22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 terletak di desa Dadapayam. Lingkungan sekitar SD dilingkupi dengan area persawahan, sehingga suasana nya cukup tenang untuk kegiatan belajar mengajar. Sebelum masuk gapura SD, terdapat gedung balai desa yang berada tepat di depan SD dari jalan raya. Sedangkan disamping SD terdapat puskesmas yang memfasilitasi siswa SDN Dadapayam 02 jika ada yang sakit.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelian adalah siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 semester II tahun pelajaran 2014/2015. Terdapat 24 siswa pada kelas ini, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Nilai rata-rata kelas ini masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA yang ditentukan sekolah, yaitu 60. Siswa kelas ini berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orang tua yang beragam. Ada yang orang tuanya sebagai pegawai negeri, wiraswasta, namun kebanyakan adalah sebagai pedagang dan petani. Keberagaman latar belakang siswa memiliki andil dalam terdapatnya perbedaan kesadaran belajar serta hasil belajar antar siswa.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015, dimana pelaksanaannya diperkirakan berlangsung mulai awal bulan Maret 2015.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas/independen (X) dan variabel terikat/dependen (Y). Variabel bebas yang digunakan berupa Metode Discovery learning berbantuan media kongret, yang berarti pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning ini akan dibantu
menggunakan media
terikatnya adalah hasil belajar IPA
yang diperoleh dari skor tes (tes formatif)
untuk mengukur perkembangan belajar siswa meliputi penilaian hasil belajar (tes formatif).
3.5 Prosedur Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan mengikuti metodologi penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart. Tiap pada penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan tindakan (acting), pengamatan
antara komponen acting penerapannya, acting
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan (Wijaya dan Dedi 2012: 20). Proses daur pene
dari Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti Gambar 1 di bawah ini.
Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart
ia konkret. Sedangkan Variabel dependen atau variabel hasil belajar IPA. Hasil belajar siswa merupakan
eh dari skor tes (tes formatif). Hasil belajar siswa juga
untuk mengukur perkembangan belajar siswa meliputi penilaian hasil belajar (tes
Prosedur Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan mengikuti metodologi penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart. Tiap pada penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
acting dan observing dijadikan sebagai sebuah kesatuan. Dalam acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan (Wijaya dan Dedi 2012: 20). Proses daur penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1
Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart
Revised Plan
dependen atau variabel siswa merupakan besarnya skor Hasil belajar siswa juga digunakan untuk mengukur perkembangan belajar siswa meliputi penilaian hasil belajar (tes
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan mengikuti metodologi penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart. Tiap siklus pada penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
(reflecting). Namun
dijadikan sebagai sebuah kesatuan. Dalam merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus litian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti Gambar 1 di bawah ini.
Berdasarkan prosedur penelitian PTK model spiral Kemmis & Mc Taggart diatas, maka pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan Metode
Discovery Learning berbantuan media konkret akan dilaksanakan dalam format
siklus. Setiap Siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Masing-masing Siklus diakhiri dengan evaluasi. Waktu pelaksanaan Siklus pertama pada penelitian ini diperkirakan berlangsung pada akhir bulan Maret 2015, dan untuk Siklus selanjutnya menyesuaikan.
3.5.1 Pelaksanaan Siklus I (1) Perencanaan Tindakan
(a) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (b) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran,
(c) Membuat lembar observasi, dan (d) Mendesain alat evaluasi
(2) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Metode Discovery Learning, pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan skenario pembelajaran , setiap proses pembelajaran direkam oleh observer. Skenario pembelajaran dapat dilihat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk Siklus I.
(3) Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan di kelas sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun yang menjadi obyek pengamatan adalah siswa kelas 5 dan observasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan pembelajaran yang dilaksanakan saat implementasi pembelajaran berlangsung, dalam hal ini guru sebagai pengajar dibantu oleh guru teman sejawat sebagai observer. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi tingkat keberhasilannya, selanjutnya ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk tahap pembelajaran pada Siklus berikutnya .
(4) Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data pada tahap observasi dan evaluasi, selanjutnya dilakukan refleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, guru dan teman sejawat dapat mengetahui besarnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada Siklus berikutnya.
3.5.2 Pelaksanaan Siklus II
(1) Perencanaan Tindakan
(a) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (b) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran ,
(c) Membuat lembar observasi, dan (d) Mendesain alat evaluasi
(2) Implementasi tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan skenario pembelajaran , setiap proses peelajaran direkam oleh observer. Skenario pembelajaran dapat dilihat pada RPP.
(3) Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan di kelas sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun yang menjadi obyek pengamatan adalah siswa kelas 5 dan observasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa serta untuk mengetahui kendala - kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan pembelajaran yang dilaksanakan saat implementasi pembelajaran berlangsung, dalam hal ini guru sebagai pengajar dibantu oleh guru teman sejawat sebagai observer. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi tingkat keberhasilannya.
(4) Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data pada tahap observasi dan evaluasi, selanjutnya dilakukan refleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, guru dan teman sejawat dapat membandingkan hasil yang diperoleh pada Siklus I dan Siklus II kemudian menarik kesimpulan.
3.6 Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas untuk mengetahui hasil belajar IPA tentang Sifat – Sifat Cahaya siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ini setelah menggunakan Metode Discovery Learning dengan bantuan media konkret adalah:
3.6.1 Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dengan cara melihat dan mengamati kegiatan guru dan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat objektif dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya serta dalam menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau prestasi IPA siswa.
Observasi dilakukan untuk mendapat data tentang pengajaran guru didalam kelas, sehingga bisa dilihat di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan sesuai dengan langkah metode Discovery Learning.
3.6.2 Metode Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar kognitif dalam bentuk tes pilihan ganda. Tes dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kemajuan hasil belajar siswa telah mencapai tujuan proses belajar mengajar yang dilakukan di akhir kegiatan tiap-tiap siklus. Tes merupakan alat penilaian yang berupa serentetan pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar dan salah, atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah soal IPA.
3.7 Intrumen Penelitian 3.7.1 Instrumen Tes
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa tes kemampuan menjawab pertanyaan melalui lembar soal pilihan ganda. Berikut merupakan kisi – kisi pembuatan instrumen tes untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Sifat – Sifat Cahaya kelas 5 SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan penggunaan Metode Discovery Learning berbantuan media konkret. Berikut kisi – kisi instrumen tes Siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Kisi-kisi Soal Materi Sifat – sifat cahaya Siklus I Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Jumlah 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model 6.1 Mendeskripsi kan sifat-sifat cahaya
1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya
2. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
merambat lurus
3. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
dipantulkan
4. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
menembus benda bening 5. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
dibiaskan
6. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
diuraikan. 14,20,2 2,25 6,16,17 ,24,28, 30 2, 3, 8, 13,19,2 1,26 1,23,27 5,7,9,1 5,18,29 4, 10, 11, 12 4 6 7 3 6 4 Jumlah 30
Pada Siklus II materi yang akan dipelajari mengenai pemanfaatan sifat – sifat cahaya. Berikut kisi-kisi dalam pembuatan tes Siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Kisi-kisi Soal Materi Pemanfaatan sifat – sifat cahaya Siklus II Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator No. Soal Jumlah
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. 1. Menentukan model yang akan dibuat dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, misal periskop, atau lensa sederhana. 2. Memilih dan menentukan berbagai alat/bahan yang sesuai. 3. Membuat karya/model yang sesuai dengan rancangan.
4. Menguji cara kerja model yang dibuat.
1,3,7,8,16,2 1,27,30. 2,12,14,19,2 0,24,29. 10,13,22,23, 25 4,5,6,9,11,1 5,17,1826,2 8 8 7 7 8 Jumlah 30 3.7.2 Instrumen Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru selama proses pembelajaran dengan penggunaan Metode Discovery Learning berbantuan media konkret yang berlangsung sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan bulatan pada angka skor pada kolom jawaban sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan siswa pada setiap pertemuan. Adapun kisi-kisi lembar observasi guru pada tabel 4 berikut ini:
Tabel.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam penerapan Metode
Discovery Learning
Aspek yang
diamati Indikator No.Item
Kegiatan Awal
Guru melakukan apersepsi dengan menimbulkan
permasalahan 1
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan Inti
Guru merangsang siswa dengan berbagai
pertanyaan sesuai dengan permasalahan
3
Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah dengan memberikan hipotesis.
4
Guru membagi siswa dalam kelompok untuk melakukan percobaan.
5
Guru menjelaskan langkah percobaan 6
Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan 7
Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan
7
Guru meminta siswa untuk menjelaskan hasil percobaan mereka di depan kelas
8
Guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa 9
Guru mengkaitkan percobaan siswa dengan materi 10
Guru mengkaitkan pembelajaran yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
10
Kegiatan Akhir
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan meringkas pembelajaran yang telah dilakukan
11
Kategori Penilaian :
3.8 Uji Instrumen Pengumpulan Data
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan/kesahihan sebuah instrumen. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diujicobakan di kelas uji coba yaitu di kelas 6 SDN Dadapayam 02. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Kategori Skor Nilai
Sangat Baik ( A ) 43 – 52
Baik ( B ) 33 – 42
Untuk mengetahui tingkat validitas yaitu dengan melihat angka pada
Corrected Item-Total Correlation. Untuk uji validitas, jumlah respoden yang
digunakan untuk uji instrumen menentukan nilai Corrected Item-Total
Correlation (r) pada r tabel. Nilai tersebut lalu digunakan sebagai standar untuk
melihat soal yang valid dan tidak valid dengan mencocokkan nilai yang muncul pada Corrected Item-Total Correlation yang keluar pada program SPSS.
Penetapan butir soal yang valid digunakan sebagai acuan ketentuan tingkat validitas suatu soal yaitu nilai Corrected Item-Total Correlation pada r tabel untuk jumlah responden 21 siswa yakni 0,433. Jika nilai yang muncul di kolom
Corrected Item-Total Correlation SPSS ≥ 0,433 menyatakan bahwa soal tersebut
valid. Sedangkan, nilai signifikan ≤ 0,433 menyatakan bahwa soal tersebut tidak valid. Rincian hasil pengujian validitas dengan menggunakan SPSS 16.00 dapat dilihat pada lampiran.Berikut rekap hasil validitas soal pilihan ganda Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6 dibawah ini :
Tabel 5
Rekap hasil validitas soal pilihan ganda siklus I
Indikator No.
Soal
Soal Valid Soal Tidak Valid
1. Siswa dapat
menyebutkan sifat-sifat cahaya
2. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
merambat lurus
3. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
dipantulkan
4. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
menembus benda bening 5. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
dibiaskan
6. Siswa dapat menjelaskan
bahwa cahaya dapat
diuraikan 14,20,22,25 6,16,17,24,28,30 2, 3, 8, 13,19,21,26 1,23,27 5,7,9,15,18,29 4, 10, 11, 12 14, 22, 6,16,24,28, 30 2,3,13,19,26 1, 27 5,7,15 4,11,12 20,25 17 8,21 23 9,18,29 10 Jumlah 20 10
Dari hasil uji validitas instrumen soal Siklus I , dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 20 item soal yang dinyatakan valid dan 10 item soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun pada Siklus I soal yang valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 22, 24, 26, 27, 28, dan 30.Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal nomor 8, 9, 10, 17, 18, 20, 21, 23, 25, dan 29.
Tabel 6
Rekap Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II
Indikator No. Soal Valid Todak
Valid 1. Menentukan model yang
akan dibuat dengan
menerapkan sifat-sifat
cahaya, misal periskop, atau lensa sederhana.
2. Memilih dan menentukan berbagai alat/bahan yang sesuai.
3. Membuat karya/model yang sesuai dengan rancangan. 4. Menguji cara kerja model
yang dibuat. 1,3,7,8,16,21,27, 30. 2,12,14,19,20,24, 29. 10,13,22,23,25, 4,5,6,9,11,15,17, 18,26,28. 1,3,8, 16,21,27, 30. 2,14,19,24, 29. 10,13,23 6,9, 18,26,28. 7 12, 20 25,22 4,5,11,15,17 Jumlah 20 10
Dari hasil uji validitas instrumen soal Siklus II , dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 20 item soal yang dinyatakan valid dan 10 item soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun pada Siklus I soal yang valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 6, 8, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 29, dan 30..Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal nomor 4, 5, 7, 11, 12, 15, 17, 20, 22, dan 25.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 178) reabilitas menunjuk pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan
konsisten karena pengukuranya menghasilkan galat yang minimal. Uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0.Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi menggunakan ketentuan yang dikemukakan oleh George dan Mallery pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7
Koefisien Reliabilitas dan Kategori
Koefisien Reliabilitas Kategori
< 0,7 Tidak reliable
0,7 < ≤ 0,8 Dapat diterima
0,8 < ≤ 0,9 Reliabel Bagus
0,9 < ≤ 1,0 Reliabel memuaskan
Berdasarkan teknik alpha, nilai reliabilitas yang dapat diterima harus lebih dari 0,7. Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas pada Siklus I dan Siklus II yang disajikan pada Tabel 8 dan 9.
Tabel 8
Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.927 30
Tabel 9
Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Berdasarkan hasil Realibiliti pada Siklus I dan II maka dapat diketahui bahwa reliabiliti Siklus I dan II dikategorikan reliabel memuaskan.
3.8.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Witherington (dalam Sudijono, 2011: 371-373) mengatakan, bahwa sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut. Angka indek kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Artinya angka indek kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00. Angka indek kesukaran item itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu.
P = Keterangan:
P = Angka indeks kesukaran item
Np = Banyaknya testee yang menjawab benar N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar
Cara memberikan penafsiran terhadap angka indek kesukaran item adalah sebagai berikut.
Kurang dari 0,25 = sukar
0,25-0,75 = cukup
Lebih dari 0,75 = mudah
Dari hasil perhitungan untuk 30 soal pilihan ganda pada siklus I dan II diperoleh tingkat kesukaran soal pilihan ganda pada Tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10
Rekap Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Siklus I dan II
Kategori Nomor Soal Siklus I Nomor Soal Siklus II
Mudah 1, 2, 6, 8, 10, 11, 17, 18, 19, 25, 26, 27. 1, 2, 4, 6, 7, 11, 12, 17, 21, 22, 26, 27. Sedang 3, 5, 12, 13, 14, 20, 21, 22, 24, 29,30 3, 9, 13, 14, 15, 18, 19, 24, 25, 29, 30. Sukar 4, 7, 9, 15, 16, 23, 28. 5, 8, 10, 16, 20, 23, 28.
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas serta analisis tingkat kesukaran butir soal yang telah dilakukan maka dipilih 20 butir soal yang valid dan reliabel untuk dipakai sebagai soal pretest dan posttest. Untuk rincian soal dapat dilihat pada lampiran.
3.9 Indikator Kinerja
Untuk menentukan indikator keberhasilan pembelajaran IPA
menggunakan Metode Discovery Learning Berbantuan Media Konkret pada siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh dan Kabupaten Semarang ini, maka ditentukan indikator kinerja yaitu indikator proses dan indikator hasil.
3.9.1 Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran IPA menggunakan Metode Discovery Learning Berbantuan Media Konkret. Dikatakan berhasil jika (100%) semua langkah-langkah dalam proses pembelajaran itu sudah terlaksana terlaksana.
3.9.2 Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian adalah hasil belajar IPA. Penerapan
Metode Discovery Learning Berbantuan Media Konkret dinyatakan
meningkatkkan hasil belajar siswa kelas 5 SD N Dadapayam jika hasil belajar IPA mencapai 80% dari jumlah keseluruhan siswa yaitu sekitar 19 siswa memperoleh nilai ≥60.
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis data hasil observasi dan teknik analisis data hasil tindakan. Data hasil observasi dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Data hasil observasi yang dimaksudkan berupa hasil observasi aktivitas guru. Observasi ini dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Observasi aktivitas guru digunakan untuk mengukur sejauh mana guru dapat menerapkan Metode Discovery Learning berbantuan media konkret sesuai dengan langkah -
langkah. Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 13 pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktivitas guru selama 2 siklus pada pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dengan memberikan tanda lingkaran pada kolom skor.
Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian dilakukan analisis data hasil tindakan. Data hasil tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data hasil belajar kognitif siswa berupa data kuantitatif. Hasil belajar kognitif didapatkan dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap akhir siklus. Soal evaluasi yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang sudah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes evaluasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ℎ = ℎ× 100
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam Tabel 11 kriteria ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 11
Kriteria ketuntasan hasil belajar SDN Dadapayam 02
KKM Kualifikasi
≥60 Tuntas
<60 Belum Tuntas
Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA peneliti melakukan analisis data dengan teknik deskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan hasil tes prasiklus, siklus I, dan siklus II. Perbandingannya dapat ditulis berupa tabel rekapitulasi dan diagram yang menunjukkan perbandingan hasil belajar tersebut. Dimana pada tabel dan diagram dapat menunjukkan hasil belajar siswa yang sudah tuntas maupun yang belum tuntas dengan kategori diatas KKM.