TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Sistem dan Prosedur a. Pengertian Sistem
“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”
Mulyadi (2014:5).
Sedangkan menurut Atyanto Mahatmyo “Sistem secara umum mempunyai makna sebagai suatu rangkaian yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.” Atyanto Mahatmyo (2014:5).
b. Pengertian Prosedur
“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.” Mulyadi (2014:5).
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal merupakan kegiatan mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar yakni dengan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih (mensortasi), memindah dan membandingkan.
8
(Mulyadi 2014:5-6). 2. Pengertian Sistem Akuntansi
“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan
yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna mempermudah pengelolaan perusahaan.” Mulyadi (2014:3).
3. Tujuan Sistem Akuntansi
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru b. Untuk menyediakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliabilly) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Mulyadi (2014:19-20).
4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
“Sistem informasi akuntansi merupakan sekelompok struktur dalam
sebuah entitas yang mengelola sumber daya fisik dan sumber daya lain untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, agar dapat
9
memenuhi kebutuhan informasi berbagai pihak.” Atyanto Mahatmyo
(2014:9).
Sistem informasi akuntansi tersebut melaksanakan tugas seperti mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya ke dalam sistem kemudian memproses data transaksi dan menyimpannya untuk keperluan mendatang, menghasilkan informasi berupa laporan, mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
5. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan dalam menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Mulyadi (2014:163).
6. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilaksanakan perusahaan dengan mewajibkan pembeli melakukan pembayaran atas harga barang lebih dahulu kepada perusahaan sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang tersebut kemudian diserahkan dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. (Mulyadi, 2014:455).
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang, yakni transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang
10
baik, sistem penerimaan kas harus segera menyetor uang ke bank dengan melibatkan pihak lain selain kasir.
1) Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai terbagi menjadi tiga prosedur yaitu over-the-counter sales, cash-on-delivery sales, dan credit card sales, namun berdasarkan topik yang Penulis ambil, Penulis tidak membahas tentang credit card sales. Berikut merupakan prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai :
a) Prosedur penerimaan kas dari over-the counter sales
Pembeli datang langsung ke perusahaan, melakukan pemilihan barang yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam prosedur ini perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli (Mulyadi, 2014:456).
Prosedur penerimaan kas dari over-the counter sales sebagai berikut:
(1) Pembeli datang dan memesan barang secara langsung kepada wiraniaga (sales person) di bagian penjualan.
(2) Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli berupa uang tunai, cek pribadi (personal check) atau kartu kredit. (3) Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk
11
menyerahkan barang kepada pembeli.
(4) Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. (5) Bagian kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.
(6) Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
(7) Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
Berikut ini skema yang melukiskan prosedur-prosedur di atas:
Gambar 1
Prosedur Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales
BAGIAN
PENJUALAN PEMBELI
Pembeli memesan barang (1)
Pembeli membayar harga barang (2) BAGIAN KASA Bagian penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli (3) Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli (4)
Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan (6) BAGIAN PENGIRIMAN BARANG BAGIAN AKUNTANSI
Bagian Kasa menyetor kas ke Bank (5) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai (7) BANK Sumber: Mulyadi (2014:457)
Berikut merupakan bagan alir sistem penerimaan kas dari Over- The- Counter Sales:
12
Bagan 1
Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Over- The- Counter Sales
Bagian Order Penjualan Bagian Kasa
Mulai Menerima order dari pembeli Mengisi faktur penjualan tunai 3 2 FTP 1 1 Via Pembeli 2 N
FPT: Faktur Penjualan Tunai PRK: Pita Register Kas
1 Menerima uang dari pembeli Mengoperasi kan register kas PRK 1 FTP 3 Mengisi bukti setor bank 3 2 Bukti Setor 1 Bank Menyetor kas ke bank 3 2 Bukti Setor 1 Bank N 5 Bersama Uang Diserahkan ke Bank
13
Lanjutan
Bagian Gudang Bagian Pengiriman
FPT: Faktur Penjualan Tunai
PRK: Pita Register Kas 2 2 FPT Kartu Gudang Menyerahka n Barang 2 FPT Bersama Barang 4 3 4 PRK 2 1 FPT FPT Membanding kan FPT lb 1 dan lb 2 Menyerahkan Barang kepada pembeli FPT PRK 1 2 Untuk pembeli 6 Bersama Barang sebagai slip pembungkus
14
Lanjutan
Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan
Sumber: Mulyadi (2014: 476-477)
b) Prosedur penerimaan kas dari COD sales
Cash on delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, maupun angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales merupakan
15
sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan. COD sales melalui pos belum menjadi sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.
Berikut merupakan prosedur penerimaan kas dari Cash- On- Delivery Sales (COD sales) melalui pos:
a) Pembeli memesan barang menggunakan surat yang dikirim melalui kantor pos.
b) Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi formulir COD sales di kantor pos. c) Kantor pos pengirim mengirimkan barang dan formulir
COD sales sesuai dengan instruksi penjualan kepada kantor pos penerima.
d) Kantor pos penerima, pada saat menerima barang dan formulir COD sales memberitahu kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD sales.
e) Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD sales. Kemudian kantor pos penerima menyerahkan barang kepada pembelian, dengan diterimanya kas dari pembeli.
f) Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengiriman bahwa COD sales telah dilaksanakan.
16
sales telah selesai dilakukan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima dari pembeli.
Berikut merupakan skema yang melukiskan prosedur-prosedur di atas:
Gambar 2
Prosedur Penerimaan Kas dari COD Sales
17
Bagan 2
Sistem Penerimaan Kas dari Cash-on-Delivery Sale
18
Lanjutan
Bagian Kasa Bagian Junal
Dari Perusahaan angkutan umum Menerima FPCOD dan cek FPCOD 2 Cek Mengisi bukti setor bank Bukti Setor 2 3 bank 1 Menyetor cek ke bank FPCOD 2 Cek 3 Bukti Setor 1 2 Sumber : Mulyadi (2014:478-479)
2) Fungsi yang Terkait
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
a) Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan dijalankan pada bagian penjualan.
Jurnal Jurnal kas Pada saat Diterima cek 6 T Bersama cek
19
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi penjualan bertanggung jawab sebagai penerimaan kas dari pembeli.
b) Fungsi Kas
Fungsi kas dijalankan pada bagian kasa. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
c) Fungsi gudang
Fungsi gudang dijalankan pada bagian gudang. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab dalam penyiapan barang yang dipesan pembeli. Kemudian menyerahkan barang ke bagian pengiriman. d) Fungsi pengiriman
Fungsi pengiriman dijalankan pada bagian pengiriman. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab membungkus barang dan menyerahkan barang yang sudah dibayar kepada pembeli.
e) Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi berada pada bagian jurnal. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan, penerimaan kas, dan membuat laporan penjualan.
3) Informasi yang Diperlukan Manajemen
20
kas dari penjualan tunai yaitu:
a) Jumlah pendapatan dari penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
c) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
d) Nama dan alamat pembeli, informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
e) Kuantitas produk yang dijual.
f) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan. g) Otorisasi pejabat yang berwenang.
4) Dokumen dan Catatan yang Digunakan
Dokumen yang digunakan untuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
a) Faktur penjualan tunai (FPT)
FPT merupakan dokumen yang berfungsi merekam informasi yang diperlukan manajemen mengenai penjualan tunai. Dokumen ini diisi oleh fungsi penjualan yang bertanggung jawab untuk mengantarkan pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke jurnal penjualan. Tembusan
21
faktur dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada fungsi pengiriman sebagai surat perintah penyerahan barang. Tembusan faktur tersebut digunakan sebagai slip pembungkus (packing slip) yang ditempel oleh fungsi pengiriman di atas pembungkus. Berikut merupakan contoh Faktur Penjualan Tunai:
Gambar 3
Faktur Penjualan Tunai (FTP)
Toko Buku Remaja
Jl. Lawu 15, Yogyakarta, 55213 Telepon (0274) 63539, Fax (0274) 86104
FAKTUR PENJUALAN TUNAI
Nama Pembeli Alamat Tanggal Nomor 125897689 Nomor
Urut
Kode Barang
Nama Barang Satuan Harga Satuan Kuantitas Jumlah Harga Jumlah Dicatat dalam Buku Pembantu Dicatat dalam
Jurnal Diserahkan Dijual Tanggal
Tanda tangan
Sumber: Mulyadi (2014:464)
b) Pita register kas (cash register tape)
Pita register kas dihasilkan oleh fungsi kas dengan mengoperasikan mesin register kas. Dokumen merupakan
22
dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. Berikut merupakan contoh pita register kas:
Gambar 4 Pita Register Kas
TERIMA KASIH * 12.500,00 15.000,00 20.000,00 57.000,00 75.000,00 179.500,00 ST 180.000,00 500,00 C Sumber: Mulyadi (2014:464) c) Credit card sales slip
Credit card sales slip dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan anggota kartu kredit. Untuk perusahaan jasa / dagang dokumen ini diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit.
d) Bill of lading
Bill of lading merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjual barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yaitu penyerahan barang dilakukan oleh
23
perusahaan angkutan umum. e) Faktur penjualan COD
Faktur penjualan COD merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan faktur ini diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dengan memintakan tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti diterimanya barang oleh pelanggan. Tembusannya kemudian digunakan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang dipesan pelanggan.
Gambar 5
Faktur Penjualan COD Sales
Sumber: Mulyadi (2013:467) f) Bukti Setor Bank
24 Bukti setor bank dibuat oleh fungsi kas untuk melakukan
penyetoran kas ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar diserahkan fungsi kas ke bank bersamaan dengan penyetoran kas. Dua lembar tembusannya dikembalikan setelah ditanda tangani dan dicap oleh bank. Kemudian fungsi kas menyerahkannya kepada fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas. Berikut contoh Bukti Setor Bank :
Gambar 6 Bukti Setor Bank
Sumber: Mulyadi (2014:468) g) Rekap harga pokok penjualan
Rekap harga pokok penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode dan dijadikan sebagai dokumen pendukung
25
bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. Mulyadi (2014:463-468).
5) Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan pada sistem penerimaan kas dari penjualan tunai yaitu:
a) Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.
b) Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber seperti data penjualan tunai.
c) Jurnal umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
d) Kartu persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual serta mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
e) Kartu gudang
26
karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang sehingga kartu gudang tidak termasuk sebagai catatan akuntansi Mulyadi(2014:469).
6) Jaringan Prosedur
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
a) Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran atas harga barang ke fungsi kas serta memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
b) Prosedur penerimaan kas
Fungsi kas menerima pembayaran atas harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran berupa pita register kas dan cap “Lunas” pada faktur penjualan tunai
kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman. c) Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
27
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat atas berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.
e) Prosedur penyetoran kas ke bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan dilakukannya penyetoran dengan segera ke bank atas semua kas yang diterima.
f) Prosedur pencatatan penerimaan kas
Fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat ke dalam kartu persediaan. Fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk melakukan pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum. Mulyadi(2014:470).
7) Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:
a) Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penerimaan kas dari penjualan tunai, unsur pokok pengendalian intern yang perlu diterapkan yaitu:
28
(1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas
Fungsi penjualan merupakan fungsi operasi yang harus dipisahkan oleh fungsi kas yang merupakan fungsi penyimpanan. Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek. (2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok yang lain. Hal ini berguna untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi.
(3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan dan fungsi kas
Tidak ada transaksi penjualan tunai yang dilaksanakan secara rangkap oleh satu fungsi. Sehingga terjadi pengecekan intern pekerjaan di setiap fungsi oleh fungsi lain.
b) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
(1) Penerimaan order dari pembeli di otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Formulir tersebut diterbitkan fungsi penjualan yang digunakan oleh fungsi kas saat menerima kas dan digunakan fungsi pengiriman pada
29
saat menyerahkan barang kepada pembeli.
(2) Penerimaan kas di otorisasi oleh fungsi kas dengan membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai
dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit (3) Penyerahan barang yang di otorisasi oleh fungsi
pengiriman dengan membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai yang
(4) Pencatatan ke dalam buku jurnal di otorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
c) Praktik yang sehat
Unsur pokok pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai:
(1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
(2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. (3) Penghitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas
30
pemeriksa intern. Mulyadi (2014:471- 474). 7. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
Menurut Rizki Ahmad Fauzi (2017:113), “Bagan alir (flowchart) adalah teknis analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan dan arus data yang melalui sistem.”
Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut dengan bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan didalam bagan alir sistem.
Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam bagan alir dokumen adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Simbol-Simbol Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
Simbol Nama Simbol Keterangan
Dokumen
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen,
yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama dokumen dicantumkan ditengah simbol
31
Lanjutan
Dokumen dan tembusannya
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor
lembar dokumen
dicantumkan di sudut kanan atas
Berbagai Dokumen
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
berbagai jenis
dokumen yang
digabungkan bersama didalam satu paket.
Nama dokumen
dituliskan didalam masing-masing simbol dan nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas simbol dokumen yang bersangkutan
Catatan
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir. Nama catatan akuntansi dicantumkan di dalam simbol ini
Penghubung pada halaman yang sama (one-page-connector)
Simbol ini digunakan untuk meggambarkan bagan alir, arus
dokumen dibuat
mengalir dari atas kebawah dan dari kiri ke kanan dan untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti disuatu lokasi pada
1 Faktur 2 Surat Muat 2 SOP 2 Faktur 2 Penjualan
32
Lanjutan
halaman tertentu dan kembali berjalan di lokasi lain pada halaman yang sama
Akhir arus dokumen
Untuk mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman
yang sama yang
bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut
Awal arus dokumen
Awal arus dokumen yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut
Penghubung pada halaman yang berbeda
(off-page-connector)
Untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan lainnya. Nomor yang tercantum di
dalam simbol
penghubung menunjukkan
bagaimana bagan alir
tercantum pada
halaman tertentu terkait dengan bagan alir yang
tercantum pada
halaman yang lain
Kegiatan manual
Simbol ini digunakan untuk meggambarkan kegiatan manual. Uraian singkat kegiatan manual dicantumkan didalam simbol ini
1
33 Lanjutan Keterangan gambar Simbol ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir
Arsip sementara
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen yaitu arsip permanen dan arsip sementara. Untuk menunjukkan urutan arsip dokumen digunakan symbol berikut ini: A = menurut abjad N = menurut nomor urut T = kronologis, menurut tanggal Arsip permanen
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan On-line computer process Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara On-line
Keving (typing, verifying)
Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui On-line Terminal
34
Lanjutan
Pita magnetic (magnetic tipe)
Simbol ini
menggambarkan arsip
komputer yang
berbentuk pita
magnetik. Nama arsip ditulis di dalam simbol On-linestorage
Simbol ini
menggambarkan arsip
komputer yang
berbentuk on-line (di
dalam memory
komputer)
Keputusan
Simbol ini
menggambar- kan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis di dalam simbol
Garis alir (flowline)
Simbol ini
menggambar-kan arah proses pengolahan data. Anak panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah ke bawah dan kekanan. Jika arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan
Persimpangan garis alir
Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan ke dua