BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
Bagan 4. Langkah-langkah model pengembangan LKS
Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan Wawancara
Hasil Wawancara Pengumpulan data Kajian Dokumen Desain Produk (LKS) KI-KD Subtema Indikator Strategi Pebelajaran sumber belajar Evaluasi Tema
Validasi produk Evaluasi Formatif
Revisi produk hasil validasi
Prototipe LKS Tujuan
Silabus Menyusun RPP Urutan isi
Menyusun LKS LANGKAH 3
LANGKAH 2
Langkah 1. Potensi dan masalah
Penelitian ini dibuat berdasarkan pada masalah yang ada. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara dengan guru wali kelas V, yaitu dengan ibu “U” pada tanggal 30 juni 2013, pukul 10. 30 WIB di SDN Kalasan I. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengumpulkam informasi serta fakta masalah yang terjadi di lapangan, mengenai sejauh mana pemahaman guru terkait kurikulum 2013, model pembelajaran berbasis masalah, lembar kerja siswa, dan lembar kerja siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Melalui penelitian ini diharapkan pengembangan lembar kerja siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema manusia dan lingkungan dapat dikembangkan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Langkah 2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada guru terkait. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa LKS yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk pembuatan LKS adalah dengan melakukan studi pustaka, dan dari berbagai sumber lainnya.
Langkah 3. Desain Produk
Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal pengembangan LKS. Desain awal dilakukan dengan menentukan tema, kemudian menentukan KI dan KD yang akan dikembangkan, kemudian menentukan subtema yaitu Manusia dan Lingkungan. Setelah menentukan tema dan subtema, peneliti membuat indikator berdasarkan KD yang telah ada. peneliti mengembangkan indikator berdasarkan KD yang sudah ditentukan pada tahap sebelumnya. Setelah merumuskan indikator peneliti membuat tujuan pembeajaran yang akan dicapai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan indikator yang telah ada. Kemudian peneliti membuat silabus untuk dijadikan pedoman untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat seluruh urutan isi, mulai dari identitas RPP, hingga urutan kegiatan pembelajaran dan dilengkapi dengan penilaian serta strategi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan. Pada langkah sekanjutnya, peneliti menyusun peta kebutuhan LKS. Peta ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Kemudian peneliti menentukan judul LKS dan mulai membuat LKS. Langkah-langkah yng dilakukan dalam penyusunan LKS adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan indikator/pengalaman belajar antar mata pelajaran dari tema sentral yang telah disepakati.
b. Menentukan alat penilaian.
Penilaian dilakukan pada saat proses kerja dan hasil kerja siswa. Karena pedekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok sesuai adalah dengan menggunakan penilaian autentik sehingga guru dapat menilainya melalui proses dan hasil.
c. Menyusun materi.
Ini merupakan langkah terakhir dalam menyusun LKS. Kita harus mengetahui bahwa strukur LKS terdiri atas enam komponen, yaitu: judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja dan penilaian.
Langkah 4. Validasi Desain
Peneliti menggunakan (expert judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan LKS menggunkaan model pembelajaran berbasis masalah. Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti akan divalidasi oleh empat validator ahli yang kompeten. Validator ahli tersebut terdiri dari dua dosen dan dua guru kelas V SD. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut digunakan
untuk mengetahui kekurangan serta dijadikan acuan untuk perbaikan terhadap produk LKS yang dikembangkan.
Langkah 5. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan sertelah mendapatkan kritik dan saran dari para validator. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat berdasarkan hasil revisi validasi pakar. Revisi tersebut dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar. Hasil revisi produk ini akan menjadi desain produk final LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
C. Jadwal pelaksanaaan penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dapatdilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Jadwal pelaksanaan Penelitian
J un i Juli A gust us S ep te m b er O ktob er No v ember D es em b e r Janu ari Fe b ru ar
1 Potensi dan Masalah
2 Pengumpulan Data
3 Menentukan tema
4 Menentukan KI-KD dan
subtema
5 Merumuskan indikator dan
tujuan
6 Menyusun silabus dan RPP
7
Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi.
8 Membuat LKS
9 Validasi Produk √
D. Validasi Pakar Model PBM
Untuk mendapatkan produk pengembangan Lembar Kerja Siswa sesuai kurikulum 2013 yang layak, hasil Validasi dilakukan oleh ahli kurikulum SD 2013 yang terdiri dari dua Validator ahli. Validator memberikan komentar dan saran pada Lembar Kerja Siswa yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan revisi Lembar Kerja Siswa yang lebih baik.
E. Validasi Guru Kelas V SD
Selain melakukan validasi dengan dua orang ahli Kurikulum SD 2013, peneliti juga melakukan validasi kepada dua orang guru SD Kelas V. Validasi guru bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kesesuaian Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan. Komentar dan saran yang diberikan guru dapat dijadikan acuan untuk merevisi perangkat pembelajaran yang lebih baik.
F. Instrumen Penelitian.
Penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara tertulus dan kuisioner. Daftar pertanyaan wawancara tertulis digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap Lembar kerja Siswa menggunkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada subtema Manusia dan Lingkungan
Produk
11 Revisi Produk √
mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa Sekolah dasar kelas V. Lembar kuisioner berisi pertanyaan yang disusun berdasarkan indikator Lembar Kerja Siswa yang baik untuk melakukan validasi lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti. Lembar kuisioner tersebut akan dinilai dan diisi oleh dua validator ahli dan guru kelas V Sekolah dasar. Hasil validasi melalui kuisioner dapat digunakan sebagai panduan dan masukan untuk melakukan perbaikan pada produk (LKS ) yang akan dikembangkan.
G. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara tertulis dilakukan untuk memperoleh informasi terkait dengan kebutuhan lembar kerja siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013. Wawancara tertulis ini dilakukan pada guru wali kelas V SDN Kalasan I, Sleman, Yogyakarta. Data dianalisis dan dirangkum untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru.
Tabel 3. Panduan Wawancara Survei Kebutuhan No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan 1 Sejauh pemahaman Bapak/Ibu, apa
saja yang telah tersedia terkait dengan pelaksanaan Kurikulum SD 2013? 2. Sejauh pemahaman Bapak/Ibu, apa
saja yang belum tersedia terkait dengan pelaksanaan Kurikulum SD 2013? 3. Sejauh pemahaman Bapak/Ibu, apa
yang perlu tersedia terkait dengan pelaksanaan Kurikulum SD 2013? 4. Sejauh pemahaman Bapak Ibu, apa
saja model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan pelaksanaan Kurikulum SD 2013?
5. Model pembelajaran apa yang kiranya dapat membantu siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup sehari-hari terkait dengan tema-tema dalam pelaksanaan Kurikulum SD 2013?
6. Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengacu Kurikulum 2013?
7. Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan kekhasan komponen-komponen utama dalam RPP yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013?
8. Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013?
9. Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu tentang komponen-komponen yang harus ada di dalam LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah?
10. Pernahkan Bapak/Ibu menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terkait dengan Kurikulum 2013?
11. Apa saja kesulitan yang Bapak/Ibu hadapi dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013?
12. Mengapa hal tersebut menjadi kesulitan bagi Bapak/Ibu?
13. Bagaimana usaha atau cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terkait Kurikulum 2013?
dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah Bapak/Ibu?
15. Apakah Bapak/Ibu masih memerlukan contoh-contoh RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengacu Kurikulum 2013?
16. Bagaimana karakteristik RPP dan LKS yang baik, yang Bapak/Ibu butuhkan dengan mengacu pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kurikulum 2013?
17. Saran apa yang dapat Bapak/Ibu berikan terkait dengan penyusunan dan pengembangan RPP dan LKS menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu pada Kurikulum SD 2013?
Sedangkan teknik pengumpulan data berupa kuisioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan perbaikan terkait dengan lembar kerja siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Tabel 4. Instrumen Validasi Kualitas LKS Menggunakan Model PBM No. Komponen Lembar Kerja
Siswa
Hasil Penelaahan dan Skor
Catatan 1 2 3 4 5
1. Judul LKS
Kelengkapan judul yang
meliputi: nama pembelajaran, satuan pendidikan, kelas/semester, muatan pembelajaran, tema/subtema, alokasi
waktu, dan identitas siswa.
2 Kompetensi Dasar yang akan dicapai Kelengkapan kompetensi
dasar yang mencakup
beberapa muatan
pelajaran dalam setiap LKS.
Kelengkapan kompetensi dasar yang mencakup
beberapa muatan
pelajaran dalam setiap LKS
Kompetensi dasar dirumuskan secara lebih spesifik dalam tujuan pembelajaran
3. Waktu Penyelesaian
Kesesuaian waktu pengerjaan LKS dengan standar alokasi waktu yang telah ditentukan untuk siswa kelas lima SD.
Kesesuaian waktu pengerjaan LKS dengan kualitas berat atau ringannya tugas yang diberikan.
4. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan Kelengkapan alat/bahan
yang dibutuhkan selama mengerjakan LKS
Kesesuaian alat/bahan dengan tugas yang akan dikerjakan
5. Informasi singkat
Kejelasan informasi tentang materi pelajaran yang termuat di dalam LKS
6. Langkah Kerja Rumusan
petunjuk/langkah kerja singkat dan jelas.
7. Tugas yang harus dilakukan
Rumusan tugas singkat, detail, dan mudah dipahami.
Rumusan tugas
mencakup aspek afektif (pribadi/sosial dan religius), kognitif, dan psikomotor.
Rumusan tugas
mencerminkan langkah-langkah model PBL yang
dipadukan dengan
langkah-langkah pendekatan saintifik.
8. Laporan yang harus dikerjakan Kejelasan
petunjuk/perintah pada bagian laporan yang harus dikerjakan.
9. Masalah yang ditampilkan Masalah yang ditampilkan
berupa masalah nyata yang sering dihadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah yang ditampilkan mendorong kektifan siswa untuk mencari tahu dan merumuskan solusi pemecahannya.
10. Aspek yang dikembangkan LKS mencakup seluruh
aspek perkembangan siswa yakni aspek sikap (pribadi/sosial dan
religius), aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
11. Penggunaan EYD
Kesesuaian tata cara penulisan huruf dalam LKS dengan aturan EYD Ketepatan penggunaan
kosa kata dan kalimat baku dalam LKS.
12. Tampilan LKS
Kemenarikan tulisan dan gambar.
Kerapian tulisan dan gambar.
Keseimbangan ukuran huruf dan gambar.
Jumlah
H. Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan kualitatif. Berikut akan dijelaskan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif.
1. Data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa komentar yang dikemukakan oleh para validator ahli. Data hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki/merevisi untuk mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian oleh validator ahli, yaitu pakar media LKS dan dua guru kelas II Sekolah Dasar. Data dianalisis berdasarkan hasil penilaian kuesioner kemudian diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap media pembelajaran LKS yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan (Sukarjo, 2008: 101).
Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan skala Lima Interval Skor Kategori
X > ̅i + 1,80 Sbi Sangat baik
̅i+ 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi Baik
̅i–0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi Cukup
̅i–1,80 SBi < X ≤ ̅i– 0,60Sbi Kurang
X ≤ ̅i– 1,80Sbi Sangat Kurang
Keterangan:
Rerata ideal ( ̅i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konvensi sebagaiberikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( ̅i) : (5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67
Ditanyakan : Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X > ̅i + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21 Kategori baik = ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi = 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 < X ≤ 4,21
= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40) = 2,60 < X≤ 3,40
Kategori kurang baik = ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi = 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67)
= 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40) = 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅i– 1,80SBi = X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 6. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria
4,22 – 5,00 Sangat Baik
3,41 - 4,21 Baik
2,61 - 3,40 Cukup
1,80 - 2,60 Kurang
1,00 - 1,79 Sangat Kurang
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan lembar kerja siswa berbasis model PBL mengacu kurikulum 2013. Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan langkah-langkah pengembangan lembar kerja siswa berbasis model PBL seperti yaang telah dijabarkan dalam bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara melakukan wawancara tertulis. Wawancara dilakukan kepada guru kelas V SD Negeri Kalasan 1 yaitu ibu U pada hari senin tanggal 30 juni 2013 pukul 10.30 WIB. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya fakta dan dan masalah yang terjadi di lapangan. Permasalahan tersebut terkait sejauh mana pemahaman guru mengenai lembar kerja siswa berbasis model PBL yang mengacu pada kurikulum 2013 dan sejauhmana pemahaman guru tentang model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta sejauhmana pemahaman guru terkait dengan LKS berbasis PBL. Dari wawancara tersebut dijadikan acuan dalam pengembangan LKS berbasis model PBL yang akan disusun sesuai dengan kurikulum 2013 ubtuk siswa kelas V Sekolah dasar.
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Wawancara analisis kebutuhan yang dilakukan berpedoman pada 17 butir pertanyaan. Hasil wawancara tersebut akan dijelaskan pada setiap butir sebagai berikut:
Butir pertanyaan yang pertama yaitu Sejauh pemahaman Bapak/Ibu, apa saja yang telah tersedia terkait dengan pelaksanaan Kurikulum SD 2013. Guru memberikan jawaban bahwa yang sudah tersedia baru beberapa saja yaitu buku- buku (buku guru maupun buku siswa), kurikulum, standar proses dan standar penilaian.
Butir pertanyaan yang kedua yaitu tentang sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu, apa saja yang belum tersedia terkait dengan pelaksanaan Kurikulum SD 2013. Guru memberikan jawaban bahwa ada beberapa hal yang belum tersedia terkait dengan pelaksanaan kurikulum 2013 yaitu aplikasi penilaian yang memudahkan guru untuk merekap nilai rapor. dalam hal ini, guru masih mengalami kesulitan dalam pengisisan rapor yang berdasarkan pada ketentuan kurikulum yang sedang berlaku.
Butir pertanyan yang ketiga yaitu Sejauh pemahaman Bapak/Ibu, apa yang perlu tersedia terkait dengan pelaksanaan Kurikulum SD 2013. Guru memberikan jawaban bahwa masih sangat perlu diadakan pendampingan, monitoring, pengadaan buku-buku, media pembelajaran (khususnya yang terkait dengan buku).
Butir pertanyaan yang keempat yaitu Sejauh pemahaman Bapak Ibu, apa saja model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan pelaksanaan Kurikulum SD 2013. Guru memberikan jawaban bahwa model pembelajaran yang digunakan terkait dengan pelaksanaan kurikulum 2013 adalah model pembelajaran apa saja yang berpusat pada siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran benar-benar difokuskan pada siswa.
Butir pertanyaan yang kelima yaitu Model pembelajaran apa yang kiranya dapat membantu siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup sehari-hari terkait dengan tema-tema dalam pelaksanaan Kurikulum SD 2013. Guru menjawab bahwa ada beberapa model pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah terkait dengan tema-tema yang telah ada, model pembelajaran tersebut anatara lain model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik, PBL, dan pembelajaran berbasis lingkugan.
Butir pertanyaan keenam yaitu Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengacu Kurikulum 2013. Guru menjawab model PBL merupakan model pembelajaran yang megekplorasi tahapan-tahapan pembelajaran saintifik.
Butir pertanyaan ketujuh yaitu Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan kekhasan komponen-komponen utama dalam RPP yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013. Guru menjawab bahwa dalam model PBL lebih menonjolkan pada penyelesaian masalah. Siswa dihadapkan padasuatu persoalan dan siswa harus mampu menyelesaikan persoalan yang ada. Persoalan tersebut terkait dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar.
Butir pertanyaan kedelapan yaitu Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013. Guru menjawab bahwa LKS yang menggunakan model PBL merupakan LKS yang disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi lokal yang ada di sekitar.
Butir pertanyaan kesembilan yaitu Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu tentang komponen-komponen yang harus ada di dalam LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Guru menjawab LKS yang mengunakan model PBL harus memiliki identitas LKS yang lengkap, kompetensi inti, kompetensi dasar dan langkah-langkah atau petunjuk kerja, sehingga memusahan siswa dalam mengerjakan soal-soal.
Butir pertanyaan kesepuluh yaitu Pernahkan Bapak/Ibu menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS yang menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah terkait dengan Kurikulum 2013. Guru menjawab terkair dengan LKS yang menggunakan model PBL, guru sudah perna menyusunnya dan mengembangkan RPP sesuai dengan model PBL.
Butir pertanyaan kesebelas yaitu Apa saja kesulitan yang Bapak/Ibu hadapi dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013. Guru menjawab kesulitan yang sering dihadapi terkait dengan penyusunan LKS menggunakan model PBL adalah terkait dengan waktu penyusunan yang relatif lama.
Butir pertanyaan keduabelas yaitu Mengapa hal tersebut menjadi kesulitan bagi Bapak/Ibu. Guru menjawab terkait dengan soal sebelumnya hal tersebut menjadi sulit karena adanya target pokok bahasan perhari, sehingga guru harus fokus menyelesaikan poko bahasan terlebih dahulu perharinya.
Butir pertanyaan ketigabelas yaitu Bagaimana usaha atau cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terkait Kurikulum 2013. Guru menjawab terkait kesulitan yang ada, para guru menyusun RPP dan LKS setelah semua tema di dalam buku selesai diajarkan. Jadi, guru harus mampu mecari
waktu yang tepat serta mengatur waktu dengan baik, agar penyususnan RPP dan LKS dapat terlaksana.
Butir pertanyaan keempatbelas yaitu Apakah contoh-contoh RPP dan LKS dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah Bapak/Ibu. Guru menjawab bahwa sudah ada contoh-contoh RPP dan LKS yang berbasis model PBL, namun yang tersedia jumlahnya hanya sedikit, dan masih sangat kurang dari yang dibutuhkan.
Butir pertanyaan kelimabelas yaitu Apakah Bapak/Ibu masih memerlukan contoh-contoh RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengacu Kurikulum 2013. Guru menjawab terkait dengan contoh-contoh RPP dan LKS yang menggunakan model PBL masih sangat dibutuhkan oleh guru sebagai pegangan dan pedoman dalam penyusunan RPP dan LKS berbasis odel PBL.
Butir pertanyaan keenambelas yaitu Bagaimana karakteristik RPP dan LKS yang baik, yang Bapak/Ibu butuhkan dengan mengacu pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kurikulum 2013. Guru menjawab karakteristik RPP dan LKS yang baik merupakan RPP dan LKS yang memenuhi atau memuat komponen-komponen yang terdapat dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Butir pertanyaan ketujuhbelas yaitu Saran apa yang dapat Bapak/Ibu berikan terkait dengan penyusunan dan pengembangan RPP dan LKS menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu pada Kurikulum SD 2013. Guru menjawab dalam penyusunan LKS dan RPP perlu dimunculkan tematik integratifnya dengan jelas pada skenario pembelajaran.
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa pemahaman guru terkait kurikulum LKS berbasis model PBL sudah cukup dalam melaksanakan pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Kesulitan yang masih dialami oleg guru adalah terkait dengan pengisian rapor, kekurangan sumber buku, kurangnya pendampigan dan monitoring, kekurangan contoh-contoh LKS yang menggunakan model PBL, serta penyusunan LKS yang membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga guru harus mencari waktu yang tepat untuk mengerjakannya.
B. Deskripsi Produk Awal
Berdasarkan analisa kebutuhan yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti mengembangkan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Mengacu Kurikulum 2013 pada subtema Manusia dan Lingkungan untuk siswa kels V Sekolah Dasar. Pada awalnya peneliti