PENGENALAN DAN PENALARAN DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
C. Langkah-Langkah Dasar Menulis
Menuangkan gagasan atau ide dalam menulis adalah kegiatan yang kompleks. Manulis dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkain kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud oleh penulis.
Menurut Widyamartaya (1992: 9-10) ada tiga bidang kegiatan dalam menulis yang perlu dicermati, yaitu zat (substance), siasat (strategy), dan gaya (style). Yang dimaksud dengan zat (substance) adalah unsur-unsur atau bagian-bagian integral atau bahan-bahan pembentuk tulisan dalam kegiatan menulis. Yang dimaksud siasat atau strategi kegiatan menulis adalah tindakan yang diatur langkah demi langkah untuk mencapai suatu maksud. Bahan-bahan tersebut harus disiasati sehingga terwujud hasil tulisan yang baik. Adapun yang dimaksud gaya dalam kegitan menulis adalah penampilan dari hasil tulisan beserta corak penuturan yang mendatangkan daya guna, yaitu sanggup menyampaikan pengalaman batin dengan efek sebesar- besarnya. Jadi, gaya dalam tulis-menulis akan menyangkut ejaan, pilihan kata, hubungan kata, susunan kalimat, hubungan kalimat, gaya bahasa, aspek, susunan paragraf, hubungan paragraf, penyajian, dan perwajahan. 1. Zat atau Substance
Bahan-bahan integral yang membetuk karangan atau tulisan adalah gagasan, penuturan, tatanan, dan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut, gagasan adalah pesan dalam dunia batin seseorang yang hendak disampaikan kepada orang lain. Gagasan dapat berupa pengetahuan, pengamatan, pendapat, renungan, pendirian, keinginan, perasaan, emosi, dan sebagainya.
Penuturan atau penyampaian gagasan akan mengambil bentuk khusus. Ada empat bentuk utama penyampaian gagasan, yaitu penceritaan, pelukisan, pemaparan, dan pembahasan. (1) Penceritaan atau narasi bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan waktu atau dalam
11 rangka waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca serentetan peristiwa yang biasanya memuncak pada kejadian utama. (2) Pelukisan atau deskripsi bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang yang biasanya berkisar pada kesan utama tentang sesuatu yang diserap panca indera. (3) Pemaparan atau eksposisi bertujuan menyampaikan gagasan yang berupa fakta atau hasil-hasil pemikiran dengan maksud untuk memberitahukan atau menerangkan sesuatu, misalnya masalah, manfaat jenis, proses, rencana, langkah-langkah. Pembahasan atau argumentasi bertujuan menyampaikan gagasan berupa data, bukti, hasil penalaran dengan maksud meyakinkan pembaca tentang kebenaran pendirian atau kesimpulan penulis memeroleh kesepakatan pembaca tentang maksud penulis.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang dihasilkan melalui proses tatanan atau organisasi penyampaian gagasan. Hal ini bertujuan agar gagasan penulis dapat terungkap dan diterima secara sistematis dan komunikatif. Penataan gagasan tersebut menyangkut beberapa aspek, yaitu asas, aturan, teknik, kerangka, pola, dan langkah.
a) Asas adalah dalil yang dinyatakan dalam peristilahan umum tanpa menyarankan suatu cara tertentu untuk pelaksanaannya. Misalnya, asas dalam tulis-menulis, yaitu kejelasan, keringkasan, dan ketepatan. b) Aturan adalah ketentuan (berupa perintah atau larangan) yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan. Misalnya, aturan untuk menghasilkan karya tulis yang jelas, yaitu tentukan topik yang baik dan menarik, batasi topik itu, tentukan tujuan tulisan itu, perjelas sikap penulis terhadap topik dan pembaca, nilai-nilai data yang terkumpul, rumusan pernyataan atau gagasan pokok tulisan, dan susunlah kerangka tulisan.
c) Teknik adalah cara yang dianggap tepat untuk mengerjakan suatu aturan. Teknik mengandaikan daya upaya dan keterampilan yang berkembang berkat pikiran yang lebih dinamis, peraasaan yang lebih peka, pencerapan yang lebih tajam, dan ketangkasan yang lebih besar. Misalnya, teknik untuk mencari topik, yaitu teknik “penulisan bebas”,
teknik “sumbang saran”, teknik bagan keturunan suatu gagasan,
diagram pohon, diagram jam. 2. Siasat atau Strategy
Berdasarkan pertanyaan berikut ini akan menyiasati kegiatan menulis: (1) Apa yang hendak saya katakan dan kepada siapa? (2) Bagaimana mengumpulkan bahan-bahan yang hendak saya katakan? (3) Bagaimana memilih bahan-bahan itu dan mengaturnya? (4) Bagaimana bahan-bahan
12
yang telah saya pilih dan atur akan saya ungkap? (5) Sudakah bahan- bahan itu saya ungkapkan dengan baik?
Pertanyaan tersebut dapat dijadikan langkah-langkah penulisan sebagai berikut:
(a) menemukan ide, (b) mengembangkan ide,
(c) memilih salah satu ide dari hasil pengembangan,
(d) membatasi topik tersebut sehingga menjadi tema yang jelas,
(e) merumuskan topik berikut temanya menjadi sebuah pernyataan dan sekaligus menentukan judul karangan,
(f) mengurai pernyataan menjadi suatu kerangka karangan yang cukup terinci dan teratur,
(g) menjabarkan rincian garis besar karangan menjadi paragraf yang membentuk karangan, dan
(h) menyempurnakan segenap paragraf sehingga terwujudlah karangan yang jadi.
3. Gaya atau Style
Tata eja harus mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Tata istilah harus mengikuti Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pilihan kata, kalimat efektif, gaya bahasa, bahasa baku, dan cita rasa kalimat. Pengelolaan paragraf dan hubungan antara paragraf, penyajian, dan perwajahan karangan.
Menurut Wardhana (2009: 35) bahwa setelah mengetahui berbagai bentuk tulisan maka perlu diketahui beberapa urutan persiapan yang harus dilakukan agar karya tulis yang dibuat dapat menjadi baik. Urutan persiapan yang dimaksud di antaranya:
(a) menelaah tema,
(b) menguji kelayakan topik atau judul atau pokok bahasan yang akan ditulis,
(c) mengumpulkan bahan acuan, dan (d) menyusun kerangka tulisan.
Apabila persiapan menulis sudah ditetapkan maka penulisan dapat dimulai. Namun, kemahiran merangkai kata-kata atau data dan informasi yang sudah ada sangat diperlukan agar tulisan yang disusun menarik perhatian dibaca mulai dari awal hingga akhir. Hal ini dapat terjadi jika seorang penulis memiliki seni menulis. Seni menulis hanya dapat diperoleh dari pengalaman yang telah dilakukan beberapa kali yang ditunjang oleh kesenangan atau kegemaran (hobi) dalam hal tulis- menulis.
Perlu diketahui bahwa keterampilan menulis dan penguasaan bahasa yang baik dan menarik perhatian dapat ditimbulkan oleh seni menulis. Seni menulis dapat diperoleh melalui berbagai latihan menulis
13 yang dilakukan secara terus-menerus. Oleh karena itu, “menulis tidak
perlu diajarkan, tetapi dipelajari.” Jadi, tidak boleh bosan berlatih
sampai mahir menulis. Selain itu, seni menulis dapat diperoleh melalui menbaca karya tulis, seperti artikel, buku, atau memori yang ditulis oleh penulis terkenal. Oleh karena itu, kebiasaan membaca sangat dianjurkan bagi yang berminat mejadi penulis.
Bagi seorang calon penulis membaca tulisan orang lain yang sudah terkenal adalah proses pembelajaran tidak langsung dalam hal tulis- menulis. Penulis yang sudah terkenal biasanya menulis dengan menggunakan sistematika penulisan yang baik, enak dibaca, dan mudah dipahami sehingga pembaca tidak merasa bosan membacanya. Apabila menemukan tulisan, seperti yang dimaksud maka bacalah berulang-ulang dan perhatikanlah sistematika penulisannya, gaya bahasanya, dan ungkapan kata yang disajikan. Kemudian, tirukan dan sesuaikan dengan tema tulisan yang akan dibuat. Jika, memungkinkan tambahkan kalimat yang dirangkai (buatan) sendiri yang disesuaikan dengan pokok bahasan. Dengan cara demikian, yaitu mengamati, meniru, dan menambahkan adalah belajar sekaligus mempraktikan cara menulis yang baik.
D. Hakikat, Tujuan, dan Manfaat Menulis