• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan 1.Pemasaran Jasa Pendidikan

4. Langkah-langkah Strategi Promosi

Dalam menjalankan sebuah strategi tentu ada langkah-langkahnya. Begitu pula dalam strategi promosi tentu ada beberapa langkah yang harus dijalani. Berikut ini adalah penjelasan langkah-langkah dalam strategi promosi:

a. Mengidentifikasi Audiens Sasaran

Perencanaan promosi diawali dengan mengidentifikasi audiens sasaran terlebih dahulu. Menurut Rambat Lupioyadi audiens target bisa merupakan individu, kelompok masyarakat umum atau khusus. Bila perusahaan telah malakukan segmentasi dan penargetan, maka segmen itulah yang menjadi audiens target.24

Menurut penulis Mengidentifikasi sasaran berarti mendapatkan khalayak pasar yang diinginkan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan mengenai pesan yang akan disampaikan, waktu penyampaian, media dan cara pesan disampaikan kepada audiens tersebut.

b. Menentukan Tujuan

Setelah mengetahui audiens target dan ciri-cirinya, maka kemudian dapat menentukan tanggapan apa yang dikehendaki. Perusahaan harus menentukan tujuan komunikasinya, apakah untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian.

Oleh karena itu, dalam menentukan tujuan kita akan berhubungan dengan

model “hirarki efek” (mempelajari, merasa, melakukan) seperti kesadaran,

pengetahuan, kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian.

23

Assuari Sopyan. Manajemen Pemasaran (dasar, konsep dan strategi). PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010 hlm 180-181

24

Rambat Lumpiyoadi dan Hamdani,Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2009 edisi ke-2 h. 123

Kesadaran menurut Kotler adalah jika sebagian besar audiens sasaran tidak sadar akan objek tersebut, tugas komunikator adalah membangun kesadaran, mungkin cukup disebut dengan pengenalan. Hal ini dapat dicapai dengan pesan sederhana yang mengulang nama tersebut.

Pengetahuan, audiens sasaran mungkin mamiliki kesadaran akan perusahaan atau produk tetapi tidak tahu lebih banyak dari itu. Maka komunikator harus mempelajari bagaimana kebanyakan orang dalam audiens sasaran itu memiliki sedikit, beberapa, atau banyak pengetahuan mengenai produk. Kemudian komunikator memutuskan memilih pengetahuan produk sebagai tujuan komunikasinya yang pertama.

Kesukaan, jika anggota sasaran mengetahui produk itu, bagaimana perasaan mereka mengenalinya? Jika audiens terlihat kurang suka, maka komunikator harus mencari tahu mengapa dan kemudian mengembangkan suatu kampanye komunikasi untuk membangun perasaan yang lebih menguntungkan.

Preferensi, audiens sasaran mungkin menyukai produk itu tetapi tidak lebih menyukai produk itu dari pada yang lain. Dalam hal ini komunikator harus berusaha membangun preferensi konsumen. Komunikator akan mempromosikan kualitas produk, nilai kerja dan keistimewaan lainnya.

Keyakinan, audiens sasaran mungkin lebih menyukai produk tertentu tetapi tidak berkembang ke arah keyakinan untuk membelinya. Tugas komunikator adalah menyakinkan audiens terhadap produk tersebut.

Pembelian, beberapa anggota audiens sasaran mungkin memiliki keyakinan tetapi tidak cukup dekat untuk melakukan pembelian. Komunikator harus menuntun konsumen ini untuk mengambil langkah akhir. Tindakannya dapat berupa menawarkan produk itu dengan harga rendah, menawarkan premi, atau membiarkan konsumen mencoba dalam jumlah terbatas25.

Dari uraian diatas penulis menganalis menentukan tujuan strategi promosi dengan cara terlebih dahulu mengetahui audiens target dan ciri-cirinya, maka kemudian dapat menentukan tanggapan apa yang dikehendaki.

c. Merancang Pesan

Setelah mendefinisi respon audiens yang diharapkan, komunikator beralih ke pengembangan pesan yang efektif. Kotler mengungkapkan bahwa idealnya pesan itu harus memperoleh perhatian (attention), menarik minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan tindakan (action) yang semuanya dikenal dengan metode AIDA26.

25

Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengandalian, (Jakarta: Salemba Empat), 2001 edisi ke-1 Jilid 2 h. 782-783

26

Dari definisi diatas penulis dapat menjabarkan metode AIDA yang di kenalkan Kotler yaitu Attention(memperoleh perhatian), interest(menarik minat), desire(membangkitkan keinginan), action(menghasilkan tindakan)

Selain itu Kotler juga menambahkan merumuskan pesan membutuhkan pemecahan empat masalah yaitu apa yang dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakan secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa yang harus mengatakannya (sumber pesan)27.

Menurut penulis merumuskan pesan membutuhkan empat masalah yaitu isi pesan, struktur pesan, format pesan dan sumber pesan.

1) Isi pesan

Komunikator harus memikirkan apa yang akan dikatakan kepada audiens sasaran untuk menghasilkan respon yang diinginkan. Proses ini mendapat sambutan yang berbeda-beda daya tarik, tema, ide, atau rencana penjualan unik (unique selling proposition). Proses ini merumuskan manfaat, motivasi, identifikasi, atau alasan mengapa audiens harus memikirkan atau menyelidiki produk itu.28

Kotler dan Amstrong mengatakan bahwa penyusunan isi pesan adalah komunikator harus menentukan suatu daya tarik yang akan menghasilkan tanggapan yang diinginkan. Ada tiga jenis daya tarik, yaitu daya tarik rasional (rational appeals) berhubungan dengan kepentingan diri audiens. Daya tarik ini menunjukkan bahwa produk akan menghasilkan manfaat yang diinginkan. Daya penarik emosional (emotional appeals) berupaya menimbulkan emosi negatif atau positif yang akan memotivasi pembelian. Daya penarik moral (moral appeals) diarahkan pada pandangan audiens mengenai apa yang benar dan tepat.29

Dari pendapat-pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang komunikator harus menetapkan daya penarik kepada audiens sasaran dalam rangka menghasilkan respon yang diinginkan. Adapun daya penariknya adalah sebagai berikut daya penarik rasional, daya penarik emosional, dan daya penarik moral. 27 Ibid, 28 Ibid, h. 784-785 29

Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia), 1992 edisi ke-5 jilid. 2 h. 111

2) Struktur pesan

Menurut Gregorius Chandra struktur pesan yaitu berkaitan dengan penarikan kesimpulan dan urutan presentasi pesan. Ada dua pilihan dalam penarikan kesimpulan, yakni membiarkan audiens menyimpulkan sendiri pesan yang dibaca/ditontonnya atau perusahaan yang menegaskan kesimpulan untuk para audiens.30

Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan komunikator harus dapat menarik kesimpulan dan urutan presentasi pesan agar audiens dapat memahami isi pesan tersebut.

3) Format pesan

Dalam penyusunan pesan tentu harus sebaik mungkin agar audiens sasaran tertarik dengan isi pesan tersebut. format pesan yang digunakan komunikator harus meyakinkan dan disesuaikan dengan media yang digunakan.

Untuk media cetak, menurut Kotler komunikator harus memutuskan mengenai headline, copy, ilustrasi dan warna. Agar menarik perhatian, pengiklan menggunakan beranekaragam sarana, seperti menampilkan sesuatu yang baru dan kontras, headline dan gambar dan menawan, format yang khas, posisi, ukuran pesan, dan warna. Sedangkan bila pesan disampaikan melalui radio, maka komunikator harus cermat memilih tutur katanya, sifat suara (kecepatan ucapan, irama, pola titinada dan artikulasi), dan vokalisasi (berhenti, berdesah, berkuap).31

Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa komunikator harus bisa menyusun pesan dengan baik agar audiens tertarik dengan isi pesan tersebut.

4) Sumber pesan

Menurut Kotler pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik memperoleh perhatian yang lebih besar dan diingat. Hal yang perlu diingat bahwa pesan yang disampaikan oleh juru bicara itu harus

30

Gregorius chandra, Strategi Dan Program Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Offset), 2002 edisi ke-1 h. 171

31

mempunyai kredibilitas. Karena sumber pesan yang disampaikan oleh sumber yang mempunyai kredibilitas akan lebih persuasif.32

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa dalam menentukan sumber pesan kita harus memperhatikan kredibilitasnya, karena sumber pesan yang mempunyai kredibilitas akan lebih persuasif. Adapun aspek kredibilitas meliputi keahlian, sifat terpercaya, dan disukai.

d. Menyeleksi Saluran Komunikasi

Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien untuk membawa pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi personal dan nonpersonal.

1) Komunikasi Personal

Saluran komunikasi pribadi dapat berupa saluran komunikasi penganjuran, ahli, dan sosial. Saluran penganjuran terdiri dari para wiraniaga perusahaan yang mengadakan kontak dengan pembeli dipasar sasaran. Saluran ahli terdiri dari orang-orang bebas yang memiliki keahlian dalam membuat pernyataan yang ditujukan kepada pembeli sasaran. Saluran sosial terdiri dari para tetangga, teman karib, anggota keluarga, dan teman sejawat yang bercakap-cakap dengan pembeli sasaran33.

Jadi menurut penulis seorang komunikator harus pintar menarik minat konsumen dengan tutur bahasa yang baik dan dapat menyampaikan isi pesan dengan baik pula.

Saluran komunikasi personal melibatkan dua orang atau lebih yang langsung berkomunikasi satu sama lain. Mereka dapat berkomunikasi dari muka ke muka, satu orang terhadap audiens, lewat telepon, atau lewat surat. Saluran komunikasi personal memperoleh efektifitasnya lewat kesempatan memberikan presentasi dan umpan balik sendiri.34 Jadi menurut penulis setiap lembaga pendidikan harus memiliki tim promosi yang memiliki saluran komunikasi personal yang baik.

32

Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengandalian, (Jakarta: Salemba Empat), 2001 edisi ke-1 Jilid. 2 h.788- 789

33

Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia), 1987 edisi ke-3cetakan pertama h. 186

34

2) Komunikasi Nonpersonal

Menurut Kotler A.B Susanto saluran komunikasi nonpersonal adalah penyampaian pesan tanpa kontak personal atau interaksi. Saluran ini meliputi media, suasana, dan peristiwa. Media terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah surat langsung), media siaran (radio, televisi), media elektronik (audiotape, videotape, videodisk), dan media display (billboard, papan reklame, poster). Suasana adalah paket lingkungan yang menciptakan atau memperkuat pengetahuan pembeli akan pembelian produk. Peristiwa adalah kejadian yang dirancang untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada audiens sasaran. Disini bagian Humas mengatur konferensi pers atau pertemuan besar agar tercapai pengaruh komunikasi yang spesifik pada audiens35.

Jadi dari definisi diatas penulis merangkum bahwa sekolah harus memasang iklan agar saluran non personal dapat tersampaikan.

e. Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi

Menurut Munandar anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang36.

Dari definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun sistematis untuk setiap kegiatan yang akan dilaksanakan,

Menetapkan anggaran sangatlah penting karena untuk menentukan menggunakan media, juga tergantung pada anggaran yang tersedia. Kotler mengungkapkan ada empat metode yang biasanya digunakan untuk menetapkan total anggaran promosi, yaitu sebagai berikut:37

1) Metode menurut kemampuan

Metode ini menetapkan anggaran promosi dalam jumlah yang menurut mereka perusahaan mampu membiayainya. Metode penetapan seperti ini sama sekali tidak menghiraukan dampak promosi atas

35

Ibid., h. 792-793

36

Munandar, Budgeting (Perencanaan, Pengkoordinasian, dan Pengawasan Kerja), Yogyakarta:BPFE, 1998 cet 1 Edisi ke-12 h.1

37

Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia), 1992 edisi ke-5 jilid. 2 h. 118

penjualan. Tidak ada suatu kepastian akan anggaran promosi tahunan sehingga menyulitkan penyusunan rencana pemasaran jangka panjang.

Sedangkan Kotler dan A.B Susanto menjelaskan bahwa metode penetapan anggaran seperti ini sama sekali mengabaikan peranan promosi sebagai suatu investasi dan pengaruh langsung terhadap penjualan38.

2) Metode presentase dari penjualan

Metode ini dalam menetapkan biaya promosi berdasarkan suatu presentase dari penjualan (yang sedang berjalan ataukah sedang terjadi) atau dari harga jual. Metode ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu, pertama biaya promosi akan berubah-ubah sesuai dengan kemampuan perusahaan. Hal ini membuat senang manajer karena mereka berpikir bahwa biaya perusahaan seharusnya mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan penjualan perusahaan selama berbisnis. Kedua, metode ini mendorong manjemen agar pikirannya fokus kepada biaya promosi, harga jual, dan laba persatuan. Ketiga, mendorong adanya kesetabilan persaingan sehingga mengeluarkan biaya promosi dengan suatu presentase dari suatu penjualan.

3) Metode persaingan-berimbang

Metode ini menetapkan anggaran promosinya untuk menandingi pengeluaran para pesaing. Kotler mengungkapkan bahwa ada dua argumen yang diajukan untuk metode ini. Pertama, pengeluaran pesaing menyatakan kebijakan kolektif industri tersebut. Yang kedua adalah mempertahankan keseimbangan kompetitif membantu mencegah perang promosi39. Dari definisi diatas penulis menarik kesimpulan agar setiap persaingan promosi lembaga pendidikan harus berimbang agar tidak terjadi perang promosi.

4) Metode tujuan dan tugas

Pada metode ini pemasar mengharuskan mengembangkan anggaran promosinya dengan cara menetapkan sasaran yang spesifik, menentukan tugas yang harus dilaksanakan untuk tercapainya sasaran tersebut, dan mengestimasi biaya untuk menyelesaikan tugas tersebut40. Jadi menurut penulis lembaga pendidikan harus

38

Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengandalian, (Jakarta: Salemba Empat), 2001 edisi ke-1 Jilid. 2 h. 794

39

Ibid., h. 795

40

Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia), 1992 edisi ke-5 jilid. 2 h. 119

mengembangkan anggaran promosinya agar tidak terbuang sia-sia dan dan dapat menghemat anggaran promosi.

f. Menentukan Bauran Promosi

Langkah selanjutnya setelah menetapkan anggaran promosi adalah menentukan alat promosi apa yang digunakan, apakah melalui periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, atau hubungan masyarakat.

1) Periklanan

Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pkiran seseorang untuk melakukan pembelian41. Jadi menurut penulis iklan adalah media tidak langsung yang didalamnya terdapat informasi tentang keunggulan suatu produk atau jasa guna menarik minat pembeli.

2) Penjualan perorangan (personal selling)

Menurut Fandy Tjiptono personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya42. Dari definisi diatas penulis dapat merangkum bahwa lembaga pendidikan tidak seharusnya membebankan promosi kepada tim promosi saja akan tetapi harus ada yang menjadi suri teladan yang baik kepada masyarakt guna untuk menarik minat masyarakat.

Sedangkan Kotler berpendapat bahwa personal selling merupakan sarana yang paling efektif pada tahap-tahap tertentu dari proses

41

Tjiptono Fandy, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi) 2002, edisi ke-2, cet. 6 h. 226

42

pembelian, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.43

Jadi, personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu dalam rangka membangun preferensi, kayakinan dan tindakan membeli produk yang ditawarkan.

3) Promosi penjualan

Fandy Tjiptono berpendapat bahwa promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang akan dibeli pelanggan44. Dari definisi diatas penulis dapat merangkum bahwa promosi penjualan adalah bentuk promosi yang dapat meningkatkan penjualan yang lebih besar.

Promosi penjualan terdiri dari beraneka ragam sarana seperti kupon, kontes, premi dan sebagainya. Perusahaan menggunakan sarana promosi penjualan untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat45.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah kegiatan promosi yang dilakukan secara langsung dengan berbagai insentif seperti demonstrasi, leaflet, coba gratis, kontes dan hadiah. Materi promosi penjualan mencoba mendorong suatu respon untuk bertindak dan mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.

4) Humas

Menurut Kotler Humas adalah salah satu alat promosi untuk membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan

43

Kotler dan Amstrong, Op.cit., h. 121

44

Tjiptono, Op.cit., h. 229

45

dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membentuk citra korporasi yang bagus, dan menangani atau menghilangkan rumor, cerita, dan peristiwa yang tidak menguntungkan46. Dari definisi diatas penulis menarik kesimpulan bahwa humas adalah salah satu alat promosi untuk membangun hubungan baik dengan berbagai instansi perusahaan dengan memperoleh keuntungan yang berbentuk citra baik dan lain sebagainya.

g. Mengukur Hasil-hasil Promosi

Mengukur hasil promosi berarti mengukur dampak atau umpan balik yang dihasilkan oleh audiens sasaran terhadap produk yang ditawarkan sebagai akibat dari kegiatan promosi yang dilakukan. Dampak yang diukur meliputi pengetahuan audiens sasaran terhadap produk sampai menghitung seberapa besar tingkat penjualan produk.

Setiap bauran promosi yang digunakan memiliki cara yang berbeda dalam mengukur efektifitasnya, berikut ini menjelaskan tentang bagaimana mengukur hasil promosi yang telah dilakukan.

1) Personal selling

Pengukuran efektivitas personal selling dilakukan untuk mengetahui kinerjanya dalam meningkatkan penjualan. Evaluasinya meliputi perbandingan penjualan sekarang dan penjualan yang lalu, evaluasi kepuasan pelanggan dan evaluasi kualitas wiraniaga itu sendiri. Karena komunikasi pribadi memperoleh efektivitasnya melalui presentasi dan umpan balik yang bersifat perorangan.47

2) Periklanan

Pengukurannya dilakukan untuk mengetahui dampak potensial atau pengaruh komunikasi iklan terhadap kesadaran, pengetahuan dan preferensi audiens sasaran, serta untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap penjualan iklan tersebut.48

46

Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta:Indeks), 2004 edisi ke-9 jilid. 2 h. 668

47

Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Indeks), 2008 edisi ke-12 h. 220

48

3) Humas dan publisitas

Mengetahui banyaknya paparan yang disampaikan media merupakan cara termudah untuk mengukur efektifitas publisitas, walaupun hasilnya kurang memuaskan karena tidak dapat mengetahui berapa banyak orang yang mengetahui, berapa banyak orang yang membaca, menyimak dan tertarik terhadap jumlah paparan tersebut. Namun demikian, sesuai dengan sasarannya publisitas lebih menekankan pada jangkauan paparan tersebut.49

Kontribusi publisitas terhadap penjualan dan laba yang tinggi menjadi ukuran yang memuaskan. Publisitas yang mampu meningkatkan penjualan efektif dengan biaya yang relatif rendah berarti mencapai efektifitas publisitas.

4) Promosi penjualan

Dalam pengukuran hasil promosi penjualan menggunakan 3 (tiga) metode, yaitu:

a) Metode data penjualan menggunakan alat pemindai, metode ini bertujuan untuk dapat menganalisis jenis orang yang memanfaatkan promosi tersebut, untuk mengetahui prilaku konsumen terhadap produk/merek sebelum adanya promosi penjualan, untuk mengetahui bagaimana prilaku konsumen terhadap produk yang mereka beli.

b) Metode survei lapangan, dilakukan untuk mempelajari berapa banyak pelanggan atau konsumen yang ingat terhadap promosi tersebut, apa yang mereka pikirkan, berapa banyak yang mengambil kesempatan ketika promosi dilakukan dan bagaimana promosi mempengaruhi prilaku dalam pemilihan merek.

c) Metode pengalaman dilakukan untuk memudahkan pengaruh yang dihasilkan dari atribut promosi penjualan yang dilakukan.50

5) Pemasaran langsung

Pemasaran langsung dapat diukur tingkat efektifitasnya dengan cara: a) Menjumlahkan biaya kampanye yang direncanakan kemudian

dikurangi dengan barang dagangan yang dikembalikan oleh pelanggan dan piutang yang tak tertagih.

b) Menganalisa kegiatan pemasaran langsung terdahulu dengan teliti sehingga hasil analisa yang diperoleh dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan kinerja pemasaran langsung.

c) Memperkirakan nilai seumur hidup pelanggan yaitu laba yang diharapkan dapat dihasilkan oleh semua pembelian pelanggan dimasa yang akan datang51. Dari definisi diatas pemasaran 49 Ibid, h. 280 50 Ibid, h. 272-273 51 Ibid, h. 295

langsung dapat diukur tingkat efektifitasnya dengan cara menjumlahkan biaya kampanye, menganalisa kegiatan pemasaran langsung, memperkirakan nilai seumur hidup pelanggan.

h. Mengelola dan Mengordinasi Proses Komunikasi

Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi yang tersedia untuk mencapai audiens target, maka alat dan pesan komunikasi perlu dikordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan menjadi lesu pada saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif lagi. Untuk itu, perusahaan-perusahaan mengarah pada penerapan konsep komunikasi pemasaran yang terkordinasi52.

Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa mengelola dan mengordinasi proses komunikasi harus dengan baik agar proses komunikasi lebih menarik agar pesan-pesan yang disampaikan tersalurkan dengan baik dan terorganisir

52

Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta:Salemba Empat, 2009 edisi ke-2 h. 124

Input Proses Out Put

\\\

Feed Back Kondisi Nyata

- Belum optimalnya strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa pendidikan - Kurangnya dukungan kepala sekolah

terhadap strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa pendidikan

- Masih terdapat yang belum

mengembangkan strategi pemasaran jasa pendidikan

- Strategi pemasaran jasa pendidikan yang dilaksanakan atau digunakan lembaga pendidikan belum mampu menarik minat siswa

- Belum optimalnya pemasaran strategi diferensiasi

- Kurangnya biaya dalam pemasaran - Kurangnya tenaga pemasaran dalam

menjalankn pemasaran Masalah Belum diterapkan strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa pendidikan Strategi - Perlu kebijakan strategi biaya murah - Perlunya pelatihan tentang pemasaran jasa pendidikan - Perlu adanya keterlibatan aktif kepala sekolah - Perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai Hasil/ Harapan Terimplementasi strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa pendidikan yang efektif

39

BAB III

Dokumen terkait