangjelasan media visual dapat diatasi karena media audio visual dapat menayangkan unsur gerak dan gambar secara bersamaan. Adapun yang termasuk dalam media audio visual adalah televisi, film atau senetron, video.

3. Tujuan Dakwah

Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah SWT (Amin, 2009:59).

70 Menurut Syukir dalam Amin (2009:59-62) adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua macam tujuan, yaitu:

a. Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective)

Tujuan umum dakwah (mayor objective) merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan utama, dimana seluruh gerak langkahnya proses dakwah harus ditunjukan dan diarahkan kepadanya.

b. Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objective)

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa, bagaimana, dan sebagainya secara terperinci.

Dengan mengetahui dan memiliki tujuan dakwah yang jelas, diharapkan kegiatan dakwah bisa mencapai titik keberhasilan. Dalam tercapainya keberhasilan manfaat dari dakwah diharapkan tidak hanya bisa dirasakan untuk saat ini, tapi juga untuk masa yang akan mendatang, baik di dunia maupun di akhirat.

4. Komik

a. Sejarah Komik

Kata komik berasal dari bahasa Yunani purba, yaitu “komikos”. Bentukan dari kata kosmos yang berarti bercanda atau

71 bersuka cita. Dalam bahasa Belanda ada istilah “komiek” yang berarti lucu. Dalam bahasa Yunani pun ada istilah “komoidia” yang berarti dongeng. Dari istilah komoidia inilah kata komedi berasal. Dengan demikian sebetulnya antara komik dan komedi itu masih ada “hubungan darah”, sama-sama penghasil senyum dan tawa (Sasongko, 2013:50).

Di negara Jerman istilah komik adalah “bildergeshicte” yang bermakna cerita bergambar atau “bilderstreifen”. Yang berarti deretan gambar. Sedangkan orang Perancis menyebutnya ”BD” singkatan dari “bande desinee” yang berarti deretan gambar. Orang italia menyebutnya “fumetto” yang bermakna hembusan asap untuk menyebut gelembung-gelembung berisi teks yang berada dalam komik. Sedangkan di Indonesia komik disebut cergam (cerita bergambar). Tetapi kata komiklah yang paling populer digunakan (Sasongko, 2013:50).

Sejak zaman purba sebetulnya kehadiran cerita bergambar sudah ada, itu bisa ditemukan di dinding-dinding goa, kulit-kulit binatang, batu, kayu, dan lain sebagainya. Fungsi cerita bergamabar pada saat itu yakni untuk upacara keagamaan. Relief pada candi-candi juga merupakan cerita bergambar. Tetapi kata komik saat ini mengacu pada makna buku, yang berbahan baku kertas dan dicetak masal.

72 Komik pertama kali muncul di tahun 1879, di Amerika Serikat. Saat itu semua komik bertema lucu dan bergambar kartun. Sedangkan komik serius mulai muncul sejak tahun 1930-an. Kemunculannya ditandai dengan munculnya komik Flash Gordon, Tarzan, Dick Tracy, dan sebagainya. Melihat tahun kelahirannya ternyata sejarah komik itu mengikuti perkembangan media cetak. Sebab komik selalu dicetak massal sebagai buku, atau hadir di koran-koran.

Sedangkan di Indonesia sendiri komik pertama kali hadir pada tahun 1931, di majalah Sin Po. Judul komik tersebut “Put On” karya Kho Wang Gie. Baru kemudian disusul karya Nasroen As yang berjudul “Mencari Putri Hijau” di mingguan Ratoe Timoer pada tahun 1939 (Sasongko, 2013:51).

Menyusul harian Sinar Matahari di Jogjakarta menampilkan komik strip, “Pak Leloer” dan juga kisah termasyhur “Roro Mendoet” oleh komikus B. Margono. Setelah beberapa tahun tidak tumbuh karena kesulitan mendapatkan kertas, koran pun sulit tumbuh, begitu juga dengan para komikusnya. Setelah keadaan berangkat sedikit lebih baik, sekitar tahun 1950-an muncullah pelopor komik Indonesia, Abdoel Salam, dengan goresan penanya yang nyaris sempurna terus menerus menayangkan komiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta.

73 Antara Lain, Komik Jaka Tingkir, Kisah Pendudukan Yogya, dan Pemberontakan Pangeran Diponegoro (Koendoro, 2008:45).

Komik Indonesia mengalami zaman keemasannya pada dekade 1960 sampai 1970. Di era itu muncul nama-nama seperti S. Ardisoma, Oerip S., Ardina, AR Rosadhy, Suherlan NA, Giok Lang, Ar. Kosasih, Taguan Harjo, Teguh Santoso, Jan Mintaraga, dan lain-lain. bahkan ada karya-karya komik mereka yang diangkat di layar lebar, diantaranya adalah Si Buta dari Goa Hantu karya Ganesh TH, Jaka Sembung Karya jair, dan Panji Tengkorak karya Hans Jaladara (Sasongko, 2013:52).

b. Pengertian Komik

Komik adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu (Sobur, 2013:137).

Komik merupakan sebuah seni berisikan kumpulan gambar-gambar atau lambang tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu jalan cerita. Tidak hanya kumpulan gambar-gambar atau lambang yang tidak bergerak, dalam komik juga dilengkapi dengan narasi teks untuk memudahkan para pembaca memahami cerita dalam komik yang dibuat oleh komikus (pembuat komik).

Komik ditampilkan dalam bentuk panel dan disertai dengan narasi teks. Menurut Setiawan dalam Sobur, (2013:136)

narasi-74 narasi tersebut kadang berupa rangkaian kata-kata tokoh komik, kadang juga berupa onomatopea yang menunjukkan narasi, dialog (biasanya dalam bentuk balon teks), efek suara, ataupun informasi lainnya yang ingin disampaikan komikus kepada para pembaca.

Dalam bahasa komik, dialog-dialog dimunculkan secara singkat dan menarik. Kata-kata penggambaran suara (onomatopea) merupakan unsur penting dari bahasa kita. Teks ini menirukan suara atau gerak yang selama ini tidak mungkin dituliskan, seperti pedang beradu, gerimis, dada terkena tinju, desiran angin, dan lain sebagainya.

Menurut Setiawan dikutip Sobur (2013:136) komik kartun penuh perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna. Oleh karena itu selain dikaji sebagai “teks”, secara konstektual juga dilakukan, yakni menghubungkan karya seni tersebut dalam situasi yang menonjol di masyarakat.

Namun pada perkembangan kini, menurut Bersihar Lubis komik mengalami beberapa modifikasi mulai dari format, muatan isi, teknis pembuatan, hingga strategi pemasarannya (Setiawan, dikutip Sobur, 2013-137).

Menurut Sobur (2013:141) komik bertujuan utama untuk menghibur para pembaca ataupun penggemar komik dengan bacaan ringan. Dengan cerita rekaan yang dilukiskan relatif

75 panjang dan tidak selamanya menyangkut masalah hangat meskipun menyampaikan moral tertentu.

c. Bentuk Komik

Dari segi bentuknya komik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu komik kartun, komik semi realis, dan komik realis. Pada komik kartun sudah jelas gambarnya hanya berupa kartun, contohnya adalah komik Donald dan Asterix. Komik semi realis gambarannya sedikit banyak masih mengandung gaya kartun, sebagai contohnya adalah komik Flash Gordon. Sedangkan komik realis adalah gambarnya dibuat senyata mungkin, mirip foto (Sasongko, 2013:54).

d. Jenis-Jenis Komik

Menurut Boneff, dikutip Setiawan dalam Sobur (2013:137) berdasarkan jenisnya, komik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu comic-strips dan comic-books.

1) Comic-strips atau strip merupakan komik bersambung yang dimuat pada surat kabar. Komik strip (potongan) merupakan penggalan-penggalan dari sekumpulan gambar yang digabungkan menjadi satu sehingga membentuk jalan cerita. Tetapi isi dari cerita komik strip tidak harus selesai begitu saja, ceritanya bisa dibuat bersambung terus menerus dan dibuat sambungannya lagi. Tidak hanya dimuat pada surat kabar saja, biasanya komik strip juga dimuat pada majalah maupun tabloid

76 atau bulletin. Pada komik strip biasanya terdiri dari 3-6 panel, bahkan bisa melebihi itu.

2) Adapun comic-books adalah kumpulan cerita bergambar yang terdiri dari satu judul dan tema cerita, yang di Indonesia disebut komik atau buku komik. Pada komik buku biasanya akan menampilkan satu cerita yang utuh. Namun pada komik-komik buku biasanya memiliki seri dan satu judul komik buku biasanya meliliki berpuluh-puluh seri bahkan sampai tak ada habisnya untuk dilanjutkan serinya.

Dengan berkembangnya teknologi di era modern seperti sekarang ini, komik tidak hanya bisa kita jumpai hanya di dalam buku ataupun surat kabar dan majalah. Tetapi komik kini hadir dalam bentuk digital yang bisa dijumpai dengan menggunakan jaringan internet untuk mengaksesnya. Dengan menyediakan situs web para penggemar komik ataupun pengunjung dapat membaca komik dengan mudah. Komik dalam situs web biasanya disebut dengan komik online (webcomic). Komik online (webcomic) dirasa lebih menguntungkan dari pada komik cetak. Hal ini dikarenakan webcomic relatif lebih murah ketimbang yang lainnya, selain itu juga jangkauan pembacanya bisa sangat luas dan komik bisa dibaca dimanapun hanya dengan menggunakan aplikasi yang terdapat pada handphone android.

77 5. Pengertian Line Webtoon

Line Webtoon adalah sebuah platform penerbitan digital (tersedia di web dan mobile: Android dan IOS) gratis bagi para pembuat komik baik amatir maupun profesional untuk menampilkan karya terbaik mereka kepada para menyuka komik di seluruh dunia.

Di Line Webtoon terdapat sebuah layanan dimana para penggemar dapat menemukan konten komik berbasis web (webcomic) secara teratur, karena Line Webtoon adalah pionir yang menerapkan sistem harian yang dapat memberikan episode-episode terbaru pada serial-serial populer setiap hari atau setiap minggunya. Tidak hanya itu, Line Webtoon juga menyediakan berbagai macam pilihan bahasa agar para pembaca dan penggemar komik diseluruh dunia dapat menikmatinya.

Para pengguna Line Webtoon juga dapat menikmati berbagai jenis atau genre webcomics. Mulai dari genre romantis, drama, fantasi, horor, komedi, dan slice of life. Tak hanya itu, para pengguna juga dapat dengan mudah mengakses untuk mengunduh konten dan menerima notifikasi kapan seri terbaru akan dirilis atau tersedia. Seseorang dapat memiliki aplikasi Line Webtoon ini dengan mengunduhnya melalui play store pada telepon genggam android (gadget) dan mendaftarnkan diri melalui Line (http://m.tribunnews.com/techno/2015/05/11/line-webtoon-cara-enak-baca-komik-lewat-ponsel diakses pada hari Rabu, 15 Agustus 2018 pukul 11:20 WIB).

78 Bagi sebagian orang menggambar komik merupakan sebuah hobi saja dan tidak lebih dari itu. Namun di negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika sudah menjadi industri besar yang menghasilkan berbagai macam komik-komik terkenal. Dengan berkembangnya teknologi di era ini komik tidak hanya di cetak dalam bentuk buka saja namun kini ada komik yang sudah bisa dinikmati melalui dunia maya. Line Webtoon merupakan salah satu platform penerbitan digital yang bisa digunakan para komikus baik yang sudah profesional maupun amatiran untuk menerbitkan komik-komik karya mereka.

Komik Webtoon sendiri memiliki format baca memanjang ke bawah (vertikal), tetapi sebenarnya halaman komik yang memanjang ke bawah itu tersusun dari beberapa gambar yang masing-masing filenya berukuran lebar maksimal 800 pixel dan tinggi maksimal 1000 pixel. Umumnya pembuat komik Webtoon membagi setiap file gambarnya menjadi berukuran 700 x 1000 pixel. Jadi nanti pada saat mengunggah atau mengupload gambar, harus berurutan mulai dari file halaman pertama sampai terakhir.

Untuk membuat komik di Webtoon membutuhkan komputer, baik itu PC atau laptop, dan juga harus menggunakan akses internet terlebih dahulu. Selain membutuhkan komputer dan jaringan internet, untuk membuat komik Webtoon dibutuhkan naskah cerita

(http://beecomics.blogspot.com/2017/02/panduan-membuat-komik-79 webtoon.html diakses pada hari Jum‟at tanggal 14 September 2018 pukul 12:00 WIB).

Setelah mempunyai naskah cerita yang baik dan tahu bagaimana format komik di webtoon, langkah berikutnya adalah membuat gambar

Dokumen terkait