BAB V EVALUASI HASIL BELAJAR TUTORIAL
E. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar …
Sasaran akhir dari evaluasi hasil belajar mahasiswa adalah penguasaan kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK Mendiknas No. 045/U/2002) atau dapat dikatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan perilaku. Kompetensi adalah integrasi domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang direflesikan dalam perilaku.
Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar mahasiswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh tutor/tutor.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 29
F. Intsrumen Evaluasi Hasil Belajar
Instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar mahasiswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup wawancara, angket, dan pengamatan (observasi).
Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur kemampuan asuhan keperawatan anak pada mahasiswa tingkat II tidak tepat jika digunakan pada mahasiswa tingkat I. Dalam hal ini sasaran kepada siapa instrumen itu ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis validitas suatu instrumen. Aspek lain yang perlu juga diperhatikan adalah misalnya kesesuaian indikator dengan butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, juga kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal dsb.
Instrumen evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah antara lain validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, ekonomis, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Validitas
Yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi dalam evaluasi hasil belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Tinggi rendahnya validitas instrumen dapat di hitung dengan uji validitas dan dinyatakan dengan koefisien validitas.
2. Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang ketetapannya tinggi. Tinggi rendahnya reliabilitas ini dapat dihitung dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas.
3. Objektivitas
Pengaruh subjektifitas pribadi dari evaluator dapat dihindari dengan mengacu kepada pedoman menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif. Evaluasi
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 30
harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). Evaluasi yang dilakukan berkali-kali dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaan audiens yang dinilai.
Karena faktor kebetulan akan sangat mengganggu hasilnya.
4. Praktikabilitas
Sebuah intrumen evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri: mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada mahasiswa mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain.
5. Ekonomis
Instrumen evaluasi yang dipergunakan tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
6. Taraf Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang mahasiswa mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan membuat mahasiswa berputus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
7. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut membedakan antara mahasiswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan mahasiswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Indek daya pembeda ini disingkat dengan D dan dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi.
G. Jenis Instrumen Evaluasi Pembelajaran
Instrumen atau alat evaluasi untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua yakni: 1) Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar dan 2) Non Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar.
1. Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar
Yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswa dalam bentuk lisan (tes lisan), tulisan (tes tulisan), dan perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar mahasiswa terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 31
tujuan pendidikan dan pengajaran.
Ada 2 jenis tes yakni tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda dengan banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.
a. Tes Uraian (tes subjektif)
Tes Uraian, disebut juga essay. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut mahasiswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Kelebihan atau keunggulan tes bentuk uraian antara lain adalah:
1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi /aspek kognitif tingkat tinggi 2) Dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan,
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
3) Dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analitis dan sistematis
4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sihingga tanpa memakan waktu yang lama, tutor/tutor dapat secara langsung melihat proses berfikir mahasiswa.
Adapun kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes antara lain:
1) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan
2) Bersifat subjektif dalam pertanyaan/membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya
3) Bersifat kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah mahasiswa relatif besar.
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi 3 yaitu uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
1) Uraian bebas
Dalam uraian bebas jawaban mahasiswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan mahasiswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 32
uraian bebas sifatnya umum.
Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
Mengungkapkan pandangan para mahasiswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitas.
Pengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak satupun jawaban yang pasti.
Mengembangkan daya analisis mahasiswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau dimensinya.
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban mahasiswa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada tutor sebagai penilainya:
2) Uraian terbatas
Bentuk pertanyaan diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan yang dapat dilihat dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya dan indikator-indikatornya.
3) Uraian berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal- soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas memberikan jawaban.
b. Tes Objektif
Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa bentuk:
1) Bentuk soal jawaban singkat, merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau simbol. Ada dua bentuk jawaban singkat yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak langsung.
2) Bentuk soal benar salah, adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pertanyaan dimana sebagian dari pertanyaan yang benar dan pertanyaan yang salah. Pada umumnya bentuk ini dipakai untuk mengukur pengetahuan mahasiswa tentang fakta, definisi dan prinsip
3) Bentuk soal menjodohkan, terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang paralel yang berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berupa soal-soal dan sebelah kanan adalah
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 33
jawaban yang disediakan. Tapi sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan lebih banyak dari soal karena hal ini akan mengurangi kemungkinan mahasiswa menjawab yang betul dengan hanya menebak.
4) Bentuk soal pilihan ganda Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
2. Non Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi dapat juga dinilai olah alat-alat non-tes atau bukan tes, seperti Wawancara, Kuesioner dan Observasi.
a. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari mahasiswa dengan melakukan tanya jawab sepihak. Kelebihan wawancara adalah bisa kontak langsung dengan mahasiswa sehingga dapat mengungkapkan jawaban lebih bebas dan mendalam. Wawancara dapat direkam sehingga jawaban mahasiswa bisa dicatat secara lengkap. Melalui wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi, begitupun dengan jawaban yang belun jelas.
Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terstruktur dan wawanncara bebas.
Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga mahasiswa tinggal mengkategorikannya kepada alternatif jawaban yang telah dibuat. Keuntungannya ialah mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan. Sedangkan untuk wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya. Keuntungannya ialah informasi lebih padat dan lengkap sekalipun kita harus bekerja keras dalam menganalisisnya sebab jawabannya bisa beraneka ragam.
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara.
1) Tahap awal wawancara di mana bertujuan untuk mengondisikan situasi seperti suasana keakraban.
2) Penggunaan pertanyaan dimana pertanyan diajukan secara bertahap dan sistematis berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.
3) Pencatatan hasil wawancara di mana dicatat saat itu juga supaya tidak lupa.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 34
Langkah-langkah rancangan pedoman wawancara sebagai berikut:
1) Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.
2) Tentukan aspek-aspek yang akan di ungkap dari wawancara tersebut.
3) Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu tekhnik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik dari mahasiswa. Kelebihan kuesioner dari wawancara ialah sifatnya yang praktis, hemat waktu, tenaga dan biaya. Kelemahannya ialah jawaban sering tidak objektif, lebih-lebih bila pertanyaannya kurang tajam yang memungkinkan mahasiswa berpura-pura.
Cara penyampain kuesioner ada yang langsung di bagikan kepada mahasiswa yang telah diisi lalu dikumpulkan lagi. Alternatif jawaban yang ada dalam kuesioner bisa juga ditransformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif agar menghasilkan data interval. Caranya adalah dengan memberi skor terhadap setiap jawaban berdasarkan kriteria tertentu.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Ada tiga jenis observasi, yakni:
1) Observasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
2) Observasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakasanakan dengan menggunakan alat seperti mikroskop untuk mengamati bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit.
3) Observasi partisipasi, adalah observasi yang dilaksanakan dengan cara pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati, sehingga pengamat bisa lebih menghayati, merasakan dan mengalami sendiri seperti individu yang sedang diamatinya.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 35
BAB VI. PENGOLAHAN HASIL EVALUASI
TUTORIAL
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan kegiatan evaluasi yang dilakukan baik secara tes maupun non tes, maka dapat dikumpulkan sejumlah data atau informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi hasil belajar. Data yang terkumpul melalui tes berupa data kuantitatif, dan non tes berupa data kualitatif dan kuantitatif sekaligus merupakan data mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Kegiatan mengolah data yang berhasil dikumpulkan melalui kegiatan evaluasi inilah yang disebut kegiatan pengolahan hasil evaluasi.
Pengolahan data hasil evaluasi pembelajaran perlu dipahami karena pengolahan hasil evaluasi pembelajaran merupakan elemen penting Dalam kegiatan evaluasi.
Berdasarkan hasil pengolahan data, akan diperoleh suatu informasi yang jelas sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Menskor, yaitu proses mengubah jawaban mahasiswa menjadi angka-angka atau suatu kegiatan memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh mahasiswa. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan 3 (tiga) macam alat bantu, yakni kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman pengangkaan. Tiga macam alat bantu penskoran atau pengangkaan berbeda-beda cara penggunaannya untuk setiap butir soal yang ada dalam alat penilai.
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar, yakni kegiatan evaluator menghitung untuk mengubah skor yang diperoleh mahasiswa yang mengerjakan alat penilaian disesuaikan dengan norma yang dipakai.
3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, yakni kegiatan akhir dari pengolahan hasil penilaian yang berupa pengubah skor ke nilai, baik berupa huruf atau angka.
Nilai adalah hasil ubahan dari skor yang telah disesuaikan pengaturannya dengan suatu standar tertentu.
Pengolahan (analisis dan interpretasi) dilakukan setelah proses pengumpulan data atau informasi melalui pelaksanaan testing atau penggunaan instrumen evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran secara objektif dan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 36
terbuka sehingga diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya yang pada akhirnya bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Analisis berwujud deskripsi hasil penguasaan kompetensi, sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar mahasiswa.
Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh mahasiswa. Pemberian skoring terhadap tugas dan/atau pekerjaan mahasiswa harus dilaksanakan segera setelah pelaksanaan pengumpulan data atau informasi serta dilaksanakan secara objektif.
Untuk menjamin keobjektifan skoring tutor/ tutor harus mengikuti pedoman skoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes/instrumen evaluasi yang digunakan. Hasil analisis dan interpretasi harus ditindak lanjuti yang merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses, dan instrumen evaluasi hasil belajar.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 37
BAB VII. UMPAN BALIK
Masukan segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan. Umpan balik merupakan fungsi dari pembelajaran. Umpan balik Merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil analisis dan interpretasi terhadap pembelajaran dari hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berupa usaha perbaikan pembelajaran upaya peningkatan mutu pembelajaran.
Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses, dan instrumen evaluasi hasil belajar. Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integratif, setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 38
BAB VIII. REVISI TUTORIAL HASIL EVALUASI
Seperti dibahas pada materi sebelumnya, tutorial mengandung arti bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri.
Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar/tutor. Prinsip pokok tutorial adalah "kemandirian mahasiswa" (student's independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa tidak belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan 'kepala kosong', maka yang terjadi adalah "perkuliahan" biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan "kuliah" (lecturing) yang umum berlaku di pertutoran tinggi tatap muka, di mana peran tutor sangat besar.
Evaluasi hasil belajar antara lain mempunyai tujuan memberikan informasi tentang kemajuan mahasiswa melalui berbagai kegiatan belajar, pembinaan kegiatan belajar lebih lanjut yang bersifat individu atau keseluruhan kelas, serta memberikan informasi sebagai dasar pemberian motivasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka proses tutorial perlu dilihat kembali, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai dengan metoda tutorial ini ?
Beberapa hal yang dapat di revisi sebagai hasil evaluasi adalah : A. Evaluasi terhadap peran tutor:
Dalam tutorial peran utama tutor adalah: (1) "pemicu" dan "pemacu"
kemandirian belajar mahasiswa, berpikir dan berdiskusi; dan (2) "pembimbing, fasilitator, dan mediator" mahasiswa dalam membangun pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan akademik dan profesional secara mandiri, dan/atau dalam menghadapi atau memecahkan masalah - masalah dalam belajar mandirinya; memberikan bimbingan dan panduan agar mahasiswa secara mandiri memahami materi mata kuliah; memberikan umpan balik kepada mahasiswa secara tatap muka atau melalui alat komunikasi; memberikan dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa keterampilan mengembangkan belajarnya.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 39
B. Pertanyaan yang disusun dalam tes maupun non tes
Agar tutorial tidak terjebak dalam situasi perkuliahan biasa, terbina hubungan bersetara, mampu memainkan peran-peran di atas, dan tutorial berjalan efektif, hasil evaluasi dapat memberikan umpan balik terhadap tutor, bagaimana tutor perlu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi untuk: (1) membangkitkan minat mahasiswa terhadap materi yang sedang dibahas, (2) menguji pemahaman mahasiswa terhadap materi pelajaran, (3) memancing mahasiswa agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan tutorial, (4) mendiagnosis kelemahan-kelemahan mahasiswa, dan (5) menuntun mahasiswa untuk dapat menjawab masalah yang sedang dihadapi (Hyman, dalam Suroso, 1992).
Tutor juga menstimulasi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam pembahasan: (1) masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari modul; (2) kompetensi atau konsep esensial matakuliah; (3) persoalan yang terkait dengan unjuk kerja (praktik/praktikum) mahasiswa di dalam/di luar kelas tutorial; dan (4) masalah yang berkaitan dengan profesi sebagai perawat atau bidan ketika mahasiswa menjalankan tugas sehari-hari.
C. Pemilihan metoda tutorial
Hasil evaluasi dapat juga memberikan masukkan terhadap pemilihan metoda tutorial. Melalui kuesioner atau wawancara dapat memberikan informasi apakah tutor sudah menguasai secara trampil sejumlah keterampilan dasar tutorial, yakni: (1) membuka dan menutup tutorial; (2) bertanya lanjut; (3) memberi penguatan; (4) mengadakan variasi; (5) menjelaskan; (6) memimpin diskusi kelompok kecil; (7) mengelola kelas; dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 40
Lampiran 1
contoh Format RAT
RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)
Mata Kuliah : ________________________________________
Semester : ________________________________________
SKS : ________________________________________
Nama Tutor : ________________________________________
Deskripsi Singkat Mata Kuliah :
Kompetensi Umum :
No Kompetensi Khusus
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Tugas Tutorial dan Bobot
Nilai
Estimasi Waktu
Daftar Pustaka
Tutorial ke-
Catatan:
1. Untuk memaksimalkan template form ini dapat dibuat landscape 2. Dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 41
Lampiran 2
contoh Format SAT
SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)
Mata Kuliah : ________________________________________
Semester : ________________________________________
SKS : ________________________________________
Nama Tutor : ________________________________________
Deskripsi Singkat Mata Kuliah :
Kompetensi Umum :
Kompetensi Khusus :
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
Model Tutorial :
Tahapan Kegiatan : 1. Persiapan :
2. Pelaksanaan/penyajian : 3. Penutup :
Catatan:
Dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 42
Lampiran 3
Pedoman Diskusi Kelompok (Tutorial) 1. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK
(Silahkan pelajari dulu BAB II dan BAB III) Tugas Dasar Tutor Dalam Diskusi Kelompok
a. Mendorong partisipasi aktif setiap anggota diskusi kelompok
b. Membantu ketua kelompok dalam menjaga dinamika kelompok dan menjaga ketepatan waktu diskusi
c. Men-chek ketepatan dan kebenaran pencatatan hasil diskusi oleh sekretaris kelompok. Dari catatan kelompok dapat diketahui hal – hal yang telah atau belum keluar dari konteks pemahaman seharusnya atas materi diskusi dan tujuan belajar.
d. Menghindari terjadinya “side tracking” yaitu usaha untuk mengalihkan topic diskusi ke hal – hal diluar tujuan belajar.
e. Menjamin tercapainya tujuan belajar.
f. Mengisi lembar observasi dengan benar karena skor observasi memiliki bobot tinggi yang berpengaruh terhadap nilai akhir mahasiswa
g. Menghindarkan diri sebagai yang “berkuasa” dalam diskusi dengan : 1) Duduk diantara peserta, tidak dalam posisi berjarak
2) Bila terdapat hal – hal atau materi diskusi yang tidak benar, tidak boleh dikoreksi langsung melainkan diluruskan dengan cara – cara tidak langsung 3) Mempersilahkan kelompok memilih sendiri ketua dan sekretaris kelompok
sebelum diskusi Tugas Ketua Kelompok
a. Memimpin diskusi dari awal sampai selesai.
b. Menjamin seluruh peserta memperoleh giliran berbicara menyatakan pendapat.
c. Memelihara dinamika kelompok.
d. Menjaga ketepatan waktu.
e. Memastikan tiap peserta membawa catatan/buku teks/laptop agar setiap pendapat harus berbasis pada literatur yang benar, bukan debat pokrol.
f. Menjaga agar sekretaris menulis dan menyimpulkan secara benar.
Tugas Sekretaris Kelompok
1) Mencata butir-2 yang menjadi kesimpulan kelompok.
1) Mencata butir-2 yang menjadi kesimpulan kelompok.