• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SISTEM ALERT PADA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PUSAT DATA, INFORMASI DAN STANDARDISASI (BPPT-PDIS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI SISTEM ALERT PADA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PUSAT DATA, INFORMASI DAN STANDARDISASI (BPPT-PDIS)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM ALERT PADA

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

TEKNOLOGI PUSAT DATA, INFORMASI

DAN STANDARDISASI (BPPT-PDIS)

Andre Prawardana

1501161616

Andrew Francis Mario

1501148980

Wandy Pirono Phoaner Phoa

1501146060

BPPT-PDIS

Gedung Teknologi 3 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314 (021) 75791260, 75791262-63, 75791265-67

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah mengoptimalkan fungsi-fungsi Uninterruptable Power Supply (UPS) merk American Power Conversion (APC) dan fungsi monitoring Nagios serta menerapkan aplikasi alert berbasis android untuk keperluan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pusat Data Informasi dan Standardisasi (BPPT-PDIS). Metode dalam membuat sistem ini adalah metode perancangan dan metode analisis. Analisis terdiri dari wawancara dan kuisioner. Perancangan terdiri dari alur kerja manajemen baru, alur kerja sistem alert. Hasil yang telah diimplementasi adalah membuat suatu sistem alert dengan menggabungkan fitur-fitur pada Nagios dan UPS sehingga dapat melakukan monitoring terhadap kondisi UPS dan mengirimkan notifikasi apabila melewati nilai yang sudah ditetapkan ke Android device milik network administrator melalui Google Cloud Messaging (GCM). Simpulan dari skripsi ini adalah Nagios dapat memonitoring UPS dan memberikan alert ketika kapasitas baterai UPS dibawah 90%, temperatur melebihi 40oC dan kapasitas beban output listrik melebihi 85%.

(2)

PENDAHULUAN

Listrik merupakan masalah utama bagi beberapa daerah di Indonesia salah satunya adalah di daerah Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Daerah Jakarta dan Tangerang Selatan sendiri memiliki rasio elektrifikasi sebesar 95,4 persen sehingga ada kekurangan sebesar 4,6 persen. Salah satu tempat yang terkena dampaknya adalah kantor BPPT di Serpong. Kantor BPPT Serpong sering sekali terjadi pemadaman listrik dan hal ini menyebabkan kerugian bagi BPPT. Hal ini disebabkan karena terjadinya pemadaman listik menyebabkan server dan UPS mengalami impropely shutdown.

Rumusan masalah didapat adalah bagaimana caranya untuk mengurangi cost untuk mengatasi masalah listrik pada BPPT Serpong.

Selain itu, tujuan dari pembuatan skipsi ini adalah:

- Memanfaatkan fungsi-fungsi UPS APC secara optimal dengan memberikan informasi ke Nagios.

- Meningkatkan fungsi monitoring Nagios terhadap perangkat-perangkat UPS yang dimiliki BPPT-PDIS.

- Menerapkan aplikasi Android untuk keperluan BPPT-PDIS. Manfaat dari penelitian ini sendiri adalah:

- BPPT dapat mengurangi cost pembelian ACB Masterpact dan switch battery PDU. - Data pada server BPPT – PDIS aman dalam kondisi pemadaman listrik di Serpong.

- BPPT-PDIS dapat me-monitoring kondisi UPS sehingga mengetahui waktu hingga UPS kehabisan daya.

- BPPT-PDIS dapat mengatur jumlah baterai yang tepat untuk men-supply listrik pada setiap rak server BPPT.

Metodologi yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini utnuk metode analisisnya kami menggunakan studi pustaka dan anlisis lapangan dan untuk metode perancangannya kami menggunakan Rapid Application Development yang terdiri dari Requirement Planning, User Design, Construction dan Cutover.

Sistematika penulisan tehadap skripsi ini adalah: - Pendahuluan

- Landasan Teori - Analisis Masalah

- Implementasi Sistem Software dan Analisisnya - Simpulan dan Saran

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian terdiri atas Metode Analisis. Metode Analisis terdiri atas:

• Metode Analisis yang terdiri atas

- Studi kepustakaan: Dalam studi kepustakaan dilakukan dengan membaca dan mempelajari, buku-buku, dokumen-dokumen BPPT-PDIS, serta Internet sehingga dapat diperoleh teori yang dapat digunakan sebagai landasan teori dan mengetahui cara penanganan kejadian selama ini ketika terjadi masalah di BPPT-PDIS.

- Analisis lapangan: Analisis lapangan dilakukan dengan cara wawancara yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak karyawan BPPT PDIS yang bertanggung jawab terhadap server dan UPS untuk mengetahui letak permasalahan listrik pada BPPT PDIS dan Observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada kantor BPPT PDIS di Serpong Tangerang.

(3)

Metode Perancangan untuk program dari aplikasi ini adalah Rapid Application Development yang terdiri dari :

- Requirement Planning

Pada tahap ini dilakukan wawancara serta observasi lapangan untuk mengetahui kebutuhan dari pihak BPPT PDIS.

- User Design

Pada tahap ini akan dilakukan penggambaran proses mengamankan data BPPT-PDIS, alur sistem dan mendesain user interface aplikasi Android.

- Construction

Pada tahap ini akan dilakukan pemograman untuk merubah desain yang telah dibuat sebelumnya menjadi sistem yang dapat berjalan dengan baik.

- Cutover

Melakukan implementasi dari program yang sudah dibuat ke dalam BPPT dan melihat hasilnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu penyebab kantor BPPT PDIS Serpong sering mati listrik adalah karena rasio elektrifikasi daerah Jakarta Raya dan Tangerang hanya sekitar 95,39 %. Sehingga masih ada kekurangan sekitar 4,61% dari total kebutuhan listrik yang dibutuhkan.

Hasil dari melakukan pengumpulan data pada para pekerja di BPPT PDIS, maka diketahui kebutuhan user di BPPT PDIS adalah sebagai berikut:

1. Server tetap aman meskipun sering mengalami mati lampu. 2. Cost berkurang.

Berikut adalah tabel-tabel hasil kuisioner beserta gambarnya.

Tabel 1 Persentase Responden Mengenai Server Down

Pilihan Jumlah Responden Persentase

Tidak pernah 0 0% 1 kali 4 44.44% 2-3 kali 5 55.56% 4-5 kali 0 0% > 5 kali 0 0% tal 9 100%

Gambar 1 Grafik Persentase Responden Mengenai Server Down tidak pernah 1 kali 2-3 kali 4-5 kali > 5 kali

(4)

Tabel 2 Persentase Responden Mengenai Data Penting Pilihan Jumlah Responden Persentase

Ya 9 100%

Tidak 0 0%

Total 9 100%

Tabel 3 Persentase Responden Mengenai Komplain

Pilihan Jumlah Responden Persentase

Iya. Ketika down, pengguna komplain. 9 100%

Tidak. Ketika down, pengguna tidak komplain. 0 0%

Total 9 100%

Gambar 3 Persentase Responden Mengenai komplain Gambar 2 Persentase Responden Mengenai Data Penting

(5)
(6)

Tabel 4 Persentase Responden Mengenai Masalah Utama

Pilihan Jumlah Responden Persentase

Banyaknya pengguna yang mengakses server 0 0%

Sering mati lampu atau listrik berkedip sehingga panel turun. 9 100%

….. (bebas mengisi) 0 0%

Total 9 100%

Tabel 5 Responden Contoh Kejadian Responden Jawaban

1 Panel listrik tidak naik kembali pada saat listrik tidak stabil/ mati listrik

2 Tgl 5 Juli 2014, hari sabtu, akses ke applikasi SKI tidak dapat dilakukan. Koneksi ke ISP berlangsung baik, tapi ke firewall dan sistem server down. Dipastikan koneksi mati karena semua server di Data Center down, disebabkan karena pasokan listrik terputus. Harus dilakukan kunjungan ke Data Center untuk mengetahui kondisi di lapangan. Ternyata beberapa waktu sebelumnya, pasokan listrik PLN terputus dan pada saaat listrik PLN kembali up, terjadi MSB di panel listrik jatuh sehingga harus di papa untuk dapat up kembali

3 Ketika PLN down, karena UPS masih belum dapat beroperasi maka server down +- 30 detik hingga 1 menit sebelum mesin genset dan backup power DC.

4 Pada weekend sering terjadi flok sehingga listrik padam sehingga butuh penanganan. Harus ada personel yang melakukan cek Data Center dan koordinasi.

5 - Akses listrik mati

- Akses web BPPT pun mati

(7)

- Akses segala web yang tersimpan dalam cloud juga mati.

6 Padamnya listrik dari PLN

7 Listrik mati atau mengedip panel atau breaker turun, UPS belum men-cover power daya lama.

8 Mati lampu, server mail mati

9 Ketika tegangan listrik dari PLN turun maka breaker panel utama turun dan UPS yang men-cover. Survey di Data Center hanya kuat beberapa menit, sehingga tidak lama server down.

Tabel 6 Responden Solusi Responden Jawaban

1 Memperbaiki infrstruktur

2 Tersedia redundant power supply yang secara otomatis akan aktif ketika pasokan listrik utama down, sehingga ada jaminan pasokan berlangsung secara kontinu atau tidak pernah terputus terhadap sistem server. Dapat disediakan juga sistem alert untuk menginformasikan kondisi environment Data Center.

3 Menggunakan Sistem UPS dan backup power selain PLN 4 Membetulkan power source yang ada di DC

5 - Alert kepada pengguna, seperti sms gateway ataupun voice record mengenai gangguan yang terjadi.

- Alert atau fitur untuk menyampaikan informasi ke seluruh pegawai BPPT selain sms dan voice record

6 Untuk kasus listrik down, perlu ada alert sistem yang dapat menjad tools monitoring.

7 Ketika mati listrik atau ngedip panel atau breaker turun dan sampai daya UPS habis aka nada alert pingdom ke email. Yang dilakukan cek kondisi DC, apa ada yang kosleting atau kebakaran, jika tidak panel atau breaker di switch on.

8 Perbaiki kelistrikan

9 Ketka dikethui panel listrik turun, semua server-server harus di shutdown sebisa mungkin dan kalau listrik supply dari PLN sudah menyala. Panel bisa dinyalakan. Sebenarnya sudah ada genset cuma terdapat masalah di switch breaker yang menyebabkan circuit breaker langsung turun.

Tabel 7 Persentase Responden Mengenai Panel Listrik

Pilihan Jumlah Responden Persentase

Ya 7 77.78%

Tidak 2 22.22%

(8)

Ya Tidak

Tabel 8 Persentase Responden Mengenai Handphone

Pilihan Jumlah Responden Persentase

<15 menit 7 77.78% 15-30 menit 2 22.22% 30 menit – 1 jam 0 0% 1 jam – 2 jam 0 0% > 2 jam 0 0% Total 9 100%

Tabel 9 Persentase Responden E-mail

Pilihan Jumlah Responden Persentase

<15 menit 3 33.33%

15-30 menit 4 44.45%

30 menit – 1 jam 1 11.11%

<15 menit 15-30 menit 30 me ni t – 1 ja m 1 ja m – 2 ja m > 2 jam Gambar 5 Persentase Responden Mengenai Panel Listrik

(9)

1 jam – 2 jam 0 0%

> 2 jam 1 11.11%

Total 9 100%

Tabel 10 Persentase Responden Mengenai Kebutuhan Sistem Alert

Pilihan Jumlah Responden Persentase

Ya 9 100%

Tidak 0 0%

Total 9 100%

Gambar 7 Persentase Responden Mengenai E-mail

Gambar 8 Persentase Responden Mengenai Kebutuhan akan Sistem Alert

(10)

Dari hasil analisa wawancara dan kuisioner, didapat bahwa semua responden mengatakan kalau server down terjadi hampir setiap bulan dengan frekuensi yang bervariasi ada yang mengatakan 1 kali dalam sebulan dan ada yang mengatakan 2-3 kali dalam sebulan. Semua responden juga menjawab kalau data-data yang ada pada server penting dan semuanya juga menjawab kalau mereka menerima komplain andaikata server mengalami down dan semua juga beranggapan bahwa server down karena listrik yang mati atau berkedip.

Selain itu, dari kuisioner yang ditanyakan 7 responden menjawab kalau mereka mengecek handphone selama kurang dari 15 menit sekali dan 2 responden menjawab antara 15-30 menit sekali. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa hal ini lebih cepat bila dibandingkan dengan responden yang menegecek email dimana 3 dari 4 mengecek setiap kurang dari 15 menit, 4 responden menjawab kalau mereka mengecek email antara 15 menit – 30 menit, 1 responden menjawab kalau mereka mengecek email antara 30 menit – 1 jam dan 1 responden menjawab kalau dia mengecek email sebanyak sekali dalam aktu lebih dari 2 jam. Semua responden juga mengatakan kalau mereka membutuhkan sebuah alert untuk dapat memberi tahu mereka andaikata terjadi masalah pada server untuk merespon lebih cepat.

Lalu kami membuat usulan pemecahan masalah. Dari semua data-data yang telah kami kumpulkan lewat observasi, maka kami memberikan 2 solusi untuk permasalahan yang ada padaBPPT PDIS. yaitu:

- Melakukan pembelian alat berupa ACB Masterpact dan Switch PDU

- Membuat sistem alert yang dapat memberi tahu network administrator ketika terjadi pemadaman listrik sehingga dapat dilakukan shutdown.

Berikut adalah simulasi analisa decision making terhadap masing masing solusi:

Gambar 9 Simulasi Decision Making Untuk Pembelian Alat Baru

(11)

Dari analisa terhadap kedua solusi diatas, maka dapat dilihat bahwa apabila apabila BPPT memilih untuk membeli alat maka apabila tidak dilakukan perbaikan infrastruktur listrik di daerah Serpong, alat tersebut akan tetap rusak seperti yang terjadi pada kantor BPPT PDIS. BPPT membeli ACB Masterpact dan Switch PDU baru pada tahun 2011. Karena seringnya mati lampu, maka ACB Masterpact dan Switch PDU rusak pada tahun 2014. Bila BPPT PDIS melakukan pembelian alat pada tahun 2014 tanpa adanya penambahan rasio elektrifikasi dari PLN untuk Serpong sendiri, maka 3 tahun dari sekarang akan ada kemungkinan terjadi hal yang sama. Sehingga solusi ini sangat tidak cost effective kecuali andaikata infrastruktur di Serpong sudah baik.

Dengan solusi sistem alert, maka network admin memiliki dua pilihan antara melakukan shutdown secara remote atau melakukan troubleshoot data corrupted. Dengan adanya sistem ini, para network admin dapat melakukan remote shutdown ketika listrik mati dan mencegah data corrupted.

Dari hasil wawancara serta analisa diatas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa membuat sistem alert yang dikirimkan lewat handphone adalah keputusan yang paling baik hal ini dikarenakan beberapa alasan yaitu :

- Hasil kuisioner yang menyatakan kalau responden membuthkan sistem alert

- Hasil kuisioner yang menyatakan kalau responden lebih cepat mengecek handphone daripada email

- Hasil analisa yang menyimpulkan kalau membuat sistem alert jauh lebih murah dan cost efficient daripada membeli alat baru.

Penting atau tidaknya data-data pada server-server di BPPT sehingga dibutuhkan sistem alert untuk mencegah terjadinya data corrupt juga dijustifikasi dengan hasil kuisioner yang menyatakan kalau semua resonden menyatakan data pada server penting serta semua responden menyatakan kalau mereka mendapatkan komplain ketika data tidak bisa diakses.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil evaluasi, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi sistem alert yang dibuat bekerja berdasarkan informasi yang diperoleh dari UPS ke Nagios dengan menggunakan APCUPSD dan plugin Nagios check_apcupsd.

2. Setelah aplikasi tersebut terinstal dan terdaftar, maka administrator menerima pemberitahuan sekitar 2 menit sejak kejadian UPS tidak menerima pasokan listrik.

3. Nagios dapat me-monitoring persentase baterai, suhu UPS, waktu hingga UPS padam, dan jumlah beban keluaran listrik UPS.

4. Aplikasi Android yang dibuat dapat memberikan pemberitahuan kepada administrator ketika UPS tidak menerima pasokan listrik dan memiliki persentase baterai dibawah 90%, temperatur UPS diatas 40%, dan beban UPS melebihi 85%.

5. Aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan BPPT-PDIS untuk memberitahukan administrator ketika UPS tidak menerima pasokan listrik.

6. Optimalisasi alert pada sistem dengan menggunakan pilihan solusi yang belum pernah digunakan.

7. Aplikasi yang dibuat mereduksi cost karena sistem tetap dapat berjalan tanpa perlu membeli ACB Masterpact dan switch battery PDU.

8. Aplikasi yang dibuat mereduksi cost karena dengan mengurangi cost pembelian hardware seperti RAM yang rusak akibat improperly shutdown.

Gambar

Tabel 1 Persentase Responden Mengenai Server Down
Tabel 2 Persentase Responden Mengenai Data Penting  Pilihan  Jumlah Responden  Persentase
Tabel 5 Responden Contoh Kejadian  Responden  Jawaban
Tabel 6 Responden Solusi  Responden  Jawaban
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan gaya visual dengan artefak-artefak yang berasal dari periode Mon-Dwarawati di wilayah Thailand dan artefak Borobudur di Jawa Tengah menunjukkan

Arsirlah atau hitamkan huruf A, B, C, dan D yang menurut Anda merupakan jawaban yang paling tepat1. Gunakan pensil 2B, dan penghapus karet

Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan bentuk akar.

Mengarah pada unsure obyektif, suatu kejahatan terhadap nyawa dapat dilakukan dengan sengaja, karena kelalaian kealpaan atau karena tindak pidana lain yang

sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori,

Penemuan pasien tuberkulosis paru dilakukan secara pasif, yaitu penemun pasien dilakukan pada mereka yang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan rumah saki,

Investasi pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak memiliki lebih dari

In this research, direct refusal strategy is mostly used by the characters that is followed by equal status and close relationship. Thus there is no gap between