• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DIREKTUR UTAMA BOARD OF DIRECTORS’ REPORT

ITM dalam mengantisipasi perubahan tren industri ke depan. Fase pertama digitalisasi dilakukan di anak perusahaan yang beroperasi di Melak Cluster. Inisiatif digitalisasi ini merupakan bagian dari transformasi ITM untuk menjadi perusahaan yang berbasis energi terpadu dari sebagai produsen batubara, menjadi Perusahaan yang dinamis dalam menghadapi lingkungan yang menantang.

KONTEKS GLOBAL

Tahun 2018 menghadirkan sejumlah tantangan makro-ekonomi, namun terimbangi dengan adanya permintaan batubara yang stabil dan kenaikan harga batubara, serta konsensus yang meningkat bagi para pelaku industri untuk memperluas investasi di berbagai sumber energi dan teknologi.

Lebih lanjut, lingkungan bisnis global pada tahun 2018 didominasi oleh meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina. Ketegangan ini menciptakan kondisi efek spillover

karena negara-negara lain mempertimbangkan langkah perdagangan yang tidak menguntungkan, termasuk tarif yang lebih tinggi dan larangan produk impor. Akibatnya, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih rendah. Bank Dunia menyesuaikan tingkat pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 dari turun 2% menjadi 3,1%. Cina, sebagai ekonomi terbesar di Asia, mencatat tingkat pertumbuhan PDB 6,5% pada tahun 2018, sedikit lebih rendah dari pada tahun 2017 sebesar 6,8%. Demikian juga, tingkat pertumbuhan ekonomi India berada pada 7,1% pada tahun 2018, sedikit menurun dari 7,2% pada tahun 2017. Di lain pihak, Indonesia membukukan kenaikan tingkat pertumbuhan yang moderat dari 5,07% menjadi 5,17%.

Pasar terbesar kami untuk penjualan batubara adalah ke Jepang, Cina, dan India. Dengan demikian, perubahan di pasar-pasar ini, terutama Cina dan India yang terus mendorong permintaan global, dapat menghasilkan pergerakan besar dalam permintaan batubara, harga dan sentimen jangka panjang. Pada

the industry trends. The first phase of digitalization is carried out in the Subsidiaries operating in Melak Cluster.

The digital initiative is a part of the company transformation to become an integrated energy company from as a coal producer, to be dynamic in the challenging environment.

ThE GLOBAL CONTExT

The year 2018 presented a number of macro-economic challenges, offset by stable coal demand and the rising of coal prices, as well as growing consensus for industry players to broaden investment across multiple energy sources and technologies.

Further, the global business environment in 2018 was dominated by the escalating trade tensions between the United States of America (US) and the People’s Republic of China (China). These tensions create the conditions of a spillover effects as additional countries consider unfavorable trade measures, including higher tariffs and bans on import products. As a consequence, the World Bank and the International Monetary Funds (IMF) revised their economic growth projections downwards. The World Bank adjusted its 2018 global economic growth rate from down 2% to 3.1%. China, as the biggest economy in Asia, recorded a 6.5% GDP growth rate in 2018, slightly lower than 6.8% in 2017. Likewise, India’s economic growth rate was at 7.1% in 2018, a slight decrease from 7.2% in 2017. In contrast, Indonesia posted a moderate increase in growth rate from 5.07% to 5.17%.

Our largest markets for coal sales are to Japan, China, and India. As such, reforms in these markets, especially China and India which continue to drive global demand, can generate large moves in coal demand, pricing and long-term sentiment. In 2018, the policy decisions in North Asia, largely to control

tahun 2018, keputusan kebijakan di Asia Utara, sebagian besar ditujukan untuk mengendalikan polusi udara. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi portofolio produk ITM yang memiliki batubara bernilai kalori tinggi (high-CV).

ANALISIS ATAS KINERJA PERUSAhAAN

Kami membukukan kinerja keuangan 2018 yang kuat dan ada kenaikan harga jual rata-rata sebesar 12% per ton batubara, dibandingkan harga rata-rata relatif tahun 2017. Pendapatan kami meningkat 19% dan Laba Tahun Berjalan yang dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk naik 4% dari tahun sebelumnya. Volume produksi kami tetap stabil pada kisaran 22 juta metrik ton, meskipun ada beberapa tantangan operasional karena curah hujan yang berlebihan.

Penjualan batubara ITM ke Cina dan India menyumbang sebesar 23-25% dari portofolio pada tahun 2018, sementara penjualan ke pasar Jepang menyumbang 19% terhadap total penjualan ITM. Penjualan ITM ke negara-negara ASEAN tetap kuat karena permintaan batubara terus tumbuh.

Meskipun belum maksimal, ITM terus melakukan manajemen pengendalian biaya yang efektif pada tahun 2018. Rasio strip mining di tahun 2018 sedikit menurun (dari 11,1bcm/t pada tahun 2017 menjadi 10,7bcm/t di tahun 2018) dan volume produksi kami meningkat 0,5%, meskipun terjadi curah hujan lebih tinggi. Namun demikian, karena terdapat kenaikan biaya bahan bakar dan penjualan, biaya tunai rata-rata per ton juga meningkat sekitar 10% dari sebesar $50,9/ton di tahun 2017. Di samping itu, konsumsi bahan bakar menyumbang sekitar 15-20% dari biaya produksi penambangan. Dengan situasi ini, ITM telah melakukan investasi ke dalam usaha bahan bakar, yaitu pada PT GasEmas, untuk mengurangi biaya konsumsi bahan bakar operasional.

air pollution, created an environment favorable to ITM product portfolio of high calorific value coal (high-CV).

OUR PERFORMANCE ANALYSIS

Our 2018 financial performance was strong and leveraged to a 12% rise in our average sales price (ASP) per ton of coal, compared to 2017 relative ASP. Our Revenue increased 19% and Profit for The Year Attributable to Owners of the Parent Entity rose 4% from 2017. Our production volume remained stable at over 22 million metric tons, despite some operational challenges due to excessive rainfall.

ITM’s coal sales to China and India accounted for 23-25% of its portfolio in 2018, while sales to the Japanese market contributed 19% towards ITM’s total sales. ITM’s sales to ASEAN countries remained strong as coal demand continues to grow.

While still less than perfect, ITM illustrated effective cost-control management in 2018. Our 2018 strip mining ratio reduced slightly (11.1bcm/t in 2017 to FY18 10.7bcm/t in 2018) and our production volume increased by 0.5% despite a challenging environment of heavier rainfall. Unfortunately, due to increases in fuel and selling expenses, our average cash cost per ton approximately 10% from $50.9/ton in 2017. In addition, fuel consumption contributes for around 15-20% of mining production costs. By looking at this situation, ITM has made investment in a fuel venture: PT GasEmas, to reduce our operational fuel consumption costs.

Pada 2018, ITM belum berhasil memenuhi target produksinya, yaitu merealisasikan 22,1 juta ton atau 98% dari target 22,5 juta ton. Tantangan ini terutama disebabkan karena adanya kesulitan yang dihadapi oleh Perusahaan terkait ketersediaan alat berat untuk kebutuhan produksi. Situasi terjadi karena tingginya permintaan oleh perusahaan tambang batubara yang berusaha meningkatkan volume produksinya. Kekurangan produksi ini mempengaruhi kinerja penjualan selama 2018. Perusahaan menargetkan penjualan batubara pada 2018 sebesar 25,0 juta ton, dan pada akhir tahun telah terealisasi 23,5 juta ton atau 94% dari target.

KEBIJAKAN STRATEGIS

Strategi kami adalah meningkatkan pertumbuhan secara organik dan non-organik. Mengoptimalkan kesempatan di sepanjang rantai nilai batubara, dan investasi yang strategis, memungkinkan ITM menjadi perusahaan energi yang lebih terintegrasi.

Pelanggan dan pemangku kepentingan semakin banyak menuntut dan menyadari manfaat dari batubara high-CV. Harga pasar batubara dengan

high-CV (lebih sedikit berdampak negatif pada lingkungan) cenderung lebih tinggi daripada batubara dengan CV yang rendah (dampak negatif lingkungan yang relatif lebih tinggi). Tren ini, terutama selama dua tahun terakhir, telah menguntungkan ITM karena kami mendapatkan kenaikan harga jual dari batubara yang mempunyai high-CV. Pada tahun 2018, ITM mengakuisisi PT Nusa Persada Resources (NPR) yang memperkuat posisi kami sebagai perusahaan batubara dengan cadangan besar batubara high-CV, yang keberadaannya semakin sulit untuk diperoleh di Indonesia.

Ke depannya, fokus inti ITM adalah bertumbuh di sepanjang rantai nilai bisnis batubara melalui perluasan bisnis inti dengan memanfaatkan keahlian ITM dan infrastruktur yang ada untuk memaksimalkan sinergi biaya di antara konsesi terdekat. Kondisi ini telah dicapai dengan melakukan akuisisi NPR. Tambang NPR dipilih karena memiliki cadangan dan kualitas batubara sesuai permintaan pasar.

In 2018, ITM fell short of its production target, realizing 22.1 million tons or 98% of the 22.5 million tons target. This was mainly due to difficulties faced by the Company in finding available heavy equipment for production needs. This situation had been brought about because of the high demand by coal mining companies trying to increase their production volumes. This production shortfall affected sales performance during 2018. The Company had targeted coal sales in 2018 at 25,0 million tons, and by the end of the year had realized 23.5 million tons or 94% of the target.

OUR STRATEGY POLICY

Our strategy is to increase growth organically and inorganically. Optimizing opportunities along the coal value chain, and strategic investment enables ITM to become a more integrated energy company. .

Customers and stakeholders are increasingly demanding and aware of the benefits of high-CV coal. The market price of high-high-CV coal (less environmental negative impacts) is trending higher than low-CV coal (relatively higher environmental negative impacts). This trend, especially over the last two years, has benefited ITM as we enjoyed increasing selling prices from our high-CV coal. In 2018, ITM acquired PT Nusa Persada Resources (NPR), solidifying its position as a coal company with large reserves of high-CV coal, which are becoming increasingly more difficult to source in Indonesia.

Going forward, ITM’s core focus is to grow along the coal value chain through expanding the core business by leveraging ITM’s expertise and existing infrastructure to extract maximum cost synergies among nearby concessions. This was achieved with NPR acquisition. NPR mine was chosen as it has reserve and coal quality as the market’s requirement.

Bersama dengan digitalisasi operasi penambangan ITM, efisiensi dan produktivitas operasional akan dimaksimalkan melalui peningkatan di bidang pengangkutan batubara, optimalisasi ukuran truk, penjadwalan dan waktu siklus. Kedua, meningkatkan margin di seluruh rantai nilai batubara melalui peningkatan kapasitas dan produktivitas kontraktor

in-house, menumbuhkan bisnis bahan bakar, dan membuat komitmen keuangan yang kuat (sekitar USD50 juta di Capex pada 2019) ke bisnis pembangkit listrik yang mempunyai posisi yang baik untuk melayani permintaan listrik Indonesia yang terus meningkat. Ketiga, meningkatkan proses bisnis kami dengan memanfaatkan teknologi/ otomasi/digitalisasi sambil terus memperhatikan pengembangan pekerja kami, dengan fokus baru pada inovasi. Terakhir, pendekatan disiplin untuk peningkatan operasional; meningkatkan pengangkutan batubara, optimalisasi ukuran truk, dan penjadwalan, serta waktu siklus.

Selain bisnis batubara, kami melakukan sejumlah investasi yang memulai perjalanan kami menuju perusahaan energi terintegrasi. Diversifikasi ini mulai terbentuk sebagaimana dibuktikan oleh investasi yang kami lakukan baru-baru ini ke dalam energi terbarukan dan non-batubara. Pertama, kami menyelesaikan studi kelayakan pada pembangkit listrik tenaga air di Sulawesi. Kedua, kami melakukan

fuel venture. Terakhir, kami memperluas skala usaha jasa kontraktor tambang.

Together with ITM’s mining operation digitalization, operational efficiency and productivity will be enhanced by improved coal hauling, optimization of truck sizing, scheduling and cycle times. Second, capture margins across the coal value chain through increased in-house contractor capacity and productivity, grow the fuel venture and make a strong financial commitment (approximately USD50M in Capex in 2019) to the power generation business which is well positioned to serve Indonesia’s growing electricity demand. Third, enhance our business processes by leveraging technology/ automation/digitalization while also focusing on the development of our people, with a renewed focus on innovation. Lastly, a disciplined approach to operational improvement; improve coal hauling, optimization of truck sizing, scheduling and cycle times.

In addition to our coal business, we made a number of investments that begin our journey towards becoming an integrated energy company. This diversification is starting to take shape as evidenced by recent investments into renewable and non-coal power. First, we completed a feasibility study on a hydro power plant in Sulawesi. Second, we diversified our business by starting in the fuel venture. Finally, we expand the business scale of our mining contractor services.

“Inisiatif digitalisasi merupakan bagian dari transformasi ITM

Dokumen terkait