• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report

Pemegang Saham dan para Stakeholder yang Terhormat,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan berkat limpahan taufik hidayah-Nya, dapat kami laporkan bahwa PT Angkasa Pura II (Persero) kembali mencatat kinerja usaha yang baik.

Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp1,09 miliar, sedikit di atas pencapaian laba bersih tahun lalu sebesar Rp1,04 miliar, dan di atas target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan untuk tahun 2011.

Perlu kami garis bawahi bahwa keberhasilan tersebut dicapai dalam kondisi yang penuh tantangan, dan oleh karenanya mencerminkan komitmen maupun kerja keras Manajemen beserta segenap jajaran Perusahaan dalam melaksanakan amanah pemegang saham semaksimal mungkin.

Sebagai pengelola 12 bandara di wilayah Indonesia bagian Barat, termasuk bandara internasional Soekarno Hatta yang terbesar di tanah air, Angkasa Pura II mengemban amanah Negara Republik Indonesia untuk menyediakan layanan pintu gerbang transportasi udara sipil dengan sebaik-baiknya sesuai standar layanan bandara internasional. Sementara di lain pihak, sebagai badan usaha milik negara, Perusahaan juga memegang amanah pemegang saham untuk dapat beroperasi dengan menghasilkan laba usaha sesuai sasaran.

Agar dapat memenuhi kedua amanah tersebut, diperlukan ketajaman visi, arah dan strategi pengembangan usaha yang tepat, selain juga kemampuan eksekusi yang prima. Untuk itu, Perusahaan berikut seluruh jajarannya telah menunjukkan kemampuan dan kinerja yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Kalau pun masih ada yang dirasakan kurang dari segi pelayanan bandara yang dirasakan masyarakat pengguna jasa bandara dewasa ini, maka Perusahaan terus mengupayakan peningkatan pelayanan.

Dear Shareholders/Stakeholders,

With praises to God Almighty and with His blessing and benevolence, I am pleased to be able to report that PT Angkasa Pura II (Persero) posted yet another sterling performance.

The Company booked a net profit of Rp1.09 trillion, slightly above the Rp1.04 trillion net profit of the previous year, and above the Company’s budget figure for 2011.

I need to underline that this success was achieved under extremely challenging conditions, and therefore reflected the commitment and hard work of Management as well as those of the Company’s rank-and-file in carrying out the mandate of the shareholder to the best of our abilities.

As the operator of 12 airports in the West Indonesia region, including the Soekarno-Hatta International Airport as the largest airport in the country, Angkasa Pura II undertakes the mandate of the Republic of Indonesia to provide gateway services for civil aviation transportation in the best possible manner in line with international best practice. While on the other hand, as a state-owned enterprise, the Company is expected to perform profitably in line with the business target.

In order to fulfill the two criteria, the Company must have the sharpness of the correct vision, direction and strategy for business development, in addition to a prime execution. To that end, the Company along with its rank-and-file have shown extraordinary ability and performance over the past several years. If, indeed, there are still grievances with respect to airport services on the part of customers to date, the Company continues to make all efforts at service quality improvements.

COMP

ANY

PROFILE

Sebagaimana kita ketahui, bangsa Indonesia mengalami krisis moneter luar biasa pada tahun 1997-1998. Akibat dampak krisis tersebut, selama satu dasawarsa berikutnya, investasi dan pembangunan di bidang infrastruktur sempat tersendat dan berjalan tidak dalam tempo yang dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk Indonesia, dengan segala tuntutan pelayanan umum yang terkait.

Akibat krisis moneter yang begitu mendalam, keterlambatan pembangunan infrastruktur terjadi di hampir setiap sektor ekonomi-termasuk di bidang industri transportasi udara dengan infrastruktur bandara yang terkait.

Sebut saja Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan bandara kebanggaan kita bersama dan pintu gerbang utama Indonesia. Sejak bandara tersebut diresmikan pada tahun 1984, telah banyak pengembangan yang diupayakan dalam rangka mengikuti pertumbuhan jumlah penumpang yang dapat dilayani.

Akan tetapi, segala kemajuan tersebut belum dapat mengimbangi pertumbuhan industri transportasi udara di Indonesia yang berkembang luar biasa pesatnya selama dasawarsa terakhir-pada saat mana justru pembangunan infrastruktur di Indonesia melambat dan tertinggal dibandingkan dengan perkembangan maupun laju pertumbuhan perekonomian dan masyarakat.

Sebagai contoh atas hal ini, pada tahun 2011, Bandara Internasional Soekarno Hatta memiliki kapasitas layanan penuh 22 juta penumpang setahun. Pengertian kapasitas layanan penuh disini adalah kemampuan penuh bandara untuk dapat melayani sejumlah penumpang dalam kondisi yang tertib, terkendali dan nyaman, dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan jumlah penumpang yang terbang melalui Soekarno-Hatta sepanjang tahun 2011 tercatat 51 juta penumpang lebih.

Dapat dibayangkan tantangan yang dihadapi Perusahaan yang harus melayani jumlah penumpang yang melebihi kapasitas/fasilitas yang tersedia, lebih dari dua kali lipat ini.

As we all know, Indonesia experienced a devastating financial crisis in the years 1997-1998. The impact of such a crisis was that, over the next decade, investments and developments in infrastructures had stalled and lagged behind the growth of the Indonesian population, with adverse consequences to the quality of public services that it entailed.

As a result of the extremely deep monetary crisis, lagging infrastructure developments had occurred in virtually every economic sector-including in the air transportation industry along with its attendant airport infrastructure.

Take for example the Soekarno-Hatta International Airport that is the pride of the nation and the main gateway to Indonesia. Since its inauguration in 1984, there have been numerous developments undertaken to facilitate the growth in the number of air travelers that it can serve.

However, all of these developments could not keep pace with the extraordinarily rapid growth of the air transportation industry in Indonesia over the past decade alone-at a time when infrastructure development in Indonesia had in fact stalled and lagged behind the development and economic growth of the Indonesian people.

Taking our example of the Soekarno-Hatta International Airport a step further, by the year 2011, the airport had a peak designed capacity to serve 22 million passengers a year. The definition of a peak capacity is the ability of an airport to serve a number of passengers under orderly, controlled and comfortable conditions within a given period of time. Now, consider that the number of passengers that flew through Soekarno-Hatta in 2011 alone reached more than 51 million passengers.

Now imagine the challenges facing the Company, having to serve the number of passengers that exceeds its designed capacity-more than twice the designed capacity.

Laporan Dewan Komisaris

Board of Commissioners Report

Dalam kondisi yang demikian sulitnya, kadang bahkan mendekati mustahil, Perusahaan terus berupaya memberikan dan menghasilkan yang terbaik bagi segenap pemangku kepentingan Perusahaan-yaitu pemegang saham, masyarakat pengguna jasa bandara, maskapai penerbangan domestik maupun internasional, para mitra usaha dan penyewa ruang usaha bandara, pelaku usaha lainnya yang terkait dengan pengoperasian bandara, pemerintah pusat maupun daerah, pihak-pihak yang berwenang mengawasi sektor transportasi udara, dan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan bandara.

Selain terus berupaya meningkatkan pelayanan melalui pengembangan atau peningkatan berbagai fasilitas pelayanan, Angkasa Pura II juga berupaya keras mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur yang sudah tidak dapat ditunda lagi.

Pada tahun 2011, Perusahaan merenovasi dan mengembangkan terminal di hampir seluruh bandara yang dikelolanya. Beberapa diantaranya adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru dan Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjungpinang.

Pembangunan bandara internasional Medan yang baru, di Kuala Namu, menjelang penyelesaian akhir dan direncanakan untuk diresmikan pada tahun 2013, menunggu selesainya pembangunan akses jalan darat dari bandara ke kota Medan.

Di Bandara Soekarno-Hatta sendiri, yang di beberapa bagian sudah penuh sesak, jauh melebihi kapasitas yang tersedia, Angkasa Pura II terus mengembangkan kapasitas terminal penumpang secara berkelanjutan. Sasarannya antara lain adalah untuk mencapai kapasitas pelayanan bagi 35 juta penumpang per tahun pada tahun 2014, dan 65 juta penumpang pada tahun 2018.

Mengingat pentingnya pembangunan infrastruktur bandara ini terhadap pelayanan prima yang berkelanjutan, Dewan Komisaris mengharapkan agar Manajemen memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan proyek-proyek pengembangan dan peningkatan fasilitas bandara, agar berjalan sesuai jadual dan anggarannya.

Under such extreme conditions, at times seemingly impossible, the Company soldiered on to provide achieve and provide the best for all stakeholders–the shareholder, airport customers, domestic and international airline carriers, business partners and tenants of airport premises, other businesses that are related to airport operations, central and regional governments, air transportation authorities, and the communities around the Company’s airports.

In addition to striving constantly to enhance the level of service through the development and expansion of various service facilities, Angkasa Pura II also make every effort to close the gap in infrastructure development that could no longer be delayed.

In 2011, the Company renovated and expanded passenger terminals in virtually all airports under its management. Some of the major improvements were carried out at the Soekarno-Hatta International Airport of Jakarta, the Sultan Syarif Kasim II International Airport of Pekanbaru and the Raja Haji Fisabilillah Airport of Tanjungpinang.

Construction of the new international airport of Medan at Kuala Namu had entered its final stage and is slated for inauguration in 2013, pending the completion of the access road from the airport to Medan.

At the Soekarno-Hatta Airport, which in some areas are over-crowded far beyond available capacity, Angkasa Pura II pushed ahead to expand and add passenger terminal capacity continuously. The aim is to reach a service capacity of 35 million passengers per annum by the year 2014, and 65 million passengers by 2018.

Considering the utmost importance of airport infrastructure development to achieving sustainable prime services, the Board of Commissioners implore Management to give special attention to the execution of project developments and airport facilities enhancements, in that they should progress in time and

COMP

ANY

PROFILE

Kami pun menghimbau setiap pemangku kepentingan Perusahaan kiranya dapat mendukung tugas dan upaya Angkasa Pura II yang tidak ringan ini.

Dilatarbelakangi oleh semua perkembangan ini, Perusahaan benar-benar diuji untuk dapat beroperasi seefisien dan seefektif mungkin; menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan benar terkait dengan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran; serta terus mengupayakan transformasi menjadi perusahaan kelas dunia, a world-class company.

Selain memastikan penerapan Good Corporate Governance, Dewan Komisaris juga terus menjalankan fungsi pengawasan dan pengarahan terhadap pelaksanaan strategi dan kebijakan yang diambil oleh pihak Manajemen Perusahaan. Dewan Komisaris aktif melakukan kunjungan kerja kelapangan, meninjau langsung proses kerja yang berjalan; serta melakukan rapat internal rutin Dewan Komisaris, rapat Dewan Komisaris dengan Direksi, rapat Komite-Komite dan rapat-rapat lainnya.

Dalam melakukan fungsi pengawasannya, Dewan Komisaris dibantu oleh 3 (tiga) komite, yaitu Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko serta Komite Nominasi dan Remunerasi. Cakupan kerja dan laporan kedua komite tersebut disajikan pada Bab Tata Kelola Perusahaan mulai halaman 136.

Secara keseluruhan Dewan Komisaris berpendapat bahwa Direksi dan Manajemen Angkasa Pura II sepanjang tahun 2011 telah memperlihatkan kinerja yang baik sesuai dengan komitmen yang telah disepakati dalam kontrak manajemen antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi.

Dapat kami sampaikan pula bahwa Direksi Perusahaan yang baru ditunjuk pada tahun 2010 mampu menjalin kerja sama yang erat dengan jajaran manajemen Perusahaan, dan dengan Dewan Komisaris, sehingga sangat mendukung kinerja Perusahaan.

on budget. We also ask that every stakeholder of the Company give their support to the mission and efforts of Angkasa Pura II that are far from being simple.

Against the backdrop of these developments, the Company is thoroughly tested to operate in the most effective and efficient means; to implement the principles of good corporate governance in terms of transparency, accountability, responsibility, independence and fairness; and to continue to transform itself to become a world-class company.

In addition to ensuring the implementation of Good Corporate Governance, the Board of Commissioners also carries out its supervisory and advisory function on the course of strategy and policy undertaken by the Company’s Management. The Commissioners actively undertakes field visits to observe on-going work process first-hand; and attends routine internal BOC meetings, meetings between the BOC and BOD, committee meetings and other meetings.

In discharging its duties, the Board of Commissioners is assisted by three committees, namely the Audit Committee, Risk Management Committee, and Nomination and Remuneration Committee. The scope of work and report of these three committees are presented in the Corporate Governance section starting from page 136.

On the whole, the Board of Commissioners is of the opinion that the Board of Directors and Management of Angkasa Pura II had acquitted themselves well in 2011, in line with the commitments that had been agreed upon in the management contract between the Shareholder the Board of Commissioners and the Board of Directors.

We can also convey that members of the Board of Directors who have only been appointed in 2010 were able to forge good working relations with the management rank of the Company as well as with the Board of Commissioners. This impacted positively on the performance of the Company.

Pada tanggal 9 Januari 2011, keluarga besar Angkasa Pura II berkabung atas wafatnya Sdr. Suyatno Harun sebagai Komisaris Perusahaan. Semoga arwah beliau diterima di sisi Tuhan YME dan bagi mereka yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Pada tahun 2011, Rapat Umum Pemegang Saham mengangkat Sdr. Rubani Pranoto sebagai anggota Dewan Komisaris, menggantikan Sdr. Suyatno Harun (Alm). Selain pengangkatan tersebut, tidak terdapat perubahan atas komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi Perusahaan. Kami berharap kiranya kerja sama yang telah terjalin baik selama ini dapat terus ditingkatkan di masa depan.

Akhir kata, kami menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Direksi, manajemen dan seluruh karyawan Angkasa Pura II atas jerih payah dan dedikasi terhadap kemajuan Perusahaan. Penghargaan dan terima kasih juga kami sampaikan atas kepercayaan dan dukungan segenap pemangku kepentingan yang telah kami sebutkan satu per satu di atas.

Sebagai negara kepulauan yang luas dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dewasa ini, Indonesia wajib memiliki sektor pelayanan transportasi udara yang kuat dan andal-demi mendukung mobilisasi masyarakat dan barang, mempererat persatuan bangsa, serta menempatkan Indonesia sebagai salah satu tujuan utama wisata maupun bisnis di dunia. Untuk itu, Angkasa Pura II mengemban misi dan tugas yang sangat kunci dan strategis. Mari kita bersama-sama, bahu membahu, mengupayakan yang terbaik.

On 9 January 2011, the men and women of Angkasa Pura II mourned the passing of Suyatno Harunas Commissioner of the Company. May he rest in peace on the side of God Almighty and those whom he left behind be given strength and forbearance.

In 2011, the General Meeting of Shareholders appointed Rubani Pranoto as a member of the Board of Commissioners, replacing the deceased. Aside from this appointment, there were no other changes to the compositions of the Board of Commissioners and Board of Directors during the year. We hope that the good working relations that have been forged thus far can be increased further in the future.

Finally, we express our highest appreciation to the Board of Directors, the management team and the employees of Angkasa Pura II for their tireless efforts and dedication towards the progress of the Company. Our gratitude and thanks also go to each and every one of our stakeholders mentioned above, for their trust and support.

As the world’s largest archipelagic nation with the fourth largest population in the world, Indonesia needs to have a robust and reliable air transportation service-to support the mobilization of people and goods, strengthen national unity, and position Indonesia as one of the main destinations for tourism and business in the world. To that end, Angkasa Pura II espouses a key and strategic mission and purpose. Let us, hand-in-hand, strive our best together.

Laporan Dewan Komisaris

Board of Commissioners Report

Herman Prayitno

COMP ANY PROFILE 1. Rubani Pranoto Komisaris Commissioner 2. M. Iksan Tatang Komisaris Commissioner 3. Herman Prayitno Komisaris Utama President Commissioner 4. Effendi Batubara Komisaris Commissioner 5. Tursandi Alwi Komisaris Commissioner 1 2 3 4 5

Dokumen terkait