BAB III PEMBAHASAN
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam satu periode. Oleh karena itu, sebelum menganalisis laporan keuangan, maka terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan.
Seperti yang diketahui bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.
Menurut Kasmir (2012:7) secara umum dikatakan bahwa laporan keuangan adalah: Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatau periode tertentu.
Menurut Syahyunan (2013:25) laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya.
Menurut Sutrisno (2013:5)Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan singkat mengenai laporan keuangan.
Ditinjau dari segi intern perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan memberikan informasi bagi
manajemen sebagai bahan analisa dan bahan interprestasi untuk mengadakan evaluasi terhadap aktivitas perusahaan.
Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan.
Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:
a. Merencanakan;
b. Mencari;
c. Memanfaatkan dana-dana perusahaan; dan
d. Memaksimalkan nilai perusahaan.
Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini.
2. Jenis-jenis laporan keuangan
Jenis-jenis laporan keuangan menurut Harahap (2013:107) adalah sebagai berikut: a. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aset disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.
Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Dalam perseroan terbatas, ekuitas dapat
diklasifikasikan sebagai setoran modal oleh pemegang saham, penyisihan/pencadangan laba dan saldo laba yang tidak dicadangkan serta selisih penilaian.
Bentuk penyajian neraca:
1. Bentuk neraca staffel (Report form) 2. Bentuk neraca skontro (Account Form)
3. Bentuk yang menyajikan posisi keuangan (Finansial Position Form) b. Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan.
Berdasarkan sifat, berarti pendapatan dan beban dinamai dengan peruntukannya, misalnya pengeluaran untuk bahan baku dinamakan beban bahan baku, untuk gaji dan upah dinamakan beban pegawai dan seterusnya. Sedangkan fungsi pokok perusahaan biasanya terdiri dari fungsi produksi, penelitian dan pengembangan, pemasaran dan administrasi, maka beban tersebut dinamakan beban produksi, beban penelitian dan pengembangan, beban pemasaran serta beban administrasi dan umum. Menurut Syahrial (2013:11) Dalam pembuatan laporan laba rugi harus pula diperhatikan prinsip akuntansi yang berlaku, yaitu prinsip akrual dalam mencatat pendapatan dan beban.
Menurut prinsip akrual, pendapatan dan beban akan dicatat pada saat terjadinya transaksi bukan pada saat diterimanya pendapatan atau dibayarkannya
biaya dalam bentuk uang kas. Oleh karena itu, pada saat uang diterima atau dibayar guna menindaklanjuti transaksi yang sudah terjadi maka hal itu tidak akan mempengaruhi pendapatan dan beban sebab penerimaan dan pembayaran uang kas tersebut akan dicacat pada rekening kas di neraca.
Akibat digunakannya prinsip ini maka laba bersih atau rugi bersih yang ada dilaporan laba rugi tidak akan pernah sama jumlahnya dengan selisih kas masuk dengan seluruh kas keluar yang ada pada laporan arus kas suatu perusahaan.
Bentuk penyajian laporan laba rugi: a. Current Operating Income b. All Inclusive Income
c. Laporan Arus Kas
laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Idealnya perusahaan memiliki kas bersih yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak harus terlalu tergantung pada kegiatan investasi dan atau kegiatan pendanaan.
Secara umum, pola arus kas dalam laporan arus kas dapat dikenali dengan beberapa pola, antara lain:
• Arus kas operasi secara normatif adalah positif. Perusahaan yang tidak mengalami masalah operasional, yaitu laba dan modal kerja, arus kas operasionalnya positif.
• Arus kas investasi secara normatif adalah negatif. Pengertian negatif adalah perusahaan secara normal melakukan belanja modal dengan membeli aktiva tetap.
• Arus kas pendanaan tidak berpola.
3. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan berarti melakukan kegiatan menganalisis atau menelaah hubungan antara satu atau lebih pos-pos dalam neraca.
Tujuan analisis laporan keuangan menurut Munawir (2010:10) adalah:
a. Screening yaitu untuk mengetahui situasi dan kondisi entitas melalui laporan keuangan tanpa harus melihat langsung entitas tersebut.
b. Understanding, memahami kondisi suatu entitas atau daerah melalui kondisi keuangannya dan apa yang akan dihasilkannya.
c. Forecasting, untuk meramal atau memprediksi kondisi keuangan entitas atau daerah dimasa akan datang.
d. Diaognosis, untuk mempelajari kemungkinan masalah yang terjadi baik dalam manajemen keuangan maupun masalah lain dalam suatu entitas atau daerah.
e. Evaluation, untuk menilai atau mengevaluasi kinerja pihak eksekutif dalam mengelola suatu entitas atau daerah.
Sedangkan analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu sebagai berikut:
a. Analisis perubahan, dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan yang sama untuk periode sebelumnya.
b. Analisis kecenderungan (trend), dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan yang sama untuk 2 atau lebih periode dengan menetapkan satu periode sebagai tahun pembanding atau tahun dasar.
C. Rasio-rasio Keuangan