• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

Bab dua ini akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan dengan suatu penelitian. Penelitian yang relevan berisi beberapa penelitian yang pernah ada, kemudian hasil penelitian tersebut dirumuskan dalam kerangka berfikir dan hipotesis penelitian berisi suatu jawaban sementara.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka membahas tentang teori yang mendukung serta penelitian yang relevan.

1. Teori yang mendukung

Bagian ini membahas beberapa topik berkaitan dengan penelitian yang akan dipakai, yaitu belajar, hasil belajar, media, dan media gambar.

a. Belajar

Teori belajar pada dasarnya merupakan suatu penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar dan bagaimana individu mendapatkan informasi yang kemudian diproses dalam pemikirannya (Sukmadinata, 2009: 155). Sebagian terbesar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan–perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah ke hal yang baik atau yang kurang baik. Belajar juga dapat terbentuk dari pengalaman berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya.

R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (dalam Susanto, 2013: 1). Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan, karena berkaitan dengan siswa dan guru. Siswa dan guru saling menciptakan komunikasi yang baik, sehingga tercipta proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan intruksional. Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993: 4) belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya (dalam Susanto, 2013: 3).

Winkel (1996: 21) berpendapat bahwa “belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,

mendengarkan, dan meniru” (dalam Angkowo, 2007: 48). Hilgrad (dalam

Nasution, 2000: 35) mengatakan “learning is the prosess by which an activity originates or is changed through training procedures”. Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan. Pendapat yang telah dituliskan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses individu mencari informasi dari pengalaman masa lalu dan pengalaman yang telah didapat dari lingkungan sekitarnya.

Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui atau diketahui tetapi belum menyeluruh tentang suatu hal. Melalui belajar seseorang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kemampuannya. Apabila seseorang tidak dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas kemampuannya, maka dapat dikatakan orang tersebut mengalami kegagalan dalam proses pembelajaran.

b. Ciri-Ciri Belajar

Buku Teori Belajar dan Pembelajaran (Hartini, 2010: 5) menyebutkan bahwa ciri-ciri belajar ada empat yaitu 1) adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif), 2) perubahan tidak berlangsung sesaat, melainkan menetap atau dapat disimpan, 3) perubahan tidak terjadi begitu saja, tetapi dengan usaha yaitu berinteraksi dengan lingkungan, dan 4) perubahan tidak disebabkan pertumbuhan fisik saja.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Sukmadinata (2009: 162-164) menyebutkan bahwa usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam diri individu dan faktor-faktor lingkungan. Faktor dalam diri individu menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, serta kondisi afektif dan konatif dari diri individu.

Faktor–faktor lingkungan yaitu keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa. Lingkungan masyarakat

dimana siswa atau individu berada berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya.

d. Hasil belajar

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Sukmadinata, 2009: 101-102). Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) berpendapat bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam nilai. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

Hasil belajar siswa di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuh, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran di sekolah dilambangkan dengan angka 0– 10 pada pendidikan dasar dan menengah (Sukmadinata, 2009: 103).

Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan belajar, maka dapat melalui evaluasi. Pengertian hasil belajar yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir dari kegiatan belajar siswa yang telah selesai mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan nilai berbentuk angka 0-10.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa yang berarti kemampuan berpikir atau tingkah laku intektual, motivasi, minat, serta kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani dan lingkungan yang meliputi sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, dan keluarga.

Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang mempengaruhinya belajar. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Perhatian orang tua yang kurang pada anak akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Menurut Wasliman (2007: 159) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Kualitas pengajaran sangat ditentukan oleh guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2006: 50).

2. Media Gambar a. Media

Gerlach dan Ely (dalam Angkowo 2007: 25) berpendapat bahwa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi guna membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Secara lebih khusus, media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi. Hal yang sama disebutkan Corte dalam Winkel (dalam Angkowo, 2007: 25) bahwa media pembelajaran diartikan sebagai suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan guru dan memegang peranan besar dalam proses belajar mengajar.

Gagne (dalam Sanjaya, 2012: 60) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (dalam Arsyad, 2005: ) juga berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima untuk merangsang pikiran, perasaan, perahatian, minat siswa sehingga proses belajar terjadi.

b. Fungsi dan Kegunaan Media

Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2005: 16) mengemukakan bahwa media pendidikan memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, afektif, kognitif dan kompensatoris. Fungsi atensi berarti menarik perhatian siswa untuk lebih

mengarah dan konsentrasi pada pelajaran. Fungsi afektif dapat dilihat dari minat siswa dalam menikmati media yang digunakan. Fungsi kognitif terlihat dari tercapainya sebuah tujuan pembelajaran seperti kegiatan memahami dan mengingat informasi yang didapatkan dari pelajaran yang diterima. Fungsi kompensatoris dapat terlihat dari penggunaan media sendiri dalam memberikan konteks pemahaman kepada siswa dan membantu siswa dalam mengorganisasikan informasi dalam teks untuk diingat kembali.

Kemp dan Dayton (1985: 28) berpendapat bahwa “media pembelajaran memenuhi tiga fungsi utama yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi” (dalam Sanjaya, 2012: 72). Fungsi motivasi media dapat direalisasikan dengan hiburan, sedangkan tujuan informasi media digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan siswa. Isi dan bemtuk penyajian sangat umum, berfungsi sebagai pengantar atau ringkasan laporan.

c. Media Gambar

Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar misalnya menyangkut manusia, benda-benda, dan sebagainya, dibuat dengan coretan pensil pada kertas atau menggunakan media lainnya (Alwi, dkk, 2002: 329) (dalam Sufanti, 2010: 70). Ahmad Rivai (2001: 68) mengemukakan bahwa media gambar adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas melalui kata-kata dan gambar. Media pendidikan yang umum dipakai untuk pembelajaran yaitu media gambar. Media gambar berfungsi menyalurkan pesan dari ke penerima pesan. Media gambar merupakan

media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari biaya termasuk media yang murah harganya.

Smaldino dkk (dalam Anitah 2007: 5) mengatakan bahwa “gambar atau fotografi dapat memberikan gambaran segala sesuatu, seperti binatang, orang,

tempat, atau pertistiwa”. Melalui gambar, hal-hal yang abstrak dapat

disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih realistis. Gerlach dan Ely (dalam Anitah, 2008: 14) menyatakan bahwa “gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi seribu tahun atau seribu mil”. Gambar dapat ditunjukkan kepada siswa suatu tempat, orang, dan segala sesuatu yang letaknya jauh. Gambar juga dapat memberikan pengalaman dari waktu ke waktu, bahkan pengalaman yang sudah lampau.

Dale (dalam Arsyad 2011: 11) juga berpendapat bahwa “gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit atau dengan pengalaman langsung”. Selain dapat menggambarkan berbagai hal, gambar mudah diperoleh dari majalah, koran, buletin, dan lain-lain.

Gambar 2.1 Media gambar sumber energi

Gambar 2.1 adalah salah satu media gambar yang digunakan dalam tema selalu berhemat energi. Guru dapat menggunakan media gambar tersebut untuk menjelaskan materi tentang sumber energi pada siswa. Media ini berbentuk

selembar kertas yang terdapat gambar dari materi yang dijelaskan. Pengertian media gambar dapat disimpulkan bahwa media yang bertujuan menyampaikan pesan berbentuk gambar agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

d. Fungsi dan Manfaat Media Gambar

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi, dan lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang guru (Angkowo, 2007: 27). Media dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal atau dalam bentuk kata tertulis dan kata lisan belaka. Memanfaatkan media dengan sangat baik akan mengubah sikap siswa yang semula pasif menjadi aktif.

Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan membangkitkan semangat dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Siswa juga akan terdorong untuk belajar secara mandiri menggunakan media yang sudah ada, atau bahkan berusaha menciptakan media itu sendiri. Media dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan, serta sarana pengembangan diri. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa serta sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan informasi yang lebih kongkrit pada siswa, sehingga lebih mudah dipahami (Angkowo, 2007: 28).

Anitah, (2012: 9-10) menyebutkan bahwa ada empat manfaat media gambar yaitu (1) menimbulkan dari tarik bagi siswa. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam belajar.; (2) mempermudah pengertian siswa. Suatu penjelasan yang abstrak dapat diperjelas dengan

menggunakan gambar, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami apa yang dimaksud.; dan (3) memperjelas bagian-bagian yang penting; dan (4) menyingkat suatu uraian panjang. Uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah gambar saja.

e. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

Penggunaan media gambar harus jelas dan terperinci sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Media gambar dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan imajinasi siswa, membantu meningkatkan penguasaan siswa terhadap hal-hal yang abstrak atau tidak mungkin dihadirkan di kelas.

Media gambar untuk pembelajaran siswa yang perlu diperhatikan yaitu (1) gambar bagus, menarik, jelas, dan mudah dimengerti, (2) gambar harus sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari, (3) gambar harus sesuai dengan gambar asli, (4) gambar berbentuk sederhana atau tidak rumit, sehingga mudah dipahami siswa, (5) gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya, dan (6) ukuran gambar harus sesuai dengan kebutuhan (Angkowo, 2007: 28).

f. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Media gambar sebagai salah satu media pembelajaran mempunyai kelebihan (dalam Anitah, 2012: 9) yaitu (1) dapat menerjemahkan ide yang abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata, (2) banyak tersedia dalam buku-buku, (3) mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan, (4) relatif tidak mahal, dan (5) dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi..

Beberapa kelebihan media gambar yang telah disebutkan, terdapat juga kelemahan-kelemahannya yaitu (1) kadang-kadang terlampau kecil untuk dijadikan di kelas yang besar, (2) gambar mati adalah gambar dua dimensi, dan (3) tidak dapat menunjukkan gerak, dan (4) siswa tidak selalu mengetahui bagian (mengintepretasi) gambar.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan media gambar sudah pernah dilakukan oleh banyak pihak. Peneliti menuliskan lima penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan, sehingga dapat menunjang dalam penelitian ini. Kelima penelitian tersebut yaitu penelitian milik Putri dkk, Nurhayani Evana, Rusmiati, Sutinah, dan Raharti.

Putri, Elka, dan Widya (2013) melakukan penelitian mengenai Penggunaan Media Gambar dalam Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Alasan melakukan penelitian ini adalah belum digunakannya media sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dan belum pahamnya siswa tentang keterampilan menulis. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan pada siklus I dengan peningkatan

aktivitas guru mencapai 71,6% mengalami peningkatan menjadi 85% pada sikulus II. Kemampuan menulis puisi siswa siklus I 62,5% meningkat menjadi 81,3 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa dengan memanfaatkan media gambar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam menulis puisi. Penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian Putri, Elka, dan Widya menggunakan media gambar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Nurhayani Evana (2013) melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan media gambar dapat meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran dari siklus I rata-rata 93,75% dengan nilai ketercapaian 82,65 menjadi rata-rata presentase keterlaksanaan 100% dengan nilai ketercapaian 94,65% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal terlihat pada siklus I memperoleh presentase 70,40% dan pada siklus II presentase 88,90%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan deskripsi siswa kelas II sekolah dasar. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena dalam penelitian tersebut menggunakan media gambar dan dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti juga menggunakan media gambar.

Penelitian yang dilakukan oleh Rusmiati (2013) mengambil judul Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Langsung Tema Peristiwa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pada kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Siklus I aktivitas guru mencapai 78,3% dan siklus II mencapai 93,3%. Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67,5% dan siklus II mencapai 86,7%. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media gambar dalam model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I sekolah dasar. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini menggunakan media gambar dan hasilnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutinah (2013) meneliti tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Penerapan CTL (Contextual Learning) dalam Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Sawahan IV Surabaya. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyeknya adalah siswa kelas VI SDN Sawahan berjumlah 35 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas VI. Hal ini dapat dilihat dari siklus I rata-rata kelas meningkat dari 69,06 menjadi 79,25 pada siklus II. Ketuntasan klasikal pada siklus I 63,8% menjadi 83,3% pada siklus II. Aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I dari 57,89% menjadi 86,75% pada siklus II. Dari peningkatan tersebut terjadi kenaikan sebesar 28,86%. Perkembangan afektif dan psikomotor siswa juga mengalami

peningkatan. Pada perkembangan afektif siklus I sebesar 58,89% menjadi 80% pada siklus II. Pada perkembangan psikomotor siklus I sebesar 61,8% menjadi 82,94% pada siklus II. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang hasil belajar siswa di sekolah dasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Raharti (2014) yaitu berjudul pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam yang dievaluasi dari kreatifitas siswa (penelitian pada murid kelas 5 di sekolah dasar negeri di wilayah selogiri, kabupaten wonogiri). Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan di sekolah negeri di daerah selogiri. Populasi dari penelitian ini seluruh siswa kelas 5 SD selogiri yang berjumlah 786 siswa terdiri dari 35 sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: (1) ada perbedaan pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan dalam hasil belar IPA pada siswa kelas 5 di sekolah-sekolah negeri selogiri, maka dapat dilihat bahwa hasil dari Fo = 93, 476 > Fo, 05 = 4, 02, (2) ada perbedaan tinggi rendahnya siswa pada hasil belajar IPA siswa kelas 5 di sekolah-sekolah negeri selogiri (Fo = 158, 529 > Fo, 05 = 4, 02)dan (3) ada hubungan antara pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan, dan tinggi rendahnya kreatifitas siswa pada hasil siswa dalam pelajaran IPA kelas 5 sekolah dasar negeri selogiri (Fo – 22, 927 > Fo, 05 = 4, 02). Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang hasil belajar siswa di sekolah dasar.

Gambar

2.2 Skema penelitian yang relevan

Gambar 2.2 menjelaskan tentang lima penelitian orang lain yang memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Kelima penelitian tersebut telah meneliti tentang penggunaan media gambar dan hasil belajar siswa. Hasil dari kelima penelitian menunjukkan keberhasilan penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan media gambar untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Media gambar telah banyak digunakan untuk mengembangkan hasil belajar siswa. Media gambar memiliki keunggulan yaitu mudah dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena dianggap praktis. Gambar juga bisa

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Penggunaan Media Gambar dalam Tema

Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar Rusmiati (2013)

Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Langsung Tema Peristiwa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SD

Sutinah (2013) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Penerapan CTL (Contextual Learning) dalam Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Sawahan IV Surabaya

Raharti (2014) Pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam yang dievaluasi dari kreatifitas siswa (penelitian pada murid kelas 5 di sekolah dasar negeri di wilayah selogiri, kabupaten wonogiri)

Nurhayani Evana (2013) Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas II SD

Putri, Elka, dan Widya (2013) Penggunaan Media Gambar dalam Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi pada Siswa Kelas III SD

dipergunakan dalam banyak hal untuk berbagai jenjang pengajaran dan disiplin ilmu, yaitu mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.

Gambar dapat menggugah emosi dan sikap siswa, sehingga minat belajar siswa menjadi meningkat. Media gambar dapat membantu siswa yang semula berpikir abstrak menjadi lebih berpikir konkrit atau nyata. Media gambar yang membuat materi menjadi konkrit atau nyata dipandang akan dapat mengembangkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Dengan kata lain, media gambar berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang semula berpikir abstrak menjadi berpikir konkrit untuk membantu memahami isi materi pelajaran.

Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran mampu membantu siswa dalam memahami materi yang abstrak menjadi lebih konkrit. Penggunaan media gambar memungkinkan siswa belajar mandiri dalam memahami materi, sehingga tidak perlu membayangkan suatu tempat, benda, atau obyek yang sedang dipelajari walaupun letaknya jauh. Proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan semestinya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam tema Selalu Berhemat Energi.

26

Dokumen terkait