SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI
PENJUALAN TUNAI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 2015
PADA MEUBEL JATI MURNI 2 BARITO KUALA
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
NIA ERLIANA A03150095
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI 2018
iv
NIM : A03150095
Tempat Tanggal Lahir : Bangkit Baru, 06 Juli 1997
Agama : Islam
Alamat : Jl. Nurul Islam, Desa Bangkit Baru RT. 3 RW. 2
Kec. Mandastana, Kab. Barito Kuala (70581)
Nama Orang Tua (Ayah) : Marsim
(Ibu) : Semiati
Telepon : 081351613571
Riwayat Pendidikan : - SDN Tabing Rimbah 1 - SMPN 1 Mandastana - SMAN 1 Mandastana
- Praktik Kerja Lapangan di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
v
selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
vi
Segala kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan sebagaimana mestinya. Tugas Akhir ini belum pernah dipublikasikan sebelumnya untuk keperluan lain oleh siapapun juga.
Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum dari ketidakbenaran pernyataan tersebut. Saya memberikan hak sepenuhnya bagi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin untuk minimal membatalkan Tugas Akhir saya.
Banjarmasin, Juli 2018 Yang membuat Pernyataan,
Nia Erliana NIM A03150095
MATERAI TEMPEL 60000
vii
Akhir yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan
Tunai Menggunakan Visual Basic 2015 Pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala”. Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini berkat bimbingan dan bantuan dari segala pihak, baik materil maupun non materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak H. Edi Yohanes, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
2. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Ibu Emy Iryanie, SE, AK, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Komputerisasi Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
4. Bapak Noor Romy Rahwani, SE, PgDip, MBA, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini.
5. Ibu Emy Iryanie, SE, AK, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini.
6. Bapak Muhamad Noer, S.Kom dan bapak Heru Kartika Candra, S.Si,MT selaku wali kelas Komputerisasi Akuntansi angkatan 2015 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah memberikan banyak nasehat dan
viii
di Politeknik Negeri Banjarmasin.
8. Bapak H. Khairil Anwar selaku Pimpinan Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi di Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala sesuai dengan yang Penulis butuhkan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Bapak dan Ibu, kedua kakak penulis Nani Yuliana dan Rudoko, serta adik penulis Dedy Erianto yang telah memberikan bantuan moril dan materil serta doa kepada penulis selama penyelesaian Tugas Akhir ini.
10. Seluruh teman – teman penulis khususnya Prodi Komputerisasi Akuntansi angkatan 2015, terima kasih atas semua persahabatan yang telah kita jalani selama ini, semoga persahabatan kita semua akan terus terjalin walaupun jarak memisahkan kita.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk semuanya.
Semoga apa yang telah diberikan kepada Penulis, akan mendapatkan balasan dan limpahan rahmat Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya jika di dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat Penulis harapkan untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini.
ix
Banjarmasin, Juli 2018
x
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ... ii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... iii
HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ...vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR BAGAN ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...xvi
HALAMAN ABSTRAK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan ... 4 C. Batasan Masalah ... 5 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Kegunaan Penelitian ... 6
xi
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasi Variabel ... 51
B. Jenis Penelitian ... 52
C. Jenis dan Sumber Data ... 53
D. Teknik Pengumpulan Data ... 54
E. Teknik Analisa Data ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 61
A. Hasil Penelitian... 61
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 117
A. Simpulan... 117
B. Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
Tabel 1 Simbol-Simbol Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart) ... 30
Tabel 2 Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu ... 45
Tabel 3 Tabel Unnormalisasi ... 85
Tabel 4 Tabel Table_BarangNia ... 92
Tabel 5 Tabel Table_JenisBarangNia ... 93
Tabel 6 Tabel Table_SatuanNia ... 93
Tabel 7 Tabel Table_PelangganNia ... 94
Tabel 8 Tabel Table_JualHeaderNia ... 95
Tabel 9 Tabel Table_JualDetailNia ... 96
Tabel 10 Tabel Table_PenggunaNia ... 97
xiii
Bagan 1 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Over- The- Counter
Sales ... 12 Bagan 2 Sistem Penerimaan Kas dari Cash-on-Delivery Sale... 17 Bagan 3 Struktur Organisasi Meubel Jati Murni 2 ... 62 Bagan 4 Bagan Alir Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
Kas dari Penjualan Tunai pada Meubel Jati Murni 2... 70 Bagan 5 Bagan Alir Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
Kas dari Penjualan Tunai yang Disarankan pada Meubel Jati
xiv
Halaman
Gambar 1 Prosedur Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales ... 11
Gambar 2 Prosedur Penerimaan Kas dari COD Sales ... 16
Gambar 3 Faktur Penjualan Tunai ... 21
Gambar 4 Pita Register Kas ... 22
Gambar 5 Faktur Penjualan COD Sales... 23
Gambar 6 Bukti Setor Bank ... 24
Gambar 7 SQL Server 2014 Sebelum Dikoneksikan ... 43
Gambar 8 Tampilan SQL Server 2014 ... 43
Gambar 9 Tampilan Visual Studio 2015 ... 44
Gambar 10 Nota ... 69
Gambar 11 Contoh Normalisasi Database 1NF ... 86
Gambar 12 Contoh Normalisasi Database 2NF ... 87
Gambar 13 Contoh Normalisasi Database 3NF ... 88
Gambar 14 Relasi Antar Tabel... 91
Gambar 15 Form Login ... 99
Gambar 16 Coding form Login ... 100
Gambar 17 Menu Utama ... 101
Gambar 18 Coding memanggil form ... 101
xv
Gambar 23 Form Master Data Satuan ... 106
Gambar 24 Form Master Data Pengguna... 107
Gambar 25 Coding Pencarian Data... 108
Gambar 26 Form Transaksi Penjualan... 109
Gambar 27 Nota Penjualan... 110
Gambar 28 Surat Jalan... 110
Gambar 29 Laporan Master Data Barang... 112
Gambar 30 Laporan Master Data Jenis Barang... 113
Gambar 31 Laporan Master Data Pelanggan... 114
Gambar 32 Laporan Penjualan Keseluruhan... 115
xvi
2. Surat Keterangan Tempat Usaha 3. Denah / Peta Perusahaan
4. Foto Perusahaan
5. Lembar Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir Pembimbing 1 6. Lembar Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir Pembimbing 2 7. Lembar Saran Ketua Penguji Seminar Proposal Tugas Akhir 8. Lembar Saran Anggota Penguji Seminar Proposal Tugas Akhir 9. Lembar Tanda Terima Penilaian Pembimbingan
10. Lembar Saran Ketua Penguji Seminar Tugas Akhir 11. Lembar Saran Anggota Penguji 1 Seminar Tugas Akhir 12. Lembar Saran Anggota Penguji 2 Seminar Tugas Akhir
xvii
NIA ERLIANA/ A03150095 / 2018 / SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 2015 PADA MEUBEL JATI MURNI 2 BARITO KUALA / Sistem Informasi Akuntansi / Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai / Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang tepat pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala dan membuat program aplikasi penerimaan kas dari penjualan tunai yang digunakan pada sistem informasi akuntansi yang berjalan pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala.
Metode Penelitian ini adalah penelitian studi kasus pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala dengan menggunakan sampel data transaksi penjualan pada bulan januari-maret 2018. Sistem Informasi Akuntansi yang disarankan dibuat berdasarkan Sistem Informasi Akuntansi yang berjalan yaitu dengan menganalisis informasi yang diperlukan manajemen, fungsi yang terkait, jaringan prosedur, dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan, bagan alir dokumen (flowchart), dan sistem pengendalian intern yang berjalan. Program aplikasi dibuat dengan menggunakan SQL Server 2014 sebagai Back End dan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai Front End dikembangkan langkah pertama yang dilakukan dengan merancang relasi antar tabel, mendesain interface, mendesain keluaran dan koding.
Temuan dari penelitian ini menemukan ada perangkapan fungsi antara fungsi penjualan dan fungsi kas, Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala belum memuat nomor urut tercetak pada nota. Penulis menyarankan untuk menggunakan program aplikasi SQL Server 2014 sebagai Back End dan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai Front End agar dapat membantu perusahaan untuk mencatat transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai dan mempermudah mengetahui penerimaan kas dari penjualan tunai.
Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai, Program Aplikasi, SQL Server 2014, Microsoft Visual Basic 2015.
1 A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang pesat telah menjadi salah satu faktor pendorong dan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan perekonomian. Keberadaan teknologi yang semakin canggih memungkinkan pengguna untuk melakukan pemanfaatan teknologi tepat guna. Salah satuya dengan membangun sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi merupakan suatu aplikasi sistem komputer yang digunakan untuk mengolah data akuntansi. Sistem informasi akuntansi memiliki peranan yang penting bagi perusahaan, karena sistem informasi akuntansi bersama dengan sistem informasi yang lain menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi tidak sekedar berfungsi untuk pengolah atau pemroses data, tetapi juga menjalankan fungsi pengumpulan data, manajemen data, dan fungsi penyedia informasi. Seiring dengan pertumbuhan pasar dan perkembangan teknologi, keberadaan sistem informasi akuntansi yang memadai semakin dibutuhkan oleh perusahaan. Baik unit usaha besar maupun unit usaha medium. Adanya sistem informasi yang memadai, pihak manajemen dimungkinkan untuk mengambil keputusan berdasarkan pada informasi yang lebih cepat dan akurat.
bergerak di bidang perdagangan perlengkapan rumah tangga, seperti lemari, kursi, meja makan, ranjang, spring bed, dan lain-lain. Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala ini merupakan meubel milik bapak H. Khairil Anwar yang didirikan sejak tahun 2010 dan berada di alamat Jalan Banjarmasin– Marabahan, Tabing Rimbah, Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan 70561. Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala belum menggunakan suatu sistem yang terkomputerisasi, pengerjaan dalam proses transaksi penjualan masih secara manual, pencatatan nota untuk semua jenis meubel masih menggunakan sistem penulisan tangan. Dengan menggunakan sistem yang masih manual tersebut, kinerja perusahaan menjadi tidak efisien karena sering terjadi keterlambatan pengelolaan dan penjualan tunai serta kelemahan pada unsur pengendalian intern. Kondisi tersebut akan sangat membutuhkan banyak tenaga dan waktu untuk dapat melayani para pelanggan dalam waktu bersamaan, sehingga akhirnya akan muncul keluhan-keluhan dari pihak pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala.
Transaksi penerimaan kas yang dilakukan oleh Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai. Bagian yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala adalah bagian penjualan, bagian kasir dan bagian pengiriman.
Sistem informasi akuntansi penerimaan kas secara tunai yang terjadi pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala yaitu pelanggan datang kemudian
memilih barang yang diinginkan setelah terjadi kesepakatan antara pelanggan dengan bagian penjualan, pelanggan dapat langsung membayar secara tunai kepada bagian kasir dan pelanggan akan menerima nota penjualan sebagai bukti pembayaran dan barang yang dibeli langsung diantar ke tempat tujuan oleh bagian pengiriman.
Nota pembayaran Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala terdiri dari 3 rangkap, rangkap pertama berwarna putih diserahkan kepada pelanggan, rangkap kedua berwarna merah diserahkan kepada bagian pengiriman untuk mengantarkan ke tempat tujuan sebagai surat jalan, rangkap ketiga berwarna kuning diserahkan kepada bagian kasir untuk di arsipkan.
Prosedur penyetoran kas ke pemilik dilakukan apabila pemilik datang ke Meubel, karena pemilik tidak setiap hari berada di Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala. Penyetoran kas ini diserahkan secara lisan oleh kasir karena tidak ada pencatatan laporan penjualan harian secara khusus.
Sistem pengendalian intern sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala pada dasarnya belum efektif karena masih ada fungsi-fungsi yang terkait merangkap lebih dari satu pekerjaan seperti fungsi kasir yang merangkap menjadi fungsi penjualan. Hal tersebut dapat memungkinkan penyalahgunaan wewenang. Untuk itu perlu dikaji kembali tentang sistem penerimaan kas dari penjualan tunai yang diterapkan pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala agar fungsi yang terkait dapat berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
berupa nota penjualan barang dan nota berwarna merah sebagai pengganti surat jalan, sedangkan laporan penjualan harian belum ada pencatatannya, sehingga pemilik sulit mengetahui berapa penerimaan kas yang diterima setiap hari. Jika dibiarkan akan menyebabkan kinerja meubel menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu, sistem informasi penerimaan kas dari penjualan tunai yang terkomputerisasi diperlukan oleh meubel tersebut agar dapat menanggulangi kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam hal pencatatan transaksi penjualan tunai serta meminimalisir resiko kecurangan yang dapat terjadi, sehingga sistem informasi yang berjalan pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala sesuai dengan sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan terhindar dari penyalahgunaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk merancang sebuah program aplikasi menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 dan database SQL Server 2014 dengan judul “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Menggunakan Visual Basic 2015 pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menemukan permasalahan yang ada pada perusahaan tersebut sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang tepat pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala ?
2. Bagaimana membangun program aplikasi penerimaan kas dari penjualan tunai menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan
database Microsoft SQL Server 2014 sebagai back end pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala ?
C. Batasan Masalah
Penulis hanya membatasi sebagian dari banyaknya masalah, yaitu : 1. Pembuatan sistem informasi akuntansi penerimaan kas hanya pada
Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala dengan menerapkan sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai untuk bulan Januari, Februari, dan Maret 2018.
2. Pembuatan program aplikasi penerimaan kas dari penjualan tunai pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 dan database SQL Server 2014 dari data transaksi berupa nota penjualan pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2018.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembahasan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang tepat pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala ? 2. Untuk mengetahui bagaimana membangun program aplikasi penerimaan
kas dari penjualan tunai menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan database SQL Server 2014 sebagai back end pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala ?
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai pentingnya sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai sekaligus memperoleh pengalaman membuat sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 dan database SQL Server 2014.
2. Bagi Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu masukan dan bahan pertimbangan dalam menggunakan program aplikasi sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai secara komputerisasi, keakuratan data, kemudahan akses informasi, serta memudahkan perusahaan dalam melakukan pencatatan laporan penjualan.
3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam pemprograman Microsoft Visual Basic 2015 dengan database SQL Server 2014 untuk pengolahan data transaksi yang menghasilkan informasi penerimaan kas dari penjualan tunai, khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun penalitian dengan topik yang sama.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Sistem dan Prosedur a. Pengertian Sistem
“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”
Mulyadi (2014:5).
Sedangkan menurut Atyanto Mahatmyo “Sistem secara umum mempunyai makna sebagai suatu rangkaian yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.” Atyanto Mahatmyo (2014:5).
b. Pengertian Prosedur
“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.” Mulyadi (2014:5).
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal merupakan kegiatan mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar yakni dengan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih (mensortasi), memindah dan membandingkan.
8
(Mulyadi 2014:5-6). 2. Pengertian Sistem Akuntansi
“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan
yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna mempermudah pengelolaan perusahaan.” Mulyadi (2014:3).
3. Tujuan Sistem Akuntansi
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru b. Untuk menyediakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliabilly) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Mulyadi (2014:19-20).
4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
“Sistem informasi akuntansi merupakan sekelompok struktur dalam
sebuah entitas yang mengelola sumber daya fisik dan sumber daya lain untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, agar dapat
9
memenuhi kebutuhan informasi berbagai pihak.” Atyanto Mahatmyo
(2014:9).
Sistem informasi akuntansi tersebut melaksanakan tugas seperti mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya ke dalam sistem kemudian memproses data transaksi dan menyimpannya untuk keperluan mendatang, menghasilkan informasi berupa laporan, mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
5. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan dalam menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Mulyadi (2014:163).
6. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilaksanakan perusahaan dengan mewajibkan pembeli melakukan pembayaran atas harga barang lebih dahulu kepada perusahaan sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang tersebut kemudian diserahkan dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. (Mulyadi, 2014:455).
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang, yakni transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang
10
baik, sistem penerimaan kas harus segera menyetor uang ke bank dengan melibatkan pihak lain selain kasir.
1) Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai terbagi menjadi tiga prosedur yaitu over-the-counter sales, cash-on-delivery sales, dan credit card sales, namun berdasarkan topik yang Penulis ambil, Penulis tidak membahas tentang credit card sales. Berikut merupakan prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai :
a) Prosedur penerimaan kas dari over-the counter sales
Pembeli datang langsung ke perusahaan, melakukan pemilihan barang yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam prosedur ini perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli (Mulyadi, 2014:456).
Prosedur penerimaan kas dari over-the counter sales sebagai berikut:
(1) Pembeli datang dan memesan barang secara langsung kepada wiraniaga (sales person) di bagian penjualan.
(2) Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli berupa uang tunai, cek pribadi (personal check) atau kartu kredit. (3) Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk
11
menyerahkan barang kepada pembeli.
(4) Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. (5) Bagian kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.
(6) Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
(7) Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
Berikut ini skema yang melukiskan prosedur-prosedur di atas:
Gambar 1
Prosedur Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales
BAGIAN
PENJUALAN PEMBELI
Pembeli memesan barang (1)
Pembeli membayar harga barang (2) BAGIAN KASA Bagian penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli (3) Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli (4)
Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan (6) BAGIAN PENGIRIMAN BARANG BAGIAN AKUNTANSI
Bagian Kasa menyetor kas ke Bank (5) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai (7) BANK Sumber: Mulyadi (2014:457)
Berikut merupakan bagan alir sistem penerimaan kas dari Over- The- Counter Sales:
12
Bagan 1
Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Over- The- Counter Sales
Bagian Order Penjualan Bagian Kasa
Mulai Menerima order dari pembeli Mengisi faktur penjualan tunai 3 2 FTP 1 1 Via Pembeli 2 N
FPT: Faktur Penjualan Tunai PRK: Pita Register Kas
1 Menerima uang dari pembeli Mengoperasi kan register kas PRK 1 FTP 3 Mengisi bukti setor bank 3 2 Bukti Setor 1 Bank Menyetor kas ke bank 3 2 Bukti Setor 1 Bank N 5 Bersama Uang Diserahkan ke Bank
13
Lanjutan
Bagian Gudang Bagian Pengiriman
FPT: Faktur Penjualan Tunai
PRK: Pita Register Kas 2 2 FPT Kartu Gudang Menyerahka n Barang 2 FPT Bersama Barang 4 3 4 PRK 2 1 FPT FPT Membanding kan FPT lb 1 dan lb 2 Menyerahkan Barang kepada pembeli FPT PRK 1 2 Untuk pembeli 6 Bersama Barang sebagai slip pembungkus
14
Lanjutan
Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan
Sumber: Mulyadi (2014: 476-477)
b) Prosedur penerimaan kas dari COD sales
Cash on delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, maupun angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales merupakan
15
sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan. COD sales melalui pos belum menjadi sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.
Berikut merupakan prosedur penerimaan kas dari Cash- On- Delivery Sales (COD sales) melalui pos:
a) Pembeli memesan barang menggunakan surat yang dikirim melalui kantor pos.
b) Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi formulir COD sales di kantor pos. c) Kantor pos pengirim mengirimkan barang dan formulir
COD sales sesuai dengan instruksi penjualan kepada kantor pos penerima.
d) Kantor pos penerima, pada saat menerima barang dan formulir COD sales memberitahu kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD sales.
e) Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD sales. Kemudian kantor pos penerima menyerahkan barang kepada pembelian, dengan diterimanya kas dari pembeli.
f) Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengiriman bahwa COD sales telah dilaksanakan.
16
sales telah selesai dilakukan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima dari pembeli.
Berikut merupakan skema yang melukiskan prosedur-prosedur di atas:
Gambar 2
Prosedur Penerimaan Kas dari COD Sales
17
Bagan 2
Sistem Penerimaan Kas dari Cash-on-Delivery Sale
18
Lanjutan
Bagian Kasa Bagian Junal
Dari Perusahaan angkutan umum Menerima FPCOD dan cek FPCOD 2 Cek Mengisi bukti setor bank Bukti Setor 2 3 bank 1 Menyetor cek ke bank FPCOD 2 Cek 3 Bukti Setor 1 2 Sumber : Mulyadi (2014:478-479)
2) Fungsi yang Terkait
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
a) Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan dijalankan pada bagian penjualan.
Jurnal Jurnal kas Pada saat Diterima cek 6 T Bersama cek
19
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi penjualan bertanggung jawab sebagai penerimaan kas dari pembeli.
b) Fungsi Kas
Fungsi kas dijalankan pada bagian kasa. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
c) Fungsi gudang
Fungsi gudang dijalankan pada bagian gudang. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab dalam penyiapan barang yang dipesan pembeli. Kemudian menyerahkan barang ke bagian pengiriman. d) Fungsi pengiriman
Fungsi pengiriman dijalankan pada bagian pengiriman. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab membungkus barang dan menyerahkan barang yang sudah dibayar kepada pembeli.
e) Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi berada pada bagian jurnal. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan, penerimaan kas, dan membuat laporan penjualan.
3) Informasi yang Diperlukan Manajemen
20
kas dari penjualan tunai yaitu:
a) Jumlah pendapatan dari penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
c) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
d) Nama dan alamat pembeli, informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
e) Kuantitas produk yang dijual.
f) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan. g) Otorisasi pejabat yang berwenang.
4) Dokumen dan Catatan yang Digunakan
Dokumen yang digunakan untuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
a) Faktur penjualan tunai (FPT)
FPT merupakan dokumen yang berfungsi merekam informasi yang diperlukan manajemen mengenai penjualan tunai. Dokumen ini diisi oleh fungsi penjualan yang bertanggung jawab untuk mengantarkan pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke jurnal penjualan. Tembusan
21
faktur dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada fungsi pengiriman sebagai surat perintah penyerahan barang. Tembusan faktur tersebut digunakan sebagai slip pembungkus (packing slip) yang ditempel oleh fungsi pengiriman di atas pembungkus. Berikut merupakan contoh Faktur Penjualan Tunai:
Gambar 3
Faktur Penjualan Tunai (FTP)
Toko Buku Remaja
Jl. Lawu 15, Yogyakarta, 55213 Telepon (0274) 63539, Fax (0274) 86104
FAKTUR PENJUALAN TUNAI
Nama Pembeli Alamat Tanggal Nomor 125897689 Nomor
Urut
Kode Barang
Nama Barang Satuan Harga Satuan Kuantitas Jumlah Harga Jumlah Dicatat dalam Buku Pembantu Dicatat dalam
Jurnal Diserahkan Dijual Tanggal
Tanda tangan
Sumber: Mulyadi (2014:464)
b) Pita register kas (cash register tape)
Pita register kas dihasilkan oleh fungsi kas dengan mengoperasikan mesin register kas. Dokumen merupakan
22
dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. Berikut merupakan contoh pita register kas:
Gambar 4 Pita Register Kas
TERIMA KASIH * 12.500,00 15.000,00 20.000,00 57.000,00 75.000,00 179.500,00 ST 180.000,00 500,00 C Sumber: Mulyadi (2014:464) c) Credit card sales slip
Credit card sales slip dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan anggota kartu kredit. Untuk perusahaan jasa / dagang dokumen ini diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit.
d) Bill of lading
Bill of lading merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjual barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yaitu penyerahan barang dilakukan oleh
23
perusahaan angkutan umum. e) Faktur penjualan COD
Faktur penjualan COD merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan faktur ini diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dengan memintakan tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti diterimanya barang oleh pelanggan. Tembusannya kemudian digunakan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang dipesan pelanggan.
Gambar 5
Faktur Penjualan COD Sales
Sumber: Mulyadi (2013:467) f) Bukti Setor Bank
24 Bukti setor bank dibuat oleh fungsi kas untuk melakukan
penyetoran kas ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar diserahkan fungsi kas ke bank bersamaan dengan penyetoran kas. Dua lembar tembusannya dikembalikan setelah ditanda tangani dan dicap oleh bank. Kemudian fungsi kas menyerahkannya kepada fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas. Berikut contoh Bukti Setor Bank :
Gambar 6 Bukti Setor Bank
Sumber: Mulyadi (2014:468) g) Rekap harga pokok penjualan
Rekap harga pokok penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode dan dijadikan sebagai dokumen pendukung
25
bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. Mulyadi (2014:463-468).
5) Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan pada sistem penerimaan kas dari penjualan tunai yaitu:
a) Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.
b) Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber seperti data penjualan tunai.
c) Jurnal umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
d) Kartu persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual serta mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
e) Kartu gudang
26
karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang sehingga kartu gudang tidak termasuk sebagai catatan akuntansi Mulyadi(2014:469).
6) Jaringan Prosedur
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
a) Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran atas harga barang ke fungsi kas serta memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
b) Prosedur penerimaan kas
Fungsi kas menerima pembayaran atas harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran berupa pita register kas dan cap “Lunas” pada faktur penjualan tunai
kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman. c) Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
27
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat atas berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.
e) Prosedur penyetoran kas ke bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan dilakukannya penyetoran dengan segera ke bank atas semua kas yang diterima.
f) Prosedur pencatatan penerimaan kas
Fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat ke dalam kartu persediaan. Fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk melakukan pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum. Mulyadi(2014:470).
7) Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:
a) Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penerimaan kas dari penjualan tunai, unsur pokok pengendalian intern yang perlu diterapkan yaitu:
28
(1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas
Fungsi penjualan merupakan fungsi operasi yang harus dipisahkan oleh fungsi kas yang merupakan fungsi penyimpanan. Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek. (2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok yang lain. Hal ini berguna untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi.
(3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan dan fungsi kas
Tidak ada transaksi penjualan tunai yang dilaksanakan secara rangkap oleh satu fungsi. Sehingga terjadi pengecekan intern pekerjaan di setiap fungsi oleh fungsi lain.
b) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
(1) Penerimaan order dari pembeli di otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Formulir tersebut diterbitkan fungsi penjualan yang digunakan oleh fungsi kas saat menerima kas dan digunakan fungsi pengiriman pada
29
saat menyerahkan barang kepada pembeli.
(2) Penerimaan kas di otorisasi oleh fungsi kas dengan membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai
dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit (3) Penyerahan barang yang di otorisasi oleh fungsi
pengiriman dengan membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai yang
(4) Pencatatan ke dalam buku jurnal di otorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
c) Praktik yang sehat
Unsur pokok pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai:
(1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
(2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. (3) Penghitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas
30
pemeriksa intern. Mulyadi (2014:471- 474). 7. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
Menurut Rizki Ahmad Fauzi (2017:113), “Bagan alir (flowchart) adalah teknis analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan dan arus data yang melalui sistem.”
Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut dengan bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan didalam bagan alir sistem.
Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam bagan alir dokumen adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Simbol-Simbol Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
Simbol Nama Simbol Keterangan
Dokumen
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen,
yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama dokumen dicantumkan ditengah simbol
31
Lanjutan
Dokumen dan tembusannya
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor
lembar dokumen
dicantumkan di sudut kanan atas
Berbagai Dokumen
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
berbagai jenis
dokumen yang
digabungkan bersama didalam satu paket.
Nama dokumen
dituliskan didalam masing-masing simbol dan nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas simbol dokumen yang bersangkutan
Catatan
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir. Nama catatan akuntansi dicantumkan di dalam simbol ini
Penghubung pada halaman yang sama (one-page-connector)
Simbol ini digunakan untuk meggambarkan bagan alir, arus
dokumen dibuat
mengalir dari atas kebawah dan dari kiri ke kanan dan untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti disuatu lokasi pada
1 Faktur 2 Surat Muat 2 SOP 2 Faktur 2 Penjualan
32
Lanjutan
halaman tertentu dan kembali berjalan di lokasi lain pada halaman yang sama
Akhir arus dokumen
Untuk mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman
yang sama yang
bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut
Awal arus dokumen
Awal arus dokumen yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut
Penghubung pada halaman yang berbeda
(off-page-connector)
Untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan lainnya. Nomor yang tercantum di
dalam simbol
penghubung menunjukkan
bagaimana bagan alir
tercantum pada
halaman tertentu terkait dengan bagan alir yang
tercantum pada
halaman yang lain
Kegiatan manual
Simbol ini digunakan untuk meggambarkan kegiatan manual. Uraian singkat kegiatan manual dicantumkan didalam simbol ini
1
33 Lanjutan Keterangan gambar Simbol ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir
Arsip sementara
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen yaitu arsip permanen dan arsip sementara. Untuk menunjukkan urutan arsip dokumen digunakan symbol berikut ini: A = menurut abjad N = menurut nomor urut T = kronologis, menurut tanggal Arsip permanen
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan On-line computer process Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara On-line
Keving (typing, verifying)
Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui On-line Terminal
34
Lanjutan
Pita magnetic (magnetic tipe)
Simbol ini
menggambarkan arsip
komputer yang
berbentuk pita
magnetik. Nama arsip ditulis di dalam simbol On-linestorage
Simbol ini
menggambarkan arsip
komputer yang
berbentuk on-line (di
dalam memory
komputer)
Keputusan
Simbol ini
menggambar- kan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis di dalam simbol
Garis alir (flowline)
Simbol ini
menggambar-kan arah proses pengolahan data. Anak panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah ke bawah dan kekanan. Jika arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan
Persimpangan garis alir
Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan ke dua garis tersebut Ya Tidak
35
Lanjutan
Pertemuan garis alir
Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya
Mulai/berakhir (terminal)
Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi
Masuk ke sistem
Untuk menggambarkan masuk ke sistem yang digambarkan dalam bagan alir
Keluar ke sistem lain
Untuk menggambarkan keluar ke sistem lain
Sumber: Mulyadi (2014:60-63)
8. Sistem Komputer
“Sistem komputer adalah elemen-elemen yang terkait untuk menjalankan suatu aktivitas dengan menggunakan komputer.” Akhlis
Munazilin (2017:63).
Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi yang perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan brainware.
a. Perangkat keras (hardware) adalah peralatan komputer itu sendiri. Contoh:
1. Input device (alat masukan): keyboard, mouse, scanner, digital
Dari Pemasok
36
camera, dan mic (Microphone).
2. Output Device (alat keluaran): monitor, printer dan plotter, dan infocus.
3. I/O ports, berfungsi untuk menerima ataupun mengirim data ke luar sistem.
4. CPU (Central Processing Unit): CU(Control Unit/ Unit Kendali), ALU(Arithmatic an Logic Unit), register, dan array processor.
5. Memory (memori): RAM dan ROM. 6. Data Bus (Bus)
7. Address Bus 8. Control Bus
b. Perangkat lunak (software) adalah program yang didalamnya berisi perintah-perintah untuk melakukan proses tertentu. Adapun klasifikasi perangkat lunak (software) sistem terbagi menjadi tiga macam yaitu:
Bahasa pemrograman: merupakan perangkat lunak yang bertugas mengkonversikan arsitektur dan algoritma yang dirancang manusia ke dalam format yang dapat dijalankan oleh komputer, contoh bahasa pemrograman diantaranya: Pascal, Delphi, Visual Basic, Fox Pro, dan lain-lain.
1. Sistem Operasi: saat komputer pertama kali di hidupkan, sistem operasi lah yang pertama kali dijalankan, sistem operasi yang
37
mengatur seluruh proses, menterjemahkan masukan, mengatur proses internal, manajemen penggunaan memori dan memberikan keluaran ke peralatan yang bersesuaian, contoh sistem operasi: DOS, Unix. Windows7, dan lain-lain.
2. Utility: sistem operasi merupakan perangkat lunak sistem dengan fungsi tertentu, misalnya pemeriksaan perangkat keras (hardware troubleshooting), memeriksa disket yang rusak (bukan rusak fisik), mengatur ulang isi harddisk (partisi, defrag), contoh utility adalah Norton Utility
c. Brainware adalah manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer.
9. Basis Data (Database)
“Database merupakan suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, dan dengan software untuk melakukan manipulasi untuk kegunaan tertentu. Basis data bisa diartikan juga sebagai sekumpulan data yang disusun dalam bentuk beberapa tabel yang saling memiliki relasi maupun berdiri sendiri.”
Canggih Ajika Pamungkas (2017:2). 10. Sistem Manajemen Basis Data
Sistem manajemen basis data DBMS (Database Management System) merupakan kumpulan program aplikasi yang digunakan untuk membuat dan mengelola basis data. DBMS berisi suatu koleksi data dan satu set program untuk mengakses data. DBMS merupakan perangkat lunak (software) yang menentukan bagaimana data tersebut diorganisasi, disimpan, diubah, dan diambil kembali. Perangkat lunak ini juga
38
menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data bersama, dan konsistensi data. Yakub (2012:55)
Sistem manajemen basis data memiliki tujuan utama yaitu menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari basis data.
Tujuan lain sistem manajemen basis data antara lain: a. Menghindari redundansi dan inkonsistensi data
b. Menghindari kesulitan pengaksesan data c. Menghindari isolasi data
d. Menghindari terjadinya anomali pengaksesan konkuren e. Menghindari masalah-masalah keamanan
f. Menghindari masalah-masalah integritas
Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan DBMS: a. Keunggulan DBMS
Keunggulan sistem manajemen basisdata yaitu: 1) Pengendalian terhadap redundansi data 2) Konsistensi data
3) Informasi yang lebih banyak yang dapat dibentuk dari data tersimpan yang sama
4) Pemakaian bersama data 5) Peningkatan integritas data
6) Pemaksaan terhadap standar Skala ekonomi
7) Penyeimbangan kebutuhan-kebutuhan sumber daya yang terbatas
8) Peningkatan pengaksesan dan daya tanggap data 9) Peningkatan produktivitas
10) Peningkatan pemeliharaan lewat ketidak bergantungan data 11) Peningkatan konkurensi
12) Peningkatan layanan backup dan pemulihan data b. Kelemahan DBMS
Kelemahan sistem manajemen basis data yaitu: 1) Kompleksitas yang tinggi
39
3) Ongkos sistem manajemen basisdata untuk pengadaan, operasi dan perawatan
4) Penambahan ongkos-ongkos perangkat keras untuk menjalankan DBMS
5) Ongkos konversi dari sistem lama ke sistem baru
6) Kinerja yang rendah bila tidak mampu menggunakan dengan bagus
7) Dampak yang tinggi bila terdapat kegagalan. 11. Normalisasi
Menurut Yakub (2012:70), “Normalisasi (normalize) merupakan
salah satu cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam membangun desain lojik basis data relation dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar.”
Tujuan normalisasi adalah membuat kumpulan tabel relasional yang bebas dari data berulang dan dapat dimodifikasi secara benar dan konsisten. Ini berarti bahwa pada semua tabel pada basis data relasional harus berada pada bentuk normal ketiga (3NF).
Konsep dasar normalisasi adalah bagian perancangan basis data. Tanpa normalisasi, sistem basis data menjadi tidak akurat, lambat, tidak efisien serta tidak memberikan data yang diharapkan. Pada saat menormalisasi basis data, ada empat tujuan yang harus dicapai, yaitu: a. Mengatur data dalam kelompok–kelompok, sehingga masing–masing
kelompok hanya menangani bagian kecil dari sistem. b. Meminimalkan jumlah data berulang di dalam basis data.
c. Membuat basis data dimana sebuah data diakses dan dimanipulasi secara cepat dan efisien tanpa melupakan integritas data.
40
hanya mengubah pada satu tempat.
Beberapa bentuk normalisasi diantaranya adalah bentuk tidak
normalisasi (unnormalize), normalisasi pertama (1st normal form), normalisasi ke dua (2st normal form), dan normalisasi ke tiga (3rd normal form). Proses normalisasi dilakukan secara bertingkat. Pada tingkat ketiga (Third Normal Form, 3NF) sebenarnya telah menghasilkan suatu rancangan basis data yang baik. Berikut ini adalah proses normalisasi yang dilakukan secara bertingkat:
a. Tidak Normal (Unnormalized)
Bentuk tidak normal merupakan kumpulan data yang direkam dan tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format tertentu. Pada bentuk tidak normal terdapat repeating group sehingga pada kondisi seperti ini akan menjadi permasalahan dalam melakukan manipulasi data (insert, update, dan delete anomalies). Update anomalies terjadi apabila ada perubahan pada sejumlah data yang mubazir pada suatu tabel tetapi tidak seluruhnya diubah. Insert anomalies, terjadi apabila pada saat penambahan hendak dilakukan ternyata ada elemen data yang masih kosong, dan elemen data tersebut justru menjadi kunci. Delete anomalies terjadi apabila suatu baris (record) yang tidak terpakai dihapus, dan sebagainya akibat ada data lainnya yang hilang.
b. Bentuk normal pertama (1NF)
41
bentuk normal pertama. Semua nilai pada kolom- kolomnya adalah atomik. Ini berarti kolom–kolom tidak mempunyai nilai berulang. Perulangan menyebabkan apa yang disebut update anomalies. Update anomalies adalah masalah yang timbul ketika informasi ditambahkan, dihapus atau di update.
c. Bentuk normal kedua (2NF)
Definisi bentuk normal kedua menyatakan bahwa tabel dengan kunci utama gabungan hanya berada pada 1NF, tetapi tidak pada 2NF. Sebuah tabel relasional berada pada bentuk normal kedua jika dia berada pada 1NF dan setiap kolom bukan kunci harus tergantung pada seluruh kolom yang membentuk kunci utama.
Proses mengubah tabel 1NF ke 2NF adalah sebagai berikut:
1) Tentukan sembarang kolom penentu selain kunci gabungan dan kolom–kolom yang ditentukannya.
2) Buat dan beri nama tabel baru untuk masing–masing penentu dan kolom–kolom yang ditentukannya.
3) Pindahkan kolom–kolom yang ditentukan dari tabel asal ke tabel baru. Penentu akan menjadi kunci utama pada tabel baru.
4) Hapus kolom yang baru dipindahkan dari tabel asal, kecuali penentu yang berfungsi sebagai kunci tamu.
5) Tabel asal bisa diberi nama baru. d. Bentuk normal ketiga (3NF)
42
relasional tergantung hanya pada kunci utama. Secara definisi, sebuah tabel berada pada bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel sudah berada pada 2NF dan setiap kolom yang bukan kunci tidak tergantung secara transitif pada kunci utamanya. Dengan kata lain, semua atribut bukan kunci tergantung secara fungsional hanya pada kunci utama.
Proses mengubah tabel menjadi 3NF adalah:
1) Tentukan semua penentu selain kunci utama dan kolom yang ditentukannya.
2) Buat dan beri nama tabel baru masing–masing penentu dan kolom yang ditentukannya.
3) Pindahkan kolom yang ditentukan dari tabel asal ke tabel baru. Penentu menjadi kunci utama tabel baru.
4) Hapus kolom yang baru saja dipindahkan dari tabel asal, kecuali penentu yang akan berfungsi sebagai kunci tamu.
12. SQL Server 2014
SQL Server merupakan Relational Database Management System (RDBMS) yang dikembangkan oleh Microsoft. Sebagai software, fungsi utama SQL Server adalah menampung serta menggunakan data yang terintegrasi dengan aplikasi baik pada komputer yang sama maupun dari komputer lain dalam jaringan. Jubilee Enterprise(2015:2). Berikut merupakan tampilan SQL Server 2014:
43
Gambar 7
SQL Server 2014 Sebelum Dikoneksikan
Sumber: Penulis, 2018
Gambar 8
Tampilan SQL Server 2014
Sumber: Penulis, 2018
13. Microsoft Visual Basic 2015
Visual Basic 2015 merupakan versi terbaru dari Visual Basic yang diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 2015 dengan tambahan banyak fitur-fitur baru terutama fitur untuk membangun aplikasi mobile. Visual Basic 2015 dikemas bersama-sama dengan bahasa Pemrograman Microsoft lainnya, seperti C++, C#, F3, Visual Basic, JavaScript, dan banyak lagi dalam
44 sebuah paket yang disebut Visual Studio, Visual Studio Juga memiliki editor
untuk semua bahasa markup, seperti HTML, XML, JSON, XAML untuk aplikasi Windows Desktop, Phone, dan Store, dan CSS. Christopher Lee (2016:2).
Gambar 9
Tampilan Visual Studio 2015
45
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun perbandingan dari persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 2
Perbandingan Hasil Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Penulis Aspek Muhammad Noordin (A03130061) Komputerisasi Akuntansi D3 Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin 2016 Rovik Zullaimah (A03140087) D3 Komputerisasi Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2017 Nia Erliana (A03150095) D3 Komputerisasi Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2018
Judul Rancang Bangun Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Berbasis
Komputer Dengan Menggunakan Visual Basic 2015 pada Toko Meubel YANI
Banjarmasin
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 pada Mebel
Indra Banjarmasin
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai Berbasis
Komputer Dengan Menggunakan Microsoft
Visual Basic 2015 pada Meubel Jati Murni 2 Barito
Kuala Instansi/Perusahaan
yang diteliti
Toko Meubel YANI Banjarmasin
Mebel Indra Banjarmasin Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala
46
Lanjutan
Objek Penelitian Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Permasalahan 1. Bagaimana Sistem Informasi
Akuntansi penerimaan kas yang baik dan benar dan sesuai dengan keperluan atau kondisi Toko Meubel YANI Banjarmasin
2. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas berbasis komputer
menggunakan Visual Basic 2015 pada Toko Meubel YANI Banjarmasin
1. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang berjalan pada Mebel Indra Banjarmasin.
2. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang tepat untuk Mebel Indra
Banjarmasin.
3. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas
menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan database MySQL 2014 sebagai back end pada Mebel Indra Banjarmasin.
1. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang tepat pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala.
2. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai
menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan database SQL Server 2014 sebagai back end pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala.
47
Lanjutan
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana
Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang baik dan benar dan sesuai dengan keperluan atau kondisi Toko Meubel YANI Banjarmasin 2. Untuk menghasilkan rancang
bangun Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas berbasis komputer
menggunakan Visual Basic 2015 pada Toko Meubel YANI Banjarmasin
1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang berjalan pada Mebel Indra Banjarmasin.
2. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang tepat untuk Mebel Indra
Banjarmasin.
3. Untuk menghasilkan sistem informasi akuntansi
penerimaan kas
menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan database MySQL 2014 sebagai back end pada Mebel Indra Banjarmasin.
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang tepat pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala. 2. Untuk menghasilkan
sistem informasi
akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan database SQL Server 2014 sebagai back end pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala.
Metode Penelitian Teknik dokumentasi dan
wawancara (interview).
Teknik dokumentasi dan wawancara (interview).
Teknik dokumentasi dan wawancara (interview).
48
Lanjutan
Hasil Penelitian Rancang Bangun Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Berbasis
Komputer menggunakan Microsoft Visual Basic 2015
sebagai front end dengan database Microsoft SQL Server 2014 sebagai aplikasi back end
pada Toko Meubel YANI Banjarmasin
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 pada Mebel
Indra Banjarmasin
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Berbasis
Komputer Menggunakan Microsoft Visual Basic 2015
pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala
49
Berikut penjelasan tentang perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu Perbedaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan hasil penelitian terdahulu tahun 2016 oleh Muhammad Noordin dan tahun 2017 oleh Rovik Zullaimah, yaitu :
- Pada penelitian terdahulu tahun 2016 oleh Muhammad Noordin meneliti Meubel Yani Banjarmasin yang beralamatkan di Jalan Pangeran Antasari RT. 14 No. 14 Banjarmasin dan penelitian terdahulu tahun 2017 oleh Rovik Zullaimah meneliti Mebel Indra Banjarmasin yang beralamatkan di Jalan Pangeran Hidayatullah Banua Anyar Banjarmasin No. 101 RT. 15 Banjarmasin, sedangkan penulis meneliti Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala yang beralamatkan di Jalan Banjarmasin-Marabahan, Tabing Rimbah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala.
- Data penelitian terdahulu pada tahun 2016 oleh Muhammad Noordin menggunakan data transaksi pada bulan Januari 2016 dan tahun 2017 oleh Rovik Zullaimah menggunakan data transaksi pada bulan Januari, Februari dan Maret 2017, sedangkan data penelitian penulis menggunakan data transaksi bulan Januari, Februari dan Maret 2018.
Persamaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan hasil penelitian terdahulu tahun 2016 oleh Muhammad Noordin dan tahun 2017 oleh Rovik Zullaimah, yaitu :
- Penulis menggunakan bahasa pemrogaman Microsoft Visual Basic 2015 front end.
50
- Penulis menggambil objek perusahaan mebel untuk diteliti.
51 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
Agar lebih memperjelas suatu penelitian dan tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan suatu istilah pokok, maka diperlukan adanya definisi operasional variabel. Adapun definisi tersebut sdalah sebagai berikut:
1. Penerimaan Kas
Prosuder Penerimaan kas yang dilaksanakan Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala yaitu penerimaan kas dari tunai. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas secara tunai terjadi dengan cara pelanggan datang langsung ke perusahaan untuk melakukan transaksi, pelanggan melakukan pembayaran langsung terlebih dahulu sebelum barang diserahkan. Setelah uang diterima dan dilakukan proses penjualan berdasarkan prosedur perusahaan, nota rangkap satu diserahkan kepada pelanggan dan barang dikirim oleh bagian pengiriman ke tempat tujuan bersamaan serahkan surat jalan rangkap kedua kepada pelanggan. Transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh bagian kasir kedalam laporan penjualan socara manual.
2. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan. Bagian kasir akan menginputkan data penjualan barang kedalam program aplikasi penerimaan kas hingga terjadi pembayaran dan menghasilkan print out
52
berupa nota penjualan yang diserahkan kepada pelanggan beserta barang yang dibeli. Berdasarkan nota penjualan tersebut dapat dihasilkan laporan penjualan yang berisi informasi yang lengkap sesuai yang diinginkan sebagai hasil olahan program aplikasi penerimaan kas.
3. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Menggunakan Microsoft Visual Basic 2015
Sistem informasi akuntansi penerimaan kas menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 merupakan kegiatan merancang dan mengimplementasikan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemprograman Microsoft Visual Basic 2015sebagai front end dan SQL Server 2016 sebagai back end untuk menangani kegiatan penerimaan kas dari penjualan tunai pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala sebagai salah satu media yang terkomputerisasi untuk menghasilkan nota penjualan, laporan penjualan harian, laporan penjualan per barang, dan berbagai laporan lainnya dapat memudahkan bagian yang terlibat dalam pengoperasian sistem tersebut.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian studi kasus. Jenis penelitian studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya. (Husein Umar, 2007:23)
5
3
penelitian ini menangani permasalahan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ada pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala dan menghasilkan sistem informasi akuntansi menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan Microsoft SQL Server 2014 sebagai back end pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Kuantitatif
“Data kuantitatif adalah data yang berbentuk dari angka atau data kualitatif yang di angkakan” Sugiyono (2013:14).
Dalam penelitian ini, data kuantitatif yang diperoleh pada Meubel Jati Murni 2 Barito Kuala adalah nota penjualan, data barang, data pelanggan, dan laporan penjualan harian.
b. Data Kualitatif
“Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar” Sugiyono (2011:14).
Dalam penelitian ini, data kualitatif yang ada berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, tanda daftar perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Keterangan Tempat Usaha (SKTU), dan Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP).