• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANGKAH KEGIATAN A. Pendahuluan ( 10 menit)

Dalam dokumen RPP Kelas 7 SEMESTER ganjil (Halaman 26-35)

1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi

Melakukan tanya jawab tentang apa saja yang mereka ketahui tentang sepak terjang kaum perempuan saat ini. (kecerdasan)

2. Relevansi

Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan sungguh amat baik adanya untuk saling melengkapi dan menyempurnakan. Dimana keduanya diciptakan sederajat. Namun demikian dalam kenyataannya, apakah betul-betul terlaksana dalam kehidupan sehari-hari kesederajatan tersebut? Kita akan lihat bersama dalam pembelajaran hari ini.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dapat mengusahakan berbagai tindakan untuk mewujudkan kesetaraan laki-laki dan perempuan.

B. Kegiatan Inti (60 menit) 1. Eksplorasi

a. Peserta didik diminta untuk menyimak pembacaan makalah tentang kedudukan perempuan ditengah masyarakat. (keingintahuan)

b. Berdua-dua, peserta didik diminta untuk menganalisa kenyataan tentang kedudukan perempuan dan laki-laki tersebut dengan bantuan pertanyaan: (kedemokratisan)

 Bagaimana kedudukan perempuan dan laki-laki berdasarkan bacaan tadi?  Menurutmu, mengapa hal itu bisa terjadi?

 Faktor apa saja yang mempengaruhi sehingga kedudukan perempuan dianggap lebih rendah dari laki-laki?

c. Setelah selesai menjawab, mereka diminta bergabung dengan satu kelompok lainnya sehingga anggotanya menjadi 4 orang, kemudian dalam kelompok melakukan kegiatan berikut:

 Membaca Kitab Suci (Markus 12:41-44) (religius)

 Mendiskusikan pertanyaan: (menghargai pendapat orang lain) 1. Bagaimana kedudukan perempuan pada jaman Yesus?

2. Usaha apasaja menurutmu yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kesederajatan antara perempuan dan laki-laki?

3. Berdasarkan Kitab Kej 2: 18-25, bagaimana pandangan Gereja Katolik mengenai kedudukan laki-laki dan perempuan?

4. Elaborasi

a. Setelah selesai diskusi, setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi mereka. (kemandirian)

b. Tanya jawab sehubungan hasil diskusi. 5. Konfirmasi

a. Guru memberikan tanggapan dan catatan-catatan sehubungan dengan hasil diskusi

b. Bila ada jawaban yang salah, guru memberikan arahan dan bimbingan serta membetulkannya.

C. Kegiatan penutup (10 menit)

Peserta didik bersama guru membuat rangkuman dan peneguhan

EVALUASI Test Formatif

a. Teknik : Test Tertulis b. Bentuk instrument : Test Uraian

No. Soal

Butir Soal Skoor

1 Menurutmu bagaimana pandangan masyarakat tentang kedudukan perempuan dan laki-laki?

4 2 Jelaskan pandangan Gereja Katolik tentang 7

kedudukan perempouan dan laki-laki! 3 Usaha apasaja yang dapat dilakukan untuk

mewujudkan kesederajatan perempuan dan laik-laki di lingkungan sekolah?

4

4 Usaha apasaja yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kesederajatan perempuan dan laik-laki di dalam keluarga?

5

Nilai : Jumlah skoor 2 Kunci Jawaban:

1. Masyarakat kebanyakan memandang bahwa kedudukan perempuan dianggap lebih rendah dibandingkan laki-laki. Seperti pula disampaikan oleh Simon de Beauvoir, bahwa perempuan adalah the second sex, warga kelas dua. Perempuan tidak punya hak yang setara dengan laki-laki, dan ini hampir terjadi di semua aspek, baik politik, akses edukasi, tatanan sosial, hukum, ekonomi.

2. Menurut pandangan Gereja bahwa laki-laki dan perempuan harus saling mengisi, melengkapi dan mengembangkan martabatnya. Laki-laki dan perempuan memiliki derajat/ martabat yang sama di hadapan Tuhan. Mereka saling membutuhkan lawan jenisnya.“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong yang sepadan dengan dia” (Kej 2: 18).

3. Beberapa usaha yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah antara lain:

 Menjamin agar pemilihan Ketua Kelas, Ketua OSIS atau posisi-posisi penting lainnya di dalam struktur organisasi siswa di sekolah dapat terbuka bagi siswa laki-laki maupun perempuan.

 Menjamin agar suara siswa laki-laki maupun perempuan selalu terwakili dalam segala kegiatan dan pengambilan keputusan di dalam struktur organisasi siswa.  Menjamin agar setiap jenis olah raga maupun keterampilan yang diajarkan di

sekolah dapat diikuti baik oleh siswa perempuan maupun laki-laki.

 Menjamin agar syarat untuk menjadi anggota Paskibra tidak ditentukan semata-mata berdasarkan tinggi badan karena pada umumnya secara fisik siswi putri tidak setinggi siswa putra. Ini untuk meyakinkan agar kesempatan menjadi anggota Paskibra dapat terbuka baik untuk putra maupun putri.

4. Beberapa usaha yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga antara lain:

 Anak perempuan berhak mendapat kesempatan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya seperti anak laki-laki.

 Menghilangkan kebiasaan bahwa anak perempuan harus makan belakangan untuk menjamin agar anak laki-laki dan perempuan mendapat asupan gizi yang sama.  Pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci

baju, menyapu, mengepel, memasak, mencuci sepeda/motor/mobil, memperbaiki peralatan, mengganti lampu dan lain lain bisa dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan.

 Anak laki-laki dan perempuan berhak mendapat kesempatan bermain yang sama dan tidak ada pembedaan jenis permainan. Sedari kecil anak laki-laki jangan dilarang untuk bermain rumah-rumahan atau masak-masakan, sementara anak perempuan juga diperbolehkan untuk bermain mobil-mobilan dan perang-perangan.

TINDAK LANJUT Umpan Balik:

a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial

Mengetahui Depok, Juli 2012

Kepala Sekolah Guru Mata pelajaran

Siti Rokhani,S.Pd L. Atrik Wibawa, S.Pd.,MM.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP-K Permata Bunda Cimanggis Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik

Kelas/ Semester : VII/ 1 Tahun Pelajaran : 2012/2013 Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

NILAI/ KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN 1. Religius

2. Kecerdasan 3. Gemar membaca 4. Kemandirian

STANDAR KOMPETENSI

Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya

KOMPETENSI DASAR

Memahami bahwa seksualitas sebagai anugerah Allah yang perlu dihayati secara benar demi kehidupan bersama yang lebih baik.

MATERI POKOK

Seksualitas sebagai anugerah Allah INDIKATOR

1. Menjelaskan perbedaan antara seks dan seksualitas 2. Menemukan pandangan masyarakat tentang seksualitas 3. Menjelasakn pentingnya pendidikan seksualitas

4. Merumuskan pandangan seksualitas yang benar menurut Kitab Suci MATERI PEMBELAJARAN

1. Ilmu biologi menyebutkan bahwa seks merupakan proses pemaduan dan penggabungan sifat-sifat genetik untuk mewariskan ciri-ciri suatu spesies supaya tetap langgeng atau disebut juga dengan reproduksi. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa Seks adalah alat kelamin primer yang menjadi tanda bahwa ia laki-laki atau perempuan. Sedangkan seksualitas berarti keseluruhan yang menyangkut ciri kelaki-lakian atau keperempuanan yang ada pada manusia, baik menyangkut fisik, mental maupun spiritualitasnya. Dengan demikian seks hanya merupakan salah satu bagian dari seksualitas. Keduanya mempunyai kaitan erat satu terhadap yang lain.

2. Dalam masyarakat kita, masih timbul pro kontra tentang pendidikan seksualitas untuk anak atau remaja. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa membicarakan seks adalah hal yang tabu dan pendidikan seks akan mendorong remaja untuk berhubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih berpandangan yang kurang pas dengan

pendidikan seks seolah sebagai suatu hal yang vulgar. Bagi masyarakat umum, kebanyakan berpandangan tabu membicarakan masalah seks dan seksualitas. Namun demikian, ada juga sebagaian masyarakat yang sudah berpikiran maju, bahwa pendidikan seksualitas hendaknya sudah mulai diperkenalkan kepada anak sejak kecil/ remaja. Pandangan ini beralasan bahwa dengan pendidikan seksualitas diberikan kepada anak-anak maka anak/ remaja akan mengenal organ seksnya masing-masing dan perkembangannya, sehingga mereka tidak jatuh dalam ketidaktahuan akan berkembangan seksnya.

3. Menurut Sofyan S.Sos selaku senior koordinator Centra Mitra Remaja (CMR) yang merupakan salah satu unit kegiatan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), ada dua faktor mengapa sex education sangat penting bagi remaja, yaitu:

o Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.

o Faktor kedua, dari ketidakfahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal lain ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu.

4. Kitab suci memandang seks dan seksualitas sebagai hal yang suci, perlu dihormati dan dijalankan secara bertanggung jawab. Keluhuran seks dan seksualitas sungguh dijaga baik oleh Perintah Allah yang ke-6 dan ke-9 juga disakralkan dalam sakramen perkawinan. Bahkan dalam 1 Kor 6: 13-20 dikatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Tubuh kita sebagai sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana untuk mewujudkan kehendak Allah. Oleh karenanya hendaknya kita mampu untuk menghargai dan merawat tubuh kita dengan baik demi kesucian dan kebersihan tubuh kita. Sebab dengan menghargai dan menjaga tubuh kita dengan baik, kita juga menghargai sang pencipta diri kita yaitu Tuhan Allah sendiri.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat memahami secara baik tentang pendidikan seksualitas sehingga mereka mampu bersikap secara positif terhadap diri dan orang lain. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Berkembang Bersama Yesus 1, PT Galaxy Puspa Mega 2. Membangun Komunitas Murid Yesus 1, Kanisius 3. Kitab Suci 4. Pengalaman siswa METODE PEMBELAJARAN 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Presentasi LANGKAH KEGIATAN A. Pendahuluan ( 10 menit)

Melakukan tanya jawab tentang apa saja yang mereka ketahui tentang seks dan seksualitas. (kecerdasan)

2. Relevansi

Dalam kehidupan kita, ada kecenderungan orang yang menyatakan bahwa membahas tentang seks dan seksualitas itu adalah tabu. Padahal seks dan seksualitas merupakan hal yang berbeda walaupun diantara keduanya ada keterkaitannya juga. Benarkah membicarakan hal ini adalah tabu?

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu bahwa dalam pelajaran kali akan mempelajari tentang : pengertian seks dan seksualitas, pandangan masyarakat tentang pendidikan seksualitas, pandangan seksualitas yang benar sesuai dengan Kitab Suci. B. Kegiatan Inti (60 menit)

1. Eksplorasi

a. Peserta didik diminta untuk membaca sebuah artikel tentang pendidikan seks dan seksualitas bagi remaja. (gemar membaca)

b. Perserta didik menanggapi isi artikel tersebut dalam tanya jawab dengan guru. (kecerdasan)

c. Peserta didik membentuk kelompok, dan di dalam kelompok melakukan kegiatan:  Membaca Teks Kitab Suci I Korintus 6:12-20 (religius)

 Bersama kelompok, mendalami bacaan Kitab Suci tersebut dengan bantuan pertanyaan: (religius)

- Larangan apa saja yang terungkap dalam Kitab Suci sehubungan dengan menggunakan tubuh kita?

- Hal-hal apasaja yang dianjurkan oleh Paulus dalam bacaan tersebut sehubungan dengan sikap kita terhadap tubuh kita?

2. Elaborasi

a. Setelah selesai mendalami Kitab Suci, setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil pendalaman mereka. (kemandirian)

b. Tanya jawab sehubungan hasil presentasi kelompok. 3. Konfirmasi

a. Guru memberikan tanggapan dan catatan-catatan sehubungan dengan hasil diskusi

b. Bila ada jawaban yang salah, guru memberikan arahan dan bimbingan serta membetulkannya.

C. Kegiatan penutup (10 menit)

Peserta didik bersama guru membuat rangkuman dan peneguhan

EVALUASI Test Formatif

a. Teknik : Test Tertulis b. Bentuk instrument : Test Uraian

No. Soal

Butir Soal Skoor

1 Jelasakn perbedaan antara seks dan seksualitas 4 2 Bagaimana pandangan masyarakat tentang

pendidikan seksualitas bagi remaja?

7 3 Apa pentingnya pendidikan seksualitas bagi

remaja?

4 4 Bagaimana pandangan seksualitas yang benar

berdasarkan kitab Suci?

5

Nilai : Jumlah skoor 2 Kunci Jawaban:

1. Seks adalah alat kelamin primer yang menjadi tanda bahwa ia laki-laki atau perempuan. Sedangkan seksualitas berarti keseluruhan yang menyangkut ciri kelaki-lakian atau keperempuanan yang ada pada manusia, baik menyangkut fisik, mental maupun spiritualitasnya. Dengan demikian seks hanya merupakan salah satu bagian dari seksualitas.

2. Dalam masyarakat kita, masih timbul pro kontra tentang pendidikan seksualitas untuk anak atau remaja. Sebagian besar masyarakat masih berpandangan yang kurang pas dengan pendidikan seks seolah sebagai suatu hal yang vulgar dan tabu. Namun demikian, ada juga sebagaian masyarakat yang sudah berpikiran maju, bahwa pendidikan seksualitas hendaknya sudah mulai diperkenalkan kepada anak sejak kecil/ remaja.

3. ada dua faktor mengapa sex education sangat penting bagi remaja, yaitu:

 Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.

 Faktor kedua, dari ketidakfahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal lain ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu.

4. Kitab suci memandang seks dan seksualitas sebagai hal yang suci, perlu dihormati dan dijalankan secara bertanggung jawab. Keluhuran seks dan seksualitas sungguh dijaga baik oleh Perintah Allah yang ke-6 dan ke-9 juga disakralkan dalam sakramen perkawinan. Bahkan dalam 1 Kor 6: 13-20 dikatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Tubuh kita sebagai sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana untuk mewujudkan kehendak Allah.

TINDAK LANJUT Umpan Balik:

a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial

Mengetahui Depok, Juli 2012

Kepala Sekolah Guru Mata pelajaran

Siti Rokhani,S.Pd L. Atrik Wibawa, S.Pd.,MM.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP-K Permata Bunda Cimanggis Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik

Kelas/ Semester : VII/ 1 Tahun Pelajaran : 2012/2013 Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

NILAI/ KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN 1. Religius

2. Kepedulian 3. Kejujuran 4. Kemandirian

5. Menghargai pendapat orang lain STANDAR KOMPETENSI

Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya

KOMPETENSI DASAR

Memahami arti dan tujuan persahabatan sehingga dapat membangun persahabatan yang sejati dengan sesama

MATERI POKOK

Dalam dokumen RPP Kelas 7 SEMESTER ganjil (Halaman 26-35)

Dokumen terkait