Berkaitan dengan penyusunan program dan kegiatan pencapaian SPM, beberapa indikator SPM yang memiliki pedoman teknis sudah mengidentii kasi rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan untuk pencapaian SPM. Sedangkan bagi SPM yang belum teridentii kasi rangkaian kegiatannya untuk pencapaian SPM, terlebih dahulu perlu dirumuskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan berdasarkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi.
1) Penyusunan program dan kegiatan untuk indikator SPM yang sudah memiliki pedoman teknis
Peraturan SPM dari K/L terkait dilengkapi dengan petunjuk teknis yang berisi langkah-langkah kegiatan untuk pencapaian setiap indikatornya. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka penyusunan program dan kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Mengidentii kasi kegiatan dan rangkaian kegiatan untuk masing- masing indikator SPM berdasarkan petunjuk teknis yang ditetapkan K/L.
Misalnya untuk SPM Kesehatan rangkaian kegiatan yang telah diidentii kasi antara lain:
52
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
52
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Indikator SPM Rangkaian kegiatan
menurut petunjuk teknis 1. SPM Bidang Kesehatan
a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4.
Pengadaan buku KIA (dengan stiker P4K) Pendataan Bumil
Pelayanan antenatal sesuai standar Kunjungan rumah bagi yang drop-out Pembuatan kantong persalinan Pelatihan KIP/konseling Pencatatan dan pelaporan Supervisi, monitoring dan evaluasi b. Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani
Deteksi Bumil, Bulin, Bufas komplikasi Rujukan kasus komplikasi kebidanan Pelayanan penanganan komplikasi
kebidanan
Penyediaan pusat pelatihan klinis Pelatihan PONED bagi bidan desa dan Tim
Puskesmas
Pelatihan Tim PONEK di RS Kabupaten/Kota Penyediaan peralatan PONED di Puskemas
dan PONEK di RS Kabupaten/Kota Penyediaan Bank Darah Rumah Sakit
(BDRS)
Pelaksanaan PONED dan PONEK Pencatatan dan pelaporan Pemantauan dan evaluasi 2. SPM Bidang PU dan Penataan Ruang
Tersedianya informasi mengenaiRencana Tata Ruang (RTR) wilayah Kabupaten/Kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital
- Pembuatan peta analog RTRW Kabupaten/ Kota dan Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan
- Penyesuaian pemanfaatan ruang wilayah kota dengan RTRW yang ditetapkan
b) Menentukan nomenklatur program untuk rangkaian kegiatan pencapaian SPM yang ditetapkan dalam petunjuk teknis mengacu pada nomenklatur program dan kegiatan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Nomenklatur program untuk setiap kegiatan ditentukan berdasarkan jenis dan karakteristik kegiatan. Nama program harus secara spesii k memayungi dan terkait kegiatan-kegiatan yang ditetapkan. Selain itu pemilihan
program dapat dilakukan dengan mengacu pada nama program dalam dokumen APBD dalam rangka pencapaian SPM di daerah.
Selama ini banyak daerah secara tidak langsung sudah menerapkan pencapaian SPM dalam program dan kegiatan APBD. Oleh karena itu selain mengacu pada nomenklatur dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, pemilihan program dapat mengacu pada program yang selama ini sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM.
Secara lebih rinci penentuan program dan kegiatan pencapaian SPM untuk indikator SPM yang sudah memiliki petunjuk teknis dapat dilihat sebagai berikut:
Rangkaian kegiatan menurut petunjuk teknis
Program dan Kegiatan dalam Permendagri 13/2006 - Pengadaan buku KIA (dgn stiker P4K)
- Pendataan Bumil
- Pelayanan antenatal sesuai standar
- Kunjungan rumah bagi yang drop-out
- Pembuatan kantong persalinan
- Pelatihan KIP/konseling
- Pencatatan dan pelaporan
- Supervisi, monitoring dan evaluasi
xx.02.32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
xx.32.02 Perawatan Berkala bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu
2) Penyusunan program dan kegiatan untuk indikator SPM yang belum memiliki pedoman teknis
Sedangkan bagi SPM yang belum teridentii kasi rangkaian kegiatannya untuk pencapaian SPM, maka terlebih dahulu perlu dirumuskan kegiatan- kegiatan yang harus dilakukan berdasarkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi. Perumusan program dan kegiatan dapat menggunakan alat bantu yang memudahkan misalnya problem tree analysis (analisa pohon masalah), logic model (model logika), dan lain-lain.
Pencapaian target indikator SPM harus dilakukan melalui sejumlah program dan kegiatan yang terkait dengan target indikator SPM dimaksud. Program dan kegiatan dapat diinisiasi melalui pengenalan permasalahan atau isu strategis yang dihadapi dalam mencapai target indikator SPM dimaksud. Permasalahan adalah suatu kondisi atau keadaaan negatif yang tidak diinginkan terjadi. Masalah adalah suatu kondisi yang menjadi penyebab tidak tercapainya apa yang diinginkan seperti tidak tercapainya visi, misi, tujuan, sasaran dan sebagainya. Contoh masalah misalnya tidak tercapainya tingkat cakupan kunjungan ibu hamil K4.
54
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
54
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Dengan menggunakan analisis pohon masalah akan dapat diidentii kasi berbagai faktor penyebab tidak tercapainya target SPM di daerah. Sebagai misal, tidak tercapainya tingkat cakupan kunjungan ibu hamil K4 di daerah tertentu bisa disebabkan oleh:
- Pendataan ibu hamil kurang akurat dan ketinggalan;
- Fasilitas pendukung kegiatan K4 penyebarannya tidak merata; - Masyarakat merasa terlalu jauh dari lokasi pemeriksaan; - Jumlah tenaga kesehatan terbatas;
- Tenaga kesehatan tersedia, tapi kurang ramah; - Tenaga kesehatan tersedia, tapi kurang terampil;
- Ibu hamil tidak punya waktu untuk memeriksanakan diri ke puskesmas karena terlalu sibuk mengurus rumah tangga;
- Ibu hamil enggan memeriksakan diri ke puskesmas karena lebih percaya pada dukun beranak;
- Masyarakat masih kurang paham tentang pentingnya melakukan pemeriksaan ketika hamil;
- Ibu hamil merasa tidak ada perbedaan penting apakah memeriksakan kehamilan atau tidak;
- Suami kurang mendukung keharusan ibu hamil untuk memeriksakan diri;
- Tingginya biaya konsultasi.
Berdasarkan analisis permasalahan tersebut di atas, selanjutnya dapat dirancang beberapa kegiatan dalam upaya meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil K4, misalnya sebagai berikut:
a) Pendataan ibu hamil;
b) Pembangunan fasilitas pendukung kegiatan K4 di lokasi-lokasi tertentu; c) Penempatan tenaga kesehatan di daerah tertentu;
d) Pelatihan teknis keperawatan bagi tenaga kesehatan;
e) Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat (ibu hamil dan suami) tentang pentingnya pemeriksaan K4;
f ) Pemberian makanan pendukung jika memungkinkan.
Disamping kegiatan-kegiatan yang diinisiasi melalui identii kasi akar permasalahan, juga terdapat beberapa kegiatan yang bersifat rutin, sehingga akan terdapat banyak kegiatan yang dapat dilakukan. Untuk itu, SKPD membuat skala prioritas usulan kegiatan dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan SPM.
Selanjutnya program dan kegiatan untuk masing-masing indikator SPM disajikan dalam Tabel V.8 berikut ini.
Tabel 5.8 Identifi kasi Program dan Kegiatan SPM*) Program/ Kegiatan Indikator SPM Capaian SPM Tahun 2012
Target Capaian dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Urusan Kesehatan Program
Peningkatan Keselamatan Ibu dan Anak Melahirkan Cakupan kunjungan bumil K4 94% (22.414 bumil) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 70% (3.353 bumil) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 93% (21.254 ibu bersalin) Cakupan pelayanan nifas 92% (21.026 ibu nifas) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan desa siaga aktif Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Cakupan desa/ kelurahan UCI Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan PE kurang dari 24 jam
*) Pada tabel identii kasi program dan kegiatan untuk mengisi kolom (1), (2) dan (3) Program/ Kegiatan Indikator SPM Capaian SPM Tahun 2012 (1) (2) (3) Urusan Kesehatan Program Peningkatan Keselamatan Ibu dan Anak Melahirkan Cakupan kunjungan bumil K4 94% (22.414 bumil) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 70% (3.353 bumil) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 93% (21.254 ibu bersalin) Cakupan pelayanan nifas 92% (21.026 ibu nifas) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan desa siaga aktif Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Cakupan desa/ kelurahan UCI Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan PE kurang dari 24 jam
56
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
56
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH