• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juknis Penyusunan Kurikulum SD MI PANDUAN MI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " Juknis Penyusunan Kurikulum SD MI PANDUAN MI"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN TEKNIS

PENGEMBANGAN KURIKULUM

MADRASAH IBTIDAIYAH

(Dokumen Utama)

Disusun oleh:

Tim Pengembang Kurikulum

Program Pendidikan Dasar

Kemitraan Australia-Indonesia

Departemen Agama Republik Indonesia

(2)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 mewajibkan setiap madrasah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai kebutuhannya dengan memperhatikan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dasar dan menengah yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sesusai dengan peraturan tersebut, semua satuan pendidikan, termasuk madrasah, diharapkan sudah menyusun dan melaksanaan KTSP secara utuh paling lambat pada tahun 2009/2010.

Untuk mencapai tujuan tersebut, melalui program kemitraan di bidang pendidikan dasar antara Pemerintah Australia dan Indonesia (Australia-Indonesia Basic Education Progam = AI-BEP), Direktorat Pendidikan Madrasah menyusun buku Panduan Teknis Penyusunan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini. Buku Panduan Teknis ini disusun untuk memberikan bimbingan langkah demi langkah dalam mengoperasionalkan panduan yang disusun oleh BSNP, yang dilengkapi dengan contoh-contoh konkrit dan kiat-kiat praktis (tips) pada setiap langkah yang dilakukan. Sebagai dokumen utama, Buku Panduan Teknis ini dilengkapi dengan sebelas Dokumen Pendukung yang terdiri atas Contoh perangkat pembelajaran kelas atas (IV) dan kelas bawah MI (I) semester ganjil dan beberapa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)-nya yang disusun berdasarkan Panduan Utama tersebut untuk pembelajaran tematik di kelas I, II, dan III dan sepuluh mata pelajaran, yaitu: Matematika (01), IPA (02), IPS (03), Bahasa Indonesia (04), al-Qur’an Hadis (05), Fiqih (06), SKI (07), PKn (08) dan Aqidah Akhlak (9), Bahasa Arab (10).

Selain dapat digunakan oleh guru, buku panduan ini juga dapat digunakan sebagai bahan utama dalam empat Paket Pelatihan Penyusunan KTSP untuk: (1) Kepala Madrasah dalam menyusun dokumen 1 KTSP, (2) Guru kelas dan/atau guru mata pelajaran dalam menyusun silabus dan RPP, (3) Pengawas sekolah dalam memfasilitasi penyusunan dan mensupervisi pelaksanaan KTSP, dan (4) tim Pengembang Kurikulum di setiap madrasah Ibtidaiyah untuk pelatihan berbasis madrasah. Paket pelatihan ini dikembangkan dengan pendekatan pembelajaran berbasis P4R (pengalaman, pembelanjaan, penguatan, pendampingan dan refleksi), yang sangat efektif.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Pengembang Kurikulum, Tim Reviewer, dan Tim Konsultan yang telah bekerja sungguh-sungguh sehingga Buku Panduan Teknis ini dapat selesai.

Akhirnya, kepada para penyelenggara dan pengelola madrasah Ibtidaiyah diharapkan dapat memanfaatkan buku panduan ini sebaik-baiknya dalam menyusun KTSP sehingga target pemerintah pada tahun 2009/2010 agar setiap madrasah Ibtidaiyah telah memiliki KTSP sendiri secara utuh, sudah dicapai.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 Oktober 2007

Pimpinan, AusAID Indonesia Direktur Pendidikan Madrasah, Departemen Agama

(3)

PREFACE

Assalamualaikum Wr. Wb.

The Minister of National Education Regulation No.24/2006 requires each madrasah (Islamic school) to develop and decide its own school curriculum (KTSP) according to its needs, based on the by Basic and Secondary level school curriculum development guidelines drawn up by the National Agency for Education Standard (BNSP). In accordance with the regulation, all schools, including madrasah, are expected to have developed and fully implemented the school curriculum by the year 2009/2010.

In order to achieve these objectives, the Directorate of Madrasah Education has developed this Curriculum Development Technical Guide for to Madrasah Ibtidaiyah (Islamic primary school), with support from the Australia Indonesia Basic Education Program (AI-BEP). This technical guide is aimed at providing a step-by-step guide for implementing the BNSP guidelines, with real examples and practical tips in each step. The main document of the Technical Guide is supplemented by ten Supporting Documents consisting of examples of syllabus for Grade I and IV Semester 1 and some Lesson Plans (RPP) developed for ten subjects: Mathematics (01), Science (02), Social Science (03), Indonesian Language (04), English (05), al-Qur’an hadis(06), Aqidah Akhlak (07), Fiqih (08), SKI (09) dan PKn (10).

In addition for use by individual teachers, this guide is also intended to be used as the main material for the four training packages for: (1) Madarasah principals to develop school curriculum document, (2) subject teachers to develop syllabus and lesson plans, (3) school supervisors to facilitate the development and supervision of the school curriculum, and (4) the curriculum development team in each madrasah Ibtidaiyah for school-based training package. These training packages have been developed using the highly effective P4R-based learning approach (pengalaman, pembelajaran, penguatan, pendampingan, dan refleksi = learning experience, reinforcement, assistance, and reflection) .

We would like to express gratitude to the MoRA Curriculum Development Team, the Reviewer Team, and the Consultant Team who have worked hard to complete this Technical Guidelines.

Finally, it is hoped that the administrators and managers of madrasah Ibtidaiyah will make good use of this Guide for developing their school curriculum so that the government’s target, all madrasah to have developed and implemented their own school curriculum will be reached by the year of 2009/2010.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, October 1st 2007

Minister Counsellor, AusAID Director of Madrasah Education, MoRA

(4)

Tim Penyusun

No. Nama Jabatan Lembaga

1. Drs. Unang Rahmat, M. Kasi Kurikulum Direktorat Pendidikan Madrasah Departemern Agama

2. Kastolan , S.Pd Kasi Kurikulum Direktorat Pendidikan Madrasah Departemern Agama

3. Drs. Cecep Suhendi ,M.Pd Kepala Madrasah MIN 10 Jakarta

4. Fahrudin, M.A Kepala Madrasah MIN Tempel Jogyakarta

5 Musahir, M.Pd Guru MAN 4 Model Pondok Pinang

6. Dra. Eka Munawaroh, M.Ed Guru MTsN Pamulang

7. Drs. Yasri Widyaiswara Pusdiklat Depag

8. Mahnan Marbawi, S.Ag Guru SMPN 280 Jakarta

9. Drs. Rohmani Guru SMPN 100 Jakarta

10. Aminullah, SPd Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis dan Kepndidikan Depag

11. Drs. Asnawi Susilo Wahono Guru SMK Muhammadiyah 8 Pakis – Malang

12. Drs. H. Susari, MA Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis dan Kependidikan Depag

13. Benyamin Guru MTsN Setu Bekasi

14. Drs. H. Nasrun Harahap, M.Ed Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis dan Kepndidikan Depag

15. Abd. Muttaqin Guru MTs Pembangunan UIN Jakarta

16. Yon Sugiono Guru MI Pembangunan

17. Drs. M. Fallaqul Mubaroq Guru MTs Jakarta

18. Zumaroh Nazulaningsih, S.Pdi Guru MIN Tempel Yogyakarta

19. Drs. H Mismaruddin Daulay Pengawas Kanwil Depag Provinsi DKI Jakarta

20. Dr. Wahyu Sopandi Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

B Tim Reviewer

1. Drs. Mahsusi, MM

Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Depag

Direktorat Pendidikan Madrasah Departemen Agama

2. Drs. H. Asmui’, SH, H.Hum Ketua PUSDIKLAT Pusdiklat Tenaga Teknis dan Kependidikan Depag

3. Drs. Ari Antoni Tim Pengembang Kurikulum Pusat Kurikulum

Pusat Kurikulum Depdiknas

4. Prof. Dr. Mungin BSNP Universitas Negeri Semarang

5. Dra. S.C Hamidah, M.Pd

Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Negeri Malang

6. Dra. Siti Ruhaini, M.Ag Dosen /konsultan Gender UIN Yogyakarta

C. Tim Konsultan

1. Prof. Dr. Muljani A. Nurhadi, MS, Med. Konsultan MCPM

(6)

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATANNYA

Istilah

Sing

katan Pengertian

Alam Takambang semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan

Badan Standar Nasional Pendidikan

BSNP Badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan. Evaluasi Kurikulum

Proses penilaian pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dilakukan melalui teknik angket, wawancara, penggalian dokumen, dan supervisi kelas.

Evaluasi Pendidikan

Proses penilaian terhadap input, proses transformasi hingga output pendidikan yang meliputi siswa,

materi/kurikulum, guru, metode/pendekatan, sarana dan prasarana serta lingkungan manusia dan non- manusia.

Implementasi Kurikulum Kegiatan untuk melaksanakan semua rancangan kurikulum yang telah disusun pada tahap penyusunan kurikulum.

Indikator kompetensi Perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran

Kalender Akademik Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Komponen kalender pendidikan meliputi: (1) permulaan tahun pelajaran, (2) minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur.

Kegiatan Ekstra-Kurikuler

Ekskul Salah satu bentuk program pengembangan diri yang berupa kegiatan pembelajaran di luar kelas.

Kegiatan

Pengembangan Diri

Kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengeskpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.

(7)

Republik Indonesia.

Kompetensi Dasar KD Sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.

Kriteria Ketuntasan Minimal

KKM Target ketuntasan minimal untuk setiap aspek penilaian mata pelajaran, yang telah ditetapkan oleh masing-masing Madrasah. Kriteria Ketuntasan Minimal dihitung berdasarkan empat komponen yaitu: esensial,

kompleksitas, daya dukung, dan intake. Karena semua kompetensi dasar itu adalah esensial, maka

pertimbangan yang perlu diperhatikan hanyalah ketiga komponen yang lain.

Kurikulum Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan berlandaskan kepada standar nasional isi, kompetensi lulusan, pedoman BSNP, dan ketentuan peraturan perundang-undangan dan panduan lain yang relevan. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan: Dokumen 1

KTSP: Dokume n 1

Dokumen KTSP yang berisi penyusunan visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata pelajaran, mulok, pengembangan diri, ketuntasan belajar, kenaikan/kelulusan serta kalender pendidikan) yang sesuai dengan karakteristik masing-masing satuan pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dokumen 2

KTSP: Dokume n 2

Dokumen KTSP yang berisi silabus dan contoh RPP.

Laporan Hasil Belajar Siswa

LHBS Laporan hasil belajar siswa yang menggambarkan tingkat pencapaian kriteria kompetensi minimal (KKM). Madrasah Lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai

lembaga pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia.

Madrasah Ibtidaiyah MI Salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebelum Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat, di dalam binaan Menteri Agama.

(8)

berdasarkan indikator keberhasilan yang telah disusun. Monitoring ditujukan untuk melihat sejauh mana progres yang telah dicapai dalam pelaksanaan kurikulum, apa kendalanya, dan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhinya.

Muatan Kurikulum Komponen kurikulum yang terdiri dari mata

pelajaran,kegiatan pengembangan diri, pengertian beban belajar, ketuntasan belajar serta ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan.

Muatan lokal Mulok Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.

Musyawarah Guru Mata Pelajaran

MGMP Forum perkumpulan guru mata pelajaran di tingkat sekolah menengah pertama untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pembelajaran mata pelajaran yang bersangkutan.

Pendidikan Agama Islam

PAI Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PPKN Nama mata pelajaran untuk memberikan pembelajaran tentang Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pengawas Pendidikan Agama

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung-jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan agama di madrasah umum dan di madrasah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis dan administrasi pada satuan pendidikan pra madrasah, dasar, dan menengah.

Pengembangan diri Kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan,bakat,minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.

Pengembangan kurikulum

Rangkaian proses yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap kurikulum.

Perencanaan Kurikulum Penetapan tujuan, arah dan cara sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh tiap-tiap satuan pendidikan. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk

(9)

menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Recana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Madrasah

RAPBM Rencana anggaran madrasah yang menggambarkan rencana pendapatan dan rencana belanja madrasah untuk satu tahun.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP Rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP berisi pengembangan Kompetensi Dasar menjadi indikator, menentukan pengalaman belajar yang sesuai, materi pokok pembelajaran, bentuk, teknik dan instrument

pembelajaran berdasarkan alokasi waktu dan sumber belajar.

Pusat Kegiatan Guru PKG Forum perkumpulan guru kelas di tingkat sekolah dasar untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang

berkaitan dengan pembelajaran mata pelajaran di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.

Siklus Pengembangan Kurikulum

Proses dalam pengembangan kurikulum yang meliputi delapan langkah: (1) analisis situasi dan kebutuhan, (2) merumuskan arah dan sasaran kurikulum, (3)

menetapkan standar kompetensi dan hasil belajar, (4) memilih kegiatan pembelajaran, (5) menyeleksi dan mengorganisasikan isi pembelajaran, (6) menyusun metode asesmen dan evaluasi hasil pembelajaran, (7) mengimplementasikan dan memonitor pelaksanaan kurikulum, (8) mengevaluasi kurikulum, dan kembali ke analisis situasi dan kebutuhan

Stake Holders

Silabus Rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan

pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar

Standar Isi SI Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar Kompetensi Lulusan

SKL Kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

(10)

Standar Nasional Pendidikan

SNP Kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Strength-Weakneses-Opportunities-Threath SWOT Salah satu teknik dalam analisis situasi dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.

Struktur Kurikulum Merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peseta didik dalam kegiatan pembelajaran. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

Supervisi Serangkaian kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu, proses dan prestasi akademik melalui pengamatan, penilaian dan pembinaan.

Tim Pengembang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tim Penge mbang KTSP

Merupakan penggerak penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri dari kepala madrasah, komite, beberapa guru (termasuk Wakil kepala Madrasah bidang

kurikulum), tokoh masyarakat, dan nara sumber.

Ulangan Harian UH Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

Ulangan Tengah Semester

UTS Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan Akhir

Semester

UAS Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. Ulangan Kenaikan

Kelas

UKK Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.

Ujian sekolah/madrasah US/UM Kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu

(11)

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengatar...

ii

Daftar Tim Penyusun ...

iv

Daftar Istilah dan Singkatan...

vi

Daftar Isi ...

xii

Daftar Tabel... xiv

Daftar Box...

xv

Daftar Gambar...

xvi

Daftar Lampiran ... xvii

I.

PENDAHULUAN...

1

A. Latar Belakang...

1

B. Tujuan...

2

C. Sistematika Penyajian...

2

II.

PROSES PENGEMBANGAN KTSP...

3

A. Pengertian KTSP...

3

B. Siklus Pengembangan Kurikulum...

3

C. Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengembangan KTSP...

6

III.

PENYUSUNAN KTSP DOKUMEN I...

13

A. Pendekatan, Prinsip-Prinsip, dan Acuan Operasional...

13

B. Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP...

18

C. Komponen KTSP Dokumen I Dan Cara Menyusunnya...

22

IV.

PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP...

54

A. Pengertian Silabus...

54

B. Prinsip Pengembangan SIlabus...

54

C. Langkah Penyusunan Silabus dengan Pendekatan Mata Pelajaran....

55

D. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...

69

i.

Pengertian RPP...

69

ii. Langkah Yang Harus Ditempuh dalam Menyusun RPP...

69

iii. Bekal Tambahan untuk Menyusun RPP...

78

iv. Memahami Prinsip dan Jenis Alat Penilaian...

82

E. Penyusunan Silabus dan RPP dengan Pendekatan Pembelajaran

Tematik...

92

1. Langkah Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik...

93

2. Prinsip Penyusunan Jaring Tema Harian...

96

3. Penyusunan Silabus dan RPP ...

97

V.

IMPLEMENTASI KTSP... 103

A. Pengertian Implementasi Kurikulum... 103

B. Prinsip dan Contoh Implementasi Kurikulum... 103

C.

Kegiatan yang harus dilakukan sebelum Implementasi Kurikulum... 110

(13)

E. Kiat-Kiat Agar Implementasi Kurikulum Berhasil... 114

F. Faktor-faktor Pendukung Keefektifan Pelaksanaan KTSP... 117

VI.

MONITORING DAN EVALUASI... 122

A. Monitoring Pelaksanaan Kurikulum... 122

B. Evaluasi... 132

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 01 : Rincian Siklus Pengembangan Kurikulum... 5

Tabel 02 : Peran dan tanggung jawab kepala madrasah ... 7

Tabel 03 : Peran dan tanggung jawab tim pengembang kurikulum ... 8

Tabel 04 : Peran dan tanggung-jawab guru ... 10

Tabel 05 : Peran dan tanggung-jawab pengawas ... 11

Tabel 06 : Peran dan tanggung jawab komite madrasah ... 12

Tabel 07 : Contoh penentuan aspek khusus dan implikasinya pada penyusunan komponen KTSP... 20

Tabel 08 : Struktur kurikulum MI menurut standar nasional ... 28

Tabel 09 : Struktur kurikulum MI (contoh ke 1)... 29

Tabel 10 : Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal... 33

Tabel 11 : Kategori penilian hasil belajar pengembangan diri... 38

Tabel 12 : Contoh Format perhitungan beban belajar... 43

Tabel 13 : Indikator dan rentang nilai komponen KKM ... 44

Tabel 14 : Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran... 45

Tabel 15 : Kriteria kenaikan dan kelulusan pada madrasah ... 47

Tabel 16 : Contoh perhitungan yang menunjukkan tidak tuntas... 48

Tabel 17 : Contoh Perhitungan yang Menunjukkan Tuntas ... 48

Tabel 18 : Kata kerja untuk kegiatan pembelajaran ... 60

Tabel 19 : Kategori kata kerja operasional indikator ... 63

(15)

DAFTAR BOX

Halaman

Box 01 : Komponen dokumen 1 KTSP ... 22

Box 02 : Contoh pengembangan visi ke misi... 26

Box 03 : Contoh penulisan muatan lokal pada dokumen 1 KTSP... 34

Box 04 : Contoh rincian penyajian program pengembangan diri di Madrasah... 38

Box 05 : Contoh Program Tahunan Pengembangan Kurikulum... 39

Box 06 : Rincian kecakapan hidup yang dapat dintergrasikan ke dalam mata pelajaran ... 40

Box 07 : Contoh penulisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP... 41

Box 08 : Contoh penulisan Pendidikan Keungulan Lokal dan Global di KTSP... 42

Box 09 : Formula untuk mentapkan kelulusan ... 49

Box 10 : Contoh Pemetaan SKKD mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)... 56

Box 11 : Contoh format untuk pendalaman SKKD mata pelajaran Ilmu Pengetahuan alam (IPA)... 56

Box 12 : Contoh format silabus... 57

Box 13 : Contoh pengembangan kegiatan pembelajaran... 59

Box 14 : Contoh rubrik penilaian kemampuan menyusun silabus ... 68

Box 15 : Contoh KD yang fokus pada keterampilan (melakukan sesuatu) ... 75

Box 16 : Contoh KD yang fokus pada pemahaman konsep... 76

Box 17 : Contoh KD yang fokus pada keterampilan (melakukan sesuatu)... 76

Box 18 : Contoh format RPP ... 77

Box 19 : Contoh lembar observasi penilaian afektif ... 86

Box 20 : Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif Dalam Pembelajaran Umum... 90

Box 21 : Contoh rubrik penilaian kemampuan menyusun RPP ... 91

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 01: Siklus Umum Pengembangan KTSP ... 4

Gambar 02: Langkah Teknis Penyusunan KTSP ... 18

Gambar 03: Siklus penyusunan silabus ... 55

Gambar 04: Alur Penyusunan RPP... 69

Gambar 05: Gaya belajar ... 79

Gambar 06 Gaya Pembelajaran yang cocok ... 79

Gambar 07: Alur/Siklus Penyusunan Perangkat Pembelajaran Tematik... 93

Gambar 08: Siklus pengendalian yang efektif ... 113

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 01 : Halaman sampul yang memuat Judul KTSP, nama madrasah,

logo madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta

tahun penyusunan ... 144

Lampiran 02 : Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP, nama madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan, dan orang-orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP ... 145

Lampiran 03 : Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai penyusunan KTSP di madrasah ... 146

Lampiran 04 : Format dan contoh program tahunan pengawas ... 148

Lampiran 06 : Format instrumen monitoring dan evaluasi Kelengkapan isi KTSP ... 150

Lampiran 07 : Instrumen monitoring dan evaluasi pengembangan silabus... 155

Lampiran 08 : Istrumen monitoring dan evaluasi pengembangan RPP... 157

Lampiran 09 : Format Instrumen Observasi Kelas dan Wawancara ... 160

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pasal 36 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan agar kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan disusun dan dikembangkan: (a) dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, (b) sesuai dengan jenjang pendidikan; dan (c) dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan prinsip diversifikasi, Pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum nasional. Oleh karena itu, penyusunannya diserahkan di tingkat satuan pendidikan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Semua itu dilakukan agar khasanah nasional yang berupa karakteristik masing-masing satuan pendidikan dapat dipelihara dan ditumbuh-kembangkan. Kurikulum disesuaikan dengan memanfaatkan seluas-luasnya potensi daerah dan variasi tingkat kemampuan peserta didik memperoleh perhatian penuh. Untuk menjamin mutu minimal dari layanan pendidikan dengan KTSP yang bervariasi, Pemerintah menetapkan delapan Standar Nasional Pendidikan yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, yaitu Standar Isi, Standar Kompetensi Lululsan, Standar Proses, Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan.

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006, Permendiknas No. 32 th 2004, PP no 38 th 2006, PP 55 th. 2007 dan Permendiknas no. 41 th 2007, Menteri Pendidikan Nasional telah menetapkan dua dari delapan standar yang direncanakan, yaitu: standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL), yang dilengkapi dengan peraturan pelaksanaannya. Dan untuk madrasah baik itu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah, Menteri Agama telah mengeluarkan Permenag No. 2 th 2008 tentang Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah di madrasah. Standar isi ini mengatur tentang: (a) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan KTSP, (b) beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, (c) komponen KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari Standar Isi, dan (d) kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Melengkapi peraturan-peraturan tersebut, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menerbitkan Buku Panduan Umum Penyusunan KTSP untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

(19)

Menyusun KTSP merupakan hal baru bagi sebagian madrasah di Indonesia karena selama ini kurikulum disusun dan ditetapkan secara nasional, sedang daerah dapat melengkapinya dengan muatan lokal. Panduan penyusunan KTSP sudah banyak dibuat oleh berbagai pihak, tetapi karena bagi sebagian satuan pendidikan merupakan hal yang baru, panduan dan contoh yang lebih operasional sangat diperlukan. Apalagi belum banyak dibuat panduan untuk mengimplementasikan dan memonitor/mengevaluasi KTSP di madrasah. Panduan ini dibuat untuk memandu kepala madrasah, guru, komite madrasah dalam mengembangkan KTSP. Buku Panduan ini disusun untuk merespon kebutuhan riil kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan mitra kerja yang lain, dalam melakukan langkah-langkah kegiatan dalam menyusun, mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi KTSP.

B.

Tujuan

Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jenjang Madrasah Ibtidaiyah ini disusun sebagai acuan operasional bagi Madrasah Ibtidaiyah dan stakeholders (kepala madrasah, guru, pengawas dan komite sekolah) dalam mengembangkan KTSP yang akan dilaksanakan di masing-masing Madrasah Ibtidaiyah. Kegiatan pengembangan dimulai dari tahap: penyusunan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Dengan acuan ini, diharapkan mulai tahun 2009, setiap Madrasah Ibtidaiyah dapat mengembangkan KTSP yang khas dan memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

C.

Sistematika Penyajian

Panduan ini terdiri dari 6 (enam) yaitu:

BAB I : Pendahuluan, memuat latar belakang, tujuan, sistematika penyajian.

BAB II :Memuat pengertian KTSP, siklus pengembangan kurikulum, siklus pengembangan dokumen KTSP serta peran dan tanggung-jawab masing-masing pelaku dalam siklus pengembangan KTSP.

BAB III : Disajikan panduan teknis penyusunan dokumen 1 KTSP yang berisi penyusunan visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata pelajaran, mulok, pengembangan diri, ketuntasan belajar, kenaikan/kelulusan serta kalender pendidikan) yang sesuai dengan karakteristik masing-masing satuan pendidikan.

BAB IV : Disajikan panduan teknis menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas yang dimulai dari pemetaan kompetensi dasar dan penjabarannya menjadi komponen silabus dan RPP.

BAB V : Disajikan panduan prinsip dan contoh implementasi KTSP, peran tiap-tiap komponen dalam implementasi KTSP, dan strategi implementasi pelaksanaan KTSP

(20)

BAB II

PROSES PENGEMBANGAN KTSP

A.

Pengertian KTSP

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Indonesia menganut pengertian kurikulum dalam arti yang luas. Diatur dalam pasal 1 bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ini berarti bahwa rumusan kurikulum yang dibuat mengandung dua hal. Pertama, kurikulum harus berisi tujuan ( visi, misi, dan tujuan) yang menjadi arah pendidikan. Kedua, selain berisi tujuan, kurikulum juga sekaligus berisi pengaturan isi/muatan yang akan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Ketiga, kurikulum berisi pedoman penyelenggaraan/ proses sebagai cara untuk mencapai tujuan. Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah/madrasah saat ini sesuai dengan perundangan disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP memberi ruang yang luas bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Setiap satuan pendidikan diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri, sehingga kurikulum antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lain tidak harus sama. Sekolah/madrasah akan mengembangkan sesuai dengan konteks dan karakteristik masing-masing.

B.

Siklus Pengembangan Kurikulum (KTSP)

(21)

1. Analisis situasi dan analisis kebutuhan, perkembangan IPTEK

2. Perencanaan

Tujuan (arah penyelenggaraan pendidikan)

kurikulum)

3. Perencanaan Isi/muatan kurikulum

4.

Perencanaan cara menyelenggarakan

5. .

Pelaksanaan

(Implementasi)

6.

Monitoring

7. Evaluasi

8. Merencanakan tindak lanjut

Gambar 01: Siklus umum pengembangan kurikulum (SARAN)

Gambar 01: Siklus Pengembangan Kurikulum

Siklus pengembangan kurikulum secara umum tersebut dijadikan landasan dalam proses pengembangan KTSP di madrasah. Siklus pengembangan kurikulum di madrasah mencakup (1) analisis kebutuhan, (2) perencanaan, (3) implementasi, dan (4) monitoring, dan (5) evaluasi dan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perencanaan kembali KTSP yang lebih sesuai. Di tingkat satuan pendidikan, siklus pengembangan kurikulum KTSP dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan madrasah masing-masing. Misalnya : madrasah melakukan pengembangan kurikulum dalam waktu 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dan seterusnya.)

Langkah penyusunan KTSP dokumen 1 tahap demi tahap akan diuraikan lebih detail di BAB III.

KTSP terdiri atas KTSP dokumen I dan KTSP dokumen II. KTSP dokumen I berisi : pendahuluan, tujuan tingkat satuan pendidikan, visi dan misi madrasah, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum, dan kalender pendidikan. KTSP dokumen II berisi silabus semua mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di KTSP dokumen I .

(22)

mengalihkan tanggung jawab mengembangkan kurikulum pada madrasah-madrasah.

Tabel 01 berikut menunjukkan rincian siklus pengembangan kurikulum yang meliputi tahap (1) analisis konteks, (2) perencanaan, (3) implementasi, (4) monitoring, dan evaluasi KTSP serta peran dan tanggung jawab kepala madrasah , tim pengembang kurikulum, guru, komite madrasah, pengawas, dan Kantor Departemen Agama Kabupten/Kota.

Tabel 01 Rincian Siklus Pengembangan Kurikulum

Langkah

Kegiatan

Rincian kegiatan

Pertama

Analisis

Konteks dan

analisis

kebutuhan

Kepala Madrasah

membentuk tim pengembang

kurikulum madrasah.

Tim pengembang kurikulum,

kepala madrasah, guru, dengan

didampingi pengawas

melaksanakan analisis konteks

dan analisis kebutuhan

Tim pengembang, kepala

madrasah, guru, komite,

stakeholder

melakukan analisis

potensi peserta didik, madrasah,

daerah, unggulan lokal,

unggulan global, analisis

perkembangan IPTEK

Kedua

Perencanaan

Kurikulum:

Merencanakan

KTSP

Dokumen I

dan II

Kepala madrasah bersama

tim pengembang kurikulum

madrasah menyusun KTSP

Dokumen I menentukan

visi,misi, tujuan

madrasah,struktur dan muatan

kurikulum dan kalender

pendidikan.

Guru difasilitasi tim

pengembang kurikulum

mengembangkan KTSP dokumen

II (menyusun silabus dan RPP,

SK/ KD MULOK).

Depag/ dinas memfasilitasi

kepala madrasah, guru, komite

dan pengawas dalam

mengembangkan KTSP.

Ketiga

Implementasi

kurikulum:

Mengelola

penerapan

Hasil kajian pada

Tim pengembang kurikulum

mensosialisasikan KTSP

dokumen I dan II.

Kepala Madrasah

(23)

penyusunan

dokumen 1

dan II

kondusif,

Guru melaksanakan RPP,

guru BK, pelaksana

pengembangan diri

melaksanakan kegiatan

Komite memfasilitasi

sarana.

Pengawas membimbing

pelaksanaan/tempat konsultasi

Mengarahkan dan

menggerakkan sumber daya

Keempat

Monitoring dan

supervisi

(pengawasan)

Kepala madrasah,

pengawas, komite madrasah

mengawasi pelaksanaan, apakah

sesuai dengan rencana, apa

kendalanya, bagaimana

solusinya

Kepala madrasah

mengadakan pertemuan untuk

memantau/ merefleksikan

pelaksanaan

Kepala madrasah,

pengawas, komite madrasah

mengadakan kunjungan kelas,

wawancara dengan peserta didik,

untuk mencari data pelaksaan

kurikulum

Kelima

Evaluasi

kurikulum:

Pengumpulan

data,

pengukuran,

dan penilaian

Kepala madrasah,

pengawas, komite madrasah,

mengumpulkan dan

menganalisis hasil lalu

membandingkan dengan

indikator keberhasilan yang telah

disusun

Melaksanakan evaluasi

menyeluruh terhadap pencapaian

hasil, proses, dan pengelolaan

Kepala madrasah

merefleksikan proses

manajemen yang telah dilakukan

(24)

C.

Peran dan Tanggung Jawab Tiap Komponen dalam

Pengembangan KTSP

Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. Pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama dalam mengembangkan KTSP.

Pada dasarnya, KTSP ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah mempertimbangkan masukan dari komite madrasah. Madrasah dan komite madrasah mengembangkan KTSP berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah koordinasi dan supervisi dan kantor Departemen Agama kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri dari guru, pengawas dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan penyusunan KTSP melibatkan komite madrasah dan narasumber pihak lain yang terkait, termasuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyusunan dokumen 2. Selanjutnya Supervisi dilakukan oleh kantor Departemen Agama kabupaten/Kota.

(25)

Deskripsi peran dan tanggung-jawab dari Tim Pengembang Kurikulum di tingkat satuan pendidikan disajikan pada tabel 02 sampai dengan 06.

Tabel 02: Peran dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah

Tahap Peran dan Tanggung Jawab

Perencanaan Memimpin penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah

dalam bidang akademik dan non akademik

Membentuk tim pengembang kurikulum tingkat madrasah Memfasilitasi analisis konteks/ analisis potensi daerah/ potensi madrasah

Memimpin penyusunan KTSP dokumen 1 (menetapkan visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum). Memfinalkan, menetapkan KTSP dan dokumen pendukung dalam Rapat kerja awal tahun ajaran

Memfasilitasi guru dalam melakukan analisis Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidik dan mengembangkannya menjadi silabus dan RPP.

Pelaksanaan Menentukan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Mengadakan pertemuan persiapan dan menetapkan tugas guru dan tenaga kependidikan lainnya (menginformasikan deskripsi tugas dalam pelaksanaan kurikulum secara tegas).

Memfasilitasi pengembangan bahan ajar/LKS, media yang sesuai agar RPP mudah dilaksanakan.dalam pembelajaran Memfasilitasi sarana, media, sumber belajar serta pendukung lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pengembangan diri

Melakukan kerja sama dengan stakeholder dan instansi terkait untuk memperlancar pelaksanaan kurikulum.

Mengendalikan pelaksanaan kurikulum dan menyusun atruran-aturan yang jelas dalam pelaksanaan kurikulum

Mensosialisasikan KTSP dan memberikan motivasi guru dalam pelaksanaan KTSP

Menciptakan iklim yang kondusif dan inovatif dalam pelaksanaan KTSP

Monitoring Merancang kegiatan supervisi kelas dan guru.

Melakukan supervisi kelas/kunjungan kelas, supervisi klinis dan observasi kegiatan belajar peserta didik

Melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan pengembangan diri (rutin/spontan, BK, ekskul)

Melakukan supervisi pada pelaksanaan penilaian (remedial) Pertemuan rutin sebulan sekali untuk membahas hasil monitoring dan penentuan perbaikan

Membuka dialog /pertemuan agar guru dapat berkonsultasi jika mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum

(26)

prasarana/ media pembelajaran

Menyimpulkan hasil evaluasi dan menyusun laporan Melakukan pembinaan tindak lanjut dan dialog dalam memecahkan problem dengan guru.

Memberikan reward dan punishment

Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum dan tindak lanjut

Tabel 03: Peran dan Tanggung Jawab Tim Pengembang Kurikulum Madrasah

Tahap Peran dan Tanggung Jawab

Perencanaan

Membantu kepala madrasah menganalisis dan mengkaji kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum dan implikasinya pada tugas madrasah .

Membantu kepala madrasah memfasilitasi pengembangan instrumen dan pelaksanaan analisis konteks (analisis kondisi peserta didik, kondisi madrasah (analisis SWOT), kondisi masyarakat/ harapan masyarakat sekitar, harapan orangtua terhadap anak-anaknya, kebutuhan daerah, dan sebagainya) sebagai dasar penyusunan KTSP dan indikator

keberhasilannya

Membantu kepala madrasah memfasilitasi penyusunan KTSP dan lampirannya (merancang workshop dan

instrumen-instrumen yang dibutuhkan dalam penyusunan KTSP, menjalin kerja sama dengan komite/ stakeholder lainnya)

Menyiapkan pertemuan tim pengembang dan gru-guru lain untuk menyusun dan mengembangkan KTSP menetapkan visi dan misi, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, (termasuk muatan lokal, pengembangan diri, kecakapan hidup, beban belajar, ketuntasan belajar, kalender pendidikan).

Memfasilitasi kepala madrasah, guru dalam melakukan analisis standar isi dan standar kompetensi lulusan, bedah SK/KD dalam upaya penyusunan lampiran dokumen KTSP dokumen II.

Membantu finalisasi penyusunan KTSP dan lampirannya untuk disahkan kepala madrasah

Memberi masukan dan merancang deskripsi tugas berkaitan dengan kurikulum bagi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pengembangan diri (layanan bimbingan, kegiatan spontan, rutin, dan ekstrakurikuler), evaluasi guru, pembagian tugas, mengajar, wali kelas, piket, pembina peserta didik

Pelaksanaan

(27)

tahun pelajaran baru

Mensosialisasikan model-model pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum dengan berbagai cara. Membantu kepala madrasah untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan kompetensinya, melalui pelatihan, workshop, buletin, jurnal, dan media lain agar guru dapat

mengimplementasikan kurikulum

Memfasilitasi koordinasi pelaksanaan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan dan sistem pelaksanaan kurikulum . Monitoring Merancang jadwal/ teknik pelaksanaan monitoring (baik oleh

kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah. Membantu menyediakan/ mengadministrasikan format-format monitoring dan pengawasan bagi kepala madrasah,

pengawas, maupun komite madrasah

Merancang jadwal kunjungan kelas, kunjungan BK, dan kunjungan ekstra kurikuler

Merancang penilaian kolega (antarguru) untuk saling koreksi meningkatkan kemampuan menyusun dan

mengimplementasikan kurikulum

Pengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulum Memfasilitasi pertemuan rutin dengan guru, komite, dan pengawas untuk memaksimalkan monitoring

Pertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali untuk membahas hasil monitoring.

Menyediakan format catatan hasil dan analisis kunjungan kelas, wawancara dengan peserta didik, observasi kegiatan pengembangan diri

Memfasilitasi analisis hasil monitoring untuk dilakukan tindak-lanjut yang sesuai (semacam penelitian dan pengembangan /litbang).

Mendorong sistem reflektif (baik melalui penelitian, kajian mendalam untuk memperbaiki

Evaluasi

Menyediakan format-format penilaian pencapaian hasil, proses, dan dampak pelaksanaan kurikulum

Merancang jadwal pelaksanaan evaluasi secara efektif (baik oleh kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah . Menganalisis keberhasilan pelaksanaan Kurikulum

berdasarkan indikator-indikator yang telah disusun Membantu mengadministrasikan hasil evaluasi kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah.

Memfasilitasi penyebarluasan hasil evaluasi dan untuk dapat ditindak-lanjuti

(28)

Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum

Tabel 04: Peran dan Tanggung-jawab Guru

Tahap Uraian Kegiatan

Perencanaan Berpartisipasi aktif mengkaji SI, SKL, Standar Proses, Standar Penilaian, serta panduan penyusunan KTSP Berpartisipasi dalam pengembangan KTSP dokumen 1 (terutama untuk menentukan SKL/tujuan mata pelajaran, KKM mapel

Melakukan analisis SK/KD dan pemetaan KD Menyusun prota dan prosem

Mengembangkan silabus

Menyusun RPP dan perangkat operasional yang mendukung RPP (LKS, bahan ajar, media yang sesuai) Pelaksanaan Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan prinsip

pelaksanaan KTSP (multistrategi, memanfaatkan berbagai media/sumber belajar, menyenangkan, mendorong

peserta didik aktif bereksplorasi, berelaborasi, dan diberi konfirmasi untuk menguatkan kompetensi peserta didik) Melaksanakan pengembangan diri (guru BK, guru

pembina ekskul, koordinator pelaksanaan pengembangan diri rutin/pembiasaan) dalam suasana keakrapan dan berorientasi pada kebutuhan, minat, serta bakat peserta didik.

Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan Melaksanakan penilaian sesuai dengan karakteristik KD dan prosedur yang ditetapkan dalam tandar penilaian. Saling mendukung antar guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan KTSP

Monitoring Memahami indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran dan pengembangan diri yang dilakukan

Berkonsultasi dengan kepala madrasah/pengawas untuk mengatasi kendala

Saling mengkoreksi, memberi masukan kepada teman sejawat dalam melaksanakan pembelajaran/ penilaian Evaluasi Menentukan jenis dan teknik penilaian hasil belajar

Mengumpulkan data dampak pembelajaran terhadap proses dan hasil belajar

Mengumpulkan data kelancaran proses pembelajaran Melaksanakan penilaian diri terhadap silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

Membantu kepala madrasah mengumpulkan data ketersediaan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran/ pengembangan diri (sesuai tugas yang diampu)

Melakukan penelitian tindakan kelas untuk menilai keefektifan pembelajaran

(29)

Tindak Lanjut Melakukan remedial terhadap peserta didik yang belum memenuhi target kompetensi yang telah ditentukan Memberikan pengayaan kepada peserta didik yang telah mencapai terget kompetensi

Menyusun laporan hasil pembelajaran

Tabel 05: Peran dan Tanggung-jawab Pengawas

Tahap Uraian Kegiatan

Perencanaan Mendampingi kepala madrasah, guru, dan komite madrasah dalam menyusun KTSP (Dokumen 1: KKM, Mulok, struktur Kurikulum, kalender pendidikan, pengembangan diri, dsb.) Membimbing guru dalam menyusun silabus dan RPP (Dokumen 2)

Membimbing kepala madrasah dalam menyusun kriteria keberhasilan kurikulum

Pelaksanaan Membimbing kepala madrasah dalam pelaksanaan KTSP. Membimbing guru dalam proses pembelajaran.

Melakukan kunjungan kelas, observasi kegiatan peserta didik. Memotivasi dan membimbing guru dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Monitoring Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum. Memfasilitasi kepala madrasah dalam membuat rencana supervisi dan monitoring pelaksanaan kurikulum.

Melakukan kunjungan madrasah dalam rangka memantau pelaksanaan kurikulum secara periodik (minimal per triwulan) Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-lanjutnya dengan kepala madrasah dan atau guru.

Menyusun laporan hasil kunjungan kelas. Mengecek kelengkapan dokumen KTSP.

Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala madrasah dalam

mempersiapkan akreditasi madrasah.

Evaluasi Menyusun instrumen evaluasi kinerja kepala madrasah dan atau guru dalam melaksanakan tugas kurikulum.

Melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala madrasah dan guru dalam melaksanakan tugas kurikulum.

Memonitor perkembangan hasil belajar peserta didik.

Memantau hasil belajar peserta didik di madrasah binaannya. Memetakan hasil belajar peserta didik di madrasah binaannya Menyusun laporan pelaksanaan supervisi kurikulum.

Tabel 06: Peran dan Tanggung Jawab Komite Madrasah/Yayasan

Tahap Uraian Kegiatan

Perencanaan Membantu melakukan analisis harapan masyarakat, potensi daerah, potensi madrasah/yayasan, konteks pendidikan keagamaan

M Memberi pertimbangan arah, visi-misi madrasah sesuai dengan harapan yayasan/pendiri pesantren

(30)

Berperan serta dalam penyusunan KTSP

Pelaksanaan M Membantu mensosialisasikan program yang telah ditetapkan

M Memfasilitasi sarana/prasana agar pelaksanaan pembelajaran atau pengembangan diri menjadi lancar

MMenjembatani dengan masyarakat untuk menjamin keterlaksanaan pembelajaran dan pengembangan diri secara baik

Memberikan layanan informasi tentang kegiatan madrasah melalui bulletin, open house, ceramah-ceramah agama

Membantu memecahkan masalah dan memberi pertimbangan jika pelaksanaan KTSP mengalami kendala.

Monitoring Memonitor proses pengambilan keputusan dalam penyusunan arah, isi, dan cara penyelenggaraan pendidikan

Memonitor pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan diri

Memonitor perencanaan/ penganggaran madrasah untuk memfasilitasi pengembangan kurikulum.

Memonitor penggunaan fasilitas/sarana/prasarana dalam pelaksanaan Memonitor kondisi pemberdayaan guru agar mampu melaksanakan KTSP

Memonitor harapan masyarakat dan respon masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan di madrasah

Evaluasi Membantu kepala madrasah mengumpulkan data tentang

pelaksanaan pembelajaran

Membantu kepala madrasah mengumpulkan data tentang pelaksanaan pengembangan diri

Membantu kepala madrasah mengevaluasi dukungan sarana dan pra sarana madrasah

Membantu kepala madrasah mengevaluasi respon masyarakat terhadap penyelenggaraan pembelajaran dan pengembangan diri d madrasah

Tindak Lanjut Memberikan masukan atau pertimbangan pada saat revisi anggaran Memberikan pertimbangan tindak lanjut sesuai dengan respon dan harapan masyarakat

Menyampaikan hasil pelaksanaan program kepada stakeholder secara periodik

BAB III

PENYUSUNAN KTSP DOKUMEN I

A.

Prinsip-Prinsip dan Acuan Operasional

(31)

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

Peserta Didik dan Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Oleh karena peserta didik memiliki posisi sentral, maka kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah: kurikulum disusun untuk melayani kebutuhan peserta didik dan tidak boleh memberatkan peserta didik. Kurikulum dirancang semata-mata untuk kepentingan memaksimalkan potensi peserta didik. Menambah jam pelajaran tidak boleh terlalu banyak sehingga memberatkan peserta didik yang dampaknya peserta didik tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan lain. Kurikulum juga harus merencanakan layanan konseling untuk membantu perkembangan peserta didik secara terprogram agar peserta didik dapat tumbuh kembang secara maksimal sesuai dengan perkembangan kejiwaannya.

2. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Keragaman berimplikasi pada keluwesan kurikulum. Analisis keragaman peserta didik dari segi kemampuan, minat, dan bakat, perlu dilakukan untuk merancang model pembelajaran yang sesuai, jenis pengembangan diri yang beragam, serta program remedial yang sesuai. Selain itu, keragaman juga berkaitan dengan kekhasan dan kebutuhan yang berbeda tiap daerah sehingga kurikulum perlu disesuaikan dengan hasil analisis potensi kawasan. Ciri khas karakteristik jenis pendidikan perlu dipertimbangkan dalam merancang struktur dan muatan kurikulum. Demikian juga karakteristik satuan pendidikan yang berbeda perlu menyusun struktur dan muatan kurikulum yang relatif beragam disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki.

(32)

3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan

Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Artinya, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi/ muatan kurikulum dapat dipertanggung-jawabkan dan relevan dengan perkembangan iptek dan seni. Rancangan pembelajaran mengacu pada perkembangan ilmu belajar yang mutakhir. Bimbingan konseling dimaksimalkan dengan mengacu pada perkembangan ilmu yang relevan. Isi kurikulum juga harus berkaitan dengan perkembangan teknologi. Misalnya, memasukkan mata pelajaran TIK dalam struktur dan muatan kurikulum. Menggunakan internet sebagai sumber belajar. Menggunakan model belajar dengan membiasakan peserta didik mengenal teknologi sehingga peserta didik siap bersentuhan dengan teknologi. Implikasinya, terus diupayakan perbaikan isi dan cara implementasi kurikulum dengan perkembangan iptek dan seni. Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan (Dunia Kerja dan Masa

Depan)

Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pada tataran perencanaan, prinsip ini berkaitan dengan pelibatan pemangku kebijakan dalam penyusunan kurikulum, analisis konteks kebutuhan daerah, dan analisis life skill untuk dimasukkan pada rancangan kurikulum. Pengintegrasian kecakapan hidup perlu dirancang karena akan diperlukan peserta didik dalam kehidupan mereka.

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewira usahaan dan mempunyai kecakapan hidup, oleh seBAB itu kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting untuk membekali peserta didik yang tidak dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.

5. Menyeluruh Dan Berkesinambungan

(33)

kompetensi dasar yang dikembangkan berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditekankan pada tiap-tiap KD. Menyeluruh juga berarti isi kurikulum menyiapkan manusia Indonesia secara utuh.

6.

Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Keterkaitan unsur pendidikan formal di madrasah dan informal di asrama. Semuanya dilakukan untuk membentuk manusia seutuhnya. Berbagai kegiatan perlu dirancang agar peserta didik senang belajar dan termotivasi untuk beajar sepanjang hayat. Isi kurikulum merancang kegiatan yang menyiapkan peserta didik akan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Misalnya, merangsang budaya baca, merangsang motivasi untuk terus belajar dengan cara merancang model-model pembelajaran yang bisa membuat peserta didik senang belajar sehingga dia akan mempunyai keinginan belajar terus sepanjang hayatnya (Muatan khusus yang bisa berdampak untuk membetuk pembelajar sepanjang hayat, misalnya muatan khusus wajib baca).

7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan isi kurikulum yang membentuk kesadaran peserta didik sebagai warga negara dalam kerangka NKRI.

Kepentingan pusat diwakili oleh struktur kurikulum minimal, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar minimal yang telah diatur pusat. Untuk itu, pengembangan yang berorientasi pada karakteristik daerah dan kekhasan satuan pendidikan tidak boleh mengorbankan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pusat. Madrasah bisa menambahkan hal lain secara seimbang untuk kepentingan daerah/ kekhasan karakteristik jenis pendidikan. Misalnya, penambahan jam pelajaran agama di madrasah yang berbasis agama tidak boleh mengorbankan jam minimal yang telah ditetapkan.

8. Karakteristik Satuan Pendidikan

(34)

madrasah tidak hanya diarahkan pada kegiatan penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana “pelatihan” untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di madrasah tidak hanya mengarah pada keunggulan akademis (academic excellence), tetapi justru menegaskan pada orientasi pembentukan karakter (character building) yang berasaskan pada prinsip akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan dakwah, madrasah dengan sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan penyebaran ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan amar ma’ruf nahi munkar.

Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, madrasah berperan dalam pengembangan masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan maupun pemberdayaan sektor nonkeagamaan. Ini justru menjadi ciri madrasah karena ia lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Dengan demikian salah satu komponen penting dari sistem madrasah adalah peran aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif masyarakat dalam pengembangan madrasah sangat penting juga (mutualsupport).

9. Peningkatan Iman dan Takwa serta Akhlak Mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Demikian juga program pengembangan diri di madrasah/ madrasah dapat diisi dengan kegiatan peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

10.Mengembangkan Toleransi terhadap Perbedaan

Isi dan muatan kurikulum harus bisa mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan agama, ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin dan sebagainya. Muatan kurikulum harus dirancang agar dapat mengembangkan toleransi dan kerukunan umat beragama, toleran terhadap perbedaan ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan kondisi Indonesia yang memang majemuk dalam berbagai hal. Rancangan pengembangan nilai-nilai tersebut dapat melalui pengintegrasian kecakapan hidup terutama keterampilan sosial ke dalam mata pelajaran. Pengembangan diri juga dapat dirancang untuk melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan serta dapat hidup bersama dalam berbagai perbedaan.

11.Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum perlu merancang struktur dan isi yang membekali peserta didik dapat bersaing di dunia internasional dan mampu berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum harus terus dievaluasi untuk selalu disesuaikan dengan perkembangan global.

12.Persatuan Nasional dan Nilai-nilai Kebangsaan

(35)

merancang muatan kurikulum yang menanamkan fanatisme daerah atau fanatisme aliran sehingga merusak nilai-nilai kebangsaan. Pengembangan diri yang dirancang juga mengacu pada nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme. Misalnya: upacara, PASKIBRA, peringatan hari-hari besar nasional, dan sebagainya

13.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya masyarakat penting dilakukan agar madrasah mengetahui harapan masyarakat sekitar, nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya konteks sosial, madrasah dapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya, jika rata-rata peserta didik berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang membuat dia mandiri dengan keterampilan yang relevan.

14.Kesetaraan Jender

Kurikulum yang dikembangkan memberi akses, mendorong partisipasi, memberi perlakuan yang menggambarkan kesetaraan, dan memberikan manfaat yang ama bagi peserta didik-siswi. Dalam hal ini diharapkan struktur dan muatan isi kurikulum tidak stereotipe (memberi label-label khusus). Misalnya, mulok untuk menjahit perempuan, mulok elektronika hanya untuk laki-laki). Demikian juga bahan ajar yang dikembangkan dari tiap-tiap mata pelajaran hendaknya dapat menanamkan persepsi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, tidak menanamkan persepsi bahwa laki-laki layak menduduki jabatan tertentu, sedangkan wanita hanya cocok menduduki jabatan tertentu. Kurikulum dianggap memiliki kesetaraan jender jika tidak memberi stereotipe perempuan atau laki-laki. Pengelolaan mulok perlu membuka akses bahwa semua jenis mulok dapat dipilih oleh anak laki-laki dan perempuan.

Secara operasional penyusunan KTSP adalah mengacu pada Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian yang telah ditetapkan dalam Permendiknas No. 20, 22, 23 tahun 2006 dan Permen 41 tahun 2008). Dan untuk madrasah baik itu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah, Menteri Agama telah mengeluarkan Permenag No. 2 th 2008 tentang Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah di madrasah. Standar isi ini mengatur tentang: (a) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan KTSP, (b) beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, (c) komponen KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari Standar Isi, dan (d) kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

B.

Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP

Penyusunan KTSP madrasah perlu mengikuti langkah-langkah yang logis dan sistematis. Langkah-langkah tersebut tergambar pada diagram berikut.

(36)
[image:36.595.89.539.67.582.2]

Gambar 02: Langkah Teknis Penyusunan KTSP madrasah

Jabaran tiap-tiap langkah teknis dalam penyusunan KTSP dipaparkan berikut.

1. Membentuk Tim Pengembang KTSP

Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi penggerak penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri atas kepala madrasah, komite, beberapa guru (termasuk waka kurikulum), tokoh masyarakat/narasumber. Setelah tim terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kurikulum di

Analisis konteks

Penentuan aspek khusus

Pengkajian SI, SKL, St Proses, St Penilaian

Penyusunan Dokumen 1

KTSP

Penyusunan Dokumen 2

KTSP

Revisi

Finalisasi

Ditetapkan oleh Kepala Madrasah

Dipertimbangkan oleh Komite Sekolah dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota

ISI KTSP DOKUMEN 1 DAN 2

Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan (Madrasah)Visi dan Misi Madrasah yang BersangkutanTujuan Madrasah yang BersangkutanStruktur dan Muatan KTSP yg Bersangkutan (struktur, mapel, mulok, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, KKM, Kriteria kenaikan kelas/kelulusan)

Kalender Pendidikan Madrasah yang Bersangkutan LAMPIRAN

Silabus semua mapel

(37)

Indonesia, peraturan lain dan implikasinya pada peran dan tanggung jawab kepala madrasah, komite, guru, pengawas, Dinas/Depag, dan narasumber. Tim pengembang kurikulum bertugas membantu kepala madrasah untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan diketahui standar minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah/ madrasah dan aspek apa yang bisa ditambahkan/ dikreasikan oleh madrasah.

2. Analisis Konteks dan Kebutuhan

Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan kebutuhan para peserta didik dan masyarakat untuk suatu program pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa peserta didik yang kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan.

Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara menjaring informasi dari berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat, para pemberi kerja (DUDI), pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan peserta didik. Informasi yang dicari berkaitan dengan apa yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu peserta didik belajar menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang dibutuhkan oleh para peserta didik ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan? Selain itu, analisis konteks juga melakukan penjaringan/ analisis terhadap (a) harapan masyarakat terhadap masa depan anak-anaknya, (b) analisis terhadap potensi peserta didik yang masuk ke madrasah, (c) analisis terhadap karakteristik daerah, dan (d) analisis terhadap karakteristik satuan pendidikan.

Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum memutuskan bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisis kebutuhan, para penyusun kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka menentukan maksud kurikulum tersebut.

(38)

madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/ unggulan lokal maupun global) ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.

3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum

[image:38.595.83.514.243.767.2]

Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam kurikulum madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun kurikulum akan memilih beberapa hal yang akan dikemas dalam ku

Gambar

Gambar 01: Siklus umum pengembangan kurikulum (SARAN)(Implementasi)
Tabel 01 Rincian  Siklus Pengembangan Kurikulum
Tabel 02:  Peran dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah
Tabel 03:  Peran dan Tanggung Jawab Tim Pengembang Kurikulum Madrasah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kurikulum Tingkat Satuan PAUD Taman Kanak-Kanak Kencana disusun oleh ……., ………, (diisi dengan unsur apa saja yang terlibat dalam penyusunan KTSP), keberadaannya

BAB II: Membahas tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, perencanaan dan pelaksanaan KTSP yang meliputi penyusunan dan pelaksanaan KTSP, kurikulum dan pembelajaran yang

Jawa Barat Nomor 423.5/Kep.674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar serta Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata

dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP... Panduan Penyusunan

Kurikulum Tingkat Satuan PAUD Taman Kanak-Kanak Kencana disusun oleh ……., ………, (diisi dengan unsur apa saja yang terlibat dalam penyusunan KTSP), keberadaannya

6) pemantapan dan penilaian dokumen KTSP oleh Tim Pengembang berdasarkan petunjuk teknis Penyusunan KTSP; serta mendokumentasikan hasil pengembangan kurikulum dan ditandatangani

Panduan ini penyusunan kurikulum ini disusun dengan bentuk yang sederhana dan diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan di dalam penyusunan maupun peninjauan kembali

Persoalan mengembangkan kurikulum bukan merupakan hal yang sederhana dan mudah.Menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta