Penyusunan KTSP madrasah perlu mengikuti langkah-langkah yang logis dan sistematis. Langkah-langkah tersebut tergambar pada diagram berikut.
Gambar 02: Langkah Teknis Penyusunan KTSP madrasah
Jabaran tiap-tiap langkah teknis dalam penyusunan KTSP dipaparkan berikut.
1. Membentuk Tim Pengembang KTSP
Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi penggerak penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri atas kepala madrasah, komite, beberapa guru (termasuk waka kurikulum), tokoh masyarakat/narasumber. Setelah tim terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kurikulum di
Analisis konteks
Penentuan aspek khusus
Pengkajian SI, SKL, St Proses, St Penilaian Penyusunan Dokumen 1 KTSP Penyusunan Dokumen 2 KTSP
Revisi
Finalisasi
Ditetapkan oleh Kepala Madrasah
Dipertimbangkan oleh Komite Sekolah dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota
ISI KTSP DOKUMEN 1 DAN 2
Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan (Madrasah) Visi dan Misi Madrasah yang Bersangkutan Tujuan Madrasah yang Bersangkutan Struktur dan Muatan KTSP yg Bersangkutan (struktur, mapel, mulok, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, KKM, Kriteria kenaikan kelas/kelulusan) Kalender Pendidikan Madrasah yang Bersangkutan LAMPIRAN
Silabus semua mapel
SK/KD semua mapel termasuk SK/KD Mulok (membuat sendiri) Program untuk pengembangan diri
Indonesia, peraturan lain dan implikasinya pada peran dan tanggung jawab kepala madrasah, komite, guru, pengawas, Dinas/Depag, dan narasumber. Tim pengembang kurikulum bertugas membantu kepala madrasah untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan diketahui standar minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah/ madrasah dan aspek apa yang bisa ditambahkan/ dikreasikan oleh madrasah.
2. Analisis Konteks dan Kebutuhan
Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan kebutuhan para peserta didik dan masyarakat untuk suatu program pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa peserta didik yang kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan.
Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara menjaring informasi dari berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat, para pemberi kerja (DUDI), pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan peserta didik. Informasi yang dicari berkaitan dengan apa yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu peserta didik belajar menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang dibutuhkan oleh para peserta didik ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan? Selain itu, analisis konteks juga melakukan penjaringan/ analisis terhadap (a) harapan masyarakat terhadap masa depan anak-anaknya, (b) analisis terhadap potensi peserta didik yang masuk ke madrasah, (c) analisis terhadap karakteristik daerah, dan (d) analisis terhadap karakteristik satuan pendidikan.
Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum memutuskan bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisis kebutuhan, para penyusun kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka menentukan maksud kurikulum tersebut.
Pada tahap selanjutnya, tim pengembang kurikulum madrasah (kepala madrasah , guru, komite, stakeholder) melakukan analisis potensi peserta didik, madrasah, daerah, unggulan lokal, dan unggulan global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala Madrasah sebagai ujung tombak akan memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini bersamaan dengan penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyusunan dokumen 2. Sedangkan analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite madrasah mendukung analisis kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta harapan orang tua/ masyarakat. Hasil analisis konteks (keadaan peserta didik,
madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/ unggulan lokal maupun global) ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.
3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum
Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam kurikulum madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun kurikulum akan memilih beberapa hal yang akan dikemas dalam kurikulum di madrasahnya. Hasil analisis konteks dan penentuan hal-hal khusus dicontohkan pada tabel berikut.
Tabel 07: Contoh Penentuan Aspek Khusus dan Implikasinya pada Penyusunan Komponen KTSP
Analisis Konteks
Aspek khusus hasil
Analisis
Implikasi pada
Penyusunan KTSP
Konteks masyarakat Harapan masyarakat peserta didik bisa menghadapi tantangan global
Masyarakat sekitar merupakan produsen krupuk ikan dan makanan olahan dari ikan
Bahasa Arab dan Inggris Ditambah jam formalnya dan di asrama disusun program peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab Unggulan lokal dalam muatan kurikulum akan mengaitkan dengan kondisi masyarakat sebagai produsen makanan olahan dari ikan
Harapan Kondisi madrasah /yayasan
Kepeloporan kader organisasi
Menyiapkan calon pendidik, ulama, zu’ama yang mampu
mengembangkan ilmu
pengembangan diri untuk mengembangkan
kepemimpinan kader
Program Mubalig hijrah Wajib memimpin di organisasi sekecil apa pun
Mulok kemuhamadiyahan/ aswaja
Kajian kitab kuning Harapan
orangtua/masyarakat/ komite madrasah di tengah keterpurukan akhlak
Akhlakul karimah dan mampu beribadah dengan baik ( menjadi anak sholeh)
Pengembangan diri rutin untuk meningkatkan kemandirian dan kesalehan dalam asrama (puasa
sunnah, sholat sunnah, baca Al-Quran)
Konteks daerah Kota wisata (banyak turis berdatangan)
rawan gempa
Ada program hunting tourist untuk memperkuat
kemampuan berbahasa Bahasa Inggris Wisata, Memasukkan masalah gempa dan penyelamatannya secara
khusus dalam berbagai mata plajaran yang relevan
Kondisi peserta didik Rata-rata kemampuan peserta didik kurang (intake rendah)
Perempuan semua
KKM disesuaikan ( tidak terlalu tinggi)
Ada program remedial yang lebih intensif untuk peserta didik
Mulok keputrian Kebutuhan masa kini
dan masa depan (perkembangan ilmu pembelajaran) dan perkembangan teknologi Pembelajaran PAKEM/ CTL dan model pembelajaran bermakna Kecakapan hidup diintegrasikan Belajar terampil menggunakan tekonologi Melaksanakan pakem Kecakapan hidup diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran
Mulok TIK/ muatan global dengan menggunakan internet Karakteristik madrasah sebagai lembaga dakwah/syiar, pengerak masyarakat, pembentuk akhlakul karimah kepesantrenan pendidikan watak/ akhlak membentuk kader dakwah
Struktur dan muatan
kurikulum menambah muatan keagamaan/ kepesantrenan
4. Penyusunan Dokumen 1 KTSP
Setelah analisis konteks dan penentuan aspek khusus dilakukan, Tim Pengembang Kurikulum menyelenggarakan pertemuan/workshop untuk menyusun KTSP. Kepala madrasah, guru, komite, dengan bimbingan pengawas, Depag/Dinas, dan nara sumber menyusun KTSP dokumen 1 yang memuat arah/tujuan, cara mencapai, isi/muatan yang akan dituliskan dalam dokumen kurikulum. Secara teknis komponen yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan/kelulusan, unggulan lokal/global) dan kalender pendidikan.
5. Penyusunan Dokumen 2 KTSP
KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh mata pelajaran yang menjabarkan SK/KD dalam Standar Isi. Dalam kegiatan ini guru difasilitasi untuk mengembangkan silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas, Kantor Depag/ Dinas mengembangkan silabus/RPP mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang akan dilaksanakan dalam praktik di madrasah. Kantor Depag/Dinas memfasilitasi pengembangan SK/KD Muatan Lokal. Kantor Depag memfasilitasi pengembangan dengan pengesahan KTSP. Penyusunan silabus dan RPP akan dibahas pada BAB selanjutnya.
6. Pengesahan oleh kepala madrasah anda tanganan