• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan i

(2)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan ii KEPUTUSAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN NOMOR : HK.02.02/IV/001861/2017

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN

Menimbang

Mengingat

:

:

a. bahwa sesuai dengan amanat Undang – undang Nomor 36 tahun 2014 kualifikasi minimal bagi tenaga kesehatan diluar tenaga medis adalah Diploma III;

b. bahwa pemerintah sudah menyiapkan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan bagi tenaga kesehatan yang belum Diploma III melalui program percepatan pendidikan bagi tenaga kesehatan;

c. bahwa program percepatan pendidikan yang disiapkan dilaksanakan dengan mengakui capaian pembelajaran (CP) seseorang yg diperoleh dari pendidikan formal atau nonformal atau informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam pendidikan formal melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL);

d. bahwa dalam penyelenggaraan program percepatan pendidikan, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan bantuan biaya pendidikan bagi peserta dengan status Aparatur Sipil Negara atau anggota TNI/Polri kepada institusi pendidikan berupa biaya pendidikan;

e. bahwa untuk itu perlu disusun Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan.

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembar Negara Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/VIII/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);

(3)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan iii 7. Peraturan Menteri Ristek Dikti Nomor 26 Tahun 2016 tentang

Rekognisi Pembelajaran Lampau;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2016 tentang Program Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) dan Jenjang Pendidikan Tinggi Diploma I (JPT-DI) ke Jenjang Diploma III;

9. Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 113/M/KPT/2017 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau;

10. Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.02/IV/000693/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan.

11. Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemeristek Dikti Nomor 123/B/SK/2017 tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN.

KESATU : Petunjuk teknis tutorial penyelenggaraan program percepatan pendidikan tenaga kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini;

KEDUA : Petunjuk teknis ini merupakan acuan bagi Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan dalam hal penyelenggaraan proses belajar mengajar pendidikan program percepatan pendidikan tenaga kesehatan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran tutorial sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini;

KETIGA : Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Juli 2017

Kepala Badan PPSDM Kesehatan,

Usman Sumantri

NIP. 195908121986111001 Tembusan:

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia;

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI

3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI

4. Kepala Biro Hukum Kementerian Kesehatan

5. Institusi Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan

(4)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia dan Hidayah-Nya, maka penyusunan Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan telah dapat diselesaikan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menetapkan kualifikasi minimum, yakni Diploma III bagi tenaga kesehatan kecuali tenaga medis. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN), sampai dengan bulan April 2015 masih terdapat sekitar 74. 601 tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang masih memiliki kualifikasi pendidikan setara Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) dan Jenjang Pendidikan Tinggi Diploma I (JPT-DI). Apabila sampai dengan tahun 2020 tenaga kesehatan tersebut belum memiliki kualifikasi Diploma III maka yang bersangkutan akan menjadi asisten tenaga kesehatan dan tidak memiliki kewenangan melaksanakan praktik sebagai tenaga kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan melakukan upaya untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kesehatan melalui Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dari JPM dan JPT-DI ke Diploma III.

Metode pembelajaran pada Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan dapat dilakukan dengan pembelajaran tutorial melalui diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran tutorial merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang terkandung berbagai aspek bantuan belajar, interaksi tutor dengan mahasiswa, dan interaksi mahasiswa dengan mahasiswa.

Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan dan para pemangku kepentingan yang terkait lainnya dalam hal penyelenggaraan proses belajar mengajar pada Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan yang sebagian dilaksanakan dengan metode pembelajaran tutorial.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan serta kontribusinya dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini

Jakarta, 21 Juli 2017

Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Achmad Soebagjo Tancarino NIP. 196007311989031003

(5)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan v

DAFTAR ISI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA

KESEHATAN ……….………...……….. i

KATA PENGANTAR………... iv

DAFTAR ISI ………...……….. v

BAB I KONSEP TUTORIAL……….………... 1

A. Pengertian Tutorial ……… 1

B. Jenis-jenis Tutorial………... 2

C. Proses Pelaksanaan Tutorial ……… 2

BAB II PERAN DAN FUNGSI TUTORIAL 5 BAB III RANCANGAN TUTORIAL……….. ………... 6

A. Deskripsi Singkat…...……… 6

B. Rancangan Tutorial……….. ……….. 6

C. Langkah-langkah Penyusunan Rancangan Tutorial……….. 7

D. Langkah-langkah Penyusunan Satuan AcaraTutorial……… 14

BAB IV KETERAMPILAN TUTORIAL……… ……… 18

BAB V EVALUASI HASIL BELAJAR TUTORIAL……….... 26

A. Pengantar……… 26

B. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar……….. 26

C. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar ……… 27

D. Tahapan Evaluasi Hasil Belajar ………... 28

E. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar …...………... 28

F. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar……… 29

G. Jenis Instrumen Evaluasi Pembelajaran………... 30

BAB VI PENGOLAHAN HASIL EVALUASI TUTORIAL ……… 35

BAB VII UMPAN BALIK……….. ……….……. 37

BAB VIII REVISI TUTORIAL HASIL EVALUASI……… 38

(6)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 1

BAB I . KONSEP TUTORIAL

A. Pengertian Tutorial

Tutorial merupakan komponen sistem pembelajaran dalam program percepatan pendidikan yang sangat penting untuk mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Tutor diperlukan untuk dapat memfasilitasi pemahaman mahasiswa akan hal - hal yang masih terasa sulit atau kurang jelas.

Tutorial adalah suatu proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar dari seseorang kepada orang lain, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam konsep ini, tutorial merupakan layanan belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan karakteristik yang berbeda, seperti tutor yang berfungsi sebagai fasilitator kegiatan belajar, bukan sebagai pengajar. Sementara itu, tugas mahasiswa pada saat tutorial bukan hanya datang ke tempat tutorial untuk mendengarkan penjelasan tutor, melainkan sudah mengkaji materi yang akan dibahas dan membawa masalah yang ditemukan. Dengan kata lain, mahasiswa tidak datang dengan kepala kosong.

Pada dasarnya tutorial berbeda dengan kegiatan pembelajaran tatap muka. Perbedaan itu dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Perbedaan Tutorial dengan Pembelajaran Tatap Muka

No Tutorial Pembelajaran Tatap Muka

1 Interaksi tatap muka antara tutor dan mahasiswa terbatas

Interaksi tatap muka antara tutor sebagai pengajar dan mahasiswa lebih leluasa 2 Mahasiswa dituntut untuk berupaya

secara mandiri dan memecahkan persoalan substansi materi atau kesulitan belajarnya

Tuntutan kemandirian tidak setinggi pada tutorial

3 Mahasiswa dapat mengikuti dan memanfaatkan tutorial dengan baik apabila telah mempelajari substansi yang akan ditutorialkan

Mahasiswa dapat mengikuti dan memanfaatkan perkuliahan meskipun belum siap dengan materi yang akan dikaji

4 Dalam tutorial hanya membahas substansi mata kuliah yang esensial, strategis, dan tidak mudah dipahami dengan belajar sendiri

Cenderung membahas seluruh substansi mata kuliah

5 Kegiatan tutorial berpusat pada mahasiswa

Kegiatan pembelajaran tatap muka berpusat pada tutor

(Dimodifikasi dari UT, 2005:7)

(7)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 2

B. Jenis-Jenis Tutorial

Dalam pembelajaran tutorial terdiri dari 2 (dua) jenis tutorial yaitu tutorial tatap muka (TTM) dan tutorial on-line, yaitu sebagai berikut :

1 . Tutorial Tatap Muka

Tutorial tatap muka (TTM) adalah proses tutorial di mana tutor dan mahasiswa berada pada ruang dan waktu yang sama. Biasanya TTM ini dilakukan untuk matakuliah yang berpraktik dan praktikum. Melalui bimbingan TTM ini, diharapkan mahasiswa dapat menguasai kompetensi mata kuliah tersebut.

2. Tutorial On-line

Tutorial ini dilakukan dengan bantuan jaringan komputer. Tutor menyediakan materi yang dianggap sulit untuk dipahami dan memberikan tugas. Sementara itu, mahasiswa mempelajari serta menjawab tugas yang selanjutnya dikirim kembali ke tutor untuk diperiksa dan diberikan umpan balik.

C. Proses pelaksanaan Tutorial

Proses pelaksanaan tutorial dapat dijabarkan dalam model pelaksanaan tutorial tatap muka (TTM) dan tutorial on-line, yaitu sebagai berikut :

1. Model Pelaksanaan Tutorial Tatap Muka

Dalam menggunakan model tutorial tatap muka, tutor diperkenankan untuk membuat model tutorial yang dianggap mampu mengaktifkan atau memotivasi mahasiswa sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, karakteristik mata kuliah, karakteristik mahasiswa, serta sarana dan prasarana yang tersedia agar dapat melakukan interaksi pembelajaran secara maksimal Berikut ini terdapat tiga model tutorial yang dapat digunakan sebagai contoh dalam pelaksanaan tutorial, yaitu Model Kooperatif-Aktif 1, Model Kooperatif- Aktif 2, dan Model Kooperatif-Aktif 3.

a. Model Kooperatif-Aktif 1

Model ini sangat sesuai apabila diberikan pada tutorial awal atau untuk materi yang baru. Pada tutorial awal biasanya tutor belum mengetahui penguasaan mahasiswa atas substansi mata kuliah yang ditutorialkan. Model ini efisien dari segi waktu pelaksanaannya, tetapi waktu interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa atau dengan tutor menjadi sedikit.

Model kooperatif-aktif 1 terdiri atas empat langkah utama, yaitu penyajian materi oleh tutor, diskusi kelompok, pemberian tes/kuis atau pelaksanaan silang tanya untuk meningkatkan kemampuan, dan pemantapan oleh tutor.

(8)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 3

b. Model Kooperatif-Aktif 2

Model ini menjadikan setiap mahasiswa terlibat secara aktif. Masing-masing beraktualisasi melalui interaksi, keterlibatan, dan pemeranan sebagai tutor sejawat.

Tantangannya, tutor harus pandai mengatur waktu agar skenario dapat terlaksana dengan lancar dan memunculkan hasil yang baik. Model pelaksanaan tutorial ini cocok untuk situasi dan kondisi saat tutorial sudah berjalan beberapa waktu dan mahasiswa dan tutor sudah saling mengenal. Model ini dapat melatih mahasiswa untuk mandiri dalam belajar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Model Kooperatif-Aktif 2

Kegiatan Tutor Langkah Kegiatan Mahasiswa

Siapkam Materi, Bentuk Kelompok, Bimbing

Kelompok

KAJIAN BAHAN AJAR (dalam kelompok A)

Duduk dalam kelompok A, Berbagi tugas dalam kelompok, setiap anggota kelompok membaca dan

mengkaji bab yang berbeda Kelompokkan

mahasiswa berdasarkan tugas kajian modul Bimbing

diskusi kelompok mahasiswa

DISKUSI KELOMPOK (B)

Keluar dari kelompok A, Diskusi dengan anggota kelompok yang baru (Kelompok B) yang mendapat

tugas yang sama

Kelompokkan kembali mahasiswa pada

kelompok asal

DISKUSI KELOMPOK (A)

Kembali ke kelompok asal (A), setiap anggota kelompok menyajikan materi yang sudah dikaji dalam Kelompok B kepada

anggota kelompok A Siapkan tes/kuis

Berikan tes/kuis TES/KUIS Mengerjakan tes/kuis Berikan Pemantapan PEMANTAPAN Lakukan tindak lanjut

c. Model Kooperatif-Aktif 3

Model kooperatif-aktif 3 adalah model tutorial yang menekankan tanggung jawab pembelajaran pada mahasiswa. Model ini lebih menonjolkan kemampuan individual dan kemampuan bekerja dalam kelompok. Kekuatan model ini terletak pada interaksi yang tinggi, baik antara tutor dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa. Untuk mampu melakukan hal seperti itu, mahasiswa dipastikan harus mempelajari bagian-bagian dari konsep penting sebelum tutorial berlangsung. Model ini sulit diterapkan jika mahasiswa tidak memiliki kesiapan.

Penggunaan model kooperatif-aktif 3 sebaiknya dilakukan ketika tutorial telah berlangsung beberapa kali sehingga mahasiswa sudah menguasai banyak konsep penting mengenai mata kuliah tersebut dan akan ada banyak ragam pertanyaan yang

(9)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 4

mungkin muncul. Mereka juga telah terlatih untuk belajar mempersiapkan diri sebelum datang ke tutorial. Para mahasiswa tersebut juga telah menyadari bahwa konsekuensi ketidaksiapan masing-masing adalah tersendatnya proses tutorial.

2. Model Pelaksanaan Tutorial On-line

Model pelaksanaan tutorial on-line adalah model tutorial yang menggunakan jaringan komputer. Materi diberikan dalam bentuk naskah tutorial yang dapat diakses di mana saja mahasiswa berada tanpa harus bertatap muka dengan tutor. Dalam model ini, tutor harus mempersiapkan naskah tutorial yang memungkinkan terjadinya interaksi antara tutor dan mahasiswa. Selain itu, partisipasi secara aktif dari mahasiswa juga sangat diperlukan karena mempengaruhi nilai akhir tutorial.

(10)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 5

BAB II. PERAN DAN FUNGSI TUTORIAL

Tutorial adalah proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar dari seorang tutor kepada para mahasiswa. Dalam sistem pembelajaran jarak jauh tutorial merupakan bagian integral dari proses pembelajaran mahasiswa. Dalam tutorial terkandung berbagai aspek bantuan belajar, interaksi tutor dengan mahasiswa, dan interaksi mahasiswa dengan mahasiswa.

Fungsi tutorial adalah membantu mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah belajar melalui penyediaan tambahan informasi, diskusi, dan kegiatan lain yang dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar dan menyelesaikan studi. Tutorial berfungsi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar mau dan mampu belajar mandiri.

Fungsi tutor adalah memberi umpan balik kepada mahasiswa, memberi tutorial baik secara tatap muka atau melalui media komunikasi, memberikan dukungan dan bimbingan termasuk memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan belajarnya. Dengan demikian tutor, dalam kegiatan tutorial, melakukan kegiatan akademik, administratif dan bimbingan.

Kegiatan akademik berkaitan dengan proses belajar mahasiswa yang mengharuskan adanya interaksi dengan tutor atau sesama mahasiswa. Kegiatan administratif meliputi pemberian informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan peran sebagai mahasiswa program PJJ seperti registrasi, pengumpulan tugas-tugas, pendistribusian bahan ajar, dan penyampaian pengumuman yang relevan. Cakupan kegiatan tutor yang berkaitan dengan pembimbingan antara lain membantu mahasiswa mengatasi masalah yang dihadapi agar dapat mencapai prestasi yang optimal.

Peran tutor yang utama adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran mahasiswa.

Persyaratan utama seorang tutor haruslah menguasai materi mata kuliah yang diampunya, mampu memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam mempelajari modul, menerapkan strategi tutorial yang bervariasi, memberi respon dan umpan balik kepada tugas yang telah dikerjakan mahasiswa, pembimbing mahasiswa agar dapat belajar secara efektif, serta menyediakan waktu agar mahasiswa dapat berkonsultasi.

(11)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 6

BAB III. RANCANGAN TUTORIAL

A. Deskripsi Singkat

Dalam sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan pada program percepatan pendidikan, tutorial merupakan kesempatan bagi tutor untuk melakukan pembelajaran yang bersifat memperdalam dan memperkaya pemahaman mahasiswa. Begitu juga dengan mahasiswa peserta tutorial, mereka mempunyai kesempatan untuk melakukan interaksi langsung dengan tutor dan mahasiswa lain, serta secara bersama memecahkan berbagai kesulitan yang ditemukan ketika belajar mandiri. Untuk menghasilkan kegiatan tutorial yang berjalan sesuai tujuan diperlukan perencanaan tutorial yang optimal dengan melakukan persiapan yang baik. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan seorang tutor sebelum tutorial berlangsung adalah perancangan tutorial. Dengan perencanaan yang baik akan menjadikan tutor lebih meyakini dan menguasai apa yang akan dilakukan dalam tutorial. Ada dua jenis perencanaan/rancangan tutorial yang perlu dibuat tutor yaitu Rancangan Aktivitas Tutorial (RAT) dan Satuan Acara Tutorial (SAT).

Rancangan Acara Tutorial baru merupakan rambu-rambu kegiatan yang umum, yang selanjutnya harus dikembangkan dan dijabarkan lebih rinci dalam Satuan Acara Tutorial.

Untuk itu, tutor juga akan mempelajari berbagai model tutorial dan strategi mengelola kelas tutorial, yang akan diperlukan ketika tutor menyusun Satuan Acara Tutorial.

B. Rancangan Tutorial

Rancangan tutorial merupakan rencana program kegiatan tutorial. Dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis rancangan tutorial yaitu Rancangan Aktivitas Tutorial dan Satuan Acara Tutorial. Kita mulai dengan pengertian dan manfaat Rancangan Aktivitas Tutorial.

Rancangan Aktivitas Tutorial (RAT) merupakan rencana program kegiatan tutorial untuk satu mata kuliah selama satu semester. Di dalam RAT hendaknya tergambar berbagai komponen berikut:

1. Deskripsi Singkat Mata Kuliah 2. Kompetensi Umum

3. Kompetensi Khusus 4. Pokok Bahasan 5. Sub Pokok Bahasan 6. Model Tutorial

(12)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 7 7. Tugas Tutorial dan Bobot

8. Estimasi Waktu 9. Daftar Pustaka 10. Pertemuan Tutorial

RAT sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi tutor, karena di dalamnya berisi informasi yang utuh tentang tujuan dan ruang lingkup materi yang harus ditutorkan. RAT akan memudahkan tutor dalam melaksanakan kegiatan tutorial.

Satuan Acara Tutorial (SAT) merupakan rencana kegiatan untuk setiap kali pertemuan tutorial. SAT akan memberikan petunjuk secara rinci tentang proses pembelajaran yang dilakukan dalam satu kali pertemuan tutorial.

C. Langkah – langkah Penyusunan Rancangan Tutorial

Rancangan Aktifitas Tutorial (RAT) dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu :

1. Mengkaji bahan ajar mata kuliah yang diampu.

2. Memilih dan menentukan kompetensi-kompetensi yang penting untuk dijadikan fokus bahasan dalam kegiatan tutorial. Hal ini perlu dilakukan mengingat mata kuliah memiliki banyak kompetensi sedangkan jumlah pertemuan tutorial dalam satu semester terbatas.

3. Mengisi format RAT dengan cara berikut:

a. Tuliskan deskripsi singkat mata kuliah yang merupakan garis besar keseluruhan isi matakuliah. Biasanya deskripsi singkat dituliskan dalam bentuk pernyataan atau merupakan rangkuman dari pokok bahasan dalam suatu mata kuliah. Oleh karena itu deskripsi singkat dapat tutor tulis setelah format RAT terisi.

b. Gunakan kompetensi yang sudah ditentukan pada langkah nomor 2. Kompetensi umum merupakan kemampuan akhir atau tertinggi yang harus dikuasai, didemonstrasikan, atau ditampilkan oleh mahasiswa setelah menyelesaikan suatu mata kuliah. Pada prinsipnya kemampuan ini tidak saja berhubungan dengan aspek pengetahuan, tetapi merupakan interrelasi integratif aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini perlu dipahami oleh tutor, supaya tidak terjebak hanya membahas aspek kognitif saja. Pemahaman ini akan membantu tutor memilih dan menetapkan model tutorial yang tepat untuk kajian topik tertentu. Secara sadar tutor perlu memperhatikan aspek afektif dalam merancang tutorial. Rumusan kompetensi umum biasanya terdiri dari 'kata kerja' dan 'objek', tetapi dapat dirumuskan dengan lebih lengkap, melalui mencantumkan aspek "kriteria".

Dalam merumuskan kompetensi, digunakan kata kerja yang operasional dan terukur, sebagai acuan yang jelas tingkat kompetensi yang menjadi target. Kata kerja seperti

(13)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 8

memahami mempunyai konotasi beragam, sehingga menjadikan target kompetensi tidak jelas. Kata memahami dapat bermakna menjelaskan, menerapkan, menganalisis atau apa saja yang terpikir oleh pembuatnya. Sebaiknya target dirumuskan lebih akurat, umpamanya mampu membedakan, menggunakan, dsb.

c. Tentukan kompetensi khusus yang akan digunakan untuk setiap pertemuan. Pada dasarnya kompetensi khusus merupakan penjabaran dari kompetensi umum. Cara merumuskan kompetensi umum sama dengan kompetensi khusus. Jika tutor telah mengkaji bahan ajar dan telah menentukan kompetensi khusus yang sesuai untuk mendukung pencapaian kompetensi umum, tuliskan dalam format RAT.

d. Tentukan pokok bahasan untuk setiap kompetensi khusus. Pokok bahasan biasanya merupakan unsur objek dari kompetensi khusus yang telah tutor rumuskan. Pada umumnya untuk setiap kompetensi khusus dapat dirumuskan satu pokok bahasan, tetapi rumusan pokok bahasan dapat juga merupakan gabungan beberapa kompetensi khusus yang ada pada bahan ajar.

Contoh kompetensi khusus:

Mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam pekerjaannya sehari-hari. Dari kompetensi khusus tersebut, menerapkan merupakan kata kerja operasional, dan prinsip-prinsip manajemen merupakan objek. Oleh karena itu, pokok bahasan yang terkait dengan kompetensi khusus tersebut adalah Prinsip- prinsip Manajemen.

e. Identifikasi sub-sub pokok bahasan untuk setiap pokok bahasan. Sub-sub pokok bahasan dapat berupa konsep, prinsip, prosedur yang relevan dan atau penerapannya yang mencerminkan rincian materi tutorial yang konsisten dengan pokok bahasan

f. Tentukan model tutorial yang akan digunakan, Tutor dapat merancang sendiri model tutorial sesuai dengan kompetensi yang menjadi fokus dan tujuan tutorial.

g. Tentukan bentuk penugasan dan bobot penilaiannya untuk kegiatan tutorial tertentu. Selama satu semester mahasiswa akan diminta untuk mengerjakan 2 - 3 tugas tutorial, berupa tugas individual atau kelompok. Bagaimana cara tutor membuat tugas, silakan pelajari materi tentang Pemberian dan Penilaian Tugas.

h. Buat perkiraan waktu untuk melaksanakan setiap kegiatan tutorial. Dalam satu semester pertemuan tutorial dilakukan beberapa kali, masing-masing antara 2 - 2½ jam atau sesuai waktu yang disepakati, juga sesuai dengan bobot sksnya. Dalam hal ini tutor harus mempertimbangkan bentuk dan intensitas kegiatan tutorial untuk menentukan waktu.

Contoh:

Apabila tutor memutuskan untuk menggunakan model tutorial diskusi kelompok,

(14)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 9

tutor perlu menghitung estimasi waktu untuk setiap bagian kegiatan, misalnya untuk membaca bacaan 10 menit, diskusi dalam kelompok 20 menit, pelaporan dan komentar selama 20 menit, dan tes individual 20 menit. Walaupun ketika tutorial dilaksanakan terjadi penambahan atau pengurangan waktu sesuai dengan dinamika kelas, tapi perkiraan waktu tersebut akan membantu tutor untuk dapat mengendalikan waktu supaya seluruh rencana kegiatan tutorial terlaksana dengan baik.

i. Identifikasi dan susun daftar sumber pustaka/referensi. Bahan bacaan dapat berupa bacaan ataupun bahan non-cetak lainnya untuk setiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan.

Membuat RAT yang lengkap akan sangat membantu tutor dalam melaksanakan kegiatan tutorial. Dengan berpedoman pada RAT yang telah dikembangkan, tutor dapat menentukan strategi dan metode tutorial yang akan digunakan sehingga pencapaian kompetensi yang diharapkan dapat menjadi lebih efektif. Gunakan RAT yang telah tutor susun untuk mengembangkan Satuan Acara Tutorial.

Contoh RAT dapat dilihat pada Tabel 3

(15)

Tabel 3

Contoh RANCANGAN AKTIFITAS TUTORIAL (RAT)

Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia I

SKS 4 SKS

Nama Tutor 1. Flora Hendrika

2. Asti Benediktus

Deskripsi singkat Mata kuliah Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep kebutuhan dasar manusia yang menjadi dasar praktek keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan sistem tubuh pada berbagai tingkat usia. Kebutuhan dasar manusia yang akan dibahas pada semester I meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual termasuk kebutuhan personal hygiene, eliminasi, aktifitas, istirahat, dan tidur, rasa aman dan nyaman, vital sign dan pemeriksaan fisik, serta pengendalian infeksi. Penerapan proses keperawatan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dasar tersebut.

Kompetensi Umum Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pada berbagai kebutuhan dasar

No Kompetensi khusus Pokok bahasan Sub pokok bahasan Tugas tutorial dan bobot nilai

Estimasi

waktu Daftar pustaka Tutorial ke 1 Mendemonstrasikan

teknik anamnesa, pengukuran tekanan darah dan

pemeriksaan fisik pada pasien yang mengalami berbagai gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.

1. Tahapan anamnese 2. Pemeriksaan

fisik dari kepala sampai kaki

1. Mendemonstrasikan cara

menganamnesa pasien

2. Mendemonstrasi kan berbagai tehnik pemeriksaan fisik

dari kepala sampai kaki

1. Mahasiswa ditugaskan menganamnesa pasien

percobaan 2. Mempraktekan

pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki Bobot: 10%

4 jam 1, 2, 3, dan 4 I (vicon)

2 Memberikan asuhan keperawatan pada

 Range of Motion

Mendemonstrasikan cara melakukan ROM

Mahasiswa

mensimulasikan cara

4 jam 1, 2, 3, dan 4 II (vicon)

(16)

No Kompetensi khusus Pokok bahasan Sub pokok bahasan Tugas tutorial dan bobot nilai

Estimasi

waktu Daftar pustaka Tutorial ke pasien yang

mengalami gangguan pemenuhan

kebutuhan aktifitas,

 Mobilisasi

 Mobilisasi menggunakan alat bantuan

Mendemonstrasikan cara mobilisasi

Mendemonstrasikan cara menggunakan alat bantu mobilisasi

melakukan ROM, mobilisasi tanpa alat dan menggunakan alat pada pasien percobaan BOBOT: 10 % 3 Memberikan asuhan

keperawatan pada pasien yang

mengalami gangguan pemenuhan

kebutuhan aman nyaman

Personal hygiene pada pasien koma/kritis:

Merawat mulut

Merawat kulit

Merawat genital

Mendemonstrasikan cara memandikan pasien koma/kritis, membersihkan mulut, kulit, merawat

genitalia.

Mahasiswa mensimulasikan pada boneka cara memandikan pasien kritis/koma mulai dari perawatan mulut, kulitdan genital

BOBOT: 10 %

4 jam 1, 2, 3, dan 4 III

4 UTS TTV, Pemfis,

Aktifitas dan mobilisasi, dan personal hygiene

Sub pokok bahasan pertemuan 1,2,dan 3

Memberikan tes obyektif dengan jumlah soal: 40 nomor. BOBOT 33%

Memberikan tes performance dengan menggunakan instrumen SOP.

BOBOT: 67%

45’

4 jam

1, 2, 3, dan 4 IV

5 Memberikan asuhan keperawatan pada

Pengendalian Infeksi

Mendemonstrasikan mencuci tangan biasa,

Mahasiswa

mensimulasikan cara

4 jam 1, 2, 3, dan 4 Ke V

(17)

No Kompetensi khusus Pokok bahasan Sub pokok bahasan Tugas tutorial dan bobot nilai

Estimasi

waktu Daftar pustaka Tutorial ke pasien yang

mengalami gangguan pemenuhan

kebutuhan keamanan dan kenyamanan

steril, mengenakan handschoen steril, skort dan masker di ruangan isolasi.

mencuci tangan biasa, steril, mengenakan handschoen steril, skort dan masker di ruangan isolasi.

BOBOT: 4%

6 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang

mengalami gangguan pemenuhan

kebutuhan istirahat tidur

Memfasilitasi kebutuhan istirahat dan tidur

Mendemonstrasikan cara memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur: ritual tidur

Mendemonstrasikan cara melakukan massage punggung

Mahasiswa

mensimulasikan cara memfasilitasi

kebutuhan istirahat dan tidur; dan massage punggung BOBOT: 3%

4 jam 1, 2, 3, dan 4 Ke VI

7 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang

mengalami gangguan pemenuhan

kebutuhan kenyamanan

Pemenuhan kebutuhan penanganan nyeri

Mendemonstrasikan cara:

 mengkaji pasien yang mengalami nyeri akut dan kronik

merumuskan diagnose

merencanakan dan melaksanakan tindakan kompres hangat untuk mengurangi nyeri

melakukan evaluasi

Mahasiswa mensimulasikan cara: mengkaji nyeri, menegakkan diagnose, membuat perencanaan dan melakukan tindakan kompres hangat, serta evaluasi pada pasien di RS BOBOT: 3%

4 jam 1, 2, 3, dan 4 Ke VII

8 UAS Seluruh materi Materi 1-7 Memberikan tes 40 menit 1, 2, 3, dan 4 Ke VIII

(18)

No Kompetensi khusus Pokok bahasan Sub pokok bahasan Tugas tutorial dan bobot nilai

Estimasi

waktu Daftar pustaka Tutorial ke obyektif dengan

jumlah soal: 40 nomor. BOBOT 33%

Memberikan tes performance dengan menggunakan instrumen SOP.

BOBOT: 67%

3 x 8 jam

Daftar Pustaka:

1. Wedho U.W., 2013, Buku Ajar Konsep Kebutuhan Dasar I, Gita Kasih, Kupang.

2. Wedho, U.W., dkk., Pedoman dan Panduan Praktek Kebutuhan Dasar Manusia I dan KMB III, 2012, Edisi kedua, Gita Kasih 3. Robert Priharjo

4. Badan PPSDM, Kesehatan Kemenkes RI, 2013: Konsep Kebutuhan Dasar Manusia, Kemenkes RI, Jakarta

(19)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 14

D. Langkah – langkah Penyusunan Satuan Acara Tutorial

Di dalam SAT terdapat beberapa komponen yang ada dalam RAT, ditambah dengan komponen inti kegiatan tutorial berupa tahapan kegiatan yang dilakukan tutor dan mahasiswa secara rinci. Tahap kegiatan ini merupakan tahapan kegiatan tutorial yang dilakukan tutor dan mahasiswa untuk menyelesaikan materi tutorial dalam satu atau dua kali pertemuan tutorial tatap muka. Dalam hal ini materi tutorial dibatasi pada pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang ada dalam suatu RAT. Tahap kegiatan tutorial terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan penutup. Ketiga tahapan ini harus tergambar dengan jelas di dalam SAT. Untuk setiap tahap kegiatan tutorial, akan tergambarkan secara jelas semua kegiatan tutor dan mahasiswa sesuai dengan model tutorial yang sudah tutor tentukan waktu menyusun RAT. Dalam rincian kegiatan ini akan terlihat semua unsur untuk memotivasi belajar mahasiswa dan semua kegiatan belajar yang berpusat pada mahasiswa.

1. Tahap persiapan dimaksudkan untuk menyiapkan mahasiswa terhadap kegiatan tutorial yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini tutor memberikan penjelasan tentang: tujuan dan ruang lingkup bahasan tutorial, relevansi dan manfaat materi tutorial, dan bila pada pertemuan sebelumnya tutor memberikan tugas maka pada bagian ini tugas tersebut dibahas sekilas. Tahap ini memerlukan waktu lebih kurang 10% dari seluruh waktu tutorial

2. Tahap pelaksanaan/penyajian adalah tahap untuk pembahasan pokok-pokok materi dan permasalahan yang ditemukan. Pembahasan dapat dilakukan dengan berbagai cara/model tutorial yang ditentukan tutor berdasarkan karakteristik materi tutorial dan waktu yang dimiliki. Pada tahap ini tutor merinci kegiatan berdasarkan model yang dipilih. Tahap ini merupakan tahap yang paling lama, sekitar 75% dari waktu tutorial seluruhnya.

3. Tahap penutup yang membutuhkan waktu kurang lebih 15% digunakan tutor untuk menguji penguasaan mahasiswa terhadap materi yang telah dibahas, merangkum pokok-pokok materi, dan menyiapkan mahasiswa untuk kegiatan tutorial yang akan datang. Bila ada tugas, maka pada bagian ini tugas tersebut diberikan dan dijelaskan kepada mahasiswa.

Contoh SAT dapat dilihat pada Tabel 4.

(20)

Tabel 4

Contoh SATUAN ACARA TUTORIAL

1. Nama Mata Kuliah : Kebutuhan Dasar Manusia I Kode/Jumlah SKS : Wat 4. 02. 4 SKS ( T ; 2 P ; 2 ) Nama Tutor : Flora Hendrika

2. Kompetensi Umum : Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pada berbagai kebutuhan dasar

3. Kompetensi Khusus Menerapkan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan berfikir kritis.

Mengkonsultasikan penanganan pasien terhadap tim kesehatan lain

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan eliminasi urin dan fecal

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangngguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman

Melaksanakan keperawatan pada pasien dalam pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transportasi

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Istirahat dan Tidur

Melaksanakan Asuhan Keperawatn Pasien dengan Masalah Psikososial 3 Pokok Bahasan Anamnesa Pasien

Konsep pemeriksaan tanda vital (tekanan darah) dan pemeriksaan fisik 4. Sub Pokok Bahasan 1. Teknik wawancara yang tepat

Anamnesa riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan keluarga

Anamnesa pola-pola kehidupan\

Keluhan terkini

Anamnesa studi diagnosis dan terapy Pemeriksaan fisik

Kepala

Dada

Abdomen

Ekstremitas

Genital

5 Model Tutorial Model kooperatif aktif 3 yaitu simulasi dan bermain peran .

(21)

6. Langkah – Langkah

Langkah Kegiatan Tutor Kegiatan Mahasiswa Media Waktu/menit

Pendahuluan 1. Menjelaskan tentang manfaat pokok bahasan ini

2. Menjelaskan kompetensi-kompetensi dalam TIU dan TIK

Mendengarkan dan mencatat LCD 5 menit

Penyajian

Membagi mahasiswa menjadi 5 kelompok (perkelompok 8 orang)

Minta mahasiswa menganamnesa pasien

Minta mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok prosedur pemeriksaan kepala kel I; dada kel II; abdomen kel III; genital kel IV;

dan ekstremitas kel V dan pengukuran Tekanan Darah

Minta perwakilan kelompok dengan orang percobaan mendemonstrasikan cara

pemeriksaan fisik termasuk pengukuran TTV

Membagi diri dalam kelompok Dua mahasiswa berperan sebagai perawat dan orang percobaan mensimulasikan cara menganamnesa pasien Masuk dalam kelompok masing-masing dan melakukan diskusi kelompok tentang pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan fisik

Mahasiswa

mendemonstrasika: Kel I:

cara memeriksa kepala, rambut, mata, telinga, mulut, tenggorokan, hidung, dankelenjar limfe

Kel II: cara pemeriksaan jantung dan paru-paru dan Tensi

Kel III: cara memeriksa abdomen

Kel IV: cara memeriksa genital

Alat tulis, format pengkajian, dan buku catatan.

Flip chart, spidol, computer,

spignomanometer, dan stetoskop

Senter, spatel lidah, speculum, dan alt tulis

Stetoskop, 2 penggaris

Stetoskop, pita meter Senter, speculum vagina, handschoen

5 menit 50 menit

40 menit

20 menit

30 menit

15 menit 15 menit

(22)

Langkah Kegiatan Tutor Kegiatan Mahasiswa Media Waktu/menit

Diskusi dan Tanya jawab

Kel V: cara memeriksa ekstremitas

Mendiskusikan/Tanya jawab hal-hal yang kritis dan belum jelas

Reflex hamer, handschoen 15 menit

15 menit

Penutup Menutup pertemuan :

a. Melakukan tes tertulis dengan 16 soal objektif

b. Mengoreksi tugas bersama Mahasiswa c. Memberi skor

Mengerjakan tes

Mengoreksi pekerjaan dan memberi skor

Lembar kerja Alat tulis

30 menit

Mengetahui

Kajur … Tutor

(………) (………)

(23)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 18

BAB IV. KETERAMPILAN TUTORIAL

Keterampilan mengajar bagi seorang tutor adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang tenaga pendidik yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, maka keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan seorang tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar.

Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut terdapat delapan keterampilan yang dapat digunakan seorang tenaga pendidik selama proses belajar mengajar, yang diperlukan agar tenaga pendidik dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.

Tutorial adalah salah satu metode untuk mentransfer pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bagian dari proses belajar. Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, tutor, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman, 1991).

Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tutor, yaitu:

1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).

2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)

Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

(24)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 19

Keterampilan dasar mengajar/tutorial yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan dasar mengajar/tutorial tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Menjelaskan

a. Pengertian keterampilan menjelaskan,

Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.

b. Prinsip-prinsip menjelaskan

1) Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.

2) Penjelasan harus diselingi tanya jawab.

3) Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh tenaga pendidik.

4) Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

5) Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik.

6) Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan

c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan:

1) Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas.

2) Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu.

3) Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan.

4) Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi.

5) Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.

2. Keterampilan Bertanya

a. Pengertian keterampilan bertanya

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan tenaga pendidik sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.

b. Tujuan keterampilan bertanya:

1) Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar Melatih

(25)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 20

kemampuan mengutarakan pendapat

2) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik 3) Melatih peserta didik berfikir divergen

4) Mencapai tujuan belajar c. Jenis – jenis pertanyaan

1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik.

2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas.

3) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban.

4) Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi.

5) Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain.

6) Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri.

d. Prinsip-prinsip bertanya

1) Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik

2) Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana.

3) Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik.

4) Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random.

5) Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik.

6) Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question.

e. Teknik-teknik dalam bertanya 1) Teknik menunggu

2) Teknik menguatkan kembali 3) Teknik menuntun dan menggali 4) Teknik melacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus

a. Pengertian keterampilan menggunakan variasi stimulus

Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan tenaga pendidik dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk

(26)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 21

memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.

b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar 1) Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar 2) Mempertahankan kondisi optimal belajar

3) Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik 4) Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.

c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar 1) Variasi dalam penggunaan media 2) Variasi dalam gaya mengajar 3) Variasi dalam penggunaan metode

4) Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran

1) Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat

2) Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif

3) Penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatan

a. Pengertian keterampilan memberi penguatan

Memberi penguatan atau reinforcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.

b. Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan 1) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

2) Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.

3) Merangsang peserta didik berfikir yang baik.

4) Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar

c. Jenis-jenis penguatan 1) Penguatan Verbal 2) Penguatan Gestural

(27)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 22

3) Penguatan dengan cara mendekatinya 4) Penguatan dengan cara sambutan

5) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan 6) Penguatan berupa tanda atau benda

d. Prinsip-prinsip penguatan

1) Dilakukan dengan hangat dan semangat

2) Memberikan kesan positif kepada peserta didik 3) Berdampak terhadap perilaku positif

4) Dapat bersifat pribadi atau kelompok 5) Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha tenaga pendidik untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran.

Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.

Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan tenaga pendidik dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, tenaga pendidik dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

b. Tujuan membuka dan menutup

1) Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan

2) Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan

3) Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran

4) Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugas nya yang akan dikerjakan c. Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran

1) Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan

2) Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-

(28)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 23

tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis.

3) Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan a. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan tenaga pendidik melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.

Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan adalah kemampuan tenaga pendidik dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.

b. Tujuan tenaga pendidik mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

1) Keterampilan dalam pendekatan pribadi 2) Keterampilan dalam mengorganisasi 3) Keterampilan dalam membimbing belajar

4) Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan kegiatan tutorial

7. Keterampilan Mengelola Kelas

a. Pengertian keterampilan mengelola kelas

Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan tutor dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.

b. Tujuan dari pengelolaan kelas

1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal.

2) Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.

3) Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari.

4) Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik.

5) Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual

(29)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 24

peserta didik dalam kelas.

c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

1) Keluwesan, digunakan apabila tenaga pendidik mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga tenaga pendidik dapat merubah strategi mengajarnya

2) Kehangatan dan keantusiasan

3) Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar.

4) Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang 5) Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin 6) Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan

konsentrasi pada hal negatif

d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Keterampilan yang bersifat preventif tenaga pendidik dapat menggunakan kemampuannya dengan cara:

1) Memusatkan perhatian 2) Menunjukkan sikap tanggap 3) Menegur

4) Membagi perhatian

5) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas 6) Memberi penguatan

Keterampilan mengelola kelas yang bersifat represif, tenaga pendidik dapat menggunakan keterampilan dengan cara:

1) Pengelolaan kelompok 2) Modifikasi tingkah laku

3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola

kelas

1) Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan 2) Pengulangan penjelasan yang tidak perlu

3) Penyimpangan 4) Kesenyapan 5) Bertele-tele

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu tutor memiliki peran sangat penting sebagai

(30)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 25

pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.

a. Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok

1) Melaksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan.

2) Memberikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan.

3) Merencanakan diskusi kelompok dengan sistematis.

4) Membimbing dan menjadikan diri tutor sebagai teman dalam diskusi.

b. Komponen keterampilan tutor dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil

1) Memperjelas permasalahan.

2) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.

3) Pemusatan perhatian.

4) Menganalisa pandangan peserta didik.

5) Meningkatkan urutan pikiran peserta didik.

6) Menutup diskusi.

c. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil 1) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan

peserta didik.

2) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah.

3) Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu.

4) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan.

5) Membiarkan peserta didik tidak aktif.

6) Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak melakukan tindak lanjut.

Gambar

Tabel  1.  Perbedaan Tutorial dengan Pembelajaran Tatap Muka
Tabel  2. Model Kooperatif-Aktif 2

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI SALEH ILMU UKUR TANAH Menyatakan posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar yang

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas untuk mengetahui hasil belajar IPA tentang Sifat – Sifat Cahaya siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02

Skripsi dengan judul “Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap Kesejahteraan Petambak Udang (Studi Kasus di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Provinsi

kemungkinan yang terjadi jika suatu perusahaan memiliki struktur modal yang terdiri atas saham biasa dan utang jangka panjang adalah: pada tingkat laba sebelum

Dari kedua pemikiran tokoh al Ghozali dan Ibnu Miskawaih dapat dianalisa bahwa kedua tokoh tersebut memiliki kesamaan dalam kurikulumnya yaitu bahwa seperangkat

Bukit Batu Hutani Alam dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari yang mencakup aspek produksi, aspek ekologi, dan aspek sosial.. Pengelolaan lestari ini

pasir : 2,5 kerikil untuk beton kedap air, menjadi suatu hal yang tidak dapat diterima, mengingat cara tersebut diatas hanya aman untuk diterapkan pada beton dengan

Solusi yang diambil adalah perlu adanya koordinasi serta komunikasi dengan pihak-pihak penyedia data terkait, merencanakan untuk melakukan pengukuran kepada