• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah-langkah Pengolahan Data dengan AHP

METODE PENELITIAN

3.5. Metode Pengolahan Data 1. Sumber Data

3.5.4. Pengolahan AHP 1. Kerangka Kerja AHP

3.5.4.2. Langkah-langkah Pengolahan Data dengan AHP

Adapun langkah – langkah dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut :

3.5.4.2.1. Penentuan Variabel Penentuan Variabel

Dalam penentuan Variabel Sistem Proteksi Pasif Kebakaran dalam penelitian ini berdasarkan standard sistem proteksi pasif kebakaran itu sendiri yang terdapat dalam Kepmen PU No. 10 Tahun 2000, SNI tentang persyaratan keandalan sistem proteksi kebakaran pasif dan penelitian sebelumnya oleh, Stefanie (2017), Tika Oktaviani (2017) dan beberapa lainnya yang meneliti hal sama pada bangunan berbeda.

Adapun variabel sistem proteksi pasif kebakaran yang diteliti adalah : 1. Sarana Evakuasi

2. Site Bangunan

3. Konstruksi Tahan Api

Ketiga variabel ini merupakan komponen Sistem Proteksi Pasif Kebakaran yang memiliki potensi penyelamatan yang baik dalam menanggulangi bahaya kebakaran jika didesain sesuai persyaratan keandalan.

3.5.4.2.2. Penentukan Sub Variabel Penentuan Sub Variabel

Setiap Variabel sistem proteksi pasif kebakaran dijabarkan ke dalam beberapa sub variabel untuk lebih mendapatkan hasil yang lebih detail. Penentuan Sub Variabel

dalam penelitian ini berdasarkan Kepmen PU No. 10 Tahun 2000, SNI tentang persyaratan keandalan sistem proteksi kebakaran pasif dan penelitian sebelumnya oleh, Stefanie (2017), Tika Oktaviani (2017) dan beberapa lainnya yang meneliti hal sama pada bangunan berbeda.

Adapun sub variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sarana Evakuasi :

1. Akses pemadam kebakaran 2. Perkerasan

3. Lebar jalan

Site Bangunan

1. Jarak Kantor Pemadam Kebakaran ke Site 2. Lebar Jalan Pemadam Kebakaran di Sekitar Site

3. Area parkir dan Akses Pemadam Kebakaran si Sekitar Bangunan 4. Jarak Antar Bangunan

5. Area Evakuasi di Site (Titik kumpul di luar bangunan)

6. Ketersediaan Pasokan Air untuk Pemadam Kebakaran di Sekitar Site

Konstruksi tahan api 1. Dinding

2. Pintu dan Jendela 3. Atap dan Plafon

3.5.4.2.3. Pengurutan Kepentingan Variabel dan Sub Variabel

 Semua sub variabel diberikan kriteria tingkat kepentingan agar dapat mengurutkannya, sebagai tolak ukur dalam pengisian tabel AHP.

 Kriteria yang digunakan adalah melihat seberapa pentingnya satu sub variabel dengan sub variabel lain dalam sebuah sistem proteksi kebakaran pasif pada lingkungan.

 Dalam mengurutkan kepentingan setiap variabel dan sub variabel berdasarkan pertimbangan yang mengaccu kepada Standar PU PU No. 10 Tahun 2000, SNI tentang persyaratan keandalan sistem proteksi kebakaran bangunan dan sebagian besar dari penelitan – penelitian sebelumnya yang pernah membandingkan variabel yang sama pada objek penelitian yang berbeda.

 Adapun urutan kepentingan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Tabel Urutan Kepentingan Variabel

No.

Urut Kode Variabel

1 A Sarana Evakuasi

2 B Site Bangunan

3 C Konstruksi Tahan Api

(Sumber : pengolahan data 2018)

Tabel 3.3. Tabel Urutan Kepentingan Sub Variabel No.

Urut Kode Sub Variabel

A. Variabel Sarana Evakuasi 1 1A Jalur Evakuasi Vertikal (Jarak Antar Tangga) 2 2A Jalur Evakuasi Horizontal (Koridor)

3 3A Keberadaan Tangga Darurat B. Site Bangunan

1 1B Jarak Kantor Pemadam Kebakaran ke Site 2 2B Lebar Jalan Pemadam Kebakaran di Sekitar Site 3 3B Area Parkir dan Akses Pemadam Kebakaran di Sekitar

Bangunan

4 4B Jarak Antar Bangunan

5 5B Area Evakuasi di Site (Titik Kumpul di luar Bangunan) 6 6B Ketersediaan Pasokan Air untuk Pemadam Kebakaran di

Sekitar Site

C. Variabel Konstruksi Tahan Api 1 1C Dinding

2 2C Pintu dan Jendela 3 3C Atap dan Plafon

(Sumber : pengolahan data 2018) 3.5.4.2.4. Membuat Matriks Awal

Setelah setiap Variabel dan Sub Variabel diurutkan kepentingannya maka tahap selanjutnya adalah mencari bobot dari seriap variabel dan sub variabel yang disajikan dalam bentuk matriks awal.

Adapun hal yang harus diperhatikan saat membuat Matriks Awal adalah sebagai berikut :

 Membuat matriks Awal Variabel. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat matrik untuk Variabel. Ini dilakukan untuk mendapatkan persentase bobot dari setiap variabel. 3 variabel yang ada di adu dalam MatrikS AHP.

 Membuat Matriks Awal Sub Variabel. Dari setiap Variabel terdapat beberapa Sub Variabel. Maka masing-masing sub Variabel dibuat matriks awal di setiap Variabel nya.

 Pada pengisian tabel matriks normalisasi, nilai kepentingan dapat dilihat pada Tabel. 2.6 Skala Kepentingan di bab sebelumnya.

 Hal yang perlu di perhatikan adalah matriks yang berseberangan memiliki nilai keterbalikan. Misalkan perbandingan A ke B diberi nilai 9, maka nilai berseberangan B ke A 1/9.

 Setelah semua cell pada matriks terisi, maka jumlahkan semua nilai pada setiap kolom dari atas ke bawah.

3.5.4.2.5. Membuat Matriks Normalisasi

Selanjutnya adalah membuat matriks normalisasi. Matriks awal Variabel dan Matriks Awal Sub Variabel dibuat matriks normalisasi untuk mendapatkan bobot setiap Variabel dan Sub Variabel. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Matriks Normalisasi :

 Setiap cell pada matriks awal dikali dengan jumlah semua nilai pada setiap kolom.

 Setelah semua cell pada matriks normalisasi terisi, maka jumlahkan semua nilai setiap kolom dari atas ke bawah. Hasil jumlah harus 1. Jika ada jumlah yang kurang atau lebih dari 1 maka periksa kembali pengerjaan matriks normalisasi. Kemungkinan terdapat kesalahan dalam pengisian.

 Tahap selanjutnya adalah jumlahkan seluruh nilai per baris. Jangan lupa

 Kemudian, tentukan priority vector dengan cara mengalikan jumlah nilai per baris dibagi dengan total nilai per kolom.

 Setelah itu tentukan bobot sementara. Tahap ini merupakan tahap yang cukup rumit dan memerlukan keteliatian. Menentukan bobot sementara dengan cara : (Cell 1 matriks awal x cell 1 perioriti vektor matriks normalisasi) + (Cell 2 matriks awal x cell 2 periority vector matriks normalisasi) + …………

 Membuat persen bobot dengan cara :

Bobot sementara : jumlah seluruh bobot sementara * 100%

 Bobot Akhir

3.5.4.2.6. Memberikan Nilai Ketersediaan Variabel

Memberikan nilai ketersediaan berdasarkan pengumpulan data langsung pada studi kasus, pertimbangan teori – teori terkait dan data penelitian – penelitan sebelumnya. Di penelitian ini peneliti menggunakan beberapa Teori, Standar PU, SNI dan beberapa jurnal, skripsi penelitian sebelumnya.

Skala nilai ketersediaan Sub Variabel adalah sebagai berikut :

Tabel. 3.4. Tabel Skala Nilai Ketersediaan Sub Variabel No Nilai

Ketersediaan Keterangan

1 1 Sama sekali tidak memiliki komponen sesuai persyaratan keandalan

2 2 Memiliki komponen tetapi semua tidak sesuai persyaratan keandalan

3 3 Memiliki sebagian komponen yang sesuai persyaratan keandalan

4 4 Semua komponen sesuai persyaratan keandalan

3.5.4.2.7. Menentukan Penilaian Keandalan

Tahap akhir adalah mengidentifikasi Nilai keandalan sistem proteksi pasif kebakaran. Beberapa hal yang perlu diperhaikan dalam tahap ini adalah :

 Bobot setiap sub variabel dikali dengan nilai ketersediaan setiap sub variabel

 Menjumlah hasil kali tersebut pada masing – masing variabel

 Jumlah tersebut kalikan dengan persentase bobot setiap variabel

 Setelah setiap variabel mendapat nilai, totalkan. Maka nilai tersebut adalah hasil akhir Penilaian Keandalan Sistem Proteksi Pasif Kebakaran.

 Berikut adalah Skala Nilai Keandalan Sistem Proteksi Pasif Kebakaran

Tabel. 3.5. Tabel Skala Penilaian Keandalan Skala Nilai Keandalan Keterangan

1≤ x ≤ 1,6 Buruk

1,61 ≤ x ≤ 2,2 Kurang

2,21 ≤ x ≤ 2,8 Cukup

2,81 ≤ x ≤ 3,4 Baik

3,41 ≤ x ≤ 4 Sangat Baik

(Sumber : Tika Oktaviani, 2017)

 Setelah didapat nilai keandalan sistem proteksi pasif kebakaran, berikan kesimpulan, saran dan masukan untuk objek penelitian.

BAB 4

Dokumen terkait