ABSTRAK
Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Penggunaan Media Gambar Dalam Tema Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya teori bahwa penggunaan media mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar. Gambar yang digunakan merupakan gambar yang sesuai dengan materi dalam tema selalu berhemat energi kelas IV sekolah dasar.
Penelitian ini adalah penelitian quasi-experimental dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri Nogotirto sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan 10 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu dokumentasi dan wawancara. Proseduar analisis data pada penelitian ini terdiri dari penentuan hipotesis, manajemen data, menentukan taraf signifikansi, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah independent t-test yang didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol lebih rendah (Mean = 71,07; Standar Error of Mean = 3,675) dibandingkan dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 81,79; Standar Error of Mean = 3,675). Perbedaan ini signifikan signifikan t (56) = -2,167 p < 0,05 dan memiliki small effect sizedengan r = 0,282. Hasil analisis data kemudian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan atas penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Peneliti merekomendasikan media gambar agar dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media pembelajaran.
ABSTRACT
Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Differences in Student Results Over Use of Media Pictures In Frugality Always Themes Energy Class IV Elementary School. Yogyakarta. Sanata Dharma University.
This research is motivated any theory that the use of the media is able to improve student learned outcomes. This study aims to find differences in learned outcomes of students on the use of media pictures. The images used an image appropriate to the material in the theme always save energy fourth grade elementary school.
This study was a quasi-experimental research design used nonequivalent control group. The population and sample in this research are the student class IVA Nogotirto Elementary School as an experimental group and IVB grade students as a control group. The research data are obtained by doing the pretest and posttest in the experimental group and the control group. Pretest and posttest by used 10 multiple choice questions that have been tested for validity, reliability, and level of difficulty. Data are collected in two ways: documentation and interviews. The procedure of data analysis in this research consists of the determined the hypotheses, managed the data, determined significance level, tested the classical assumption, and hypothesis tested. Data analysis technique that is used for tested the hypotheses of independent t-test is supported by Microsoft Excel and Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). The results showed an average score lower posttest control group (mean = 71.07; Standard Error of Mean = 3.675) compared with the experimental group posttest scores (mean = 81.79; Standard Error of Mean = 3.675). This difference was significant t (56) = -2.167 p <0.05 and has small effect size of r = 0.282. The results of data analysis then can be said that there are differences in student learned outcomes for the use of media pictures.
The conclusion of this research show that there are significant differences on the use of media images on student learned outcomes. Researchers recommend that media images can be used by teachers as a medium of learned.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
MEDIA GAMBAR DALAM TEMA SELALU BERHEMAT
ENERGI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Radmilla Zena Harlinda Dias 111134183
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulillah, peneliti persembahkan karya sederhana ini kepada: 1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan segala kenikmatan yang
tiada terhingga dalam setiap langkah yang peneliti tempuh. 2. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang dan dukungannya
3. Teman terdekatku Angga Azhari yang selalu membantu dan mendukung 4. Bapak dan Ibu Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma
5. Teman-teman PGSD 2011 6. Almamaterku
v
MOTTO
“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam ombak dan kerjakanlah hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada, kepada Dia-lah tempat
meminta dan memohon.” (Rikanita Tahir)
“Sungguh bersama kesukaran dan keringanan. Karena itu bila kau selesai
viii
ABSTRAK
Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Perbedaan Hasil Belajar Siswa atas Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas IV dalam Tema Selalu Berhemat Energi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya teori bahwa penggunaan media mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar. Gambar yang digunakan merupakan gambar yang sesuai dengan materi dalam tema selalu berhemat energi kelas IV sekolah dasar.
Penelitian ini adalah penelitian quasi-experimental dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri Nogotirto sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan 10 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu dokumentasi dan wawancara. Proseduar analisis data pada penelitian ini terdiri dari penentuan hipotesis, manajemen data, menentukan taraf signifikansi, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah independent t-test yang didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol lebih rendah (Mean = 71,07; Standar Error of Mean = 3,675) dibandingkan dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 81,79; Standar Error of Mean = 3,675). Perbedaan ini signifikan signifikan t (56) = -2,167 p < 0,05 dan memiliki small effect size dengan r = 0,282. Hasil analisis data kemudian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan atas penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Peneliti merekomendasikan media gambar agar dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media pembelajaran.
ix
ABSTRACT
Dias, Radmilla Zena Harlinda. (2014). Differences Student Learned Outcomes of the Media Pictures Used. Yogyakarta. Sanata Dharma University.
This research is motivated any theory that the use of the media is able to improve student learned outcomes. This study aims to find differences in learned outcomes of students on the use of media pictures. The images used an image appropriate to the material in the theme always save energy fourth grade elementary school.
This study was a quasi-experimental research design used nonequivalent control group. The population and sample in this research are the student class IVA Nogotirto Elementary School as an experimental group and IVB grade students as a control group. The research data are obtained by doing the pretest and posttest in the experimental group and the control group. Pretest and posttest by used 10 multiple choice questions that have been tested for validity, reliability, and level of difficulty. Data are collected in two ways: documentation and interviews. The procedure of data analysis in this research consists of the determined the hypotheses, managed the data, determined significance level, tested the classical assumption, and hypothesis tested. Data analysis technique that is used for tested the hypotheses of independent t-test is supported by Microsoft Excel and Stastitical Product and Service Solutions (SPSS). The results showed an average score lower posttest control group (mean = 71.07; Standard Error of Mean = 3.675) compared with the experimental group posttest scores (mean = 81.79; Standard Error of Mean = 3.675). This difference was significant t (56) = -2.167 p <0.05 and has small effect size of r = 0.282. The results of data analysis then can be said that there are differences in student learned outcomes for the use of media pictures.
The conclusion of this research show that there are significant differences on the use of media images on student learned outcomes. Researchers recommend that media images can be used by teachers as a medium of learned.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
DALAM TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI KELAS IV SEKOLAH
DASAR” ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., Dosen pembimbing I yang telah sangat membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini dengan sepenuh hati.
5. Th. Yunia Setyawan, M.Hum., Dosen pembimbing II yang telah memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini. 6. Suprayana, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Nogotirto yang telah
memberikan dukungan serta izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Nogotirto.
7. Sri Rahayu, S.Pd., Guru kelas IVA SD Negeri Nogotirto yang telah bekerjasama dan telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVA.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
G. Definisi Operasional ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 10
1. Teori yang Mendukung ... 10
2. Penelitian yang Relevan ... 20
B. Kerangka Berpikir ... 24
xiii
BAB III METODE PENELITIAN……… 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Desain Penelitian ... 26
C. Setting Penelitian ... 28
D. Variabel Penelitian ... 30
E. Populasi dan Sampel ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 36
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 39
I. Prosedur Analisis Data... 55
J. Jadwal penelitian ... ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian... 73
B. Hasil Penelitian ... 76
C. Pembahasan ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105
B. Keterbatasan Penelitian ... 106
C. Saran ... 106
DAFTAR REFERENSI ... 107
xiv
DAFTAR TABEL
No Nama Halaman
1. Waktu penelitian 29
2. Kisi-kisi soal pretest dan posttest 37
3. Pedoman wawancara 39
4. Kriteria Hasil Validasi 42
5. Rekap Penilaian Silabus 42
6. RekapPenilaian RPP kelas kontrol dan eksperimen 44 7. Rekap penilaian soal pretest dan posttest 46 8. Kisi-kisi soal uji validitas empiris 48 9. Perbandingan r Hitung dan r Tabel 50
10. Hasil uji validitas 51
11. Kriteria Koefisien Reliabitas 52
12. Hasil perhitungan reliabilitas 53
13. Kategori indeks kesukaran soal 54
14. Indeks kesukaran tiap butir soal 55
15. Kategori effect size 71
16. Kegiatan saat penelitian 74
17. Statistik deskriptif data penelitian 76
18. Skor pretest dan posttest 79
19. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest
Kelompok Kontrol 80
20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest
Kelompok Eksperimen 81
21. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pretest 85 22. Hasil Perhitungan Uji Independentt-test Skor Pretest 85 23. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Posttest
Kelompok Kontrol 87
24. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test
Kelompok Eksperimen 89
25. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test 91 26. Hasil Perhitungan Uji Independentt-test Skor Post-test 93
27. Hasil uji koefisien determinasi 96
xv
DAFTAR GAMBAR
No Nama Halaman
1. Desain Penelitian 28
2. Rumus Korelasi Product Moment 49
3. Rumus Cronbach’s Alpha 52
4. Rumus Indeks Kesukaran 53
5. Rumus Kolmogorov Sminorv 59
6. Rumus Lavene’s Test 61
7. Rumus Kolmogorov Sminorv 64
8. Rumus Independent T-Test 67
9. Rumus Paired T-Test 69
10. Rumus Effect Size 71
11. Rumus Koefisien Determinasi 71
12. Diagram Peningkatan Skor Pretest dan Posttest
Kelompok Kontrol dan Eksperimen 78
13. P-P Plot dan Histogram Skor Pretest Kelompok
Kontrol 81
14. P-P Plot dan Histogram Skor Pretest Kelompok
Eksperimen 82
15. P-P Plot dan Histogram Skor Postest Kelompok
Kontrol 88
16. P-P Plot dan Histogram Skor Postest Kelompok
Eksperimen 90
17. Uji Normalitas P-P Plot dan Histogram Skor Pretest
Kelompok Kontrol 97
18. Uji Normalitas P-P Plot dan Histogram Skor Pretest
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama Halaman
1. Surat Penelitian 102
2. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol sebelum
Validasi 105
3. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen sebelum
Validasi 131
4. Contoh Instrumen Pretest dan Posttest sebelum
Validasi 169
5. Contoh Komentar Validasi 171
6. Contoh Instrumen sesudah Validasi 190 7. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol sesudah
Validasi 192
8. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen sesudah
Validasi 223
9. Hasil Validasi Muka 255
10. Contoh Pekerjaan Siswa Hasil Validitas Konstruk 258 11. Tabulasi dan Analisis Validitas Konstruk 262 12. Contoh Hasil Pekerjaan Pretest Siswa Kontrol 276 13. Contoh Hasil Pekerjaan Posttest Siswa Kontrol 283 14. Contoh Hasil Pekerjaan Pretest Siswa Eksperimen 290 15. Contoh Hasil Pekerjaan Posttest Siswa Eksperimen 297 16. Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest Kontrol 304 17. Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest
Eksperimen 307
18. Analisis Skor Pretest dan Posttest Kontrol dan
Eksperimen 310
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab satu ini, berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar belakang masalah
Belajar merupakan proses yang terjadi pada diri seseorang sejak ia hidup hingga meninggal atau seumur hidupnya. Belajar terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja (Arsyad, 2007). Proses belajar dapat diselenggarakan secara formal maupun non formal. Secara formal dapat dilakukan di instansi pendidikan seperti sekolah, sedangkam non formal dapat dilakukan di luar sekolah maupun dengan lingkungan sekitar.
berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Metode pengajaran yang digunakan harus dikemas secara menarik, agar membuat siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pelajaran dan materi yang disampaikan dapat diterima serta dipahami dengan baik. Kemajuan hasil belajar siswa juga akan memuaskan, setelah diberikan evaluasi oleh guru atas materi pembelajaran yang telah disampaikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman modern saat ini, sudah berkembang sangat pesat dan mendorong guru untuk memanfaatkan teknologi tersebut dalam kegiatan belajar mengajar (Arsyad 2007: 2). Guru dituntut menggunakan alat-alat yang sudah tersedia dan juga harus mampu mengembangkan keterampilannya dalam membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila belum tersedia. Guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran (Hamalik, 1994: 6).
Media dikenal sebagai alat bantu dalam pembelajaran untuk dimanfaatkan dalam kegiatan belajar di kelas antara guru dengan siswa. Penggunaan media harus melihat karakteristik masing-masing media yang digunakan, sehingga sesuai dengan kondisi atau materi pembelajaran yang diajarkan. Media yang digunakan untuk belajar dapat diartikan sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari guru ke siswa, bertujuan merangsang siswa mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh (Kustandi, 2011: 1).
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media pembelajaran berbentuk gambar sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Media gambar juga akan membuat siswa yang semula berpikir abstrak menjadi berpikir nyata dengan melihat gambar yang disajikan. Gambar-gambar yang digunakan harus menarik, tetapi tetap sesuai dengan materi yang diajarkan.
Media gambar dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran maupun berbagai tema dalam tematik, salah satunya yaitu tema selalu berhemat energi. Guru dapat menggunakan media gambar yang sudah ada di sekolah atau bahkan menciptakan media gambar itu sendiri, untuk diajarkan ke siswa tentang materi selalu berhemat energi. Penggunaan media dalam menjelaskan materi tersebut, akan membuat siswa antusias dan cepat memahami penjelasan guru. Siswa yang berpikir abstrak tentang macam-macam energi, akan dengan mudah memahami dan menyebutkan energi yang ada di bumi.
Metode ceramah yang dipakai guru dalam mengajar, membuat siswa terlihat tidak tertarik mempelajari suatu materi karena materi pelajaran tersebut membosankan atau menjemukan. Keterbatasan penggunaan media dan lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media pembelajaran yang menarik, diduga salah satu sebab lemahnya mutu belajar siswa (Danim, 2010: 1). Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan menggunakan pola tradisional, tetapi juga membutuhkan perubahan dengan pola yang modern agar anak dapat belajar secara efektif dan efisien (Danim, 2010: 2).
Sistem pendidikan di tahun 2013 ini menggunakan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang bersifat tematik. Kurikulum 2013 menuntut kesiapan guru dan siswa dalam mengaplikasikannya di kelas. Guru harus inovatif dan kreatif dalam menyampaikan materi ke siswa, karena kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif dan contextual teaching and learning
(CTL) memerlukan waktu untuk dipahami (dalam Mulyasa, 2013: 42). Pendekatan tematik integratif dan contextual teaching and learning (CTL) harus sebanyak mungkin melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran yang dilakukan di kelas, agar siswa mampu bereksplorasi dari materi yang diajarkan (dalam Mulyasa, 2013: 42). Guru memang perlu menggunakan alat bantu mengajar seperti media dalam pendekatan CTL, sehingga proses pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa.
penggunaan media sebagai bagian penting pembelajaran di kelas, yaitu (1) penyampaian pelajaran tidak kaku, (2) pembelajaran lebih menarik, (3) waktu pembelajaran dapat lebih efektif, (3) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan apabila kata dan gambar sesuai dengan materi yang disampaikan serta dikomunikasikan dengan baik dan jelas, (4) sikap positif siswa terhadap apa yang dipelajari dan proses belajar dapat ditingkakan, dan (5) peran guru dapat berubah menjadi lebih positif. Dale (1969: 180) mengemukakan bahwa media dapat memberikan banyak manfaat, asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Dari pemahaman tersebut, maka media pembelajaran memang sangat
dibutuhkan dalam menyampaikan materi pada siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat, motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar bagi diri siswa. Media pembelajaran yang digunakan salah satunya yaitu media gambar. Penggunaan media gambar untuk siswa dalam kegiatan belajar mengajar, akan membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Pemahaman siswa juga akan meningkat dengan penyajian gambar yang menarik dan nyata, sehingga informasi dapat diterima dengan baik.
juga akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran yang dipelajari, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang baik. Pentingnya penggunaan media, membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Pengunaan Media Gambar dalam Tema Selalu Berhemat
Energi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun maka dapat ditemukan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa masih tergolong rendah
2. Materi dalam tema selalu berhemat energi masih ada beberapa yang abstrak 3. Siswa merasa sulit mempelajari beberapa mata pelajaran dalam satu waktu 4. Kurangnya penggunaan media yang dapat mendukung dalam kegiatan belajar
siswa.
C. Batasan Masalah
adalah SD Negeri Nogotirto Gamping Yogyakarta. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2014/2015. Obyek penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Nogotirto tahun ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam tema Selalu Berhemat Energi kelas IV sekolah dasar?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar dalam tema selalu berhemat energi.
F. Manfaat Penelitian
Berikut adalah beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi siswa kelas IV SD Negeri Nogotirto
b. Bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah 1) memperoleh keterampilan dalam memberikan media pembelajaran bentuk media gambar, 2) meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajarkan tiap tema untuk siswa.
c. Bagi sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah dapat menambah sumber bacaan dan referensi di sekolah tentang media pembelajaran yaitu media gambar, sehingga dapat diaplikasikan dalam segala hal pembelajaran untuk siswa
d. Bagi peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah 1) memberikan pengalaman pada peneliti dalam menggunakan media gambar untuk siswa sekolah dasar, 2) memberikan wawasan dalam hal kreativitas untuk mengembangkan media pembelajaran yang menarik untuk siswa.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti membatasi pengertian sebagai berikut:
1. Hasil belajar
2. Media gambar
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab dua ini akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan dengan suatu penelitian. Penelitian yang relevan berisi beberapa penelitian yang pernah ada, kemudian hasil penelitian tersebut dirumuskan dalam kerangka berfikir dan hipotesis penelitian berisi suatu jawaban sementara.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka membahas tentang teori yang mendukung serta penelitian yang relevan.
1. Teori yang mendukung
Bagian ini membahas beberapa topik berkaitan dengan penelitian yang akan dipakai, yaitu belajar, hasil belajar, media, dan media gambar.
a. Belajar
R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (dalam Susanto, 2013: 1). Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan, karena berkaitan dengan siswa dan guru. Siswa dan guru saling menciptakan komunikasi yang baik, sehingga tercipta proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan intruksional. Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993: 4) belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya (dalam Susanto, 2013: 3).
Winkel (1996: 21) berpendapat bahwa “belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,
mendengarkan, dan meniru” (dalam Angkowo, 2007: 48). Hilgrad (dalam
Nasution, 2000: 35) mengatakan “learning is the prosess by which an activity originates or is changed through training procedures”. Belajar adalah proses
yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan. Pendapat yang telah dituliskan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses individu mencari informasi dari pengalaman masa lalu dan pengalaman yang telah didapat dari lingkungan sekitarnya.
meningkatkan kualitas dan kuantitas kemampuannya, maka dapat dikatakan orang tersebut mengalami kegagalan dalam proses pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Belajar
Buku Teori Belajar dan Pembelajaran (Hartini, 2010: 5) menyebutkan bahwa ciri-ciri belajar ada empat yaitu 1) adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif), 2) perubahan tidak berlangsung sesaat, melainkan menetap atau dapat disimpan, 3) perubahan tidak terjadi begitu saja, tetapi dengan usaha yaitu berinteraksi dengan lingkungan, dan 4) perubahan tidak disebabkan pertumbuhan fisik saja.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Sukmadinata (2009: 162-164) menyebutkan bahwa usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam diri individu dan faktor-faktor lingkungan. Faktor dalam diri individu menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, serta kondisi afektif dan konatif dari diri individu.
dimana siswa atau individu berada berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya.
d. Hasil belajar
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Sukmadinata, 2009: 101-102). Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) berpendapat bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam nilai. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
Hasil belajar siswa di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuh, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran di sekolah dilambangkan dengan angka 0– 10 pada pendidikan dasar dan menengah (Sukmadinata, 2009: 103).
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa yang berarti kemampuan berpikir atau tingkah laku intektual, motivasi, minat, serta kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani dan lingkungan yang meliputi sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, dan keluarga.
Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang mempengaruhinya belajar. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Perhatian orang tua yang kurang pada anak akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
2. Media Gambar
a. Media
Gerlach dan Ely (dalam Angkowo 2007: 25) berpendapat bahwa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi guna membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Secara lebih khusus, media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi. Hal yang sama disebutkan Corte dalam Winkel (dalam Angkowo, 2007: 25) bahwa media pembelajaran diartikan sebagai suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan guru dan memegang peranan besar dalam proses belajar mengajar.
Gagne (dalam Sanjaya, 2012: 60) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (dalam Arsyad, 2005: ) juga berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima untuk merangsang pikiran, perasaan, perahatian, minat siswa sehingga proses belajar terjadi.
b. Fungsi dan Kegunaan Media
mengarah dan konsentrasi pada pelajaran. Fungsi afektif dapat dilihat dari minat siswa dalam menikmati media yang digunakan. Fungsi kognitif terlihat dari tercapainya sebuah tujuan pembelajaran seperti kegiatan memahami dan mengingat informasi yang didapatkan dari pelajaran yang diterima. Fungsi kompensatoris dapat terlihat dari penggunaan media sendiri dalam memberikan konteks pemahaman kepada siswa dan membantu siswa dalam mengorganisasikan informasi dalam teks untuk diingat kembali.
Kemp dan Dayton (1985: 28) berpendapat bahwa “media pembelajaran memenuhi tiga fungsi utama yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi” (dalam Sanjaya, 2012: 72). Fungsi motivasi media dapat direalisasikan dengan hiburan, sedangkan tujuan informasi media digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan siswa. Isi dan bemtuk penyajian sangat umum, berfungsi sebagai pengantar atau ringkasan laporan.
c. Media Gambar
media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari biaya termasuk media yang murah harganya.
Smaldino dkk (dalam Anitah 2007: 5) mengatakan bahwa “gambar atau fotografi dapat memberikan gambaran segala sesuatu, seperti binatang, orang,
tempat, atau pertistiwa”. Melalui gambar, hal-hal yang abstrak dapat
disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih realistis. Gerlach dan Ely (dalam Anitah, 2008: 14) menyatakan bahwa “gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi seribu tahun atau seribu mil”. Gambar dapat ditunjukkan kepada siswa
suatu tempat, orang, dan segala sesuatu yang letaknya jauh. Gambar juga dapat memberikan pengalaman dari waktu ke waktu, bahkan pengalaman yang sudah lampau.
Dale (dalam Arsyad 2011: 11) juga berpendapat bahwa “gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit atau dengan pengalaman langsung”. Selain dapat menggambarkan berbagai hal, gambar mudah diperoleh dari majalah, koran, buletin, dan lain-lain.
Gambar 2.1 Media gambar sumber energi
selembar kertas yang terdapat gambar dari materi yang dijelaskan. Pengertian media gambar dapat disimpulkan bahwa media yang bertujuan menyampaikan pesan berbentuk gambar agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
d. Fungsi dan Manfaat Media Gambar
Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi, dan lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang guru (Angkowo, 2007: 27). Media dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal atau dalam bentuk kata tertulis dan kata lisan belaka. Memanfaatkan media dengan sangat baik akan mengubah sikap siswa yang semula pasif menjadi aktif.
Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan membangkitkan semangat dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Siswa juga akan terdorong untuk belajar secara mandiri menggunakan media yang sudah ada, atau bahkan berusaha menciptakan media itu sendiri. Media dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan, serta sarana pengembangan diri. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa serta sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan informasi yang lebih kongkrit pada siswa, sehingga lebih mudah dipahami (Angkowo, 2007: 28).
menggunakan gambar, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami apa yang dimaksud.; dan (3) memperjelas bagian-bagian yang penting; dan (4) menyingkat suatu uraian panjang. Uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah gambar saja.
e. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran
Penggunaan media gambar harus jelas dan terperinci sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Media gambar dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan imajinasi siswa, membantu meningkatkan penguasaan siswa terhadap hal-hal yang abstrak atau tidak mungkin dihadirkan di kelas.
Media gambar untuk pembelajaran siswa yang perlu diperhatikan yaitu (1) gambar bagus, menarik, jelas, dan mudah dimengerti, (2) gambar harus sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari, (3) gambar harus sesuai dengan gambar asli, (4) gambar berbentuk sederhana atau tidak rumit, sehingga mudah dipahami siswa, (5) gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya, dan (6) ukuran gambar harus sesuai dengan kebutuhan (Angkowo, 2007: 28).
f. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Beberapa kelebihan media gambar yang telah disebutkan, terdapat juga kelemahan-kelemahannya yaitu (1) kadang-kadang terlampau kecil untuk dijadikan di kelas yang besar, (2) gambar mati adalah gambar dua dimensi, dan (3) tidak dapat menunjukkan gerak, dan (4) siswa tidak selalu mengetahui bagian (mengintepretasi) gambar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan media gambar sudah pernah dilakukan oleh banyak pihak. Peneliti menuliskan lima penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan, sehingga dapat menunjang dalam penelitian ini. Kelima penelitian tersebut yaitu penelitian milik Putri dkk, Nurhayani Evana, Rusmiati, Sutinah, dan Raharti.
Putri, Elka, dan Widya (2013) melakukan penelitian mengenai Penggunaan Media Gambar dalam Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Alasan melakukan penelitian ini adalah belum digunakannya media sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dan belum pahamnya siswa tentang keterampilan menulis. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran.
aktivitas guru mencapai 71,6% mengalami peningkatan menjadi 85% pada sikulus II. Kemampuan menulis puisi siswa siklus I 62,5% meningkat menjadi 81,3 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa dengan memanfaatkan media gambar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam menulis puisi. Penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian Putri, Elka, dan Widya menggunakan media gambar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Rusmiati (2013) mengambil judul Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Langsung Tema Peristiwa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pada kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Siklus I aktivitas guru mencapai 78,3% dan siklus II mencapai 93,3%. Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67,5% dan siklus II mencapai 86,7%. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media gambar dalam model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I sekolah dasar. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini menggunakan media gambar dan hasilnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
peningkatan. Pada perkembangan afektif siklus I sebesar 58,89% menjadi 80% pada siklus II. Pada perkembangan psikomotor siklus I sebesar 61,8% menjadi
82,94% pada siklus II. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang hasil belajar
siswa di sekolah dasar.
Gambar
2.2 Skema penelitian yang relevan
Gambar 2.2 menjelaskan tentang lima penelitian orang lain yang memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Kelima penelitian tersebut telah meneliti tentang penggunaan media gambar dan hasil belajar siswa. Hasil dari kelima penelitian menunjukkan keberhasilan penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan media gambar untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Media gambar telah banyak digunakan untuk mengembangkan hasil belajar siswa. Media gambar memiliki keunggulan yaitu mudah dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena dianggap praktis. Gambar juga bisa
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Penggunaan Media Gambar dalam Tema
Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar Rusmiati (2013)
Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Langsung Tema Peristiwa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SD
Sutinah (2013) Learning) dalam Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Sawahan IV Surabaya
Raharti (2014) Pengaruh penggunaan media gambar dan media lingkungan terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam yang dievaluasi dari kreatifitas siswa (penelitian pada murid kelas 5 di sekolah dasar negeri di wilayah selogiri, kabupaten wonogiri)
Nurhayani Evana (2013) Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas II SD
dipergunakan dalam banyak hal untuk berbagai jenjang pengajaran dan disiplin ilmu, yaitu mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.
Gambar dapat menggugah emosi dan sikap siswa, sehingga minat belajar siswa menjadi meningkat. Media gambar dapat membantu siswa yang semula berpikir abstrak menjadi lebih berpikir konkrit atau nyata. Media gambar yang membuat materi menjadi konkrit atau nyata dipandang akan dapat mengembangkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Dengan kata lain, media gambar berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang semula berpikir abstrak menjadi berpikir konkrit untuk membantu memahami isi materi pelajaran.
Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran mampu membantu siswa dalam memahami materi yang abstrak menjadi lebih konkrit. Penggunaan media gambar memungkinkan siswa belajar mandiri dalam memahami materi, sehingga tidak perlu membayangkan suatu tempat, benda, atau obyek yang sedang dipelajari walaupun letaknya jauh. Proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan semestinya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Hipotesis
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab tiga ini akan membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variabel, instrumen penelitian, uji validitas reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis quosi eksperiment. Jenis penelitian ini dipilih karena bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan suatu media. Kelompok pada penelitian ini tidak memungkinkan dilakukan pemilihan secara acak (random). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Moh. Nazir, 2005: 63). Nonequivalentpretest-posttest control-group design merupakan desain eksperimen yang memiliki dua kelompok, dimana kelompok pertama mendapat perlakuan (treatment) dan kelompok kedua merupakan pengendali (control). Hasil observasi pada kelompok pertama akan dibandingkan dengan hasil observasi pada kelompok kedua untuk melihat apakah ada perbedaan.
B. Desain Penelitian
penelitian Nonequivalent Control Group Design bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen setelah diberikan pretest dan posttest. Desain nonequivalent control-group
digambarkan sebagai berikut:
O1 X O2 O3 O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2014: 116) Keterangan:
O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian perlakuan
O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa desain penelitian dalam penelitian ini seperti yang telah digambarkan. Kelompok eksperimen ditunjukkan tanda O1 dan O2, sedangkan kelompok kontrol ditunjukkan dengan tanda O3 dan O4. O1danO3 kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi soal pretest untuk melihat kemampuan awal siswa. O2danO4 kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi soal posttest untuk melihat kemampuan akhir siswa. Pemberian posttest
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, hanya saja sebelum diberikan posttest kelompok eksperimen diberi perlakuan yang berbeda dari kelompok kontrol.
kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen diambil dari kelas IVA dan kelas control adalah kelas IVB. Masing-masing kelas akan diberi treatment yang berbeda-beda. Pretest akan dikerjakan masing–masing kelas untuk melihat kemampuan awal siswa, yang diberikan sebelum treatment.
Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi treatment dengan menggunakan media gambar. Kelas control tidak diberi treatment apapun tetapi tetap melakukan pembelajaran seperti biasa dengan metode lain. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan posttest dengan soal yang sama seperti waktu pretest
untuk mengetahui perbedaan dari pembelajaran menggunakan media gambar.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Bagian ini membahas tentang waktu dan tempat penelitian. Waktu penelitian terdiri dari waktu penelitian secara keseluruhan dan waktu pengambilan data. Tempat penelitian merupakan sekolah yang digunakan untuk kegiatan selama penelitian.
1. Waktu penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan. Waktu pengambilan data sudah diputuskan sendiri oleh peneliti, tetapi tetap disesuaikan dengan jadwal pelajaran sekolah. Pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan secara bergantian hari. Hal ini dikarenakan sistem mengajarnya satu hari penuh karena sudah menggunakan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013.
data dilakukan pada tanggal 29 September 2014 sampai dengan 8 Oktober 2014. Pertemuan pertama selama 1 jam pelajaran untuk pretest, jam pelajaran berikutnya mulai mengajar memakai media gambar untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol. Data lebih lengkap tentang waktu pengambilan data dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Waktu pengambilan data
Kelas Hari Tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu
Senin 29 September
2014 I
Pretest 1JP Selasa 30 September
2014
II
Pembelajaran 1 menggunakan
Pembelajaran 3 dan 4 menggunakan media gambar
6JP
Senin 6 Oktober
2014 VI
Pembelajaran 1 menggunakan
Senin 29 September
2014 I
Pembelajaran 2 menggunakan
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara bergantian hari. Hal ini disebabkan setiap satu pembelajaran harus dilakukan dalam waktu satu hari atau 6 jam pelajaran. Jumlah seluruh jam pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 jam pelajaran 8 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 6 jam pelajaran, dimana setiap jam pelajaran terdiri dari 210 menit dan setiap pertemuan membutuhkan waktu 70 menit. Jumlah 8 kali pertemuan tersebut terdiri dari dua kali pretest dan posttest, tiga kali pertemuan untuk eksperimen, dan tiga kali pertemuan untuk kontrol.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di SD Negeri Nogotirto, yang terletak di Karangtengah, Nogotirto, Sleman, Yogyakarta. Sekolah ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dan di tepi jalan raya yang tidak begitu ramai sehingga dapat dikatakan strategis untuk sekolah di lingkungan pinggiran kota.
D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian
Penelitian ini memiliki empat variabel yaitu variabel bebas, terikat, moderator, dan kontrol. Variabel adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 60).
1. Variabel Bebas
dengan fenomena yang diobservasi (Sanjaya, 2013: 95). Variabel bebas atau
independence variable (dalam Noor, 2011: 49) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Variabel terikat (dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, akibat dimunculkan atau tidak dimunculkannya ketika peneliti mengganti variabel bebas (Sanjaya, 2013: 95). Variabel terikat yaitu faktor utama yang ingin dijelaskan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain (Robbins, 2009: 23).
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini peneliti, jam pelajaran, dan materi pembelajaran. Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol oleh peneliti untul menetralisasi pengaruhnya (Sarwono, 2006: 56). Variabel yang tidak dikontrol akan mempengaruhi gejala atau fenomena yang sedang diteliti.
Peneliti yang mengajar pada kelompok eksperimen sama dengan peneliti yang mengajar pada kelompok kontrol. Peneliti bertukar hari dengan guru untuk mengajar, sehingga antara kelas eksperimen dan kontrol sudah terbiasa diajar oleh peneliti. Siswa dapat belajar seperti biasa, walaupun peneliti bergantian dengan guru kelas.
pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan dengan bergantian hari, misal kelas eksperimen hari senin maka kelas kontrol hari selasa dan dilakukan dari awal jam pelajaran hingga usai jam pelajaran.
Materi dalam kurikulum 2013 terbagi dalam beberapa tema. Tema dalam penelitian ini adalah tema selalu berhemat energi yang terbagi dalam empat subtema. Subtema tersebut terbagi dalam enam pembelajaran. Materi pelajaran pada penelitian ini mengambil subtema 2 dan 3 tentang pemanfaatan energi dan gaya gerak. Materi kelas eksperimen yaitu subtema 2 pembelajaran 1, 3 dan 4, dan subtema 3 pembelajaran 1. Materi kelas kontrol yaitu subtema 2 pembelajaran 2 dan 5, dan subtema 3 pembelajaran 2. Soal untuk pretest dan posttest dibuat sama untuk kelompok kontrol dan eksperimen, baik jumlahnya maupun bentuk soalnya. Semua hal yang dapat membuat adanya kontaminasi akan dikontrol dalam penelitian ini. Hal yang membedakan karena adanya penggunaan media gambar pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan media gambar.
4. Variabel Moderator
E. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SD Negeri Nogotirto, Karangtengah, Nogotirto, Sleman, Yogyakarta. Seluruh siswa kelas IV berjumlah 56 siswa, dengan rincian 28 siswa kelas IVA dan 28 siswa kelas IVB. Populasi adalah keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala atau peristiwa yang terjadi sebagai sumber (Nawawi, 2004: 4).
Sampel dapat diartikan sebagian dari populasi atau kelompok kecil yang diamati (Furchan, 2005: 193). Ali (1985: 54) menyebutkan bahwa sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dengan menggunakan teknik atau metode tertentu (dalam Taniredja & Mustafidah, 2011: 34). Sampel pada penelitian ini terdiri dari sampel kelompok kontrol dan sampel kelompok eksperimen. Sampel eksperimen dalam penelitian ini adalah semua kelas IVA dan sampel kontrol dari penelitian ini adalah semua siswa kelas IVB. Pemilihan antara kelas yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan undian untuk menghindari adanya bias. Pembagian kelas di sekolah ini dilakukan secara merata tidak berdasarkan pretasi atau nilai siswa. Setiap kelas terdiri dari bermacam-macam siswa yang memiliki kemampuan berbeda dalam hal belajar. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan perlakuan berupa pembelajaran yang tidak menggunakan media gambar. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan media gambar.
sampel berdasarkan kemudahan (Voegtle, Marguerite, Dean, 2006: 145). Babbie (dalam Creswell, 2012: 220) berpendapat bahwa convenience sampling dapat diartikan sebagai teknik sampling yang di dalamnya responden dipilih berdasarkan kemudahan saja. Unsur kemudahan yang ada dalam penelitian ini adalah peneliti mengambil sampel sekaligus melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah dasar tempat penelitian, yaitu SD Negeri Nogotirto.
Unsur random dalam penelitian ini terletak pada cara penentuan sampel kontrol dan sampel eksperimen. Pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di populasi (Sugiyono, 2011: 82). Anggota sampel yang ada sudah ditentukan dari pihak sekolah, sehingga peneliti hanya menentukan kelas mana yang akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara membuat undian dan mengambilnya secara acak. Teknik random sampling
dimaksudkan untuk mengurangi bias dalam penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini dengan dua teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi dan wawancarayang digunakan akan dijelaskan pada bagian ini.
1. Dokumentasi
berupa catatan, notulen, prasasti, transkrip, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201). Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen sebagai data penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 240). Bentuk dokumen dalam penelitian ini adalah hasil pengerjaan soal
pretest dan soal posttest yang dikerjakan siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang diperoleh tersebut kemudian diolah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2011: 231). Achmadi Abu dan Cholid Narbuko (2007: 83) juga berpendapat bahwa wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka dengan mendengarkan secara langsung informasi yang disampaikan. Wawancara dengan responden dilakukan dalam situasi yang santai. Wawancara dibuka dengan perkenalan, kemudian pertanyaan-pertanyaan diajukan. Proses tanya jawab, pewawancara menyimak jawaban dan mencatat jawaban dari responden secara singkat supaya proses wawancara tidak terputus.
alternatif jawabannya telah disiapkan dalam wawancara terstruktur ini. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, karena berusaha ingin mendapatkan informasi awal dan mendalam tentang responden.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam sebuah penelitian adalah untuk mengumpulkan data suatu penelitian dengan cara melakukan tindakan pengukuran (Widoyoko, 2012: 51). Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen non tes digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
1. Tes
Tes adalah cara yang dapat digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan berupa soal uraian dan soal pilihan ganda. Output
dari tes yaitu dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
atau soal obyektif yang sudah divalidasi, terdiri dari 10 soal dengan empat pilihan jawaban. Instrumen tes yang digunakan untuk pretest dan posttest adalah sama. Soal pretest diberikan sebelum siswa menerima pembelajaran, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Soal posttest diberikan setelah siswa menerima pembelajaran, dengan tujuan untuk mengatahui hasil belajar siswa. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 .
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest
No Indikator Soal Nomor Soal Jumlah Soal
1. Menjelaskan manfaat bentuk energi
dalam kehidupan sehari-hari 2, 3 2
2. Membedakan perubahan energi dari
berbagai sumber energi 5, 7, 8 3
3. Menyebutkan cara penghematan energi
dalam kehidupan sehari-hari 4, 6, 9 3
4. Menjelaskan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari 1, 10 2
Jumlah seluruh soal 10
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa semua indikator telah terwakili walaupun dengan bobot yang berbeda-beda. Soal pretest dan posttest terdiri dari 10 soal pilihan ganda (lampiran 4). Sepuluh soal tersebut mencakup empat indikator. Dua soal untuk indikator pertama, tiga soal untuk indikator kedua, tiga soal untuk indikator ketiga, dan dua soal untuk indikator empat.
2. Non Tes
untuk kelompok eksperimen terdapat penggunaan media gambar (lampiran 2). Perangkat pembelajaran untuk kelompok kontrol tidak terdapat penggunaan media gambar (lampiran 3).
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kedua kelompok. Tabel 3.3 menunjukkan pedoman wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data tambahan sehingga membantu dalam membahas hasil penelitian.
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kisi-Kisi Pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah Ibu dapat menjelaskan apa itu kurikulum 2013?
2. Apakah Ibu merasa kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013 pada kegiatan pembelajaran?
3. Seberapa efektifkah kurikulum 2013 menurut Ibu? 4. Bagaimana dengan administrasi kurikulum 2013?
5. Aspek apa saja yang Ibu lihat dalam menilai siswa dengan menggunakan kurikulum 2013?
6. Apakah terdapat penurunan atau peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 (dilihat pada setiap mata pelajaran)?
7. Seberapa sering ibu menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar?
8. Media pembelajaran seperti apa yang biasanya ibu gunakan dalam media pembelajaran?
9. Apakah ibu pernah/ sering menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajaran?
10. Seberapa efektif penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran? 11. Apakah siswa merasa terbantu (pemahaman) dengan menggunakan media
gambar?
12. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar?
mengenai kurikulum 2013 dan media pembelajaran. Hasil wawancara berupa deskripsi atau tulisan, sehingga tidak menggunakan skala nilai tertentu (lampiran 9). Hasil wawancara digunakan sebagai dasar untuk membahas hasil penelitian.
H. Teknik Pengujian Instrumen
Bagian ini menjelaskan tentang teknik pengujian instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian yang terdiri dari uji validitas instrumen, uji reliabilitas instrumen, dan indeks kesukaran soal. Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen pembelajaran yang berupa silabus dan RPP dan uji validitas untuk instrumen penelitian berupa soal tes prestasi. Uji reliabilitas dan indeks kesukaran digunakan untuk menguji nstrumen penelitian atau soal tes prestasi.
1. Uji Validitas Instrumen
Azwar (2013, 173) menjelaskan bahwa validitas adalah ketepatan instrumen dalam melakukan fungsinya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus dinyatakan valid terlebih dahulu, sehingga benar-benar dapat digunakan untuk mengukur variabel. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2012: 132). Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 121). Penelitian ini menggunakan tiga jenis validitas pengukuran yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. a. Validitas Isi
mana isi suatu tes dapat mengukur hal apa yang mau diukur (Azwar, 2007: 45). Validitas isi digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah isi instrumen dan tes telah disusun sesuai dengan ketentuan atau belum. Validitas isi dilakukan melalui proses expert judgement oleh 16 ahli yaitu 14 dosen, 1 kepala sekolah, dan 1 guru. Validitas soal tes prestasi dilakukan pada 2 sekolah yang berbeda yaitu SD Negeri Tegalrejo dan SD Negeri Kaliurip. Siswa SD Negeri Tegalrejo berjumlah 31 orang dan siswa SD Negeri Kaliurip berjumlah 20 orang. Pemilihan 2 sekolah tersebut dikarenakan agar tidak terjadi bias.
Peneliti memilih 12 dosen ahli untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi. Pemilihan dosen tersebut disesuaikan dengan jumlah mata pelajaran dalam sub tema 2 dan 3 yaitu 6 (bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, dan SBdP), sehingga setiap mata pelajaran diuji validitasnya oleh 2 dosen ahli. Peneliti memilih 1 dosen ahli dalam bidang kurikulum untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi dan 1 dosen ahli dalam bidang media. Guru dan kepala sekolah yang peneliti pilih untuk validasi perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi adalah guru yang tidak mengajar saat penelitian. Pemilihan tersebut karena guru dan kepala sekolah lebih memahami kebutuhan siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar perangkat pembelajaran dan soal tes dapat disesuaikan dengan kondisi siswa.
penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 5 yaitu menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2014: 134-135). Ahli dapat memberi penilaian “sangat baik” dengan bobot skor 5, “baik” dengan bobot skor 4, “kurang baik” dengan bobot skor 3,
“tidak baik” dengan bobot skor 2, dan “sangat tidak baik” dengan bobot skor 1. Peneliti menggunakan skor 3 sebagai batasan dalam mengambil keputusan apakah instrumen pembelajaran akan direvisi atau tidak. Kriteria yang peneliti buat tentang hasil validitas isi berdasarkan kelayakan instrumen dan skor rata-rata pada rubrik penilaian dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Hasil Validasi
Rerata
Kuantitatif Komentar Kelayakan Instrumen Keputusan
Instrumen pertama yang divalidasi adalah silabus sub tema 2 pembelajaran 1. Hasil validasi yang berupa skor dianalisis untuk dicari skor rata-rata setiap komponen penilaiannya. Tabel 3.5 adalah hasil validasi silabus tema 2 dari 16 ahli yang peneliti pilih sebagai validator sesuai dengan keahlian dibidangnya.
Tabel 3.5 Hasil Validasi Silabus Tema 2 Selalu Berhemat Energi
No Validator Skor Rerata
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7
1. Ahli 1 5 4 4 5 5 3 5 4,43
2. Ahli 2 5 5 5 5 4 4 5 4,71
3. Ahli 3 5 5 5 4 5 5 5 4,86
4. Ahli 4 5 4 4 4 5 5 5 4,57
5. Ahli 5 5 5 4 5 4 4 4 4,43
6. Ahli 6 5 4 4 4 4 5 5 4,43
7. Ahli 7 5 4 4 5 4 4 4 4,29
8. Ahli 8 5 4 4 4 5 5 5 4,57
9. Ahli 9 5 4 4 4 3 3 5 4
10. Ahli 10 5 4 5 4 4 4 4 4,29
11. Ahli 11 5 5 5 4 4 5 5 4,71
12. Ahli 12 5 5 5 4 4 4 5 4,57
13. Ahli 13 5 4 4 4 3 3 4 3,86
14. Ahli 14 5 4 4 4 4 4 4 4,14
15. Ahli 15 5 5 5 5 4 4 4 4,57
16. Ahli 16 5 4 4 4 5 4 5 4,43
Rata-rata 5 4,38 4,38 4,31 4,19 4,13 4,63 4,43
Keterangan TR TR TR TR TR TR TR TR
Keterangan:
KP : komponen penilaian Ahli 1-14 : dosen
Ahli 15 dan 16 : kepala sekolah dan guru
TR : tidak revisi
artinya sudah diatas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian 2 dan 3, jadi tidak revisi (lampiran 5). Rata-rata skor komponen penilaian 4 adalah 4,31 artinya sudah diatas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian 4, jadi tidak revisi (lampiran 5). Rata-rata skor komponen penilaian 5 adalah 4,19 artinya sudah di atas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian 5, jadi tidak revisi (lampiran 5). Rata-rata skor komponen penilaian 6 adalah 4,13 artinya sudah diatas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian 6, jadi tidak revisi (lampiran 5). Rata-rata skor komponen penilaian 7 adalah 4,63 artinya sudah diatas kriteria 3. Ahli 1 sampai ahli 16 tidak memberikan komentar untuk komponen penilaian 7, jadi tidak revisi (lampiran 5).
Instrumen kedua yang divalidasi adalah instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil validasi RPP juga dianalisis untuk dicari rata-rata setiap komponen penilaiannya serta dikategorikan berdasarkan kriteria pada tabel 3.4. Hasil validasi RPP dari 16 ahli yang peneliti pilih sebagai validator berupa skor dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Validasi RPP
Val Indikator Rt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A1 4 3 3 5 5 4 3 4 4 5 3 3 5 4 3.9
A2 3 2 2 4 4 5 4 5 5 4 3 3 3 4 3.6
A3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
A4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3.7
A5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.9
A6 5 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3.7
A7 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2.2
A8 5 4 4 5 2 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4.1