• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Picture and Picture Berbantu Permainan Puzzle untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD N Batur 03 Geta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Picture and Picture Berbantu Permainan Puzzle untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD N Batur 03 Geta"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

8 2.1. Kajian Teori

Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini di antaranya akan membahas pengertian bahasa Indonesia, pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengertian membaca, jenis membaca, hasil belajar, model picture and picture sebagai model yang digunakan oleh peneliti, pengertian permainan puzzle sebagai media bantu dan penerapan model pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

2.1.1. Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan keinginan, pendapat, dan perasaan. Dengan bahasa kita mampu memahami dan mengetahui apa yang terjadi disekitar kita. Setiap orang sudah pasti mempunyai kemampuan berbahasa.

Menurut Santosa (2009:1.11), pengertian bahasa adalah “Alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.”

Pengertian Bahasa adalah “Alat untuk menyampaikan pikiran perasaan dari seseorang kepada orang lain baik secara lisan atau tulisan”. (Depdikbud:1)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi agar apa yang disampaikan menjadi jelas.

2.1.2.Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

(2)

Menurut Santosa (2009:3.6), mata pelajaran bahasa Indonesia SD adalah “Program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia”.

Pembejaran bahasa Indonesia adalah:

Butir-butir pembelajaran yang tercantum pada setiap semester merupakan kegiatan berbahasa (membaca, menulis, menyimak dan berbicara) belum merupakan materi pembelajran. Materi pembelajarannya dapat dipilih atau ditetapkan oleh guru, membaca apa, menulis apa, menyimak tentang apa dan berbicara tentang apa. (Depdiknas:1)

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diberikan kepada siswa di sekolah. Mengingat hal tersebut makan tidak heran jika mata pelajaran bahasa Indonesia mulai diberikan sejak masih di bangku sekolah dasar. Hal ini diharapkan agar siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa seperti membaca, menyimak, berbicara dan menulis.

Pembelajaran basaha Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Maka dalam pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang menarik, karena pembelajaran yang menarik akan menumbuhakn minat siswa untuk mempelajari bahasa Indonesia sehingga tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai.

2.1.2.1.Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan bahwa dengan belajar bahasa Indonesia memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual untuk menunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

BSNP (2006), Tujuan pemebelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa adalah :

(3)

kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.

Permendiknas (2007), dalam standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Dari beberapa paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling belajar dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, sosial, dan emosional siswa sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien secara lisan maupun tulis sesuai dengan etika yang berlaku.

2.1.2.2. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dengan mempelajari bahasa Indonesia diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu :

a. Siswa mampu memahami bahasa Indonesia serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

(4)

c. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sehingga dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulis.

d. Siswa bangga dan menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

e. Siswa dapat membaca dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, meningkatkan pengetahuan dalam kemampuan berbahasa.

2.1.2.3. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Indonesia

Ruang lingkup pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebgai berikut :

a. Mendengarkan b. Berbicara c. Membaca d. Menulis

Dalam penelitian ini yang asepek yang ditingkatkan hanya terfokus pada aspek membaca saja, mengingat siswa kelas 1 di SD N Batur 03 hasil belajar membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia masih rendah

2.1.2.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia

(5)

Tabel 2.1

Butir Pembelajaran Membaca Kelas 1 Sekolah Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Membaca

7. memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak

7.1 membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat 7.2 membaca puisi anak yang terdiri

atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat

2.1.3. Hakikat Membaca

Kompetensi belajar bahasa Indonesia diarahkan ke dalam emapat aspek, yaitu membaca, berbicara, menulis, dan mendengarkan. Kompetensi Dasar dalam penelitian ini hanya difokuskan pada aspek membaca saja. Hal ini dimaksudkan mengingat pentingnya membaca bagi siswa kelas 1 sekolah dasar maka minat membaca di kelas 1 perlu ditumbuhkan.

Minat membaca siswa perlu ditumbuhkan sejak dini karena dengan kegiatan membaca siswa dapat menambah pengetahuan mereka dengan lebih mudah. Membaca bagi siswa kelas 1 SD merupakan membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan kegiatan mengenalkan dan melatih siswa untuk membaca pertama kali.

Menurut Nurjamal, Dkk (2011:4), Membaca dan menyimak merupakan “aktivitas kunci kita mendapatkan dan menguasai informasi. Semakin banyak informasi kita simak-baca, semakin banyak informasi kita kuasai”.

Menurut Santosa (2009:6.3), pada hakikatnya aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu “membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca”.

(6)

Menurut Santosa (2009:6.3), proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah

(a ) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis; (b) aspek perceptual, yaitu kemampuan untuk menginterprestasikan apa yang dilihat sebagai symbol;(c) aspek schemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada; (d) aspek berpikir, yaitu keampuan membuat interfensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari; dan (e) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan denga minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca

Menurut Santosa (2009:6.5), pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi :

a. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan

b. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan

c. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan

d. Menggali simpanan pengetahuan atas schemata siswa tentang suatu topik

e. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa f. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan

disampaikan dengan lisan ataupun tertulis

g. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca

h. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan

i. Mempelajari struktur bacaan

j. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.

2.1.3.1. Jenis Membaca

Berikut akan dipaparkan beberapa jenis membaca yang dilakukan baik kegiatan membaca sekolah atau kegiatan mambaca di luar sekolah.

a. Membaca Teknik

(7)

b. Membaca Dalam Hati

Kegiatan membaca ini perlu dilatihkan setelah siswa menguasai semua huruf. Siswa dilatih membaca tanpa menguluarkan suara ataupun gerakan bibir. c. Membaca Indah

Membaca indah ialah membaca teknik juga. Tetapi pada bahan bacaan yang digunakan ialah karya sastra, seperti puisi atau prosa. Kegiatan ini lebih bertujuan apresiatif. Siswa diharapkan dapat membaca sebagai ungkapan penghayatannya terhadap sastra.

d. Membaca Bahasa

Kegiatan membaca bahasa ditekankan pada sisi kebahasaan, bukan isinya. Jadi dalam kegiatan ini berdasarkan bacaan yang diberikan, siswa berlatih mengenai makna dan penggunaan kata, ungkapan, serta kalimat.

e. Membaca Cepat

Tujuan kegiatan membaca cepat adalah agar siswa mampu dengan cepat menangkap isi bacaan. Kemampuan ini sangat penting karena informasi mengenai ilmu dan teknologi disampaikan melalui tulisan.

f. Membaca Pustaka

Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan di luar jam pelajaran. Jadi dapat bersifat kokurikuler, ekstrakurikuler, bahakan individual. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menumbuhkan munat baca anak, tidak saja terhadap bacaan hiburan, tetapi juga terhadap bacaan yang berisi pengetahuan. Untuk itu sekolah perlu menyediakan buku-buku bacaan yang beraneka ragam, yang disajikan dalam bahasa yang sesuai dengan tingkatan siswa SD.

g. Membaca Lancar

Membaca lancar adalah membaca dengan tidak tersendat-sendat, yaitu membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat. Kelancaran seorang dalam membaca akan memudahkan pendengar untuk menangkap pesan atau isi dari apa yang pembaca sampaikan.

(8)

a. Lafal

Sebagian siswa-siswa di Indonesia lahir dan dibesarkan sebagai insane daerah yang berbahasa daerah. Ciri-ciri kedaerahan itu sering kali sulit dihilangkan. Pengurangan cirri tersebut merupakan langkah yang perlu diambil kearah pengindonesiaan siswa-siswa di Indonesia. Rumusan yang dapat dikemukakan adalah bahwa lafal yang baku dalam bahasa Indonesia adalah ucapan yang bebas dari ciri-ciri lafal daerah.

Berikut contoh pelafalan yang belum sesuai dengan kaidah pelafalan bunyi bahasa :

(a) Huruf /c/ dilafalkan (ce) bukan (se) Contoh : WC dilafalkan (we-ce) bukan (we-se) (b) Huruf /q/ dilafalkan (ki) bukan (kyu)

Contoh : MTQ dilafalkan (em-te-ki) bukan (em-te-kyu) (c) Huruf /v/ dilafalkan (fe) bukan fi

Contoh : TV dilafalkan (te-ve) bukan (ti-vi) b. Intonasi

Menurut Sunaryati dalam Rahardi (2005:123) intonasi adalah tinggi-rendah suara, panjang-pendek suara, keras lemah suara, jeda, irama dan timbre yang menyertai tuturan. Intonasi berfungsi untuk memperjelas maksud tuturan. Oleh karena itu intonasi dapat dibedakan lagi menjadi intonasi berita, intonasi Tanya dan intonasi seruan. Intonasi seruan masih dibedakan lagi menjadi intonasi perintah, ajakan permintaan, permohonan dan sebagainya.

Intonasi dapat berupa lagu kalimat atau ketepatan penyajian tinggi rendahnya nada kaliamat. Berikut contoh intonasi pada kalimat

(a) Apa maksudnya? (intonasi naik)

(b) Kita harus bekerja keras. (intonasi datar)

(c) “Pagi ini pekerjaan seharusnya dapat selesai” kata ibu (intonasi menurun). c. Kenyaringan

(9)

Dari berbagai jenis membaca yang telah dipaparkan, peneliti hanya meningkatkan hasil belajar membaca lancar untuk siswa kelas 1 SD N Batur 03. Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan aktivitas kunci untuk mendapatkan dan menguasai informasi yang melibatkan aktivitas fisik dan mental sehingga dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi untuk mengembangkan intelektualitas.

Mengingat pentingnya membaca maka minat membaca siswa di kelas 1 SD perlu ditumbuhkan. Salah satu langkah untuk menumbuhkan minat membaca yaitu dengan menanaman minat membaca dan melalui proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan agar siswa tertarik untuk membaca sehingga hasil belajar siswa meningkat.

2.1.4. Hasil Belajar

Hasil belajar mempunyai peran penting didalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar merupakan salah satu sebagai tolok ukur keberhasilan proses mengajar. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan bejarnya melalui kegiatan belajar.

Menurut Gagne dalam Suprijono (2014:5), hasil belajar berupa : (a) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; (b) ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing; (c) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya; (d) ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi; (e) sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut

(10)

Menurut Hamailik dalam Rusman (2012:123), “Hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku.”

Menurut Bloom dalam Suprijono (2014:6), “hasil belajar mencakup kemampuan yaitu domain kognitif , domain afektif dan domain psikomotorik.”

Dari pendapat Bloom Terdapat 3 aspek penting yang diukur dalam dalam hasil belajar yaitu (a) aspek kognitif yaitu aspek untuk mengukur pengetahuan siswa. (b) aspek afektif untuk mengukur bagaimana bagaimana sikap yang ditunjukan oleh siswa selama mengikuti proses pembejaran. (c) aspek psikomotorik adalah aspek untuk mengukur sejauh mana kretrampilan siswa.

Dalam penelitian ini hasil belajar yang ukur hanya domain kognitif saja. Dari pendapat Bloom ada beberapa aspek di dalam domain kognitif, yaitu : a. Pengetahuan (knowledge)

Kemampuan seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali kembali tentang nama-nama, struktur, bentuk, dan sebagainaya. Ini merupakan berpikir paling rendah

b. Pemahaman (comprehension)

Kemampuan pesesrta didik untuk mengerti atau memahami sesuatu yang telah diketahui atau diingat.

c. Penerapan (application)

Kemampuan siswa untuk menerapkan atau menggunakan sesuatu yang telah diketahui ke dalam situasi yang kongkrit.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan seseorang untuk memadukan elemen-elemen dan bagian-bagian yang kecil ke dalam satu bentuk yang utuh.

e. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan seseorang untuk memberikan pertimbangan nilai dari situasi tertentu untuk tujuan tertentu.

(11)

dapat mengkontruksikan pengetahuan yang diperoleh untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar memiliki manfaat bagi siswa dengan mengetahui hasil belajarnya siswa dapat menilai apakah cara belajarnya sudah efektif untuk mencapai hasil yang maksimal serta bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa. dilihat dari manfaat hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan sebgai tolok ukur siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.

Dalam penelitian ini diharapkan hasil belajar bahasa Indonesia akan meningkat. Apabila hasil belajar yang didapat siswa maksimal maka dalam mengikuti proses belajar bahasa Indonesia siswa akan lebih bersemangat dan antusias. Misalnya setelah mengikuti pelajaran bahasa Indonesia siswa menyukai pelajaran bahasa Indonesia yang awalnya tidak disukai, karena siswa merasa senang dengan cara mengajar guru yang menarik.

Dengan demikian hasil belajar bahasa Indonesia yang didapat siswa tidak hanya digunakan untuk mencukupi KKM ≥ 65 yang sudah ditentutan, namun dapat mempengaruhi sudut pandang siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia, sehingga untuk selanjutnya siswa memiliki apresiasi yang tinggi terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.

2.1.5. Model Pembelajaran Picture and Picture

(12)

pembelajaran picture and picture. Model pembelajaran picture and picture cocok diterapkan di kelas rendah.

2.1.5.1. Pengertian Model Picture and Picture

Model pembelajaran picture and picture merupakan model yang baik diterapkan di kelas rendah yaitu antara kelas 1 sampai kelas 3 SD. Model pembelajaran picture and picture ini merupakan salah satu model kooperatif dimana model pembelajaran kooperatif ini mengutamakan adanya kelompok-kelompok dalam proses pembelajaran. Dengan berkelompok-kelompok diharapkan siswa saling bekerjasama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Model picture and picture adalah suatau metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Menurut Ngalimun (2014:177), model pembelajaran picture and picture adalah “Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.”

Menurut Hamdayama (2014:129), model pembelajaran picture and picture adalah “Sebuah model pembelajaran dimana guru menggunakan alat bantu media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar.”

(13)

2.1.5.2. Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture

Dalam model pembelajaran picture and picture terdapat beberapa langkah dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan beberapa langkah-langkah yang terdapat pada model pembelajaran picture and picture.

Menurut Hamdayama (2014:130), langkah-langkah dalam model pemebelajaran picture and picture adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Dilangkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi kompetensi dasar (KD) mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian siswa dapat mengukur sejauh mana materi yang harus dikuasai.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar

Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemeberian materi sebagai pengantar akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang ingin dipelajari.

c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan kegiatan membaca.

Dengan gambar yang diseratai kata akan memudahkan siswa dalam membaca, sebab siswa merasa terbantu dengan adanya gambar.

d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Pada kegiatan ini siswa diminta untuk mengurutkan kata pada gambar dan menyusunnya menjadi kalimat. Siswa berlatih membaca urutan kata yang telah disusun sesuai dengan lafal, intonasi dan kenyaringan yang tepat.

e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

Guru membimbing siswa untuk menemukan jalan cerita atau tuntutan kompetensi dasar dengan indikator yang akan dicapai. Setelah siswa menjelaskan urutan gambar dengan alasan yang tepat, hal itu menunjukan bahwa siswa sudah lancar membaca sehingga urutan gambar menjadi urutan yang logis.

(14)

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekan pada hal yang ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator. g. Kesimpulan atau rangkuman

Setelah siswa menyelesaikan semua proses pembelajaran siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan atau rangkuman agar guru mengetahui sejauh mana siswa dalam mencapai pembelajaran pada hari itu.

Menurut Hamdani (2014:89), langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture ada 7 langkah, yaitu :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

c. Guru menunjukan atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

d. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

e. Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanmkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

f. Kesimpulan atau rangkuman.

2.1.5.3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture

Setiap model pembelajaran tentu mempunyai kelebihan dan kelemahan di dalamnya. Tak terkecuali dengan model pembelajaran picture and picture juga terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.

Menurut Hamdani (2014:89), ada beberapa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran picture and picture, yaitu “Kelebihan dari model picture and picture guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa. Guru Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Adapun kekurangan model pembelajran ini adalah memakan banyak waktu dan banyak siswa yang pasif.”

(15)

Adapun kelebihan model pembelajaran picture and picture diantaranya:(a) materi yang diajarkan lebih terarah;(b) siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukan gambar-gambar mengenai materi yang akan dipelajari;(c) menigkatkan daya nalar atau daya pikir siswa;(d) meningkatkan tanggungjawab siswa;(e) pembelajaran lebih berkesan. Adapun kelemahan model pembelajaran picture and picture diantaranya (a) sulit menemukan gambar-gambar yang bagus yang sesuai dengan materi;(b )sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar siswa;(c) baik guru atau siswa kurang terbiasa menggunakan gambar sebagai bahan utama menyampaikan materi;(d) tidak tersedianya dana khusus untuk mengadakan gambar-gambar yang diinginkan

Model pembelajaran picture and picture memiliki kekurangan sebagaimana seperti yang telah dipaparkan diatas. Mengingat hal tersebut terdapat solusi dalam mengatasi kelemahan yang terdapat pada model pembelajaran picture and picture, yaitu :

a. Guru bisa membagi waktu pada tiap kegiatan yang dalam proses pembelajaran. b. Guru dapat memanfaatkan internet dalam mencari gambar yang menarik dan

sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

c. Guru belajar membiasakan diri menggunakan gambar dalam proses pembelajaran.

d. Guru bisa menggunakan dana BOS dalam untuk pengadaan gambar-gambar yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

2.1.6. Pengertian Bermain

Bermain atau permainan masih sangat dibutuhkan bagi siswa sekolah dasar terutama siswa kelas 1 SD. Karena dengan bermain akan meningkatkan rasa ingin tahu anak sehingga akan meningkatkan motivasi untuk anak belajar. Secara tidak langsung bermain sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak untuk belajar dan mencapai sukses.

(16)

Menurut Doctket dan Fleer dalam Sujiono (2010:34), bermain adalah “kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.”

Menurut Bennett, Dkk dalam Sujiono (2010:16), pengembangan program kegiatan bermain adalah

Pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui kegiatan bermain yang dapat memperkaya pengalaman anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir tentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dan dapat memberikan argumentasi untuk mencari berbagai alternatif.

Menurut Elkonin dalam Sujiono (2010:35), prinsip-prinsip bermain, yaitu : a. Dalam bermain anak mengembangkan sistem untuk

memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka mencapai tujuan yang lebih kompleks.

b. Kemampuan untuk menempatkan perspektif orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain c. Anak menggunakan replica untuk menggantikan objek nyata,

lalu mereka menggunakan objek baru yang berbeda. Kemampuan menggunakan simbol termasuk dalam perkembangan berpikir abstrak dan imajinasi.

d. Kehati-hatian dalam bermain mungkin terjadi karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah ditentukan bersama teman mainnya.

Dengan kegiatan bermain dapat mengembangkan berbagai potensi pada siswa, baik potensi fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosi dan kreatifitas yang pada akhirnya perpengaruh pada prestasi belajarnya. Bermain juga berfungsi untuk mengembangkan rasa percaya diri, kemandirian siswa yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa karena dengan bermain didapat pengalaman yang penting dalam dunia anak.

(17)

dan tahu kapan saatnya guru memberikan bantuan, mengontrol tingkah laku siswa dan membantu siswa mengungkapkan perasaan pada saat bermain.

2.1.7. Permainan Puzzle

Permainan puzzle pada penelitian ini, digunakan sebagai media bantu pada proses menyampaian materi. Permainan puzlle dinilai cocok untuk melengkapi proses pembelajaran yang menggunakan model picture and picture. Dengan menggunakan puzzle akan memberi pengalaman belajar yang baru bagi siswa serta memberikan manfaat yang baik bagi siswa. Dengan digunakan puzzle maka akan menumbuhkan rasa keingintahuan siswa untuk memasang potongan gambar menjadi satu gambar untuh.

Kata puzzle berasal dari bahasa Prancis Kuno “Aposer”. Kata tersebut dalam bahasa Inggris kuno menjadi “Pose” lalu berubah menjadi “Pusle” dengan arti membingungkan atau mengacaukan. Sedangkan kata puzzle sebagai kata benda merupakan turunan dari kata kerja tersebut menjadi posisi potongan-potongan yang harus diatur menjadi suatu kesatuan bentuk. Puzzle merupakan teka teki dan tidak utuh, dalam hal ini media puzzle berbentuk gambar yang terpotong-potong, yang kalau digabungkan menjadi sebuah gambar yang utuh. (http://www.wikipedia.org)

(18)

2.2. Implementasi Model Pembelajaran Picture and Picture Berbantu Permainan Puzzle Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada penelitian ini penggunaan model pembelajaran picture and picture berbantu permainan puzzle diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar membaca mata pelajaran bahasa Indonesia. Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang sifatnya membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan dan menyenangkan dalam proses pembelajarannya. Kondisi yang menyenangkan terlihat pada saat siswa bermain mengurutkan gambar-gambar yang menarik perhatian siswa. Dengan kondisi belajar yang menyenangkan dapat merangsang siswa agar tertarik pada kegiatan membaca, hal ini membuat siswa merasa lebih mudah untuk membaca karena terbantu dengan gambar.

Penerapan model pembelajaran picture and picture berbantu permainan puzzle merupakan upaya guru untuk menarik perhatian dan antusias siswa dalam kegiatan membaca mata pelajaran bahasa Indonesia. Penggunaan permainan puzzle dalam penelitian ini juga dirasa penting, karena siswa usia kelas 1 SD merupakan individu yang masih senang bermain. Penggunaan permainan puzzle dirasa berpengaruh untuk merangsang siswa agar antusias dalam kegiatan membaca.

Mengacu dari beberapa pendapat para ahli mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan model picture and picture yang telah diuraikan, maka langkah-langkah pembelajaran yang peneliti terapkan dalam penelitian ini dengan pokok bahasan memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

(19)

c. Siswa bekerjasama untuk menyusun puzzle menjadi gambar yang utuh dan membentuk sebuah kata. Setelah semua gambar terbentuk maka siswa mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis menjadi sebuah kalimat. Dalam satu kelompok siswa yang sudah lancar membaca diminta untuk mengajari siswa yang belum lancar membaca untuk membaca tiap kata yang terbentuk dari gambar.

d. Guru menunjukan atau memanggil kelompok secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis di papan tulis. Setelah ditempelkan pada papan tulis, tiap siswa dalam satu kelompok diminta untuk membaca urutan gambar yang membentuk sebuah kalimat sederhana dengan lafal, intonasi dan kenyarinagan yang tepat secara bergantian.

e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah siswa menjelaskan alasannya dalam mengurutkan gambar dan urutan tersebut benar, maka hat tersebut menunjukkan bahwa siswa sudahmembaca. f. Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanmkan konsep atau materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

g. Guru bersama dengan siswa menyususn kesimpulan atau rangkuman

2.3. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

(20)

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti dan penelitian karya Anik Suprapti. Persamaan tersebut antara lain (a) jenis penelitian sama-sama menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK); (b) instrument yang di gunakan berupa tes dan non tes; (c) sama-sama mengukur peningkatan hasil belajar. Perbedaan terletak pada masalah, tujuan, tindakan, variabel, dan subyek penelitian.

Penelitian yang lainnya adalah penelitian oleh Winarsih dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Model Picture And Picture Bagi Siswa Kelas II SD Margorejo Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.” terbukti adanya peningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas 2, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar matematika. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa hanya 69 dengan KKM ≥ 70. Pada siklus I ada peningkatan rata-rata nilai menjadi 78 dan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan yang signifikan menjadi 87.

Persamaan penelitian yang penelitia lakukan dengan beberapa penelitian di atas adalah sama-sama mengukur hasil belajar, instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa berupa tes dan non tes. Untuk perbedaannya terletak pada subjek yang diteliti, masalah, tujuan, tindakan, variabel, dan pemanfaatan media dalam proses tindakan yang akan dilakukan.

Dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan menunjukan bahwa pembelajaran dengan model Picture and Picture ini adalah hal yang menarik dan dapat meningkatkan hasil belajarr siswa, karena pada umumnya pembelajaran yang dilakukan di kelas hanya terpaku pada materi ajar pada buku saja. Sedangkan dengan model Picture and Picture ini menggunakan media gambar yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang dapat memancing siswa agar tertarik mengikuti pembelajaran sehingga tercapai hasil belajar yang maksimal.

2.4. Kerangka Berpikir

(21)

Pemiliahan model yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran picture and picture dinilai cocok dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia kelas 1 SD karena model pembelajaran ini diyakini mampu membantu siswa memahami materi membaca permulaan.

Model picture and picture diberikan pada pembelajaran bahasa Indonesia karena siswa kelas 1 SD Batur 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang mempunyai kemampuan membaca yang masih rendah. Hal ini ditunjukan dari hasil belajar membaca mata pelajaran bahasa Indonesia siswa semester 1 masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM 65. Faktor menyebab rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia adalah penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran rendah. Hal ini terjadi karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat dan belum penggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa. Sehingga dalam hal ini banyak siswa yang merasa bosan dan kurang tertarik pada kegiatan membaca.

Model picture and picture merupakan model yang dinilai cocok untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Adapun model picture and picture yang dipilih peneliti dikombinasinkan dengan permainan puzzle. Dengan alasan penggunaan model picture and picture berbantu permainan puzzle dapat menumbuhkan minat siswa dalam membaca, membangkitkan rasa percaya diri siswa, dan memberi rasa tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok kecilnya dalam menyusun gambar dan mengurutkan gambar. Selain itu model picture and picture berbantu permainan puzzle dapat menumbuhkan antusiasme siswa pada kegiatan membaca serta dalam menyusun potongan gambar melatih menggabungkan huruf agar membentuk sebuah kata sehingga mudah untuk membaca kata sesuai gambar. Siswa juga dilatih untuk berpikir kritis saat mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.

(22)

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Model Picture and picture berbantu permainan puzzle

(23)

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, serta sebungan dengan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah hasil belajar bahasa Indonesia dapat meningkat dengan model picture and picture, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1) Penerapan model picture and picture berbantu permainan puzzle dapat meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Batur 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang secara signifikan melalui langkah-langkah berikiut ini :

a. Pada kegiatan awal guru menyampaikan meteri pengantar menggunakan gambar yang menarik untuk menarik perhatian siswa pada kegiatan membaca.

b. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen.

c. Melakukan permainan puzzle agar proses menyusun kata menjadi lebih menyenangkan.

d. Mengurutkan kata pada gambar sesusai dengan prosedur pada model picture and picture sehingga membentuk sebuah kalimat.

e. Siswa berlatih untuk membaca dengan berbantu gambar yang telah diurutkan.

Gambar

Tabel 2.1 Butir Pembelajaran Membaca Kelas 1 Sekolah Dasar
gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif
gambar mengenai materi yang akan dipelajari;(c) menigkatkan
Gambar 2.1  Picture and picture
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa skripsi saya yang berjudul:” STUDI TENTANG PROSES RITUAL ADAT KEMATIAN SUKU DAYAK AGABAG DI DESA TETABAN

Pancasila sebagai sistem etika adalah poin – poin yang terkandung di da-lam Pancasila yang mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia.

Sama halnya dengan pasangan PT dan WR, pasangan ini juga sangat memperhatikan anaknya, apabila ST keladang membantu MS, ia selalu mengajak IL, mereka lebih suka

- Stop kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan lantai / sesuai dengan gambar dan pada ruang ruang yang basah / lembab harus jenis water dict sedang untuk

Jual beli adalah pertukaran harta antara kedua belah pihak atas dasar kerelaan dan suka sama suka (Sabiq, 1988:47). Sehubungan dengan ini Islam sangat menekan agar dalam

Analyses using nitrogen adsorption-desorption, transmission electron microscopy (TEM), X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscopy (SEM) and energy dispersive X-ray

Engkau mungkin menyadari selama ini bahwa kaos kakimu sudah sobek di bagian tumit; tetapi dengan cara melihat yang baru aku ajarkan kepadamu ini, engkau baru akan sadari

Berdasarkan hasil validasi tersebut oleh validator materi I memberikan skor 109 (sangat baik), sedangkangkan oleh validator materi II awalnya memberikan skor 63