• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.2 Landasan Teoretis

2.2.3 Langkah-langkah Bermain Drama

Untuk menampilkan sebuah pagelaran drama, ada beberapa hal penting

yang harus di perhatikan berkaitan dengan sukses dan tidaknya sebuah pagelaran

drama yang baik. Untuk mewujudkan sebuah pementasan drama yang baik

hendaknya melakukan persiapan-persiapan dari prapementasan, saat

pementasan, dan sesudah pementasan. Persiapan-persiapan tersebuat di

antaranya yaitu:

2.2.3.1Prapementasan

Pada tahapan ini, sebuah pementasan drama hendaknya mempersiapkan

persiapan-persiapan sebelum pementasan itu ditampilkan, yakni berupa tahap

persiapan dan tahap latihan. Menurut Djajakusuma dalam Tarigan

(1985:98-100) langkah-langkah yang termasuk dalam persiapan prapementasan antara lain

2.2.3.2Tahap Persiapan

Dalam tahap ini terdapat beberapa langkah-langkah yang harus diten

puh, antara lain yaitu:

I ) Memilih Cerita

Pada langkah ini merupakan kegiatan memilih cerita yang nantinya

dipentaskan sesuai dengan maksud pementasan. Pemilihan naskah cerita juga

harus memenuhi baik tidaknya tema, plot, struktur, dan lain-lain. Kesemuanya

ini harus sudah ditentukan dengan sebaik-baiknya.

2) Mendapatkan Izin Tertulis Pengarang

Jika pementasan tersebut menggunakan naskah pengarang naskah, maka

hendaknya sudah mendapatkan izin dan menyelesaikan masalah imbalan

(honorarium) pengarang. 3) Menentukan Sutradara

Dalam menentukan sutradara haruslah berhati-hati dan teliti. Seorang

sutradara haruslah yang bertanggung jawab, dapat dipercaya, berani, jujur,

mempunyai kemauan yang besar, dan bisa memimpin.

Fungsi sutradara sangat menentukarr keberhasilan suatu pementasan

drama. Sutradara merupakan seorang pengarah tentang bagaimana pementasan

harus dilakukan. Ia bertanggung jawab penuh penginterpretasikan naskah yang

akan dipentaskan, dan menentukan corak serta warna pementasan yang akan

mendukung suatu pementasan drama. Seorang sutradara juga berfungsi untuk

properti), memberikan penafsiran pokok atas naskah, dan dengan kecakapan

sutradara dapat mewujudkan suatau pementasan drama yang total (maksimal).

4) Memilih Para Pembantu Sutradara

Para pembantu itu diantaranya antara lain perencana set (dekorasi, penata

cahaya), pemimpin panggung (motornya pementasan), dan asisten sutradara

yang dapat mewakili atau menggantikan sutradara sewaktu-waktu jika

diperlukan.

5) Mempelajari Naskah

Langkah ini bertujuan agar dapat mengenal tema, konflik, suspense dan

klimaks yang terdapat dalam naskah yang akun dipentaskan. Langkah tersebut

antara lain; menentukan cara yang sebaik-baiknya dalam mementaskan cerita,

rnenganalisis setiap tokoh beserta wataknya serta hubungannya satu sama lain,

menganisis pendidikan serta latar belakang setiap tokoh, merencanakan

floorplan atau rencana pentas yang berhungan dengan dekorasi lampu, jendela, dan sebagainya.

6) Menyusun Buku Kerja

Buku ini berisi catatan-catatan sutradara misalnya gerak, mimik, napas,

dan tanda-tanda bagi pemain seperti: tanda-tanda lampu, efek suara, musik, dan

lain-lain.

7) Memilih Pemain

Pemain haruslah dipilih orang-orang yang bisa memegang rol atau peranan

dalam mengapresiasikan tokoh yang nantinya dibawakan olehnya. Pemilihan

2.2.3.3Tahap Latihan

Tahap-tahap yang terdapat pada masa latihan antara lain yaitu:

1)Latihan Membaca

Latihan ini bertujuan supaya pemain dapat mengetahui hubungan satu

sama lain serta konflik, suspense, dan klimaks yang terdapat di dalam naskah

drama.

2) Latihan Bloking

Dalam latihan ini bertujuan untuk menentukan bloking setiap pemain,

yakni gerak dan pengelompokan pemain. Sedangkan setiap gerak, mimik, haruslah

mempunyai arti dalam pengekspresian lakon yang dibawakan pemain dengan

wajar dan mempunyai alasan yang tepat.

3) Latihan Karya

Dalam latihan karya pemain dipastikan sudah hafal teks beserta gerak laku

yang singkron yang nantinya akan menggambarkan watak serta karakter yang

dibawanya dengan wajar.

4) Latihan Pelicin

Latihan pelicin bertujuaan agar pemain benar-benar menjalani dan

memerankan dengan baik dalam menghayati suka-dukanya , perjuangannya,

kejayaannya, serta kegagalan yang akan nampak pada diri tokoh yang akan

diperankan olehnya.

5) Latihan Umum

Latihan umum merupakan merupakan latihan akhir guna mempersiapkan

lain-lain. Latihan ini diadakan untuk membiasakan para pemain dengan respon

dan seaksi dari para penonton agar padasaat pementasan yang sebenarnya mereka

tidak gugup dan benar-benar sudah siap.

2.2.3.4Pementasan

Pementasan atau malam perdana merupakan klimaks dari hasil latihan

yaing telah ditempuh selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan sampai

mencapai berbulan-bulan lamanya untuk mementaskan hasil karya berupa gerak

akting/berpura-pura yang berupa pementasan drama.

Dalam pementasa drama akting baru mungkin terjadi apabila dalam hati

ada kehendak. Kehendak (niat) itu harus dilengkapi dengan imajinasi

(membayangkan sesuatu). Untuk menyuburkan imajinasi dalam diri dapat

dilakukan dengan sering mengapresiasi puisi dan mengapresiasi lukisan (Wiyanto

2000:60).

Pada saat bermain drama, imajinasi sangat penting karena aktor harus

"pura-pura" menjadi orang lain. Dalam berpura-pura itu seorang aktor harus dapat

menampilkan pengimajinasian yang wajar, artinya seorang aktor tidak

menampilkan pengimajinasian yang berlebihan. Dalam situasi yang demikian,

aktor membutuhkan ingatan visual (imajinasi). sehingga kepura-puraannya tidak

diketahui oleh penonton. Aktor juga harus dapat meyakini bahwa yang main di

panggung adalah kenyataan.

2.2.3.5Pasca-pementasan

Dalam pasca-pementasan, pementasan yang sudah berlangsung diadakan

kinesik (gerak tubuh), penggunaan lafal pemain, penggunaan tekanan, bahasa,

intonasi dan mimik. Terdapat juga saran dan kritikan terhadap pementasan yang

sudah berlangsung dengan tujuan mengerti kekurangan-kekurangan pementasan

guna refleksi terhadap pementasan selanjutnya.

2.2.3.5.1 Tindak Lanjut

Pada tahap tindak lanjut yang harus dilakukan adalah dengan menindak

lanjuti kekurangan-kekurangan yang telah disimpulkan pada saat evaluasi

pasca-pementasan, dengan cara memperbaiki, melakukan latihan-latihan, agar saat

pementasan selanjutnya lebih maksimal dan terarah.

2.2.4 Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Bermain Drama

Dokumen terkait